kerajaan-kerajaan yang pernah ada di nusantara

Senin, 30 Juni 2014

  1. Amarasi: kerajaan di Timor Barat.
  2. Ambawang: kerajaan bawahan dari kerajaan Kubu di Kalimantan Barat. Ambawang berusaha menjadi negara merdeka dari Kubu pada tahun sekitar 1800, tetapi tak diperbolehkan oleh Hindia Belanda yg mengumumkannya pada tahun 1830.
  3. Ambeno, Ambenu, Ambeno Mosu Talip: kerajaan di Timor Barat.
  4. Ambeno Kolabe: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu], didirikan oleh orang-orang yg melarikan diri dari Oecussi Ambeno
  5. Amfoan, Amfoang, Amfoan Naikliu, Amfoan Timau: kerajaan di Timor Barat, awalnya disebut hanya Amfoan, tetapi kemudian pecah menjadi 2 cabang; Amfoan Naikliu & Amfoan Timau. Raja dari Amfoan Naikliu memerintah hanya pada kota Naikliu & beberapa desa.
  6. Ampibabo: kerajaan yg berada di tengah Sulawesi
  7. Anakalang: kerajaan yg berada di barat dari pulau Sumba
  8. Andeue & Lala: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, berada di wilayah Sumatra.
  9. Arai: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, berada di wilayah Sumatra. Merupakan bagian dari Federasi Hulubalang XII.
  10. Areë
  11. Aru atau Haru: kerajaan suku Karo di muara sungai Wampu, Sumatera Utara.
  12. Aceh: berada di wilayah utara dari pulau Sumatra, kesultanan Achin atau Atjeh didirikan pada akhir abad ke-15.
  13. Adonara: kerajaan yg berada di pulau pegunungan berapi yg bernama pulau Adonara di Kepulauan Sunda Kecil.
  14. Aga Nonsin
  15. Agang Nionjo
  16. Agrabinta: berada di Daerah Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Sekarang wilayah Selatan Jawa Barat pulau Jawa, Kerajaan didirikan pada abad ke-2 Masehi.
  17. Aitoon: kerajaan di pulau Timor Barat.
  18. Ajer Lebu: kerajaan yg lebih kurang merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, berada di wilayah Sumatra.
  19. Alita: kerajaan yg berada di wilayah Bugis, Sulawesi Selatan.
  20. Allah: kerajaan yg berada di wilayah Bugis, Sulawesi Selatan.
  21. Amaabi Oefeto: kerajaan di pulau Timor Barat yg terbentuk pada tahun 1917 menjadi kerajaan Kupang yg lebih besar.
  22. Amabi:kerajaan di pulau Timor Barat yg terbentuk pada tahun 1917 menjadi kerajaan Kupang yg lebih besar.
  23. Amahei: kerajaan setengah merdeka di barat daya dari Seram di Maluku. Pemimpinnya digelari Raja pada tahun 1960-an.
  24. Amakono
  25. Amanatun: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Kedaulatan kerajaan diganti pada tahun 1962. Istana Raja dipindahkan dari Nunkolo ke SoE pada tahun 1952.
  26. Amanuban: Kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Istana Raja disebut Sonaf Naik [Istana Besar].
  27. Arun: kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh, di daerah Meureudu, Sumatra. Merupakan bagian dari Federasi Hulubalang XII.
  28. Asahan: berada di Sumatra bagian timur, didirikan menjadi sebuah kerajaan pada akhir abad ke-17 oleh anak dari Sultan Aceh.
  29. Ati Ati: Kerajaan yg berada di bagian timur pulau Irian.
  30. Atingola: kerajaan di Sulawesi Utara. didirikan tahun 1667 & ditundukkan pada tahun 1889.
  31. Baa: satu dari 19 kerajaan yg berada di kepulauan Rote, Barat Daya Pulau Timor, dibentuk tahun 1691.
  32. Bacan: kerajaan seluas 1. 600 km² di Kepulauan Maluku yg didirikan pada tahun 1322 oleh orang-orang dari Djailolo [sekarang Jailolo] & diperintah oleh pemimpin Islam sejak abad ke-16, yg kemudian bergelar Sultan.
  33. Bada: kerajaan di Sulawesi Tengah
  34. Badung: kerajaan yg dibentuk karena kejatuhan Majapahit, sesudah Dewa Agung Ketut, penguasa Bali & Lombok membagi kerajaannya untuk ke-9 anak-anaknya. Wilayahnya saat ini menjadi Kabupaten Badung.
  35. Bagoh
  36. Bait: kerajaan kecil di Timor Barat
  37. Baju: kerajaan yg merupaken bagian dari Kesultanan Aceh di daerah Sumatra.
  38. Balangnipa: kerajaan di daerah Mandar, Sulawesi Selatan, dibentuk tahun 1667.
  39. Balatu: kerajaan di Sulawesi Selatan, dibentuk tahun 1667.
  40. Balepe: kerajaan di daerah Toraja, Sulawesi Selatan.
  41. Bali & Lombok
  42. Bambel: kerajaan yg merupaken bagian dari Kesultanan Aceh di daerah Sumatra.
  43. Bambi & Oenoë, Bambi & Unu: kerajaan yg merupaken bagian dari Kesultanan Aceh di Sigli. Merupakan bagian dari Federasi Hulubalang VI.
  44. Banasu: kerajaan di Sulawesi Tengah.
  45. Banawa: kerajaan di Sulawesi Tengah, yg dibentuk pada 1667.
  46. Bancea & Puumbolo: kerajaan di Sulawesi Tengah, bagian dari Poso.
  47. Bandahara
  48. Banga: kerajaan di daerah Toraja, Sulawesi Selatan.
  49. Banggai: kerajaan di Pulau Banggai di tenggara Sulawesi.
  50. Bangkala: kerajaan di daerah Makassar, Sulawesi Selatan, ditundukkan pada tahun 1863.
  51. Bangkalaan: kerajaan di Kalimantan Selatan, disebut juga kerajaan Tanah Bumbu.
  52. Bangkalan: kerajaan seluas 354 km² di Pulau Madura yg menurut legenda didirikan oleh Raja Majapahit terakhir. Penguasa pertama pada tahun 1530 ialah anak dari Pangeran Palakaran, awal abad ke-16.
  53. Bangli: kerajaan yg didirikan sesudah kejatuhan Majapahit, sesudah Dewa Agung Ketut, Penguasa Bali & Lombok membagi kerajaannya.
  54. Banjar: kerajaan di Kalimantan Selatan yg mungkin didirikan akhir abad ke-14 oleh Empu Djamatka dari Hindustan, memeluk Islam pada 1520.
  55. Bantam
  56. Banten: didirikan awal abad ke-16 saat kejatuhan Majapahit.
  57. Bantjea & Puumbolo
  58. Banua Kuran
  59. Barang Barang: kerajaan di Sulawesi Selatan, didirikan pada 1667.
  60. Barnusa: kerajaan di bagian barat dari Pulau Pantar, sebelah barat Pulau Alor. Kekuasaan terpisah menjadi dua marga yaitu Baso & Blegar.
  61. Bolaang Mongondow: kerajaan di Sulawesi Utara yg bergabung dengan Indonesia tahun 1568 dengan Ternate & menjadi bagian pada tahun 1677. Tonsawang, Pasan, Ratahan, Povosakon, & Somoit [Bantik] sebagai Panglima tentara kerajaan Bolaang Mongondow pada 1697.
  62. Bolaang Uki: negara kota di Sulawesi Utara.
  63. Bolano: kerajaan di tengah daerah Moutong, Sulawesi Tengah.
  64. Bone: di daerah Bugis, Sulawesi Selatan. didirikan pada 1634, ditundukkan Belanda pada 1905 & dikembalikan pada 1931.
  65. Bonea: kerajaan di Sulawesi Selatan, dibentuk pada 1667.
  66. Bonerate: kerajaan di Pulau Bonerate, Sulawesi Selatan, dibentuk pada 1667.
  67. Bontobiraeng: Kerajaan di Sulawesi Selatan, yg didirikan dibawah pemerintahan Karaeng Bontobiraeng,yang namanya diganti menjadi nama sebuah Desa yaitu Desa Ara Kec. Bontobahari, yg berada didaerah Sulawesi Selatan Kab. Bulukumba yg masuk dlm wilayah Kerajaan Bone.
  68. Bontobangun: kerajaan di Sulawesi Selatan, dibentuk pada 1667.
  69. Bontobatu
  70. Buakaju: kerajaan di daerah Toraja, Sulawesi Selatan.
  71. Bubon: kerajaan di Sumatera.
  72. Buging & Bagoh: kerajaan di bawah Kesultanan Aceh.
  73. Buket
  74. Bulalong
  75. Buleleng: kerajaan yg dibangun sebagai akibat dari kejatuhan Majapahit, sesudah Dewa Agung Ketut, penguasa Bali & Lombok membagi kerajaannya.
  76. Bulo Bulo: kerajaan di Sulawesi Selatan.
  77. Bulungan, Boelongan: kerajaan di Kalimantan Timur, Bagian dari Berau pada abad ke-19.
  78. Bungku: kerajaan di Sulawesi Tengah, merdeka dari Ternate pada 1900.
  79. Buntubatu: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan.
  80. Bunut: kerajaan di Kalimantan Barat.
  81. Bunyut
  82. Buol: negara kota di Sulawesi Tengah, didirikan pada 1660.
  83. Buton: kerajaan yg didirikan sebelum 1550 di Pulau Buton, di tenggara Sulawesi. Sejak 1886, memiliki 3 keturunan sultan yaitu: Kaum Tanailandutak, Kaum Tapitapitak & Kaum Kumbewahatak.
  84. Campa: kerajaan di Vietnam bagian selatan.
  85. Cantung: kerajaan di Kalimantan Selatan.
  86. Cenrana: kerajaan di daerah Mandar, Sulawesi Barat.
  87. Ceranti
  88. Cirebon: kerajaan yg didirikan pada tahun 1478
  89. Cumbok
  90. Cunda
  91. Dafalu: kerajaan di Timor Barat.
  92. Daha: kerajaan Hindu yg pernah berdiri di Kalimantan Selatan.
  93. Dehla: satu dari 19 kerajaan di kepulauan Rote, Barat daya Pulau Timor. Dehla melepaskan diri dari Oenale & didirikan pada tahun 1800-an.
  94. Deli: kerajaan seluas 1,820 km² di timur Sumatera & didirikan pada tahun 1630. Kerajaan antara tahun 1630 sampai 1814, berubah menjadi kesultanan tahun 1814 ketika memperoleh kemerdekaan dari Kerajaan Siak.
  95. Demak: kerajaan Islam pertama di Jawa, didirikan di Demak pada tahun 1478 oleh Raden Patah.
  96. Denai: kerajaan kota seluas 46 km² di timur Sumatra.
  97. Dengka: kerajaan terbesar dari 19 kerajaan yg berada di Pulau Rote.
  98. Denpasar
  99. Dharmasraya: kerajaan yg terletak di selatan Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, & di utara Jambi. Memiliki persahabatan erat dengan Majapahit dengan perkawinan kedua putrinya, Dara Jingga & Dara Petak dengan Raja & bangsawan Majapahit.
  100. Dimu
  101. Dirma: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Kadang merupaken bagian dari Federai Belu.
  102. Diu: satu dari 19 kerajaan di Pulau Rote, kadang berada di bawah kekuasaan Korbafo, didirikan pada 1691.
  103. Djailolo
  104. Djambi
  105. Djongkong
  106. Dolago: kerajaan di Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah.
  107. Dolo: kerajaan di Sulawesi Tengah. Dolo pernah bergabung dengan Rindau & Kaleke dari tahun 1650 sampai 1890, dengan Birumaru dari 1908 menjadi Dolo Birumaru sampai Birumaru memisahkan diri.
  108. Dolok Silau: kerajaan di Sumatera Timur.
  109. Dompu: kerajaan di Pulau Sumbawa
  110. Donggala
  111. Federasi Duri
  112. Edi Besar [keakuratan dipertanyakan]
  113. Edi Tjoet [keakuratan dipertanyakan]
  114. Mukims Sama Indra VIII & Lhok Kaju [keakuratan dipertanyakan]
  115. Ende: kerajaan kepulauan di kepuluan Flores
  116. Enjung: kurang lebih ialah kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh, di daerah Sumatera. Kerajaan ini ialah bagian dari federasi Hulubalangs XII dari Pedir.
  117. Enrekang: kerajaan di wilayah Bugi di Celebes Selatan.
  118. Faan: kerajaan di pulau Kei Kecil, kepulauan Kei di Maluku. [keakuratan dipertanyakan]
  119. Fatagar: kerajaan yg berada di timur Papua.
  120. Fatu Leu: kerajaan di Timor Barat, dibentuk tahun 1912
  121. Fialarang: kerajaan merdeka atau setengah merdeka di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Kadang-kadang dianggap menjadi bagian dari federasi Belu.
  122. Foenay: kerajaan di Timor Barat yg terbentuk tahun 1917
  123. Gajo Lues
  124. Galesong: kerajaan di wilayah Makassar di Sulawesi Selatan.
  125. Gaura: kerajaan di pulau Sumba.
  126. Gebang: kerajaan bawahan dari Kesultanan Cirebon, di Jawa.
  127. Gedong, Geudong: kerajaan yg dibentuk abad ke-16, bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  128. Gelgel: kerajaan di pulau Bali yg terbentuk sesudah runtuhnya Majapahit. Kerajaan ini menganggap dirinya sebagai penerus sejati Majapahit.
  129. Geumpang: kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  130. Gianyar: kerajaan yg dibentuk sesudah keruntuhan kerajaan Majapahit, sesudah Dewa Agung Ketut, pemimpin Bali & Lombok membagi kerajaan besarnya menjadi beberapa kerajaan di antara 9 miliknya.
  131. Gighen: kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sigli Sumatra. Kerajaan ini ialah bagian dari Federasi Hulubalang VI dari Gighen.
  132. Gigiëng
  133. Glumpangduwa
  134. Glumpang Pajong: kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sigli Sumatra.
  135. Goa atau Gowa: kerajaan yg berada di wilayah Makassar di barat daya Sulawesi, sebelum tahun 1300.
  136. Gorontalo: Kerajaan di Sulawesi Utara, didirikan tahun 1667.
  137. Gresik
  138. Gunung Sahilan: kerajaan yg mempunyai luas 359. 12 km² di Sumatra timur.
  139. Gunung Mutis: kerajaan yg ada di Timor Barat [Timor Loro Manu], bawahan kerajaan Mollo.
