tag:blogger.com,1999:blog-88851293128063672782024-02-19T09:12:52.155-08:00great culture IndonsiaAsharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.comBlogger155125tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-69995559667667533642015-09-13T02:16:00.002-07:002015-09-13T02:16:40.340-07:00Tahukah Anda: “Sumatra Telah Dikenal Sejak Zaman Rasulullah”<div class="post-body entry-content" id="post-body-2772120559222603972">
<div>
<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNETC0LiOUtbRy4gUKGYaojek0x1klXq9_ztTm1lgTdqWt9sg9mDL4sg83TzFgO5G39Qd1RlFIMVXIVQJGmLzdVIWUhWIWJRa-1Q9NwfbpjUh8xy5w_NV6uLpcmCzkRmAwV_KwgHjpRVed/s1600/alattas.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" class="" height="436" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNETC0LiOUtbRy4gUKGYaojek0x1klXq9_ztTm1lgTdqWt9sg9mDL4sg83TzFgO5G39Qd1RlFIMVXIVQJGmLzdVIWUhWIWJRa-1Q9NwfbpjUh8xy5w_NV6uLpcmCzkRmAwV_KwgHjpRVed/s680/alattas.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Syed Muhammad al Naquib al Attas</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br />
</div>
Benarkah pulau Sumatra telah dikenal oleh Rasulullah SAW semasa
hidup, serta telah dilalui dan disinggahi para pedagang dan pelaut Arab
di masa itu? Pernyataan ini diungkap <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Syed_Muhammad_Naquib_al-Attas" target="_blank">Prof. Dr. Muhammad Syed Naquib al-Attas</a> di buku terbarunya “<i>Historical Fact and Fiction</i>” yang di seminarkan November 2011 lalu.<br />
<br />
<div>
Syed Muhammad al Naquib al Attas lahir di Bogor, 5 September 1931
adalah seorang cendekiawan dan filsuf muslim saat ini dari Malaysia. Ia
menguasai teologi, filsafat, metafisika, sejarah, dan literatur.<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCs67qi5UsDfQeBORHdhDh5uUfrGyb9PCinoN3ZHtuw3fDFd7HrYO6JgMCOUKlJ-LGQYcYvXBQwdy5G5c5faBnJ1ByGjQmAFi7irWOkJYLJY9ncVTLrVAOJfucIYokYMYHLNL0Zgu8i-o/s1600/Tan-Sri-Syed-Naquib-1.jpg" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCs67qi5UsDfQeBORHdhDh5uUfrGyb9PCinoN3ZHtuw3fDFd7HrYO6JgMCOUKlJ-LGQYcYvXBQwdy5G5c5faBnJ1ByGjQmAFi7irWOkJYLJY9ncVTLrVAOJfucIYokYMYHLNL0Zgu8i-o/s1600/Tan-Sri-Syed-Naquib-1.jpg" width="222" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Muhammad al Naquib al Attas</td></tr>
</tbody></table>
Ia juga menulis berbagai buku di bidang pemikiran dan
peradaban Islam, khususnya tentang sufisme, kosmologi, filsafat, dan
literatur Malaysia.<br />
<div>
<br />
</div>
Sumber Wikipedia menyebutkan, tahun 1962 Al-Attas menyelesaikan studi pasca sarjana di <i>Institute of Islamic Studies</i> di McGill University, Montreal, Kanada, dengan thesis <i>Raniri and the Wujudiyyah of 17th Century Acheh</i>.<br />
<br />
Al-Attas kemudian melanjutkan studi ke <i>School of Oriental and African Studies, University of London</i>
di bawah bimbingan Professor A. J. Arberry dari Cambridge dan Dr.
Martin Lings. Thesis doktornya (1962) adalah studi tentang dunia mistik
Hamzah Fansuri.<br />
<br />
Pada 1987, Al-Attas mendirikan sebuah institusi pendidikan tinggi bernama <i>International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC)</i>
di Kuala Lumpur. Melalui institusi ini Al-Attas bersama sejumlah kolega
dan mahasiswanya melakukan kajian dan penelitian mengenai Pemikiran dan
Peradaban Islam, ia terkenal kritis terhadap Peradaban Barat.<br />
<br />
</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Kesimpulan Al-Attas ini berdasarkan <i>inductive methode of reasoning</i>.