  140. Gunungtabur: kerajaan di Kalimantan Timur, dibentuk dari kerajaan Berau yg dibagi menjadi 2 kerajaan.
  141. Harneno: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Keturunan dari kerajaan Beboki
  142. Haruku: kerajaan kepulauan di Ambon timur, Maluku Tengah
  143. Heba
  144. Helong
  145. Henda Heti
  146. Herlang: kerajaan di Kabupaten Bulukumba, Raja yg terkenal Karaeng Kilong dg Mangalle [Karaeng Lange-lange]
  147. Holontalo
  148. Hitu: kerajaan yg terletak di Pulau Ambon, Maluku, masa kejayaannya berkisar antara tahun 1470 sampai dengan 1682 dengan rajanya yg bergelar Upu Latu Sitania.
  149. Iboih: kerajaan yg kurang lebih bawahan dari kesultanan Aceh, di pulau Weh, daerah Sigli, Sumatra.
  150. Idi Besar: kerajaan yg kurang lebih bawahan dari kesultanan Aceh, di pulau Weh, Sumatra.
  151. Idi Cut
  152. Idi Ketjil
  153. Idi Rajeu, Idi Rajut
  154. Idi Tjut: kerajaan yg kurang lebih bawahan dari kesultanan Aceh, di pulau Weh, Sumatra.
  155. Iha: kerajaan di Pulau Saparua, Maluku.
  156. Ilot: kerajaan yg kurang lebih bawahan dari kesultanan Aceh, di pulau Weh, Sumatra.
  157. Indamar: kerajaan kecil di Sumatra barat.
  158. Inderapura [Sri]
  159. Indragiri: kerajaan di Sumatera Timur, didirikan 1639, merdeka dari Johor tahun 1745
  160. Inderapura: kerajaan dengan luas 62 km² di Sumatera Timur, dibentuk oleh kerajaan-kerajaan seperti Tanjung, Tanjung Kassau, Si Pare Pare & Pagurawan, di bawah jabatan raja Tanjung.
  161. Insana: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]
  162. Jailolo: kesultanan di Pulau Halmahera di Maluku Utara. Kerajaan utama sebelumnya ialah Jailolo pada 1322, tetapi pada 1380, Ternate memegang kekuasaan atas pulau tersebut.
  163. Jambi: kerajaan seluas 53,206 km² di selatan Sumatera, didirikan pada 1690 & dikuasai Belanda pada 1901.
  164. Janggala: salah satu dari dua kerajaan pecahan Kahuripan tahun 1049 [satu lainnya ialah Kadiri], yg dipecah oleh Airlangga untuk dua puteranya.
  165. Jangka Buda
  166. Jarewea
  167. Jenilu: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu].
  168. Jodjakarta
  169. Jolok Ketjil: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  170. Jongkong: kerajaan di Kalimantan Barat
  171. Julo Cut, Julo Tjut: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  172. Julo Rajeu: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  173. Juluk Tjut
  174. Kota V di Mudik [keakuratan dipertanyakan]
  175. Kota V di Tengah [keakuratan dipertanyakan]
  176. Kuta V [keakuratan dipertanyakan]
  177. Kota IV di Ilir [keakuratan dipertanyakan]
  178. Kota IV di Mudik [keakuratan dipertanyakan]
  179. Kota IV Rokan Kiri [keakuratan dipertanyakan]
  180. Kadiri, Kediri: kerajaan yg bercorak Hindu di Jawa Timur, berdiri sekitar tahun 1045-1221. Disebut juga dengan nama Panjalu atau Dhaha.
  181. Kahuripan: kerajaan di Jawa Timur yg didirikan oleh Airlangga pada tahun 1019. Kerajaan ini dibangun dari sisa-sisa istana Kerajaan Medang yg telah dihancurkan oleh Sriwijaya pada tahun 1019.
  182. Kaidipang Besar: kerajaan kota di Sulawesi Utara, dibentuk tahun 1912 sebagai hasil dari penggabungan kerajaan Kaidipang & Bolaäng Itang.
  183. Kajang:terletak di kabupaten Bulukumba, terdapat suku Kajang dengan pemangku adatnya bergelar Ammatowa, Raja terkenal Karaeng Dea dg Lita.
  184. Kalao: kerajaan dari kepulauan Kalao, terletak di Sulawesi Selatan, dibentuk tahun 1667.
  185. Kalaota: kerajaan di pulau Kalaota, di Sulawesi Selatan, dibentuk tahun 1667.
  186. Kale
  187. Kaleke
  188. Kalibawang: Kerajaan merdeka yg dibentuk tahun 1831 oleh Sultan Yogyakarta untuk cucu dari Sultan Abdul Rahman Amangku Buwono II [keakuratan dipertanyakan].
  189. Kalingga: kerajaan bercorak Hindu di Jawa Tengah, yg pusatnya berada di daerah Kabupaten Jepara sekarang.
  190. Kalungkung
  191. Kambera: kerajaan di pulau Sumba.
  192. Kampong Raja: kerajaan di Sumatera, didirikan tahun 1630 oleh anak dari Raja Bila.
  193. Kanatang: kerajaan di pulau Sumba.
  194. Kandhar
  195. KangaE: kerajaan di pulau Flores.
  196. Kanjuruhan: kerajaan bercorak Hindu di Jawa Timur, yg pusatnya berada di dekat Kota Malang sekarang
  197. Kapunduk: kerajaan yg berada di timur dari pulau Sumba.
  198. Karang: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di daerah Tamiang, Sumatra.
  199. Karangasem: kerajaan yg dibentuk sesudah keruntuhan kerajaan Majapahit, sesudah Dewa Agung Ketut, penguasa Bali & Lombok membagi kerajaannya menjadi beberapa kerajaan di antara 9 miliknya.
  200. Kasa: kerajaan di wilayah Bugis, Sulawesi Selatan.
  201. Kasiman
  202. Kasimbar: kerajaan di Sulawesi Tengah.
  203. Kassa
  204. Kassiman
  205. Kawai XVI: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  206. Kawali
  207. Kayaudi: kerajaan di Sulawesi Selatan, dibentuk tahun 1667
  208. Kejuruan Muda: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di daerah Tamiang, Sumatra.
  209. Kajuara: kerajaan di Sulawesi Selatan merupaken bagian dari Kerajaan Bone.
  210. Keka: satu dari 19 kerajaan di kelompok Pulau Rote, barat daya dari Timor. Keka melepaskan diri dari Termanu tahun 1772.
  211. Kendahe: kerajaan di Sulawesi Utara, dibentuk tahun 1521 di pulau Sangir & menjadi kabupaten dari Kendahe Tahuna dari tahun 1896 sampai 1950.
  212. Keo
  213. Kepanuhan: kerajaan di Sumatera Timur.
  214. Kerambitan
  215. Kesiman, atau Kessiman
  216. Keumala: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh. kerajaan ini merupaken bagian dari federasi Hulubalangs VI.
  217. Keumangan: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh. kerajaan ini merupaken bagian dari federasi Hulubalangs VI.
  218. Keureutu: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh.
  219. Kewar: kerajaan setengah merdeka di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Sejarah Kewar nampaknya berhubungan dengan Lamaknen.
  220. Kilang: dinasti turunan dari raja-raja Majapahit di Jawa. 3 bersaudara masing-masing membentuk kerajaan Soya, di puncak gunung Sirimau, kerajaan Nusaniwe, & kerajaan Kilang.
  221. Kisar: kerajaan pulau di utara dari Timor Timur, nama lokalnya Yotowawa & kadang disebut juga Kisser.
  222. Klein Sonbait
  223. Kluang: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh.
  224. Klumpang Duwa: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra
  225. Klumpang Pajong: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh. kerajaan ini merupaken bagian dari Federasi Hulubalangs VI.
  226. Klungkung: kerajaan utama yg lahir sesudah keruntuhan kerajaan Majapahit, sesudah Dewa Agung Ketut, pemimpin Bali & Lombok membagi kerajaannya menjadi beberapa kerajaan di antara 9 miliknya.
  227. Kobi
  228. Kodi Belagar: kerajaan di pulau Sumba
  229. Kodi Bengado: kerajaan di pulau Sumba
  230. Kodi Besar: kerajaan di pulau Sumba
  231. Kolaka: kerajaan di Sulawesi Selatan. Kerajaan ini ialah bawahan dari Luwu, yg juga memelihara hubungan yg kuat dengan Laiwui.
  232. Kolana: kerajaan di pulau Alor. Kolana bergabung dengan Pureman & Erana pada tahun 1932.
  233. Konaweha: kerajaan di Sulawesi Tenggara.
  234. Kondeha: kerajaan di Sulawesi Selatan.
  235. Korbafo: satu dari 19 kerajaan di kelompok kepulauan Rote, barat daya dari Timor.
  236. Kota Besar: kerajaan di Sumatera Barat.
  237. Kota Intan
  238. Kota Lama
  239. Kota Pinang: kerajaan yg mempunyai luas 1,859 km² di Sumatera Timur, didirikan tahun 1630 oleh anak dari Raja Bila.
  240. Koying: kerajaan tertua di pulau Sumatera abad ke-3 sampai ke-5, berpusat di Jerangkang Tinggi, pinggir Danau Kerinci di Jambi
  241. Kotawaringin: kerajaan yg didirikan pada tahun 1679 di Kalimantan Tengah.
  242. Kruengpase: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  243. Krueng Sabe, atau Krung Sabil: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  244. Krueng Seumideuen: kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sigli, Sumatera. kerajaan ini merupaken bagian dari Federasi Hulubalangs VI.
  245. Kuala Bateo: kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatera.
  246. Kualuh & Leidong: kerajaan yg didirikan pada tahun 1868 untuk Tuanku Namatu’llah, cucu dari Raja Musa Shah, Sultan Asahan
  247. Kuantan: kerajaan di Riau, Sumatra, merupaken tempat asal muasal raja-raja Pagaruyung. Setiap terjadi pergolakan di Pagaruyung maka Kuantan merupaken tempat perlindungan yg paling aman bagi raja-raja Pagaruyung untuk menyelamatkan diri sambil mengatur siasat. Salah seorang rajanya ialah tTuanku Pandak Yang Dipertuani Kuaantan memerintah pada abad ke-16. p Dia mempunyai seorang anak perempuan bernama Puti Cahaya Korong yg menikah dengan Yang Dipertuan Bukit Tarok.
  248. Kubu: kerajaan yg dibentuk tahun 1772 di Kalimantan Barat & memiliki kaitan erat dengan Kesultanan Pontianak.
  249. Kuet: kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh.
  250. Kui: kerajaan di pulau Alor.
  251. Kulawi: kerajaan kota di Sulawesi Tengah, dibentuk tahun 1915
  252. Kuntodaressalam: kerajaan dengan luas 2. 450 km² di Sumatera Timur, dibentuk dari kerajaan Kota Intan & Kota Lama.
  253. Kupang: suatu federasi yg dibentuk tahun 1917 yg disusun oleh kerajaan Amabi, Amaabi OEfeto, Foenay, Kupang Helong, Sonbai Kecil & TaEbenu dengan seorang raja terpilih.
  254. Kupang Helong: kerajaan di Timor Barat yg dibentuk tahun 1917 menjadi kerajaan Kupang yg lebih besar dengan Amaabi OEfetto, Amabi, Foenay, Sonbai Kecil & TaEbenu.
  255. Kuripan: kerajaan kuno yg beribukota di kecamatan Danau Panggang, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan.
  256. Kusa: kerajaan di Timor Barat.
  257. Kusan: kerajaan di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
  258. Kutabuluh: kerajaan di Sumatera Timur.
  259. Kutai Kartanegara ing Martadipura: kesultanan di Kalimantan Timur yg awalnya berpusat di Kutai Lama, kemudian menguasai Kutai Martadipura.
  260. Kutai Martadipura: kerajaan hindu di Kalimantan Timur, dengan rajanya yg terkenal Mulawarman, pusat kerajaan terletak di Muara Kaman.
  261. Kuwala Batu
  262. Kuwalu & Ledong: kerajaan di Sumatera Timur
  263. Luwu: kerajaan yg didirikan sebelum tahun 1600 di wilayah Bugis, Sulawesi Selatan merupaken asal mula dari semua kerajaan yg ada di tanah sulawesi selatan serta merupaken kerajaan pertama & tertua yg menguasai sulawesi selatan bahkan kekuasaannya sampai daerah sulawesi tengah,gorontalo bahkan mernyebar sampai ke tanah buton.
  264. Labakkang: kerajaan & kota di wilayah Makassar di Sulawesi Selatan. Kerajaan ini dibentuk abad ke-16 & ditindas pada tahun 1892 sewaktu menjadi bagian dari Pangkajene.
  265. Labala: kerajaan di selatan pulau Lomblem atau Lembata.
  266. Labuhanhaji: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra. Tanah jajahannya ialah Kota Tring, Pelokkan, Kamumu [atau Kenumu], & Pelumat.
  267. Lage: kerajaan di Sulawesi Tengah, bawahan dari Posso.
  268. Lageuen: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  269. Laikang: kerajaan di wilayah Makassar, Sulawesi Selatan.
  270. Laisolat: kerajaan di Timor Barat.
  271. Laiwui: kerajaan tertua & terbesar di Sulawesi Tenggara.
  272. Lakatang: kerajaan & kota di wilayah Makassar di Sulawesi Selatan.
  273. Lakekun: kerajaan di Timor Barat
  274. Lakoka: kerajaan di pulau Sumba
  275. Lakoon
  276. Lala
  277. Lamahala: kerajaan di pulau Adonara. Lamahala digabung ke Larantuka pada tahun 1932.
  278. Lamakera: kerajaan di pulau Solor, dibentuk sesudah pemisahan kerajaan Solor menjadi dua, Lohayong & Lamakera.
  279. Lamaknen
  280. Lamaksenulu: kerajaan merdeka atau setengah merdeka di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Kadang-kadang menjadi bagian dari ferasi Belu.
  281. Lambeusu: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra
  282. Lambu
  283. Lamuri, di Kabupaten Aceh Besar, Aceh.
  284. Lamuru: kerajaan bawahan dari Bone, wilayah Bugis, Sulawesi Selatan. Didirikan tahun 1609.
  285. Landak: kerajaan di Kalimantan Barat yg merdeka tahun 1478 sesudah keruntuhan kerajaan Majapahit.
  286. Landu: kerajaan yg paling tua dari 19 kerajaan kelompok pulau Rote, terletak di barat-day Timor.
  287. Langkat: kerajaan dengan luas 3. 336 km² di Sumatera Timur. Didiriikan tahun 1721.
  288. Langsa, Langsar: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  289. Lapai: kerajaan di Sulawesi Selatan.
  290. Larantuka: kerajaan dengan luas 3. 330 km² di kepulauan Flores, ditemukan tahun 1400.
  291. Lati
  292. Lauli: kerajaan di pulau Sumba.
  293. Laura: kerajaan di pulau Sumba.
  294. Lawajong
  295. Laweueng
  296. Lawonda: kerajaan di pulau Sumba.
  297. Ledong, Leidong
  298. Lelain: satu dari 19 kerajaan di kelompok pulau Rote, barat-day Timor. Sebelum Lelain menjadi kerajaan terpisah sendiri tahun 1690, Lelain melepaskan diri dari Bokai.
  299. Lelenuk: satu dari 19 kerajaan di kelompok pulau Rote, barat-day Timor. Kerajaan melepaskan diri dari Termanu & dibentuk tahun 1772
  300. Lengkese: kerajaan kota di wilayah Makassar di Sulawesi Selatan.
  301. Lepan: kerajaan di Sumatera Timur dengan luas 31 km²
  302. Leukon, Leukuen: kerajaan di pulau Simeulue, di wilayah Sumatra, tunduk kepada Belanda pada tahun 1880.
  303. Lewa: kerajaan di pulau Sumba.
  304. Lhokbubon: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  305. Lhok Kaju
  306. Lhokkruet: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  307. Lhokpawoh Utara: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  308. Lhokpawoh Selatan: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  309. Lhok Rigaih
  310. Lhokseumawe: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  311. LiaE: kerajaan yg berada di wilayah pulau Sawu.
  312. Lidak: kerajaan di bagian timur dari Timor Barat.
  313. Lilinta: kerajaan di barat dari Papua.
  314. Lima Laras: kerajaan dengan luas 202 km² di Sumatera Timur. Lima Laras membentuk federasi Batu Bahara Urung.
  315. Lima Puloh: kerajaan dengan luas 148 km²di Sumatera Timur. Lima Puloh membentuk federasi Batu Bahara Urung.
  316. Limboto: kerajaan kota di Sulawesi Utara, ditemukan tahun 1667 & ditekan tahun 1895.
  317. Lindai: kerajaan di Sumatera Timur.
  318. Lingga-Riau: kerajaan Riau di Sumatera Timur yg didirikan tahun 1720 sebagai jajahan dari kesultanan Johor. tahun 1824, kesultanan Lingga dibentuk.
  319. Lingga: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh.
  320. Lio: kerajaan di pulau Flores.
  321. Lise: kerajaan di pulau Flores.
  322. Logas
  323. Lohayong: kerajaan di pulau Solor, dibentuk dari pemisahan kerajaan Solor menjadi 2 kerajaan.
  324. Lok Semawe
  325. Loleh: satu dari 19 kerajaan di kelompok pulau Rote, barat-daya Timor. Dikuasai oleh Termanu tahun 1730.
  326. Lombok: kerajaan pulau di Bali yg menjadi merdeka sesudah keruntuhan kerajaan Majapahit, sesudah Dewa Agung Ketut, pemimpin Bali & Lombok membagi kerajaannya menjadi beberapa.
  327. Lore
  328. Lubuk Ambacang: kerajaan di Sumatera Timur, dibentuk dari pemisahan kerajaan Kuantan menjadi 5 kerajaan.
  329. Lubuk Bendaharo: Kerajaan di Daerah Aliran Sungai Rokan bagian hulu Riau, yg merupaken daerah asal suku sakai rokan.
  330. Lubuk Jambi: kerajaan di Sumatera Timur, dibentuk dari pemisahan kerajaan Kuantan menjadi 5 kerajaan.
  331. Lubuk Ramo: kerajaan di Sumatera Timur, dibentuk dari pemisahan kerajaan Kuantan menjadi 5 kerajaan.
  332. Madura: kerajaan di daerah Madura, Jawa Timur, dengan tokoh terkenalnya Joko Tole da Trunojoyo
  333. Maiwa: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan, didirikan pada 1685.
  334. Majapahit: kerajaan terbesar pada masanya yg menguasai nusantara, berpusat di Jawa Timur.
  335. Majene: kerajaan di daerah Mandar, Sulawesi Barat.
  336. Makale: satu dari 3 kepangeranan utama di luar 14 di daerah Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
  337. Makassar
  338. Makier: kerajaan merdeka atau semi-merdeka di Timor Barat.
  339. Malaka
  340. Malimbong: kerajaan di derah Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
  341. Malua
  342. Malusetasi: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan.
  343. Maluwa: kerajaan kota di derah Bugis, Sulawesi Selatan. Pernah menjadi anggota Federasi Duri.
  344. Mambulu: kerajaan di Sulawesi Selatan.
  345. Mampawa
  346. Mamuju: kerajaan di daerah Mandar, Sulawesi Barat.
  347. Manbait
  348. Mananga: kesultanan di Pulau Solor, Nusa Tenggara Timur.
  349. Mandalle: kerajaan kota di daerah Makassar, Sulawesi Selatan.
  350. Mandeo: kerajaan merdeka atau semi-merdeka di Timor Barat.
  351. Manganitu: kerajaan di Sulawesi Utara, didirikan pada 1521 & menjadi regenschap [”kabupaten”] dari 1911 sampai 1950 dengan Manganitu sebagai ibukota.
  352. Manggarai: kerajaan di Pulau Flores, berdiri dari 1759. Dari 1762 s. d. 1815 & dari 1851 s. d. 1907, Manggarai merupaken bagian dari Kesultanan Bima.
  353. Manggeng: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  354. Mangkunagaran: kerajaan seluas 2. 579,98 km² yg didirikan pada 17 Maret 1757 di Kasunanan Surakarta.
  355. Manjuto atau Pamuncak Tigo Kaum: kerajaan di daerah ulu, dengan raja bernama Tuanku Magek Bagonjong, pusat kerajaan di Jerangkang Tinggi-Pulau Sangkar, Kerinci Jambi
  356. Manoletten: kerajaan di Timor Barat.
  357. Manubait: kerajaan di Timor Barat.
  358. Mapia: kerajaan di utara Papua, di pulau Mapia.
  359. Mappa: kerajaan di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
  360. Marang: kerajaan kota di daerah Makassar, Sulawesi Selatan.
  361. Marioriawa: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan.
  362. Marioriwawo: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan. Jajahan dari Soppeng.
  363. Maros: kerajaan di barat daya Sulawesi, bawahan dari Gowa.
  364. Massu Karera: kerajaan di pulau Sumba.
  365. Matan: kerajaan di Kalimantan Barat.
  366. Matangkuli: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  367. Mataram Kuno:sebuah kerajaan Hindu-Budha di Yogyakarta.
  368. Mataru: kerajaan di pulau Alor, yg kemudian digabungkan oleh Belanda pada 1932 menjadi kerajaan yg lebih besar.
  369. Maukatar: kerajaan merdeka atau semi-merdeka di Timor Barat.
  370. Maumutin: kerajaan di Timor Barat.
  371. Mbuli: kerajaan di pulau Flores.
  372. Medang:
  373. Mehara
  374. Melabuh
  375. Melayu Jambi
  376. Melayu Tua-Jambi
  377. Meliau: kerajaan di Kalimantan Barat.
  378. Melolo: kerajaan di pulau Sumba.
  379. Membawang
  380. Membora: kerajaan di pulau Sumba.
  381. Mempawah: kerajaan di Kalimantan Barat.
  382. Mengkendek: satu dari 3 kepangeranan utama di luar 14 di daerah Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
  383. Mengwi: kerajaan di Bali
  384. Menia: kerajaan di pulau Sawu.
  385. Menjili: kerajaan di pulau Sumba.
  386. Menungul: kerajaan di Kalimantan Selatan.
  387. Merdu
  388. Mesara: kerajaan di pulau Sawu.
  389. Me Tareuen: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  390. Meuke: kerajaan seluas 353 km² yg merupaken bawahan kesultanan Aceh.
  391. Meulaboh
  392. Meureubok
  393. Meureudu: kerajaan bawahan kesultanan Aceh, di daerah Meureudu, Sumatera.
  394. Minanga: merupaken salah satu nama Kerajaan Melayu yg telah muncul pada tahun 645.
  395. Minangkabau: kesultanan terkuat di Sumatera abad ke-12 sampai abad ke-17.
  396. Miomaffo: kerajaan di Timor Barat.
  397. Misool: kerajaan di pulau Misool, bawahan dari Tidore.
  398. Modang
  399. Moko Moko: kerajaan di Sumatera Barat.
  400. Mollo: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu], pembentukan dari negara Netpala, Nunbena & Besiana.
  401. Mori: kerajaan di Sulawesi Barat yg merdeka dari Ternate pada 1900.
  402. Mori: sebuah kerajaan di Sulawesi Tengah.
  403. Moutong: kerajaan di Sulawesi Utara.
  404. Mukih
  405. Muna: Kerajaan di Sulawesi Tenggara
  406. Musa: kerajaan bawahan kesultanan Aceh. Sebelumnya merupaken Federasi Hulubalang XII.
  407. Nage: kerajaan di kepulauan Flores, dibentuk tahun 1919 oleh penggabungan kerajaan Nage & Keo.
  408. Naitemu: kerajaan di Timor Barat.
  409. Nanggulan: kerajaan yg dibentuk oleh Sultan Yogyakarta tahun 1831.
  410. Napu [Sulawesi]: kerajaan di Sulawesi Tengah.
  411. Napu [Sumba]: kerajaan di pulau Sumba.
  412. Ndao: satu dari 19 kerajaan di kelompok kerajaan di pulau Rote, Barat-daya dari Timor.
  413. Ndjohor
  414. Ndjong
  415. Ndona: kerajaan di kepulauan Flores.
  416. Nduri: kerajaan di kepulauan Flores.
  417. Negara Daha: kerajaan di Kalimantan Selatan.
  418. Negara Dipa: kerajaan di Kalimantan Selatan.
  419. Nenometa, Nenomatan: Kerajaan di Timor Barat.
  420. Netpala: Kerajaan di Timor Barat.
  421. Ngada: kerajaan di kepulauan Flores.
  422. Nggela: kerajaan di kepulauan Flores.
  423. Nieuw Brussel
  424. Koto IX: Kerajaan di Timor Barat.
  425. Mukims Keumangan IX
  426. Nisam: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  427. Nita: kerajaan di kepulauan Flores.
  428. Njong
  429. Noimuti: Kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]
  430. Nokas
  431. Nunbena: Kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]
  432. Nunusaku: kerajaan pertama di Maluku, Seram Selatan.
  433. Nusaniwe: dinasti turunan dari raja-raja Majapahit dari Jawa.
  434. OEnale: satu dari 19 kerajaan di Kepulauan Rote, barat daya Timor.
  435. Oenoe
  436. OEpao: satu dari 19 kerajaan di Kepulauan Rote, barat daya Timor. Didirikan tahun 1691.
  437. OndaE & Pebato: kerajaan di Sulawesi Tengah. Bawahan dari kerajaan Posso.
  438. Ossipaka, atau Ossipoko
  439. Padang: sebuah kerajaan kota di Sumatera Barat, rajanya ialah Tuanku Rajo Bujang yg memerintah pada tahun 1778, ia berasal dari Suku [sub-klan] Jambak, Padang.
  440. Padang Lawas: kerajaan di Sumatera Barat.
  441. Padang Tarab: kerajaan di Sumatera Barat.
  442. Paha: kerajaan yg berlokasi di sekitar Pahu, Kalimantan Timur.
  443. Pagaruyung: kerajaan yg lebih besar di Sumatera Barat.
  444. Pagatan: kerajaan kecil yg berdiri pada tahun 1775 sampai 1908 & didirikan oleh imigran suku Bugis atas seijin Raja Banjar ke-8, Panembahan Batu yg menjadi koloni suku Bugis di Kalimantan Selatan.
  445. Pagurauan: kerajaan seluas 78 km² di Sumatera Timur.
  446. Pakualaman: kerajaan seluas 417. 62 km² yg didirikan pada 22 Juni 1812 atau 17 Maret 1813 di Yogyakarta, Jawa Tengah.
  447. Pajajaran: kerajaan di Jawa Barat.
  448. Pajang:
  449. Palalawan
  450. Palande: kerajaan di Sulawesi Tengah, bagian dari Posso.
  451. Palembang: kerajaan di tenggara Sumatera, didirikan oleh Aryo Damar, anak dari raja terakhir Majapahit. atau oleh Kiai Geding Surah.
  452. Palesang: kerajaan di dearah Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
  453. Palu: kerajaan kota di Sulawesi Tengah, didirikan pada 1650.
  454. Pamecutan
  455. Pameue: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  456. Panai: kerajaan seluas 561 km² di Sumatera Timur.
  457. Pandai: kerajaan di bagian barat laut pulau Pantar.
  458. Panei: kerajaan di Sumatera Timur, didirikan pada tahun 1700-an.
  459. Pangkajene: kerajaan kota di Makassar, Sulawesi Selatan.
  460. Panjalu: Kerajaan dibawah Kemaharajaan Sunda, sekarang menjadi Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat.
  461. Pante Raja: kerajaan bawahan kesultanan Aceh, di daerah Meureudu, Sumatera. Sebelumnya merupaken bagian dari Federasi Hulubalang XII.
  462. Pantun: kerajaan di pedalaman Sungai Kedang Kepala, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