Metode ini, ungkap al-Attas, bisa digunakan para pengkaji sejarah
ketika sumber-sumber sejarah yang tersedia dalam jumlah yang sedikit
atau sulit ditemukan, lebih khusus lagi sumber-sumber sejarah Islam dan
penyebaran Islam di Nusantara memang kurang.<br />
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Ada dua fakta yang al-Attas gunakan untuk sampai pada kesimpulan di atas.<br />
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pertama</b>, bukti sejarah
Hikayat Raja-Raja Pasai yang di dalamnya terdapat sebuah hadits yang
menyebutkan Rasulullah saw menyuruh para sahabat untuk berdakwah di
suatu tempat bernama Samudra, yang akan terjadi tidak lama lagi di
kemudian hari. Hikayat Raja-raja Pasai antara lain menyebutkan sebagai
berikut:<br />
<br />
</div>
<blockquote class="tr_bq">
<i>“</i>…Pada zaman Nabi Muhammad Rasul
Allah salla’llahu ‘alaihi wassalama tatkala lagi hajat hadhrat yang maha
mulia itu, maka sabda ia pada sahabat baginda di Mekkah, demikian sabda
baginda<i>: </i><i>“Bahwa sepeninggalku ada sebuah negeri di atas angin
Samudera namanya. Apabila ada didengar khabar negeri itu maka kami
suruh engkau (sediakan) sebuah kapal membawa perkakas dan kamu bawa
orang dalam negeri (itu) masuk Islam serta mengucapkan dua kalimah
syahadat. Syahdan, (lagi) akan dijadikan Allah Subhanahu wa ta’ala dalam
negeri itu terbanyak daripada segala Wali Allah jadi dalam negeri itu”</i></blockquote>
</div>
<div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Dasarnya tentu sangat kuat baik secara
teologis maupun secara antropologis. Menurutnya, Hamzah Fansuri,
Nurruddin Ar-Raniry, Syamsuddin As-Sumatrani, Syech Abdurrauf
As-singkili yang terkenal dengan nama Syeikh di Kuala atau Syiah Kuala
adalah sekian diantara ulama besar Aceh yang pernah ada di zaman
keemasan kesultanan Pasai dan Kerajaan Aceh Darussalam.<br />
<br />
Bahkan, sekian diantara Wali Songo memiliki garis hubungan pendidikan
atau lulusan (alumni) yang berguru di Samudera Pasai sebagai pusat
peradaban Islam Asia tenggara kala itu. Bahkan beberapa diantaranya ada
yang memiliki hubungan keturunan dengan Aceh penyebar Islam di tanah
Jawa.<br />
<br />
Sumber wikipedia menyebutkan, bahwa asal-usul penamaan pulau "Sumatra" sendiri berasal dari keberadaaan sebuah kerajaan benama <i>Samudera </i>Pasai (terletak di pantai pesisir timur Aceh). Diawali dengan kunjungan <b>Ibnu Batutah</b>, petualang asal Maroko ke negeri tersebut pada tahun 1345, dia melafalkan kata <i>Samudera </i>menjadi <i>Samatrah</i>, dan kemudian menjadi <i>Sumatra </i>atau <i>Sumatera</i>,
selanjutnya nama ini tercantum dalam peta-peta abad ke-16 buatan
Portugis, untuk dirujuk pada pulau ini, sehingga kemudian dikenal meluas
sampai sekarang. <i>(Nicholaas Johannes Krom, De Naam Sumatra, BKI, 100, 1941.)</i><br />
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kedua</b>, berupa terma
“kāfūr” yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Kata ini berasal dari kata
dasar “kafara” yang berarti menutupi. Kata “kāfūr” juga merupakan nama
yang digunakan bangsa Arab untuk menyebut sebuah produk alam yang dalam
Bahasa Inggris disebut camphor, atau dalam Bahasa Melayu disebut dengan
kapur barus.<br />
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Masyarakat Arab menyebutnya
dengan nama tersebut karena bahan produk tersebut tertutup dan
tersembunyi di dalam batang pohon kapur barus/pohon karas (cinnamomum
camphora) dan juga karena “menutupi” bau jenazah sebelum dikubur.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br />
</div>
Produk kapur barus yang terbaik adalah dari Fansur (Barus) sebuah
kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, yang terletak di
pantai barat Sumatra.<br />
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan demikian tidak diragukan
wilayah Nusantara lebih khusus lagi Sumatra telah dikenal oleh
Rasulullah dari para pedagang dan pelaut yang kembali dengan membawa
produk-produk dari wilayah tersebut (pasai) dan dari laporan tentang apa
yang telah mereka lihat dan dengar tentang tempat-tempat yang telah