  463. Papekat: kerajaan merdeka di pulau Sumbawa sejak 1676, Papekat hancur oleh letusan Gunung Tambora tahun 1815.
  464. Pappa: kerajaan kota di Makassar, Sulawesi Selatan.
  465. Pariangang: kerajaan di Sulawesi Selatan, dibentuk pada 1667.
  466. Parigi: kerajaan di Sulawesi Selatan.
  467. Partangang
  468. Pasaman Kehasilan Kalam: kerajaan di Pasaman, Sumatera Barat, pusat kerajaan terletak di Parit Batu.
  469. Pasangan: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  470. Pasir: kerajaan di Kalimantan Timur, negara sudah terbentuk sejak lama sampai pemerintahan jatuh pada satu Panembahan yg kemudian mengambil gelar Sultan.
  471. Pasisir
  472. Pasir Mayang: kerajaan di Paser, Kalimantan Timur.
  473. Passi: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu].
  474. Pate, Patih: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  475. Patipi: kerajaan di timur Papua.
  476. Pebato
  477. Pedada
  478. Pedawa Rajut, Pedawa Besar: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  479. Pedir
  480. Pelalawan atau Palalawan: kerajaan seluas 12. 168 km² di Sumatera Timur, didirikan pada 1811, awalnya bergantung pada kesultanan Johor kemudian kesultanan Siak.
  481. Peliatan: kerajaan bagian dari Bali.
  482. Pembuang: kerajaan di daerah Mandar, Sulawesi Barat.
  483. Perbaungan: kerajaan seluas 83 km² di Sumatera Timur.
  484. Percut, Pertjut: kerajaan seluas 103,83 km² di Sumatera Timur.
  485. Perlak: kerajaan yg terletak di Peureulak, Aceh Timur.
  486. Pesisir: kerajaan seluas 14,25 km² di Sumatera Timur.
  487. Petiambang: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  488. Peudawa Rajeu
  489. Peuduek
  490. Peukan Baro-Peukan Shot
  491. Peurala: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  492. Peusangan
  493. Peutu, Peutue: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  494. Pidie: kerajaan bawahan kesultanan Aceh, di daerah Sigli, Sumatera.
  495. Pinangawan
  496. Pinatih
  497. Pineueng & Peukan Baro-Beukan Shot: kerajaan bawahan kesultanan Aceh, di daerah Sigli, Sumatera.
  498. Pontianak: kerajaan yg dibentuk di Kalimantan Barat pada tahun 1771.
  499. Pucu Rantau Indragiri: kerajaan di Sumatera Barat.
  500. Puengga: kerajaan di Sulawesi Selatan, yg dibentuk pada 1667.
  501. Pulau Kaju: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  502. Pulaunas: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  503. Pulau Punjung: kerajaan di Sumatera Barat.
  504. Pulo Kajee: kerajaan bawahan kesultanan Aceh
  505. Pulau Laut: kerajaan di Kotabaru, Kalimantan Selatan.
  506. Purba: kerajaan di Sumatera Timur.
  507. Pureman: kerajaan di pulau Alor yg kemudian oleh Belanda pada tahun 1917 digabung lagi ke Erana & tahun 1932 ke Kolana.
  508. Puumbolo
  509. Raijua: kerajaan di pulau Raijua di daerah kepulauan Sawu.
  510. Raja: kerajaan di Sumatera Timur.
  511. Rambah: kerajaan kota di Sumatera Timur.
  512. Randjoea
  513. Rano: kerajaan di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
  514. Konfederasi Rantau Kwantan, Federasi Rantau
  515. Sabamban: kerajaan di Kalimantan Selatan.
  516. Sadurangas
  517. Salakanagara: kerajaan kota yg disebut Argyre oleh Ptolemeus pada tahun 150 M, terletak di daerah Teluk Lada, Pandeglang.
  518. Salang: kerajaan di Pulau Simeulue, daerah Sumatera.
  519. Salaparang
  520. Salawati: kerajaan di Barat Laut Irian Jaya di Pulau Salawati.
  521. Salimbouw/Selimbau
  522. Samadua, Samaduwa: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  523. Sama Indra & Lhok Kaju: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh, di daerah Sigli. kerajaan ini sebelumnya bagian dari Federasi Hulubalang VI.
  524. Samakuro, Samakurok, Samakuru: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  525. Samalanga: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  526. Sambaliung: kerajaan di Kalimantan Timur, dibentuk dari Kesultanan Berau, berpisah tahun 1830 menjadi dua kerajaan.
  527. Sambas: kerajaan di Kalimantan Barat, yg berdiri pada akhir abad ke-16.
  528. Sampanahan: kerajaan di Kalimantan Selatan.
  529. Samprangan: kerajaan di Bali yg ditaklukkan Majapahit.
  530. Samudera Pasai: kerajaan Islam yg terletak di pesisir pantai utara Sumatera, berdiri tahun 1267 & dikuasai oleh Portugis pada tahun 1521.
  531. Sangalla: satu dari tiga kerajaan utama di daerah Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
  532. Sanggar: kerajaan di Pulau Sumbawa. Sanggar kehilangan sebagian besar penduduknya pada saat meletusnya Gunung Tambora pada tahun 1815.
  533. Sanggau: kerajaan di Kalimantan Barat.
  534. Sanrabone, Sanra Boni: kerajaan di daerah Makassar, Sulawesi Selatan.
  535. Sarinembah: kerajaan di Sumatera Timur.
  536. Sasak
  537. Sausu: kerajaan di Sulawesi Tengah.
  538. Sawakung: di Berau
  539. Sawang: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  540. Sawiti: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan.
  541. Sawu
  542. Seba: kerajaan di Pulau Sawu.
  543. ‘Sebakung kerajaan di sekitar sungai Telake, Kalimantan Timur
  544. Segaluh: Kerajaan di Kediri Jawa Timur.
  545. Segeri: kerajaan di daerah Makassar, Sulawesi Selatan, yg dibentuk pada tahun 1776.
  546. Sekadau: kerajaan di Kalimantan Barat.
  547. Sekala Brak: kerajaan di kaki Gunung Pesagi, Lampung. merupaken cikal-bakal suku Lampung saat ini.
  548. Sekar: kerajaan di timur Papua.
  549. Selesse: kerajaan seluas 70. 48 km² di Sumatera Timur.
  550. Selimbau: kerajaan di Pegunungan Kapuas, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, didirikan tahun 800-an oleh Guntur Badju Binduh yg menurut legenda berasal dari surga.
  551. Senaam
  552. Senagan
  553. Senembah: kerajaan seluas 114. 42 km² di Sumatera Timur.
  554. Serang: kerajaan seluas 4,584 km², dengan penduduk kurang lebih 80. 000 jiwa di Pulau Sumbawa yg berdiri tahun 1650. kerajaan didirikan kembali pada tahun 1837 sesudah meletusnya Gunung Tambora tahun 1815.
  555. Serbeujadi Aboq, Serbojadi Aboq: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  556. Serdang: kerajaan di Sumatera Timur, merdeka dari Siak pada 16 Agustus 1862.
  557. Serebo Jadi
  558. Seunagan: kerajaan di daerah Sumatera. Jajahan dari kerajaan Kawai XVI atau Meulaboh.
  559. Seuneuam: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  560. Siah Utama: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  561. Siak Sri Inderapura: kerajaan seluas 16. 224 km² & berpenduduk kurang lebih 25. 000 jiwa di Sumatera Timur, didirikan pada 1716.
  562. Siantar: kerajaan di Sumatera Timur.
  563. Siang: kerajaan di Pangkep Sulawesi Selatan. Bekas pusat wilayah Kerajaan Siang, SengkaE—sekarang ini terletak di Desa Bori Appaka, Kecamatan Bungoro-Kabupaten Pangkep—Di tempat itu awalnya terdapat sungai [Sungai Siang] dengan pelabuhan yg menghubungkannya dengan wilayah pesisir yg jauh di pantai barat semenanjung Sulawesi dimana telah ramai dikunjungi para pedagang lokal, membuka hubungan ekonomi & politik dengan beberapa kerajaan lokal serta menerima kedatangan para pedagang dari Semenanjung Melayu & kapal-kapal Portugis dari sebelah barat kepulauan Nusantara antara Tahun 1542 & 1548. Kedatangan para pelaut Portugis di Pelabuhan Siang pada Abad 15 itu, sebagaimana dicatat oleh Antonio de Paiva & Manuel Pinto, justru pada saat Siang sedang menurun pengaruhnya sebagai Kerajaan terbesar di semenanjung barat Sulawesi Selatan sebelum menaiknya pamor politik Kerajaan Gowa disebelah selatannya. [Makkulau, 2005, 2007].
  564. Siau: kerajaan pulau di Sulawesi Utara, didirikan pada 1521.
  565. Sidenreng: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan.
  566. Sigenti: kerajaan di Sulawesi Tengah.
  567. Sigi, Sigi Birumaru, Sigi Dolo: kerajaan di Sulawesi Tengah, didirikan pada 1650.
  568. Sigulai: kerajaan di Pulau Simeulue, daerah Sumatera.
  569. Si Guntur: kerajaan di Sumatera Barat.
  570. Sikijang: kerajaan kota di Sumatera Timur.
  571. Sikka: kerajaan seluas 4. 377 km² dengan penduduk 120. 000 orang di Pulau Flores.
  572. Silat: kerajaan di Kalimantan Barat.
  573. Silawang: kerajaan di Kalimantan Barat.
  574. Silebar: kerajaan di Sumatera Barat.
  575. Si Lima Kuta: kerajaan di Sumatera Timur.
  576. Simaloer, Simalur: kerajaan di Pulau Simeulue, di daerah Sumatera.
  577. Simbuang: kerajaan di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
  578. Simeulue: kerajaan di Pulau Simeulue.
  579. Simpang: kerajaan di Kalimantan Barat, berpisah dengan Sukadana pada pertengahan abad ke-18.
  580. Simpang Olim, Simpangulim: kerajaan yg ditemukan tahun 1836, kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  581. Singgere: kerajaan di Sulawesi Selatan.
  582. Singhasari: kerajaan yg dibentuk oleh Ken Arok, di Jawa Timur pada tahun 1222.
  583. Singingi & Loras: kerajaan seluas 135 km² di Sumatera Timur.
  584. Singkawang: kerajaan di Kalimantan Barat.
  585. Sintang: kerajaan di Kalimantan Barat.
  586. Si Pare Pare, Si Pari Pari: kerajaan seluas 51 km² di Sumatera Timur.
  587. Sirimau
  588. Soasiu
  589. Soengai Ijoe
  590. Soetrana
  591. Solor: kerajaan di Pulau Solor, kemudian berpisan menjadi 2 kerajaan yaitu Lamakera & Lohayong atau Lawajong.
  592. Sonbai Kecil: kerajaan di Timor Barat.
  593. Soppeng: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan, didirikan pada 1609.
  594. Soya: Dinasti keturuan dari Raja Majapahit. Tiga bersaudara mendirikan kerajaan Soya, di puncak Gunung Sirimau di Nusaniwe.
  595. Sri Bangun: kerajaan yg berlokasi di sekitar Kota Bangun, Kalimantan Timur.
  596. Sri Indrapura
  597. Sri Muntai: kerajaan yg berlokasi di sekitar Muara Muntai, Kalimantan Timur.
  598. Sriwijaya: kerajaan Buddha yg berpusat di Palembang, berkuasa dari abad ke-7 sampai ke-9.
  599. Stabat: kerajaan seluas 5. 18 km² di Sumatera Timur.
  600. Suhaid: kerajaan di Kalimantan Barat.
  601. Suka: kerajaan di Sumatera Timur.
  602. Sukadana: kerajaan di Kalimantan Barat, didirikan pada akhir abad ke-15 oleh utusan Majapahit.
  603. Sukudua: kerajaan seluas 51 km² di Sumatera Timur, kemudian bergabung dengan Boga untuk membentuk kerajaan Boga Sukudua.
  604. Suli: kerajaan di selatan daerah Hitu, Pulau Ambon, Maluku.
  605. Sulu: kerajaan yg pernah ada di Kalimantan bagian utara, menguasai daerah Sabah & sekitarnya, saat ini sebagian wilayah kerajaan tersebut menjadi Provinsi Sulu, Filipina.
  606. Sumbawa: kerajaan seluas 4. 584 km² dengan penduduk 80,000 orang di Pulau Sumbawa yg didirikan pada 1650. kerajaan dibangun kembali pada tahun 1837 setelal letusan Gunung Tambora tahun 1815.
  607. Rapang: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan.
  608. Rebeh: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh, di daerah Sigli, Sumatera. kerajaan ini merupaken bagian dari Federasi Hulubalang XII.
  609. Rende, Rendi: kerajaan di Pulau Sumba.
  610. Reubeë
  611. Riau: kesultanan di Riau, yg rajanya berasal dari keturunan penguasa Luwu.
  612. Rigaih, Rigas: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  613. Rindau
  614. Ringgouw: satu dari 19 kerajaan di Kepulauan Rote, barat daya Pulau Timor, didirikan pada 1691.
  615. Riung: kerajaan kota di Pulau Flores.
  616. Rokan Kiri: kerajaan di Sumatera Timur.
  617. Tanjongseumanto & Meureubok: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  618. Tanjung [Kalimantan]
  619. Tanjung [Sumatera]: kerajaan di Sumatera Timur.
  620. Tanjung Kassau: kerajaan di Sumatera Timur.
  621. Sungei Tras
  622. Sunggal: kerajaan seluas 3. 98 km² di Sumatera Timur.
  623. Sungu Raja: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  624. Supiori: kerajaan di Pulau Biak, Irian Jaya. Stephen Wanda menyatakan dirinya sendiri sebagai Raja Supiori.
  625. Suppa: kerajaan seluas 225 km² dengan penduduk 5. 500 orang [1917] di Sulawesi Tengah.
  626. Surakarta: kerajaan seluas 3. 635 km² di Jawa Tengah, didirikan pada 1755 sesudah kesultanan Mataram berpisah menjadi dua kerajaan.
  627. Suroaso: kerajaan di Sumatera Barat, dekat dengan Pagaruyung. Raja terakhir Suroaso ialah Sutan Kerayahan Alam yg terlibat dlm Persekutuan dengan Belanda & Kerajaan Inggris pada tahun 1824.
  628. Susoh, Susuh: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  629. Sutan Muda: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh, di daerah Tamiang.
  630. Sutrana: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu], daerah selatan dari Oecussi Ambeno dengan sejarah yg saling berkaitan.
  631. Tabanan: kerajaan yg didirikan sesudah keruntuhan Majapahit, sesudah Dewa Agung Ketut, penguasa Bali & Lombok membagi kerajaannya menjadi beberapa kerajaan.
  632. Tabukan: kerajaan di Pulau Sangir di Sulawesi Utara, didirikan pada 1521.
  633. Tabundung: kerajaan di Pulau Sumba.
  634. Turing: kerajaan di Pulau Flores.
  635. Ub ohoi faak: Salah satu kerajaan yg terluas wilayahnya di kepulauan Kei Besar dengan pusat pemerintahan di daerah yg dikenal dengan nama endralang [El Raan],Kei besar, Maluku Tenggara mencapai puncak kejayaan di masa pemerintahan Panglima Kesyiang [pemegang kekuasaan/raja dipegang turun temurun melalui kesepakatan bersama oleh salah seorang dari marga Rahawarin].
  636. Ubud: suatu keluarga raja dari Gianyar, di tenggara Bali.
  637. Ulu Tesso: kerajaan di Sumatera Timur. Kemudian menjadi Federasi Rantau.
  638. Umaclaran: kerajaan di [[Timor Barat]
  639. Umbu Ratu Nggay: kerajaan di Pulau Sumba.
  640. Una Una: kerajaan di Pulau Togian di Sulawesi Tengah, didirikan abad ke-17.
  641. Unga: kerajaan bawahan [[Kesultanan Aceh]
  642. Waai: kerajaan di Barat daya Ambon, Maluku.
  643. Waigama: kerajaan di Pulau Misool, barat Papua.
  644. Waigeo: kerajaan di barat Papua.
  645. Waihale
  646. Tado: kerajaan di Pulau Flores.
  647. Taebenu: kerajan di Timor Barat [Timor Loro Manu].
  648. Tafnai: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu].
  649. Tagulandang: kerajaan yg didirikan pada 1521 di Pulau Sangir di Sulawesi Utara.
  650. Tahuna: kerajaan di Pulau Sangir, Sulawesi Utara, yg didirikan pada 1521 & menjadi kabupaten dari Kendahe Tahuna.
  651. Takaip Ebbenoni: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Bergabung dengan kerajaan Fatu Leu.
  652. Takaip Thaiboko: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Bergabung dengan kerajaan Fatu Leu.
  653. TalaE: satu dari 19 kerajaan di Kepulauan Roate, barat daya Timor.
  654. Talaud: kerajaan yg didirikan pada 1521 di Pulau Talaud, Sulawesi Utara.
  655. Taleong, Taliang: kerajaan di daerah Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
  656. Taliwang
  657. Tallo: kesultanan di Sulawesi Selatan, yg merupaken sekutu terdekat Gowa.
  658. Talo: kerajaan di Sumatera Barat.
  659. Tambora: kesultanan di Pulau Sumbawa yg hancur pada tahun 1815 akibat letusan Gunung Tambora.
  660. Tambusei: kerajaan di Sumatera Timur.
  661. Tampat Tuan
  662. Tanjungpura: kerajaan di Kalimantan Barat.
  663. Termanu: satu dari 19 kerajaan di kepulauan Rote, barat daya Timor.
  664. Ternate: kerajaan seluas 65 km² di Maluku, yg didirikan pada abad ke-13 oleh orang-orang dari Djaïlolo [sekarang Jailolo]. Ternate menjadi kerajaan utama di Maluku pada tahun 1380 melebihi Djailolo.
  665. Terong: kerajaan di selatan Pulau Adonara.
  666. Teunom: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  667. Teupah: kerajaan di Pulau Simeulue, barat Sumatera.
  668. Thie: satu dari 19 kerajaan di kepulauan Rote, barat daya Timor. Dari 1730 sampai 1756, Manek dari Thie pergi bersama Maneks dari OEpao, Loleh, Baa & Lelain ke Jawa untuk mempelajari lebih lanjut agama kristen.
  669. Tidore: kerajaan seluas 78 km² di Maluku Utara yg didirikan oleh orang-orang dari Djaïlolo [sekarang Jailolo] di Pulau Tidore.
  670. Tidung: Kalimantan Timur yg didirikan oleh orang-orang dari Dynasti Tengara [Tarakan].
  671. Tiga Mukims Gighen
  672. Tiga Mukims Klumpang Pajong
  673. Rote: kepulauan di barat daya Pulau Timor, sebuah federasi bentukan Belanda yg terdiri dari 19 kerajaan. Federasi terbentuk dari 1928 sampai 1948.
  674. Rumbati: kerajaan kota di timur Papua.
  675. Sabak: kerajaan kuno di Jambi.
  676. Sumedang Larang: kerajaan Islam yg diperkirakan berdiri sejak abad ke-15 di Jawa Barat.
  677. Sumedang Kamulyan : Kerajaan di Malang Selatan, Kepanjen Kidul Jawa Timur.
  678. Sunda & Galuh: dua kerajaan yg merupaken pecahan dari Kerajaan Tarumanagara.
  679. Sugaluh: kerajaan kecil yg masih berhubungan dengan kerajaan Sunda-Galuh, didirikan pada 1672 oleh keturunan ke-3 Prabu Niskala Wastu Kancana yaitu Yan Amarta Dwija. Kerajaan ini berdiri di daerah gunung Sangkur sampai ke daerah pedalaman Banjar-Pataruman Jawa Barat.
  680. Sungai Kunit: kerajaan di Sumatera Barat.
  681. Sungai Lemau: kerajaan di Bengkulu merupaken lanjutan kerajaan Sungai Serut yg porak poranda akibat perang dengan kerajaan Aceh. Baginda Maharaja Sakti dari Kerajaan Pagarruyung menikah dengan Putri Gading Cempaka anak dari Ratu Agung & diangkat menjadi Raja Sungai Serut..
  682. Sungai Serut: kerajaan pertama di Bengkulu dengan raja Ratu Agung.
  683. Sungairaya
  684. Sungei Iju: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh, di daerah Tamiang, Sumatera.
  685. Tanah Datar: kerajaan seluas 79. 5 km² di Sumatera Timur.
  686. Tanah Jawa: kerajaan di Sumatera Timur.
  687. Tanah Kunu V: kerajaan di Pulau Flores.
  688. Tanahputih: kerajaan kota seluas 633 km² di Sumatera Timur.
  689. Tanah Rea: kerajaan di Pulau Flores.
  690. Tanah Riung: kerajaan di Pulau Sumba.
  691. Tanette: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan.
  692. Tangse: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  693. Timu: kerajaan di daerah Pulau Sawu.
  694. Titeue: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh, sebelumnya merupaken bagian dari Federasi Hulubalang XII.
  695. Tiro: di Bulukumba, Sulawesi Selatan, Salah satu kerajaan pertama pemeluk Agama Islam di Sulawesi Selatan, tempat makam Dato ri Tiro, Karaeng Tonang & Karaeng Samparaja ialah karaeng yg dikenal dari kerajaan ini.
  696. Tjeranti: kerajaan di Sumatera Timur, dibentuk dari pemisahan Kuantan menjadi 5 negara.
  697. Tjereweh
  698. Tjingal: kerajaan di Kalimantan Selatan.
  699. Tjinta Raja: kerajaan seluas 11. 95 km² di Sumatera Timur.
  700. Tjumbok
  701. Tjunda: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  702. Tobaku: kerajaan di Sulawesi Tengah.
  703. Tohe: kerajaan di Timor Barat.
  704. Tojo: kerajaan di Pulau Togian, Sulawesi Tengah.
  705. Toli Toli: kerajaan di Sulawesi Utara. Dinasti Toli Toli tersambung juga dengan dinasti Buol.
  706. Tomini: kerajaan di Sulawesi Tengah.
  707. Topejawa: kerajaan kota di daerah Makassar, Sulawesi Selatan.
  708. Toribulu: kerajaan di Sulawesi Tengah.
  709. Trienggadeng: kerajaan bawahan kesultanan Aceh, di daerah Meureudu, Sumatera.
  710. Tripa, Tripah: kerajaan di Sumatera, jajahan dari Kawai XVI.
  711. Trong
  712. Trumon atau Tarumon: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh yg dibentuk pada 1795.
  713. Truseb: kerajaan bawahan kesultanan Aceh, yg sebelumnya merupaken bagian dari Federasi Hulubalang XII.
  714. Tulang Bawang: kerajaan hindu di daerah Tulang Bawang, Lampung.
  715. Tungkob: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  716. Tunjung: kerajaan yg berada di dataran tinggi Tunjung, Kalimantan Timur.
  717. Turateya
  718. Waijelu: kerajaan di Pulau Sumba.
  719. Waijewa: kerajaan di Pulau Sumba.
  720. Waila
  721. Waiwiku Waihale: negara independen atau semi-independen di Timor Barat [Timor Loro Manu].
  722. Wajo: kerajaan yg didirikan pada 1450 oleh pengungsi dari Luwu di daerah Bugis, Sulawesi Selatan.
  723. Wanokaka: kerajaan di Pulau Sumba.
  724. Watlaar: kerajaan di Maluku.
  725. Wertuar: kerajaan di timur Papua.
  726. Wengker: kerajaan di antara gunung Lawu & gunung Wilis [sekarang Ponorogo].
  727. Watu Galuh” kerajaan di hulu kali brantas semasa Bandar Ujung Galuh [Sekarang Surabaya]
  728. Wojila: kerajaan di daerah Sumatra.
  729. Wolijita: kerajaan di Pulau Flores.
  730. Yogyakarta: tahun 1755, Kesultanan Mataram di Jawa Tengah terpisah menjadi dua kerajaan, yaitu Yogyakarta & Surakarta.
  731. Yotowawa
  732. Barru: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan.
  733. Baruija: kerajaan di Sulawesi Selatan, dibentuk pada 1667.
  734. Barus: kesultanan yg didirikan oleh Dinasti Pardosi. Wilayahnya memanjang dari Mandailing Natal sampai Tarumon di Singkil.
  735. Barusjahe: kerajaan di Sumatera Timur.
  736. Battoise
  737. Batu Baharang Urung [Federasi]
  738. Batu Kankung: kerajaan di Sumatera Barat.
  739. Batulapa: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan.
  740. Batoe Litjin: kerajaan di Kalimantan Selatan.
  741. Batulolong: kerajaan di Pulau Pantar, sebelah barat Pulau Alor.
  742. Batu Mbulan
  743. Batuputih
  744. Bau: kerajaan di daerah Toraja, Sulawesi Selatan.
  745. Beboki: kerajaan di Timor Barat.
  746. Bedagei: kerajaan seluas 337. 52 km² Sumatera Timur, bagian dari Kesultanan Deli.
  747. Bedahulu atau Bedulu: kerajaan kuno di Gianyar, Bali, sekitar abad ke-8 sampai ke-14.
  748. Belu: federasi kerajaan di Timor Barat.
  749. Bendjoar
  750. Bengalon: kerajaan di daerah Sepaso, Kutai Timur.
  751. Benu: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu].
  752. Berau, Berouw: kerajaan di Kalimantan Timur.
  753. Berutas
  754. Besiana: kerajaan di Timor Barat.
  755. Besitan: kerajaan seluas 165 km² Sumatera Timur.
  756. Besoa: kerajaan di Sulawesi Tengah.
  757. Beubasan
  758. Beutong: kerajaan bawahan dari Kesultanan Aceh.
  759. Biboki
  760. Bila: kerajaan di Sumatera Timur.
  761. Bilba: satu dari 19 kerajaan di kepulauan Rote.
  762. Bima: kerajaan yg eksis pada abad ke-17 di Pulau Sumbawa.
  763. Binamo, Binamu: kerajaan di daerah Makassar, Sulawesi Selatan, dibangun pada tahun 1864 sebagai pengganti Turatea & dikuasai oleh Belanda pada 1906.
  764. Bingei: kerajaan seluas 94. 53 km² di Sumatera Timur.
  765. Bintamo: kerajaan di daerah Makassar, Sulawesi Selatan.
  766. Bintauna: kerajaan di Barat laut Sulawesi.
  767. Binuang: kerajaan di daerah Mandar, Sulawesi Selatan.
  768. Birumaru: kerajaan di Sulawesi Tengah, bersatu dengan Dolo dari 1908 menjadi Dolo Birumaru, kemudian terpisah & bergabung dengan Sigi dari 1915 sampai 1929 menjadi Sigi Birumaru.
  769. Blagar: kerajaan di sebelah tenggara Pulau Pantar, arah barat Pulau Alor.
  770. Blambangan: kerajaan yg ada pada akhir era Majapahit di daerah Blambangan, selatan Banyuwangi.
  771. Blahbatuh : Sebuah kerajaan yg merupaken salah satu kerajaan yg berada di desa Blahbatuh, Gianyar yg dipimpin oleh I Gusti Ngurah Jelantik dari kerajaan Gelgel
  772. Blangmangat: kerajaan di bawah Kesultanan Aceh.
  773. Blangme, Blang Meh: kerajaan di bawah Kesultanan Aceh.
  774. Blang Pedir, Blangpidie: kerajaan di bawah Kesultanan Aceh.
  775. Blayu: kerajaan di Bali yg terletak di kecamatan Marga, Tabanan.
  776. Bluek: kerajaan di bawah Kesultanan Aceh.
  777. Boalemo: kerajaan di Sulawesi Utara, ditundukkan Belanda pada 1889.
  778. Bobasan: kerajaan di bawah Kesultanan Aceh.
  779. Boga Sukudua: kerajaan di daerah Sumatera Timur.
  780. Bohorok: kerajaan seluas 19. 92 km² Sumatera Timur.
  781. Bokai: satu dari 19 kerajaan di kepulauan Rote. Didirikan 1756.
  782. Bolaang Itang: negara kota di Sulawesi Utara, bersatu dengan Kaidipang tahun 1912 menjadi Kaidipang Besar.
Read More..