mereka singgahi.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz6mm20Isv4v7vjJ9wbsKuvAfPsiVljTz2nylcuE-7DvaI3_d1sTfRJfm1_PKpfUYzYmqdhxlR3e-L2gPgq1F_fq5fNiVUX9IDjRePvfZi3CzaTfRLS1IhajTsQwGJ0tZZH20KLcIUe2Q/s1600/684492.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="310" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz6mm20Isv4v7vjJ9wbsKuvAfPsiVljTz2nylcuE-7DvaI3_d1sTfRJfm1_PKpfUYzYmqdhxlR3e-L2gPgq1F_fq5fNiVUX9IDjRePvfZi3CzaTfRLS1IhajTsQwGJ0tZZH20KLcIUe2Q/s1600/684492.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Prof. Dr. Muhammad Syed Naquib al-Attas</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Menurut berita-berita luar yang juga diceritakan dalam Hikayat Raja-raja
Pasai (Pase) kerajaan ini letaknya di kawasan Selat Melaka pada jalur
hubungan laut yang ramai antara dunia Arab, India dan Cina. Disebutkan
pula bahwa kerajaan ini pada abad ke XIII sudah terkenal sebagai pusat
perdagangan di kawasan itu.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kembali menurut Al-Attas, ia
menyebutkan, ada empat faktor penyebab minimnya sumber dan kajian
sejarah Islam dan sejarah penyebaran Islam di Nusantara.</div>
<br />
<b><i>Pertama</i></b>, sumber dan karya ilmiah sejarah Islam yang
ditulis dalam huruf Jawi/Pego (Arab latin) oleh masyarakat Nusantara
tidak begitu terkenal di kalangan ilmuwan Barat karena tidak banyak dari
mereka yang pandai membaca tulisan Jawi.<br />
<br />
<b><i>Kedua</i></b>, banyak sumber sejarah yang hilang atau tidak diketahui keberadaannya pada zaman penjajahan.<br />
<br />
<b><i>Ketiga</i></b>, biasanya sumber-sumber sejarah yang ditulis
masyarakat Nusantara dianggap oleh orientalis sebagai artifak sastra,
sebagai karya dongeng atau legenda, yang hanya bisa dipelajari dari
sudut filologi atau linguistik, dan tidak bisa diterima sebagai sumber
sejarah yang sempurna dan benar.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Keempat</i></b>, karena minimnya
sumber dan kajian sejarah Islam Nusantara membuat para ilmuwan Barat
hanya menggunakan sumber, kajian dan tulisan dari luar Nusantara
termasuk dari Barat. Mereka tidak memperhatikan atau mungkin tidak tahu
adanya bahan-bahan dan informasi yang terdapat dalam berbagai sumber
sejarah Islam termasuk sumber-sumber sejarah dari wilayah Nusantara.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Prof. Dr. Abdul Rahman Tang, Akademis dan dosen pasca sarjana di Departemen Sejarah dan Peradaban, <i>Kulliyyah of Islamic Revealed Knowledge and Human Sciences</i>
di International Islamic University Malaysia, selaku pembanding
menyatakan kajian sejarah Islam Nusantara yang dilakukan al-Attas dalam
buku tersebut sebagian besar bersifat spekulatif.<br />
<br />
Salah satu fakta spekulatif tersebut adalah hadits yang terdapat dalam Hikayat Raja Raja Pasai.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br />
</div>
Menurutnya, fakta-fakta tersebut bisa valid jika telah menjalani
proses “verification of fact”. Namun Al-Attas tidak melakukan proses ini
terhadap hadits yang disebutkan di dalam hikayat raja-raja pasai
tersebut.<br />
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhImRfFT2OKgwWoIzbt0jL6j5_Fg0l1H96VDXlYQY1hW5UTQRflcJo46B4zrzPR-tNXuKFegl1Jj_nQFT2UCwShWzJQJGZuJO-dkZ6IZ4S8j6fw59r1GqrsTCM2gIvg_Uc1cmJJoeEl/s1600/buku+alatas.jpg" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhImRfFT2OKgwWoIzbt0jL6j5_Fg0l1H96VDXlYQY1hW5UTQRflcJo46B4zrzPR-tNXuKFegl1Jj_nQFT2UCwShWzJQJGZuJO-dkZ6IZ4S8j6fw59r1GqrsTCM2gIvg_Uc1cmJJoeEl/s400/buku+alatas.jpg" width="195" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Historical Fact and Fiction</td></tr>
</tbody></table>
Muslim China warga Malaysia ini mempertanyakan tentang
hadits ini dan mengkhwatirkan implikasinya terhadap pemikiran masyarakat
Nusantara. Menurutnya, al-Attas melakukan inductive methode of
reasoning secara tidak konstruktif. Sedang Dr. Syamsuddin Arif, dosen
IIUM asal Jakarta, selaku pembicara kedua dalam acara bedah buku
tersebut mengungkapkan kesimpulan al-Attas di atas logis dan sesuai
dengan fakta.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Hal ini berdasarkan perjalanan pelaut dan pedagang Arab pada masa Rasulullah <i>Shallallahu 'Alaihi wa Sallam</i> yang pergi ke China. Untuk mencapai negeri China melalui laut tak ada rute lain kecuali melalui dan singgah wilayah Nusantara.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Lebih lanjut Arif mengemukakan
berbagai teori dan pendapat tentang kapan, dari mana, oleh siapa, dan
untuk apa penyebaran Islam di Nusantara beserta bukti-bukti dan
fakta-fakta yang digunakan untuk mendukung pendapat-pendapat tersebut.
Arif juga menjelaskan ilmuwan siapa saja yang memegang dan yang
menentang pendapat-pendapat tersebut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Di akhir makalahnya, Arif
mempertanyakan pendapat J.C. Van Leur yang pertama kali menyatakan bahwa
penyebaran Islam di Nusantara dimotivasi oleh kepentingan ekonomi dan
politik para pelakunya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Van Leur dalam bukunya “<i>Indonesian Trade and Society</i>”
berpendapat, sejalan dengan melemahnya kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di
Sumatera dan khususnya di Jawa, para pedagang Muslim beserta muballigh
lebih berkesempatan mendapatkan keuntungan dagang dan politik.<br />
<br />
Dia juga menyimpulan adanya hubungan saling menguntungkan antara para pedagang Muslim dan para penguasa lokal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Pihak yang satu memberikan
bantuan dan dukungan materiil, dan pihak kedua memberikan kebebasan dan
perlindungan kepada pihak pertama.<br />
<br />
Menurutnya, dengan adanya konflik antara keluarga bangsawan dengan
penguasa Majapahit serta ambisi sebagian dari mereka untuk berkuasa,
maka islamisasi merupakan alat politik yang ampuh untuk merebut pengaruh
hingga menghimpun kekuataan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut catatan<b> M. Yunus Jamil</b>,
bahwa pejabat-pejabat Kerajaan Islam Samudera Pasai terdiri dari
orang-orang alim dan bijaksana. Adapun nama-nama dan jabatan-jabatan
mereka adalah sebagai berikut:</div>
<br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: -webkit-auto;">
1. Seri Kaya Saiyid Ghiyasyuddin, sebagai Perdana Menteri.<br />
2. Saiyid Ali bin Ali Al Makaarani, sebagai Syaikhul Islam.<br />
3. Bawa Kayu Ali Hisamuddin Al Malabari, sebagai Menteri Luar Negeri.</blockquote>
<div style="text-align: -webkit-auto;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dari catatan-catatan, nama-nama
dan lembaga-lembaga seperti tersebut di atas, Prof. A. Hasjmy
berkesimpulan bahwa, sistem pemerintahan dalam Kerajaan Islam Samudera
Pasai sudah teratur baik, dan berpola sama dengan sistem pemerintahan
Daulah Abbasiyah di bawah Sultan Jalaluddin Daulah (416-435 H).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Nama Samudera dan Pasai sudah
populer disebut-sebut baik oleh sumber-sumber Cina, Arab dan Barat
maupun oleh sumber-sumber dalam negeri seperti Negara Kertagama (karya
Mpu Prapanca, 1365) pada abad ke 13 dan ke-14 Masehi. Dan tentang asal
usul nama kerajaan ini ada berbagai pendapat.<br />
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut J.L. Moens, kata <b>Pasai </b>berasal dari istilah <b>Parsi </b>yang
diucapkan menurut logat setempat sebagai Pa’Se. Dengan catatan bahwa
sudah semenjak abad ke VII M, saudagar-saudagar bangsa Arab dan Parsi
sudah datang berdagang dan berkediaman di daerah yang kemudian terkenal
sebagai Kerajaan Islam Samudera Pasai .<br />
<br />
<img border="0" class="" height="351" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4hquEWSmNRPyUZ4sgSNVJXlRu5AiDS-ueZ_pc3B_nZc9wls12do0PbgSzIXbsQAKlVwvub8C3g5387z_iMkQHqRcbKHHj42KQV4oeuCD1h0nVv2n6zMnVwbL7J528kilSv8vuAhsoECc/s1600/sumatra.jpg" style="text-align: center;" width="640" /><br />
<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Mohammad Said</b>, salah seorang wartawan dan cendikiawan Indonesia pengarang buku <i>ACEH SEPANJANG ABAD</i> yang berkecimpung dengan penelitiannya tentang kerajaan ini dan kerajaan Aceh, dalam prasarannya yang berjudul “<i>Mentjari Kepastian Tentang Daerah Mula dan Cara Masuknya Agama Islam ke Indonesia"</i>,