Sejarah & Asal Usul Jawa Barat

Rabu, 25 Juni 2014


Pada abad ke-5, Jawa Barat merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara. Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara banyak tersebar di Jawa Barat. Setelah runtuhnya Kerajaan Tarumanagara akibat serangan Kerajaan Sriwijaya, kekuasaan di bagian barat Pulau Jawa dari Ujung Kulon sampai Kali Ciserayu dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda, yang beribukota di Pakuan Pajajaran (sekarang Kota Bogor).

Pada abad ke-16, pelabuhan Cirebon lepas dari Kerajaan Sunda dan menjadi Kesultanan Cirebon. Pun demikian dengan pelabuhan Banten yang menjadi Kesultanan Banten. Dari tahun 1567 sampai 1579, di bawah pimpinan Prabu Surya Kencana, Kerajaan Sunda mengalami kemunduran besar. Ini juga dikarenakan tekanan Kesultanan Banten. Setelah tahun 1576, Kerajaan Sunda tidak dapat mempertahankan ibu kota Kerajaan Sunda, Pakuan Pajajaran yang jatuh ke tangan Kesultanan Banten. Zaman pemerintahan Kesultanan Banten, wilayah Priangan jatuh ke tangan Kesultanan Mataram.

Nama Jawa Barat mulai digunakan pada tahun 1925, ketika pemerintah Hindia Belanda membentuk Provinsi Jawa Barat. Pembentukan provinsi ini sebagai pelaksanaan Bestuurshervormingwet tahun 1922, yang membagi Hindia Belanda atas kesatuan-kesatuan daerah provinsi. Sebelum tahun 1925 digunakan istilah Soendalanden (Tatar Soenda) atau Pasoendan.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Jawa Barat bergabung menjadi bagian dari Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Desember 1949, Jawa Barat menjadi Negara Pasundan yang merupakan salah satu negara bagian dari Republik Indonesia Serikat sebagai hasil dari Konfererensi Meja Bundar (KMB). Namun, Jawa Barat kembali bergabung dengan Republik Indonesia pada tahun 1950.


Sumber:
- Buku Salam Sahabat Nusantara: Jawa Barat yang Memesona, Penerbit: Doenia Aksara
- Muflihah, Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap Sekolah Dasar, Penerbit: Puspa Swara, Jakarta, 2007.
Read More..

10 KERAJAAN TERTUA DI NUSANTARA DARI SEBELUM MASEHI



Cuplikan tulisan dari

Kerajaan Kutai bukanlah kerajaan yg tertua di Indonesia..
Menurut penelitian para ahli, kini diketahui banyak Kerajaan Besar berdiri jauh sebelum Kerajaan Kutai..
Namun pada buku pelajaran SD belum dirubah....


1. Kerajaan Kandis (sebelum Masehi)
Kerajaan ini diyakini berdiri sebelum Masehi, mendahului berdirinya kerajaan Moloyou atau Dharmasraya.
Dua tokoh yang sering disebut sebagai raja kerajaan ini adalah Patih dan Tumenggung.

Nenek moyang Lubuk Jambi diyakini berasal dari keturunan waliyullah Raja Iskandar Zulkarnain. Tiga orang putra Iskandar Zulkarnain yang bernama Maharaja Alif, Maharaja Depang dan Maharaja Diraja berpencar mencari daerah baru. Maharaja Alif ke Banda Ruhum, Maharaja Depang ke Bandar Cina dan Maharaja Diraja ke Pulau Emas (Sumatra). 

Ketika berlabuh di Pulau Emas, Maharaja Diraja dan rombongannya mendirikan sebuah kerajaan yang dinamakan dengan Kerajaan Kandis yang berlokasi di Bukit Bakar/Bukit Bakau. Daerah ini merupakan daerah yang hijau dan subur yang dikelilingi oleh sungai yang jernih.


2. Kerajaan Salakanagara (130-362 M)
Kerajaan ini adalah kerajaan yang pertama di daerah Jawa Barat yang pernah tercatat oleh sejarah. Salakanagara, berdasarkan Naskah Wangsakerta Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara (yang disusun sebuah panitia dengan ketuanya Pangeran Wangsakerta) diperkirakan merupakan kerajaan paling awal yang ada di Nusantara).

Nama ahli dan sejarawan yang membuktikan bahwa tatar Banten memiliki nilai-nilai sejarah yang tinggi, antara lain adalah Husein Djajadiningrat, Tb. H. Achmad, Hasan Mu’arif Ambary, Halwany Michrob dan lain-lainnya. Banyak sudah temuan-temuan mereka disusun dalam tulisan-tulisan, ulasan-ulasan maupun dalam buku. Belum lagi nama-nama seperti John Miksic, Takashi, Atja, Saleh Danasasmita, Yoseph Iskandar, Claude Guillot, Ayatrohaedi, Wishnu Handoko dan lain-lain yang menambah wawasan mengenai Banten menjadi tambah luas dan terbuka dengan karya-karyanya dibuat baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.

Pendiri Salakanagara, Dewawarman adalah duta keliling, pedagang sekaligus perantau dari Pallawa, Bharata (India) yang akhirnya menetap karena menikah dengan puteri penghulu setempat.


3. Kerajaan Melayu Tua Jambi (Abad ke-2 M)

Dharmasraya merupakan nama ibukota dari sebuah Kerajaan Melayu di Sumatera, nama ini muncul seiring dengan melemahnya kerajaan Sriwijaya setelah serangan Rajendra Coladewa raja Chola dari Koromandel pada tahun 1025.

Dalam naskah berjudul Chu-fan-chi karya Chau Ju-kua tahun 1225 disebutkan bahwa negeri San-fo-tsi memiliki 15 daerah bawahan, yaitu Che-lan (Kamboja), Kia-lo-hi (Grahi, Ch'ai-ya atau Chaiya selatan Thailand sekarang), Tan-ma-ling (Tambralingga, selatan Thailand), Ling-ya-si-kia (Langkasuka, selatan Thailand), Ki-lan-tan (Kelantan), Ji-lo-t'ing (Cherating, pantai timur semenanjung malaya), Tong-ya-nong (Terengganu), Fo-lo-an (muara sungai Dungun, daerah Terengganu sekarang), Tsien-mai (Semawe, pantai timur semenanjung malaya), Pa-t'a (Sungai Paka, pantai timur semenanjung malaya), Pong-fong (Pahang), Lan-mu-li (Lamuri, daerah Aceh sekarang), Kien-pi (Jambi), Pa-lin-fong (Palembang), Sin-to (Sunda), dan dengan demikian, wilayah kekuasaan San-fo-tsi membentang dari Kamboja, Semenanjung Malaya, Sumatera sampai Sunda.

4. Kerajaan Sekala Brak (Abad ke-3 M)
Sekala Brak (Baca: Sekala Bekhak) adalah sebuah kerajaan yang bercirikan Hindu dan dikenal dengan Kerajaan Sekala Brak Hindu yang setelah kedatangan Empat Umpu dari Pagaruyung yang menyebarkan agama Islam kemudian berubah menjadi Kepaksian Sekala Brak, terletak di kaki Gunung Pesagi (gunung tertinggi di Lampung) Yang menjadi cikal-bakal suku bangsa etnis Lampung saat ini.
5. Kerajaan Kutai Martadipura (350-400 M)
Kutai Martadipura adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang memiliki bukti sejarah tertua. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diambil . Nama Kutai diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut. Tidak ada prasasti yang secara jelas menyebutkan nama kerajaan ini dan memang sangat sedikit informasi yang dapat diperoleh.



6. Kerajaan Tarumanegara (358-669 M)
Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. Taruma merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang meninggalkan catatan sejarah. Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu Kerajaan Taruma adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.

Bila menilik dari catatan sejarah ataupun prasasti yang ada, tidak ada penjelasan atau catatan yang pasti mengenai siapakah yang pertama kalinya mendirikan kerajaan Tarumanegara. Raja yang pernah berkuasa dan sangat terkenal dalam catatan sejarah adalah Purnawarman. Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga (Kali Bekasi) sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum brahmana.

Bukti keberadaan Kerajaan Taruma diketahui dengan tujuh buah prasasti batu yang ditemukan. Empat di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten. Dari prasasti-prasasti ini diketahui bahwa kerajaan dipimpin oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M dan beliau memerintah sampai tahun 382 M. Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman ada di sekitar sungai Gomati (wilayah Bekasi). Kerajaan Tarumanegara ialah kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara.

7. Kerajaan Barus (Abad ke-6 M)
Kesultanan Barus merupakan kelanjutan kerajaan di Barus paska masuknya Islam ke Barus. Islam masuk ke Barus pada awal-awal munculnya agama Islam di semenanjung Arab.

Dalam sebuah penggalian arkeologi, ditemukan Makam Mahligai sebuah perkuburan bersejarah Syeh Rukunuddin dan Syeh Usuluddin yang menandakan masuknya agama Islam pertama ke Indonesia pada Abad ke VII Masehi di Kecamatan Barus.

Kuburan ini panjangnya kira-kira 7 meter dihiasi oleh beberapa batu nisan yang khas dan unik dengan bertulisan bahasa Arab, Tarikh 48 H dan Makam Mahligai merupakan Objek Wisata Religius bagi umat Islam se-Dunia yang Letaknya 75 Km dari Sibolga dan 359 Km dari Kota Medan.
Raja pertama yang menjadi muslim adalah Raja Kadir yang kemudian diteruskan kepada anak-anaknya yang kemudian bergelar Sultan.

Raja Kadir merupakan penerus kerajaan yang telah turun-temurun memerintah Barus dan merupakan keturunan Raja Alang Pardosi, pertama sekali mendirikan pusat Kerajaaannya di Toddang (tundang), Tukka, Pakkat - juga dikenal sebagai negeri Rambe, yang bermigrasi dari Balige dari marga Pohan.

Pada abad ke-6, telah berdiri sebuah otoritas baru di Barus yang didirikan oleh Sultan Ibrahimsyah yang datang dari Tarusan, Minang, keturunan Batak dari kumpulan marga Pasaribu, yang akhirnya membentuk Dulisme kepemimpinan di Barus.


8. Kerajaan Kalingga (Abad ke-6 M)
Kalingga adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Tengah, yang pusatnya berada di daerah Kabupaten Jepara sekarang. Kalingga telah ada pada abad ke-6 Masehi dan keberadaannya diketahui dari sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima, yang dikenal memiliki peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.

Putri Maharani Shima, Parwati, menikah dengan putera mahkota Kerajaan Galuh yang bernama Mandiminyak, yang kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan Galuh.

Maharani Shima memiliki cucu yang bernama Sanaha yang menikah dengan raja ketiga dari Kerajaan Galuh, yaitu Brantasenawa. Sanaha dan Bratasenawa memiliki anak yang bernama Sanjaya yang kelak menjadi raja Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh (723-732 M).

Setelah Maharani Shima meninggal di tahun 732 M, Sanjaya menggantikan buyutnya dan menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi Mataram, dan kemudian mendirikan Dinasti/Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno.
Kekuasaan di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban.
Kemudian Raja Sanjaya menikahi Sudiwara puteri Dewasinga, Raja Kalingga Selatan atau Bumi Sambara, dan memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran.

9. Kerajaan Kanjuruhan (Abad ke-6M)                                 
                                                                                               
Kanjuruhan adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Timur, yang pusatnya berada di dekat Kota Malang sekarang. Kanjuruhan diduga telah berdiri pada abad ke-6 Masehi (masih sezaman dengan Kerajaan Taruma di sekitar Bekasi dan Bogor sekarang). Bukti tertulis mengenai kerajaan ini adalah Prasasti Dinoyo. Rajanya yang terkenal adalah Gajayana. Peninggalan lainnya adalah Candi Badut dan Candi Wurung.

10. Kerajaan Sunda (669-1579 M)                                         
                                                                                              
Kerajaan Sunda (669-1579 M), menurut naskah Wangsakerta merupakan kerajaan yang berdiri menggantikan kerajaan Tarumanagara. Kerajaan Sunda didirikan oleh Tarusbawa pada tahun 591 Caka Sunda (669 M). Menurut sumber sejarah primer yang berasal dari abad ke-16, kerajaan ini merupakan suatu kerajaan yang meliputi wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Banten, Jakarta, Provinsi Jawa Barat , dan bagian barat Provinsi Jawa Tengah.

Berdasarkan naskah kuno primer Bujangga Manik (yang menceriterakan perjalanan Bujangga Manik, seorang pendeta Hindu Sunda yang mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di Pulau Jawa dan Bali pada awal abad ke-16), yang saat ini disimpan pada Perpustakaan Boedlian, Oxford University, Inggris sejak tahun 1627), batas Kerajaan Sunda di sebelah timur adalah Ci Pamali ("Sungai Pamali", sekarang disebut sebagai Kali Brebes) dan Ci Serayu (yang saat ini disebut Kali Serayu) di Provinsi Jawa Tengah.
Read More..

SEJARAH KERAJAAN PERTAMA DI INDONESIA



Berbicara tentang sejarah Indonesia maka tak lepas dari sederet nama kerajaan yang pernah berdiri di bumi Nusantara. Dari sekian banyak kerajaan itu, hanya sedikit yang kemudian familiar di telinga masyarakat. Kali ini saya akan mengajak anda mengingat kembali salah satunya. Kita akan bahas alur sejarah sebuah kerajaan yang diyakini sebagai peradaban tertua di Indonesia, Kutai

KERAJAAN KUTAI MARTADIPURA

Kita akan mulai dengan Kutai Martadipura, kerajaan bercorak Hindu yang memiliki bukti sejarah tertua di Nusantara. Berdiri sekitar abad ke-4, pusat kerajaan ini terletak di hulu sungai Mahakam (tepatnya di Muara Kaman, Kalimantan Timur). Nama Kutai diberikan oleh para ahli, diambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut. Kerajaan ini memiliki wilayah kekuasaan yang cukup luas, yaitu mencakup hampir seluruh Kalimantan Timur bahkan hingga seluruh Pulau Kalimantan.

Ada tujuh buah Yupa (prasasti dalam upacara pengorbanan) yang menjadi sumber utama bagi para ahli dalam menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai Martadipura. Yupa sendiri adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tiang untuk menambat hewan yang akan dikorbankan.

Dari salah satu Yupa tersebut diketahui bahwa salah satu raja yang pernah memerintah Kutai Martadipura adalah Mulawarman. Namanya dicatat dalam Yupa karena kedermawanannya menyumbangkan 20.000 ekor sapi kepada kaum brahmana.

Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu Kudungga. Nama Mulawarman dan Aswawarman sangat dipengaruhi bahasa Sansekerta bila dilihat dari cara penulisannya. Sedangkan nama Kudungga oleh para ahli sejarah ditafsirkan sebagai nama asli Indonesia yang belum terpengaruh dengan nama budaya India, namun Kudungga diduga awalnya adalah seorang kepala suku yang setelah masuknya budaya India ke Nusantara kemudian diangkat menjadi seorang raja. Ada juga versi yang menyebutkan bahwa sebenarnya dia adalah pembesar dari Kerajaan Campa (Kamboja) yang datang ke Nusantara dan mendirikan kerajaan disini.