berkesimpulan bahwa istilah PO SE yang populer digunakan pada
pertengahan abad ke VIII M seperti terdapat dalam laporan-laporan Cina,
adalah identik atau mirip sekali dengan Pase atau Pasai.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Pendapat ini adalah sesuai dengan apa yang telah dikemukakan oleh Prof. Gabriel Ferrand dalam karyanya (<i>L’Empire</i>, 1922, hal.52-162), dan pendapat Prof. Paul Wheatley dalam (<i>The Golden Khersonese</i>,
1961, hal.216), yang didasarkan pada keterangan para musafir Arab
tentang Asia Tenggara. Kedua sarjana ini menyebutkan bahwa sudah sejak
abad ke-7 Masehi, pelabuhan-pelabuhan yang terkenal di Asia Tenggara
pada masa itu, telah ramai dikunjungi oleh para pedagang dan
musafir-musafir Arab. Bahkan pada setiap kota-kota dagang itu telah
terdapat fondachi-fondachi atau permukiman-permukiman dari
pedagang-pedagang yang beragama Islam. <i>Wallahu'alam bissawab..</i></div>
</div>
</div>
</div>
<div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;">
<br />Readmore: <a href="http://www.atjehcyber.net/2012/05/tahukah-anda-sumatra-telah-dikenal.html#ixzz3lbmpNvxV" style="color: #003399;">http://www.atjehcyber.net/2012/05/tahukah-anda-sumatra-telah-dikenal.html#ixzz3lbmpNvxV</a>
<br /></div>
Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-59066020615731878692014-06-30T05:15:00.001-07:002014-06-30T05:15:35.456-07:00kerajaan-kerajaan yang pernah ada di nusantara<ol>
<li>Amarasi: kerajaan di Timor Barat. </li>
<li>Ambawang: kerajaan bawahan dari kerajaan Kubu di Kalimantan Barat.
Ambawang berusaha menjadi negara merdeka dari Kubu pada tahun sekitar
1800, tetapi tak diperbolehkan oleh Hindia Belanda yg mengumumkannya
pada tahun 1830. </li>
<li>Ambeno, Ambenu, Ambeno Mosu Talip: kerajaan di Timor Barat. </li>
<li>Ambeno Kolabe: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu], didirikan oleh orang-orang yg melarikan diri dari Oecussi Ambeno</li>
<li>Amfoan, Amfoang, Amfoan Naikliu, Amfoan Timau: kerajaan di Timor
Barat, awalnya disebut hanya Amfoan, tetapi kemudian pecah menjadi 2
cabang; Amfoan Naikliu & Amfoan Timau. Raja dari Amfoan Naikliu
memerintah hanya pada kota Naikliu & beberapa desa. </li>
<li>Ampibabo: kerajaan yg berada di tengah Sulawesi</li>
<li>Anakalang: kerajaan yg berada di barat dari pulau Sumba</li>
<li>Andeue & Lala: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, berada di wilayah Sumatra. </li>
<li>Arai: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, berada di
wilayah Sumatra. Merupakan bagian dari Federasi Hulubalang XII. </li>
<li>Areë</li>
<li>Aru atau Haru: kerajaan suku Karo di muara sungai Wampu, Sumatera Utara. </li>
<li>Aceh: berada di wilayah utara dari pulau Sumatra, kesultanan Achin atau Atjeh didirikan pada akhir abad ke-15. </li>
<li>Adonara: kerajaan yg berada di pulau pegunungan berapi yg bernama pulau Adonara di Kepulauan Sunda Kecil. </li>
<li>Aga Nonsin</li>
<li>Agang Nionjo<span id="more-10022"></span></li>
<li>Agrabinta: berada di Daerah Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur
Sekarang wilayah Selatan Jawa Barat pulau Jawa, Kerajaan didirikan pada
abad ke-2 Masehi. </li>
<li>Aitoon: kerajaan di pulau Timor Barat. </li>
<li>Ajer Lebu: kerajaan yg lebih kurang merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, berada di wilayah Sumatra. </li>
<li>Alita: kerajaan yg berada di wilayah Bugis, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Allah: kerajaan yg berada di wilayah Bugis, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Amaabi Oefeto: kerajaan di pulau Timor Barat yg terbentuk pada tahun 1917 menjadi kerajaan Kupang yg lebih besar. </li>
<li>Amabi:kerajaan di pulau Timor Barat yg terbentuk pada tahun 1917 menjadi kerajaan Kupang yg lebih besar. </li>
<li>Amahei: kerajaan setengah merdeka di barat daya dari Seram di Maluku. Pemimpinnya digelari Raja pada tahun 1960-an. </li>
<li>Amakono</li>
<li>Amanatun: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Kedaulatan
kerajaan diganti pada tahun 1962. Istana Raja dipindahkan dari Nunkolo
ke SoE pada tahun 1952. </li>
<li>Amanuban: Kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Istana Raja disebut Sonaf Naik [Istana Besar]. </li>
<li>Arun: kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh, di daerah Meureudu, Sumatra. Merupakan bagian dari Federasi Hulubalang XII. </li>
<li>Asahan: berada di Sumatra bagian timur, didirikan menjadi sebuah kerajaan pada akhir abad ke-17 oleh anak dari Sultan Aceh. </li>
<li>Ati Ati: Kerajaan yg berada di bagian timur pulau Irian. </li>
<li>Atingola: kerajaan di Sulawesi Utara. didirikan tahun 1667 & ditundukkan pada tahun 1889. </li>
<li>Baa: satu dari 19 kerajaan yg berada di kepulauan Rote, Barat Daya Pulau Timor, dibentuk tahun 1691. </li>
<li>Bacan: kerajaan seluas 1. 600 km² di Kepulauan Maluku yg didirikan
pada tahun 1322 oleh orang-orang dari Djailolo [sekarang Jailolo] &
diperintah oleh pemimpin Islam sejak abad ke-16, yg kemudian bergelar
Sultan. </li>
<li>Bada: kerajaan di Sulawesi Tengah</li>
<li>Badung: kerajaan yg dibentuk karena kejatuhan Majapahit, sesudah
Dewa Agung Ketut, penguasa Bali & Lombok membagi kerajaannya untuk
ke-9 anak-anaknya. Wilayahnya saat ini menjadi Kabupaten Badung. </li>
<li>Bagoh</li>
<li>Bait: kerajaan kecil di Timor Barat</li>
<li>Baju: kerajaan yg merupaken bagian dari Kesultanan Aceh di daerah Sumatra. </li>
<li>Balangnipa: kerajaan di daerah Mandar, Sulawesi Selatan, dibentuk tahun 1667. </li>
<li>Balatu: kerajaan di Sulawesi Selatan, dibentuk tahun 1667. </li>
<li>Balepe: kerajaan di daerah Toraja, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Bali & Lombok</li>
<li>Bambel: kerajaan yg merupaken bagian dari Kesultanan Aceh di daerah Sumatra. </li>
<li>Bambi & Oenoë, Bambi & Unu: kerajaan yg merupaken bagian
dari Kesultanan Aceh di Sigli. Merupakan bagian dari Federasi Hulubalang
VI. </li>
<li>Banasu: kerajaan di Sulawesi Tengah. </li>
<li>Banawa: kerajaan di Sulawesi Tengah, yg dibentuk pada 1667. </li>
<li>Bancea & Puumbolo: kerajaan di Sulawesi Tengah, bagian dari Poso. </li>
<li>Bandahara</li>
<li>Banga: kerajaan di daerah Toraja, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Banggai: kerajaan di Pulau Banggai di tenggara Sulawesi. </li>
<li>Bangkala: kerajaan di daerah Makassar, Sulawesi Selatan, ditundukkan pada tahun 1863. </li>
<li>Bangkalaan: kerajaan di Kalimantan Selatan, disebut juga kerajaan Tanah Bumbu. </li>
<li>Bangkalan: kerajaan seluas 354 km² di Pulau Madura yg menurut
legenda didirikan oleh Raja Majapahit terakhir. Penguasa pertama pada
tahun 1530 ialah anak dari Pangeran Palakaran, awal abad ke-16. </li>