Aswawarman diyakini sebagai Raja Kutai pertama yang beragama Hindu. Ia juga dikenal sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai sehingga diberi gelar Wangsakerta, yang artinya pembentuk keluarga. Mengapa bukan Kudungga yang menjadi pendiri dinasti tetapi justru anaknya? Hal ini diyakini karena Raja Kudungga belum memeluk agama Hindu, sehingga ia tidak bisa dianggap sebagai pendiri dinasti Hindu.

Aswawarman disebut sebagai seorang raja yang cakap dan kuat. Dia pula yang memiliki jasa paling besar atas perluasan wiayah Kerajaan Kutai Martadipura. Perluasan wilayah diakukan oleh Aswawarman dengan cara melakukan upacara Asmawedha, yaitu upacara pelepasan kuda untuk menentukan batas wilayah kerajaan. Kuda-kuda yang dilepas ini diikuti oleh prajurit kerajaan yang akan menentukan wilayah kerajaan sesuai dengan sejauh mana jejak telapak kaki kuda dapat ditemukan. Aswawarman memiliki 3 orang putera, yang salah satunya adalah Mulawarman.

Berikut adalah nama-nama raja yang pernah memerintah Kutai Martadipura:

  1. Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman
  2. Maharaja Asmawarman
  3. Maharaja Mulawarman
  4. Maharaja Marawijaya Warman
  5. Maharaja Gajayana Warman
  6. Maharaja Tungga Warman
  7. Maharaja Jayanaga Warman
  8. Maharaja Nalasinga Warman
  9. Maharaja Nala Parana Tungga
  10. Maharaja Gadingga Warman Dewa
  11. Maharaja Indra Warman Dewa
  12. Maharaja Sangga Warman Dewa
  13. Maharaja Candrawarman
  14. Maharaja Sri Langka Dewa
  15. Maharaja Guna Parana Dewa
  16. Maharaja Wijaya Warman
  17. Maharaja Sri Aji Dewa
  18. Maharaja Mulia Putera
  19. Maharaja Nala Pandita
  20. Maharaja Indra Paruta Dewa
  21. Maharaja Dharma Setia
Dari Yupa diketahui bahwa pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai Martadipura mengalami masa keemasan. Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.

KESULTANAN KUTAI KARTANEGARA

Kerajaan Kutai Kartanegara berdiri pada awal abad ke-13 di daerah yang bernama Tepian Batu atau Kutai Lama (kini menjadi sebuah desa di wilayah Kecamatan Anggana) dengan rajanya yang pertama yakni Aji Batara Agung Dewa Sakti (1300-1325), sama seperti yang diungkapkan oleh Ibnu Batuta. Nama ‘Kutai’ disadur dari bahasa China, ‘Kho Thay’ yang berarti ‘negara yang besar’. Sedangkan ‘Kartanegara’ berarti ‘mempunyai peraturan’. Jadi makna nama Kutai Kartanegara adalah ‘negara besar yang mempunyai peraturan’.

Kerajaan ini disebut dengan nama Kerajaan Tanjung Kute dalam Kakawin Nagarakretagama (1365), yaitu salah satu daerah yang berhasil ditaklukan oleh Maha Patih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit. Pada masa pemerintahan Maharaja Sultan (1370-1420), raja dan adiknya berkunjung ke Majapahit untuk belajar adat istiadat dan tata pemerintahan pada Maha Patih Gajah Mada. Sejak saat itu Majapahit menempatkan seorang Patih di Kutai Kartanegara sebagai representasi pengakuan kekuasaan Majapahit disana.

Menurut Hikayat Banjar dan Kotawaringin (1663), Kutai Kartanegara juga merupakan salah satu ‘tanah di atas angin’ (sebelah utara) yang mengirim upeti kepada Maharaja Suryanata, Raja Banjar-Hindu (Negara Dipa) pada abad ke-14.

Adanya dua kerajaan di tanah Kutai menimbulkan rivalitas. Ketegangan demi ketengangan terjadi. Akhirnya riwayat Kerajaan Kutai Martadipura berakhir pada abad ke-16, saat Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara, Raja Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa. Raja Kutai Kartanegara pun kemudian mengubah nama kerajaannya menjadi Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura sebagai simbol peleburan antara dua kerajaan tersebut.

Sejak tahun 1636, Kutai diklaim oleh Kesultanan Banjar sebagai salah satu vazalnya karena Banjarmasin sudah memiliki kekuatan militer yang memadai untuk menghadapi serangan Kesultanan Mataram yang telah berhasil menguasai Sukadana dan berambisi menaklukan seluruh Kalimantan. Sebelumnya Banjarmasin merupakan vazal Kesultanan Demak (penerus Majapahit), tetapi semenjak runtuhnya Demak (1548), Banjarmasin tidak lagi mengirim upeti kepada pemerintahan di Jawa. 

Sekitar tahun 1638 (sebelum perjanjian Bongaya), Sultan Makassar (Gowa-Tallo) meminjam Pasir, Kutai, Berau dan Karasikan (Kepulauan Sulu/Banjar Kulan) sebagai tempat berdagang kepada Sultan Banjar IV Mustain Billah/Marhum Panembahan. Hal ini disampaikan Sultan Makassar pada Kiai Martasura yang diutus ke Makassar untuk mengadakan perjanjian dengan I Mangadacinna Daeng Sitaba Karaeng Pattingalloang Sultan Mahmud, yaitu Raja Tallo yang menjabat sebagai Mangkubumi (Putra Mahkota) bagi Sultan Malikussaid (Raja Gowa) tahun 1638-1654.

Pada abad ke-17, agama Islam yang disebarkan Tuan Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan (ulama Makassar) diterima dengan baik oleh Kerajaan Kutai Kartanegara yang saat itu dipimpin Aji Raja Mahkota Mulia Alam. Sejak itu gelar raja diganti menjadi sultan. Sultan Aji Muhammad Idris (1735-1738) merupakan Sultan Kutai Kartanegara pertama yang menggunakan nama Islami. Dan kemudian nama kerajaan pun berganti menjadi Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.

Sebagai indikator kuatnya pengaruh agama Islam di Kutai, dikenal adanya Undang-undang Beraja Nanti (Undang-Undang Dasar kerajaan) bernama Panji Selaten yang disandarkan pada hukum Islam. 

Tahun 1732 ibukota Kesultanan Kutai Kartanegara pindah dari Kutai Lama ke Pemarangan (sekarang Desa Jembayan, Loa Kulu).

Sultan Aji Muhammad Idris yang merupakan menantu dari Sultan Wajo, La Madukelleng berangkat ke tanah Wajo, Sulawesi Selatan untuk turut bertempur melawan VOC bersama rakyat Bugis. Saat itu pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara untuk sementara dipegang oleh Dewan Perwalian.

Pada tahun 1739, Sultan Aji Muhammad Idris gugur di medan laga. Sepeninggal Sultan Idris, terjadilah perebutan tahta kerajaan oleh Aji Kado. Putra Mahkota kerajaan, Aji Imbut yang saat itu masih kecil kemudian dilarikan ke Wajo. Aji Kado kemudian meresmikan namanya sebagai Sultan Kutai Kartanegara dengan menggunakan gelar Sultan Aji Muhammad Aliyeddin.

Setelah dewasa, Aji Imbut sebagai Putra Mahkota yang sah dari Kesultanan Kutai Kartanegara kembali ke tanah Kutai. Oleh kalangan Bugis dan kerabat istana yang setia pada mendiang Sultan Idris, Aji Imbut dinobatkan sebagai Sultan Kutai Kartanegara dengan gelar Sultan Aji Muhammad Muslihuddin. Penobatan Sultan Muslihuddin ini dilaksanakan di Mangkujenang. Sejak itu dimulailah perlawanan terhadap Aji Kado.

Tahun 1747 VOC mengakui Pangeran Tamjidullah I sebagai Sultan Banjar padahal saat itu sebenarnya dia hanyalah Mangkubumi. Pada 1765 VOC berjanji membantu Sultan Tamjidullah I yang pro VOC itu untuk menaklukan kembali daerah-daerah yang memisahkan diri, diantaranya Kutai berdasarkan perjanjian 20 Oktober 1756. 

Sementara itu di Kutai sedang berlangsung siasat embargo yang ketat oleh Sultan Muslihuddin terhadap Aji Kado. Armada bajak laut Sulu terlibat dalam perlawanan ini dengan melakukan penyerangan dan pembajakan terhadap armada Aji Kado. Tahun 1778 Aji Kado meminta bantuan VOC namun tidak dapat dipenuhi, karena di tahun itu VOC sedang disibukkan usaha merebut Landak dan Sukadana (sebagian besar wilayah Kalimantan Barat saat ini) dari kekuasaan Sultan Banten.

Pada tahun 1780, Sultan Muslihuddin berhasil merebut kembali ibukota Pemarangan dan secara resmi dinobatkan kembali sebagai sultan yang sah dengan gelar Sultan Aji Muhammad Muslihuddin di istana Kesultanan Kutai Kartanegara. Aji Kado dihukum mati dan dimakamkan di Pulau Jembayan.

Sultan Muslihuddin memindahkan ibukota Kesultanan Kutai Kartanegara ke Tepian Pandan pada tanggal 28 September 1782. Perpindahan ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh kenangan pahit masa pemerintahan Aji Kado dan Pemarangan dianggap telah kehilangan tuahnya. Nama Tepian Pandan kemudian diubah menjadi Tangga Arung yang berarti ‘Rumah Raja’, lama-kelamaan Tangga Arung lebih populer dengan sebutan Tenggarong dan tetap bertahan hingga kini.

Pada 13 Agustus 1787, Sultan Banjar Sunan Nata Alam membuat perjanjian dengan VOC yang menjadikan Kesultanan Banjar resmi sebagai daerah protektorat VOC sedangkan daerah-daerah lainnya di Kalimantan yang dahulu kala pada abad ke-17 pernah menjadi vazal Banjarmasin diserahkan secara sepihak sebagai properti VOC. 

Tahun 1809 Pemerintah Hindia Belanda meninggalkan Banjarmasin dan menyerahkan benteng Tatas serta benteng Tabanio kepada Sultan Banjar. Setelah wilayah Hindia Belanda diserahkan kepada Inggris karena Belanda kalah dalam peperangan, sejak itu Alexander Hare menjadi Wakil Pemerintah Inggris di Banjarmasin sejak 1812. 

Tanggal 1 Januari 1817 Inggris menyerahkan kembali wilayah Hindia Belanda termasuk Banjarmasin dan daerah-daerahnya kepada Belanda, kemudian Belanda memperbaharui perjanjian dengan Sultan Banjar. Negeri Kutai diserahkan sebagai daerah pendudukan Hindia Belanda dalam Kontrak Persetujuan Karang Intan I pada 1 Januari 1817 antara Banjar yang diwakili oleh Sultan Sulaiman dengan Hindia Belanda yang diwakili oleh Residen Aernout van Boekholzt. 

Perjanjian berikutnya pada tahun 1823, negeri Kutai diserahkan menjadi daerah pendudukan Hindia Belanda dalam Kontrak Persetujuan Karang Intan II pada 13 September 1823 antara Sultan Sulaiman dengan Residen Tobias.

Negeri Kutai ditegaskan kembali termasuk daerah-daerah pendudukan Hindia Belanda di Kalimantan menurut Perjanjian Sultan Adam al-Watsiq Billah dengan Hindia Belanda yang ditandatangani dalam loji Belanda di Banjarmasin pada tanggal 4 Mei 1826.

Tahun 1838 Sultan Muslihuddin mangkat dan pucuk pimpinan Kesultanan Kutai Kartanegara digantikan oleh Sultan Aji Muhammad Salehuddin.

PERTEMPURAN MELAWAN PENJAJAH

Pada tahun 1844, 2 buah kapal dagang pimpinan James Erskine Murray asal Inggris memasuki perairan Tenggarong. Murray datang ke Kutai untuk berdagang dan meminta tanah untuk mendirikan pos dagang serta hak eksklusif untuk menjalankan kapal uap di perairan Mahakam. Namun Sultan Salehuddin mengizinkan Murray untuk berdagang hanya di wilayah Samarinda saja. Murray kurang puas dengan tawaran Sultan ini. 

Setelah beberapa hari di perairan Tenggarong, Murray melepaskan tembakan meriam ke arah istana dan dibalas oleh pasukan kerajaan Kutai. Pertempuran pun tak dapat dihindari. Armada pimpinan Murray akhirnya kalah dan melarikan diri menuju laut lepas. Lima orang terluka dan tiga orang tewas dari pihak armada Murray, dan Murray sendiri termasuk di antara yang tewas tersebut.

Kabar insiden pertempuran di Tenggarong ini sampai ke pihak Inggris. Sebenarnya Inggris hendak melakukan serangan balasan terhadap Kutai, namun ditanggapi oleh pihak Belanda bahwa Kutai adalah salah satu bagian dari wilayah Hindia Belanda dan Belanda akan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan caranya sendiri. 

Kemudian Belanda mengirimkan armadanya dibawah komando t’Hooft dengan membawa persenjataan yang lengkap. Setibanya di Tenggarong, armada t’Hooft menyerang istana Sultan Kutai. Sultan Salehuddin diungsikan ke Kota Bangun. Panglima Perang Kutai, Pangeran Senopati Awang Long bersama pasukannya dengan gagah berani bertempur melawan armada t’Hooft untuk mempertahankan kehormatan Kutai. Awang Long gugur dalam pertempuran yang kurang seimbang tersebut dan Kesultanan Kutai Kartanegara akhirnya kalah dan takluk pada Belanda.

Pada tanggal 11 Oktober 1844, Sultan Salehuddin harus menandatangani perjanjian dengan Belanda yang menyatakan bahwa Sultan Kutai mengakui pemerintahan Hindia Belanda dan mematuhi pemerintah Hindia Belanda di Kalimantan yang diwakili oleh seorang residen yang berkedudukan di Banjarmasin. Tahun 1846, H. von Dewall menjadi administrator sipil Belanda yang pertama di pantai timur Kalimantan. 

Pada tahun 1850, Sultan Sulaiman memegang tampuk kepemimpinan Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Pada tahun 1853, Pemerintah Hindia Belanda menempatkan J. Zwager sebagai Assisten Residen di Samarinda. Saat itu kekuatan politik dan ekonomi masih berada dalam genggaman Sultan Sulaiman. Dalam tahun 1853 itu penduduk Kesultanan Kutai Kartanegara tercatat sebanyak 100.000 jiwa.