<li>Bangli: kerajaan yg didirikan sesudah kejatuhan Majapahit, sesudah
Dewa Agung Ketut, Penguasa Bali & Lombok membagi kerajaannya. </li>
<li>Banjar: kerajaan di Kalimantan Selatan yg mungkin didirikan akhir
abad ke-14 oleh Empu Djamatka dari Hindustan, memeluk Islam pada 1520. </li>
<li>Bantam</li>
<li>Banten: didirikan awal abad ke-16 saat kejatuhan Majapahit. </li>
<li>Bantjea & Puumbolo</li>
<li>Banua Kuran</li>
<li>Barang Barang: kerajaan di Sulawesi Selatan, didirikan pada 1667. </li>
<li>Barnusa: kerajaan di bagian barat dari Pulau Pantar, sebelah barat
Pulau Alor. Kekuasaan terpisah menjadi dua marga yaitu Baso &
Blegar. </li>
<li>Bolaang Mongondow: kerajaan di Sulawesi Utara yg bergabung dengan
Indonesia tahun 1568 dengan Ternate & menjadi bagian pada tahun
1677. Tonsawang, Pasan, Ratahan, Povosakon, & Somoit [Bantik]
sebagai Panglima tentara kerajaan Bolaang Mongondow pada 1697. </li>
<li>Bolaang Uki: negara kota di Sulawesi Utara. </li>
<li>Bolano: kerajaan di tengah daerah Moutong, Sulawesi Tengah. </li>
<li>Bone: di daerah Bugis, Sulawesi Selatan. didirikan pada 1634, ditundukkan Belanda pada 1905 & dikembalikan pada 1931. </li>
<li>Bonea: kerajaan di Sulawesi Selatan, dibentuk pada 1667. </li>
<li>Bonerate: kerajaan di Pulau Bonerate, Sulawesi Selatan, dibentuk pada 1667. </li>
<li>Bontobiraeng: Kerajaan di Sulawesi Selatan, yg didirikan dibawah
pemerintahan Karaeng Bontobiraeng,yang namanya diganti menjadi nama
sebuah Desa yaitu Desa Ara Kec. Bontobahari, yg berada didaerah Sulawesi
Selatan Kab. Bulukumba yg masuk dlm wilayah Kerajaan Bone. </li>
<li>Bontobangun: kerajaan di Sulawesi Selatan, dibentuk pada 1667. </li>
<li>Bontobatu</li>
<li>Buakaju: kerajaan di daerah Toraja, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Bubon: kerajaan di Sumatera. </li>
<li>Buging & Bagoh: kerajaan di bawah Kesultanan Aceh. </li>
<li>Buket</li>
<li>Bulalong</li>
<li>Buleleng: kerajaan yg dibangun sebagai akibat dari kejatuhan
Majapahit, sesudah Dewa Agung Ketut, penguasa Bali & Lombok membagi
kerajaannya. </li>
<li>Bulo Bulo: kerajaan di Sulawesi Selatan. </li>
<li>Bulungan, Boelongan: kerajaan di Kalimantan Timur, Bagian dari Berau pada abad ke-19. </li>
<li>Bungku: kerajaan di Sulawesi Tengah, merdeka dari Ternate pada 1900. </li>
<li>Buntubatu: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Bunut: kerajaan di Kalimantan Barat. </li>
<li>Bunyut</li>
<li>Buol: negara kota di Sulawesi Tengah, didirikan pada 1660. </li>
<li>Buton: kerajaan yg didirikan sebelum 1550 di Pulau Buton, di
tenggara Sulawesi. Sejak 1886, memiliki 3 keturunan sultan yaitu: Kaum
Tanailandutak, Kaum Tapitapitak & Kaum Kumbewahatak. </li>
<li>Campa: kerajaan di Vietnam bagian selatan. </li>
<li>Cantung: kerajaan di Kalimantan Selatan. </li>
<li>Cenrana: kerajaan di daerah Mandar, Sulawesi Barat. </li>
<li>Ceranti</li>
<li>Cirebon: kerajaan yg didirikan pada tahun 1478</li>
<li>Cumbok</li>
<li>Cunda</li>
<li>Dafalu: kerajaan di Timor Barat. </li>
<li>Daha: kerajaan Hindu yg pernah berdiri di Kalimantan Selatan. </li>
<li>Dehla: satu dari 19 kerajaan di kepulauan Rote, Barat daya Pulau
Timor. Dehla melepaskan diri dari Oenale & didirikan pada tahun
1800-an. </li>
<li>Deli: kerajaan seluas 1,820 km² di timur Sumatera & didirikan
pada tahun 1630. Kerajaan antara tahun 1630 sampai 1814, berubah menjadi
kesultanan tahun 1814 ketika memperoleh kemerdekaan dari Kerajaan Siak.