Pada 17 Juli 1863, Kutai kembali mengadakan perjanjian dengan Belanda. Dalam perjanjian itu disepakati bahwa Kesultanan Kutai Kartanegara menjadi daerah Swapraja dari Pemerintahan Hindia Belanda. Bentuk Swapraja dipilih karena Belanda menyadari tak memiliki kekuatan untuk memerintah secara langsung dari Batavia. Sehingga dengan status ini Kutai seperti halnya kerajaan yang lain dapat mengatur perundangan sendiri, melaksanakan otonomi, melakukan pengadilan sendiri dan melakukan tugas kepolisian sendiri. Status serupa juga diperoleh Kasultanan Ngayogyakarta, Kasunanan Surakarta, Praja Mangkunagaran dan Kadipaten Pakualaman Adikarta di Jawa

Dokumentasi bentuk istana Sultan Kutai hanya ada pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman yang kala itu beribukota di Tenggarong, setelah para penjelajah Eropa melakukan ekspedisi ke pedalaman Mahakam pada abad ke-18. Carl Bock, seorang penjelajah berkebangsaan Norwegia yang melakukan ekspedisi Mahakam pada tahun 1879 sempat membuat ilustrasi pendopo istana Sultan Sulaiman. Istana Sultan Kutai pada masa itu terbuat dari kayu ulin dengan bentuk yang cukup sederhana.

Tahun 1888, pertambangan batubara pertama di Kutai dibuka di Batu Panggal oleh insinyur tambang asal Belanda, J.H. Menten. Menten juga meletakkan dasar bagi eksploitasi minyak pertama di wilayah Kutai. Kemakmuran wilayah Kutai pun nampak semakin nyata sehingga membuat Kesultanan Kutai Kartanegara menjadi sangat terkenal pada masa itu. Royalti atas pengeksloitasian sumber daya alam di Kutai diberikan kepada Sultan Sulaiman.

Tahun 1899 Sultan Sulaiman wafat dan digantikan Putra Mahkotanya, Aji Mohammad dengan gelar Sultan Aji Muhammad Alimuddin. Sultan Alimuddin mendiami istana baru yang terletak tak jauh dari bekas istana Sultan Sulaiman. Istana Sultan Alimuddin ini terdiri dari dua lantai dan juga terbuat dari kayu ulin (kayu besi). Istana ini dibangun menghadap sungai Mahakam.

Tahun 1905, Pemerintah Hindia Belanda memutuskan untuk memerintah secara langsung Kota Samarinda. Sejak itu Kutai tak memiliki lagi kekuasaan politik di salah satu kota terbesar Kalimantan itu.
Sultan Alimuddin hanya bertahta dalam kurun waktu 11 tahun saja, beliau wafat pada tahun 1910. Berhubung pada waktu itu Putra Mahkota Aji Kaget masih belum dewasa, tampuk pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara kemudian dipegang oleh Dewan Perwalian yang dipimpin oleh Aji Pangeran Mangkunegoro.

Pada tanggal 14 Nopember 1920, Aji Kaget dinobatkan sebagai Sultan Kutai Kartanegara dengan gelar Sultan Aji Muhammad Parikesit namun hal ini juga banyak mengalami kontroversi karena ada beberapa kerabat tidak setuju dengan pengangkatan tersebut, hal ini dikarenakan anggapan bahwa Aji Pangeran Soemantri lah yang berhak diangkat menjadi Sultan Kutai. Pada beberapa media juga disebutkan bahwa pengangkatan Aji Muhamad Parikesit dikarenakan kedua saudaranya telah meninggal. Hal inilah yang mengundang banyak kontroversi dari berbagai pihak.

Sejak awal abad ke-20, perekonomian Kutai berkembang dengan sangat pesat sebagai hasil pendirian perusahaan Borneo-Sumatra Trade Co. Pada tahun-tahun tersebut, kapital yang diperoleh Kutai tumbuh secara mantap melalui surplus yang dihasilkan tiap tahunnya. Hingga tahun 1924 Kutai telah memiliki dana sebesar 3.280.000 Gulden, jumlah yang sangat fantastis untuk masa itu.

Tahun 1936, Sultan Parikesit membongkar istana kayu peninggalan Sultan Alimuddin dan mendirikan istana baru yang megah nan kokoh yang terbuat dari bahan beton. Untuk sementara waktu, Sultan Parikesit beserta keluarga kemudian menempati istana lama peninggalan Sultan Sulaiman. Pembangunan istana baru ini dilaksanakan oleh HBM (Hollandsche Beton Maatschappij) Batavia dengan arsiteknya Estourgie. Dibutuhkan waktu satu tahun untuk menyelesaikan istana ini. Setelah fisik bangunan istana selesai pada tahun 1937, baru setahun kemudian yakni pada tahun 1938 secara resmi didiami oleh Sultan Parikesit beserta keluarga. Peresmian istana yang megah ini dilaksanakan cukup meriah dengan disemarakkan pesta kembang api pada malam harinya. Sementara itu, dengan telah berdirinya istana baru maka istana peninggalan Sultan Sulaiman kemudian dirobohkan. Pada masa sekarang ini areal bekas istana Sultan Parikesit juga telah diganti dengan sebuah bangunan baru yakni Gedung Serapo LPKK.

Jepang menduduki wilayah Kutai pada tahun 1942, sejak itu Sultan Kutai harus tunduk pada Kaisar Jepang. Jepang memberi Sultan gelar kehormatan ‘Koo.

MASA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

Indonesia merdeka pada tahun 1945. Dua tahun kemudian, Kesultanan Kutai Kartanegara dengan status Daerah Swapraja masuk ke dalam Federasi Kalimantan Timur bersama-sama daerah Kesultanan lainnya seperti Bulungan, Sambaliung, Gunung Tabur dan Pasir dengan membentuk Dewan Kesultanan. Kemudian pada 27 Desember 1949 masuk dalam Republik Indonesia Serikat.

Berdasar UU Darurat No.3 Tahun 1953, Daerah Swapraja Kutai diubah menjadi Daerah Istimewa Kutai yang merupakan daerah otonom tingkat kabupaten.

Pada masa kejayaannya hingga tahun 1959, Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas. Wilayah kekuasaannya meliputi beberapa wilayah yang ada di propinsi Kalimantan Timur saat ini, yakni:
  1. Kabupaten Kutai Kartanegara
  2. Kabupaten Kutai Barat
  3. Kabupaten Kutai Timur
  4. Kota Balikpapan
  5. Kota Bontang
  6. Kota Samarinda
  7. Kecamatan Penajam
Dengan demikian, luas dari wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara hingga tahun 1959 adalah seluas 94.700 km2.
Namun pada tahun 1959 itu, berdasarkan UU No. 27 Tahun 1959 tentang “Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Kalimantan”, wilayah Daerah Istimewa Kutai dipecah menjadi 3 Daerah Tingkat II, yakni:
  1. Daerah Tingkat II Kutai dengan ibukota Tenggarong
  2. Kotapraja Balikpapan dengan ibukota Balikpapan
  3. Kotapraja Samarinda dengan ibukota Samarinda
Pada tanggal 20 Januari 1960 bertempat di Gubernuran di Samarinda, A.P.T. Pranoto yang menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Timur, atas nama Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia melantik dan mengangkat sumpah 3 kepala daerah untuk ketiga Daerah Swatantra tersebut, yakni:
  1. A.R. Padmo sebagai Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kutai
  2. Kapten Soedjono sebagai Walikota Kotapraja Samarinda
  3. A.R. Sayid Mohammad sebagai Walikota Kotapraja Balikpapan
Sehari kemudian pada tanggal 21 Januari 1960 bertempat di Balairung Istana Sultan Kutai, Tenggarong diadakan Sidang Khusus DPRD Daerah Istimewa Kutai. Inti dari acara ini adalah serah terima pemerintahan dari Kepala Kepala Daerah Istimewa Kutai, Sultan Aji Muhammad Parikesit kepada Aji Raden Padmo (Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kutai), Kapten Soedjono (Walikota Samarinda) dan A.R. Sayid Mohammad (Walikota Balikpapan). Pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara dibawah Sultan Aji Muhammad Parikesit pun berakhir dan beliau hidup menjadi rakyat biasa.

Berikut adalah nama para raja yang pernah memerintah Kutai Kartanegara:

1.    Aji Batara Agung Dewa Sakti
2.    Aji Batara Agung Paduka Nira
3.    Aji Maharaja Sultan
4.    Aji Mandarsyah
5.    Aji Pangeran Tumenggung Baya-Baya
6.    Aji Raja Mahkota
7.    Aji Dilanggar
8.    Aji Pangeran Sinom Panji Mendapa
9.    Aji Pangeran Agung
10.  Aji Pangeran Dipati Majakesuma
11.  Aji Bagi Gelar Ratu Agung
12.  Pangeran Jembangan
13.  Aji Yang Begawan
14.  Aji Sultan Muhammad Idris
15.  Aji Marhum Muhammad Muslihuddin
16.  Aji Sultan Muhammad Salehuddin
17.  Aji Sultan Muhammad Sulaiman
18.  Aji Sultan Muhammad Alimuddin
19.  Aji Sultan Muhammad Parikesit
20.  Sultan Aji Muhammad Salehuddin II

Setelah pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara berakhir, bangunan istananya seluas 2.270 m2 tetap menjadi kediaman Sultan Parikesit hingga tahun 1971. Istana Kutai kemudian diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur pada tanggal 25 Nopember 1971. Pada tanggal 18 Februari 1976, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menyerahkan bekas Istana Kutai kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk dikelola menjadi sebuah museum dengan nama Museum Mulawarman. Di dalam museum ini disajikan beraneka ragam koleksi peninggalan Kesultanan Kutai Kartanegara, di antaranya singgasana, arca, perhiasan, perlengkapan perang, tempat tidur, seperangkat gamelan, koleksi keramik kuno dari China, dan lain-lain.

Di dalam area istana Sultan Kutai juga terdapat makam para raja dan keluarga kerajaan. Jirat atau nisan Sultan dan keluarga kerajaan ini kebanyakan terbuat dari kayu besi yang dapat tahan lama dengan tulisan huruf Arab yang diukir. Sultan-sultan yang dimakamkan disini di antaranya adalah Sultan Muslihuddin, Sultan Salehuddin, Sultan Sulaiman dan Sultan Parikesit. Hanya Sultan Alimuddin saja yang tidak dimakamkan di lingkungan istana, beliau dimakamkan di tanah miliknya di daerah Gunung Gandek, Tenggarong.

Pada tahun 1999 Bupati Kutai Kartanegara, Syaukani Hasan Rais berniat untuk menghidupkan kembali Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Dikembalikannya Kesultanan ini bukan dengan maksud untuk menghidupkan feodalisme di daerah, namun untuk upaya pelestarian warisan sejarah dan budaya Kerajaan Kutai sebagai kerajaan tertua di Indonesia. Selain itu dihidupkannya tradisi Kesultanan Kutai Kartanegara diharapkan dapat mendukung sektor pariwisata Kalimantan Timur dalam upaya menarik minat wisatawan nusantara maupun mancanegara.

Pada tanggal 7 Nopember 2000, Bupati Kutai Kartanegara bersama Putra Mahkota Kutai Aji Pangeran Prabu Anum Surya Adiningrat menghadap Presiden RI Abdurrahman Wahid di Bina Graha Jakarta untuk menyampaikan maksud di atas. Presiden Wahid menyetujui dan merestui dikembalikannya Kesultanan Kutai Kartanegara kepada keturunan Sultan Kutai yakni Putra Mahkota Aji Pangeran Prabu.

Pada tanggal 22 September 2001, Putra Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara, Aji Pangeran Praboe Anoem Soerya Adiningrat resmi dinobatkan menjadi Sultan Kutai Kartanegara dengan gelar Sultan Aji Muhammad Salehuddin II

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara kemudian membangun sebuah istana baru yang disebut Kedatonbagi Sultan Kutai Kartanegara. Bentuk istana yang terletak disamping Masjid Jami’ Aji Amir Hasanuddin ini memiliki konsep rancangan yang mengacu pada bentuk istana Kutai pada masa pemerintahan Sultan Alimuddin.
 
GELAR KEBANGSAWANAN

Dalam Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, gelar kebangsawanan yang digunakan oleh keluarga kerajaan adalah Aji. Gelar Aji diletakkan di depan nama anggota keluarga kerajaan. Dalam gelar kebangsawanan Kutai Kartanegara dikenal penggunaan gelar sebagai berikut:
  • Aji Sultan: digunakan untuk penyebutan nama Sultan bagi kerabat kerajaan.
  • Aji Ratu: gelar yang diberikan bagi permaisuri Sultan.
  • Aji Pangeran: gelar bagi putera Sultan.
  • Aji Puteri: gelar bagi puteri Sultan. Gelar Aji Puteri setara dengan Aji Pangeran.
  • Aji Raden: gelar yang setingkat di atas Aji Bambang. Gelar ini diberikan oleh Sultan hanya kepada pria bangsawan Kutai yang sebelumnya menyandang gelar Aji Bambang.
  • Aji Bambang: gelar yang setingkat lebih tinggi dari Aji. Gelar ini hanya dapat diberikan oleh Sultan kepada pria bangsawan Kutai yang sebelumnya menyandang gelar Aji saja.
  • Aji: gelar bagi keturunan bangsawan Kutai. Gelar Aji hanya dapat diturunkan oleh pria bangsawan Kutai. Wanita Aji yang menikah dengan pria biasa tidak dapat menurunkan gelar Aji kepada anak-anaknya.
  • Aji Sayid: gelar ini diturunkan kepada putera dari wanita Aji yang menikah dengan pria keturunan Arab.
  • Aji Syarifah: gelar ini diturunkan kepada puteri dari wanita Aji yang menikah dengan pria keturunan Arab.
Demikianlah sedikit kisah mengenai sejarah peradaban tertua di Indonesia yang dapat kita bahas kali ini. Satu hal yang menarik adalah, ternyata peradaban ini tidak berdiri di tanah Jawa yang saat ini mendominasi roda pemerintahan Indonesia. Ini adalah bukti bahwa daerah di luar Jawa mampu dan memiliki kesempatan untuk mensejajarkan diri dalam berkembang meraih kemajuan dan kesejahteraan.
Read More..
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Blogroll

About

Blogger news