</li>
<li>Demak: kerajaan Islam pertama di Jawa, didirikan di Demak pada tahun 1478 oleh Raden Patah. </li>
<li>Denai: kerajaan kota seluas 46 km² di timur Sumatra. </li>
<li>Dengka: kerajaan terbesar dari 19 kerajaan yg berada di Pulau Rote. </li>
<li>Denpasar</li>
<li>Dharmasraya: kerajaan yg terletak di selatan Kabupaten Sijunjung,
Sumatera Barat, & di utara Jambi. Memiliki persahabatan erat dengan
Majapahit dengan perkawinan kedua putrinya, Dara Jingga & Dara Petak
dengan Raja & bangsawan Majapahit. </li>
<li>Dimu</li>
<li>Dirma: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Kadang merupaken bagian dari Federai Belu. </li>
<li>Diu: satu dari 19 kerajaan di Pulau Rote, kadang berada di bawah kekuasaan Korbafo, didirikan pada 1691. </li>
<li>Djailolo</li>
<li>Djambi</li>
<li>Djongkong</li>
<li>Dolago: kerajaan di Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah. </li>
<li>Dolo: kerajaan di Sulawesi Tengah. Dolo pernah bergabung dengan
Rindau & Kaleke dari tahun 1650 sampai 1890, dengan Birumaru dari
1908 menjadi Dolo Birumaru sampai Birumaru memisahkan diri. </li>
<li>Dolok Silau: kerajaan di Sumatera Timur. </li>
<li>Dompu: kerajaan di Pulau Sumbawa</li>
<li>Donggala</li>
<li>Federasi Duri</li>
<li>Edi Besar [keakuratan dipertanyakan]</li>
<li>Edi Tjoet [keakuratan dipertanyakan]</li>
<li>Mukims Sama Indra VIII & Lhok Kaju [keakuratan dipertanyakan]</li>
<li>Ende: kerajaan kepulauan di kepuluan Flores</li>
<li>Enjung: kurang lebih ialah kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh, di
daerah Sumatera. Kerajaan ini ialah bagian dari federasi Hulubalangs
XII dari Pedir. </li>
<li>Enrekang: kerajaan di wilayah Bugi di Celebes Selatan. </li>
<li>Faan: kerajaan di pulau Kei Kecil, kepulauan Kei di Maluku. [keakuratan dipertanyakan]</li>
<li>Fatagar: kerajaan yg berada di timur Papua. </li>
<li>Fatu Leu: kerajaan di Timor Barat, dibentuk tahun 1912</li>
<li>Fialarang: kerajaan merdeka atau setengah merdeka di Timor Barat
[Timor Loro Manu]. Kadang-kadang dianggap menjadi bagian dari federasi
Belu. </li>
<li>Foenay: kerajaan di Timor Barat yg terbentuk tahun 1917</li>
<li>Gajo Lues</li>
<li>Galesong: kerajaan di wilayah Makassar di Sulawesi Selatan. </li>
<li>Gaura: kerajaan di pulau Sumba. </li>
<li>Gebang: kerajaan bawahan dari Kesultanan Cirebon, di Jawa. </li>
<li>Gedong, Geudong: kerajaan yg dibentuk abad ke-16, bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra. </li>
<li>Gelgel: kerajaan di pulau Bali yg terbentuk sesudah runtuhnya
Majapahit. Kerajaan ini menganggap dirinya sebagai penerus sejati
Majapahit. </li>
<li>Geumpang: kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra. </li>
<li>Gianyar: kerajaan yg dibentuk sesudah keruntuhan kerajaan Majapahit,
sesudah Dewa Agung Ketut, pemimpin Bali & Lombok membagi kerajaan
besarnya menjadi beberapa kerajaan di antara 9 miliknya. </li>
<li>Gighen: kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sigli
Sumatra. Kerajaan ini ialah bagian dari Federasi Hulubalang VI dari
Gighen. </li>
<li>Gigiëng</li>
<li>Glumpangduwa</li>
<li>Glumpang Pajong: kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sigli Sumatra. </li>
<li>Goa atau Gowa: kerajaan yg berada di wilayah Makassar di barat daya Sulawesi, sebelum tahun 1300. </li>
<li>Gorontalo: Kerajaan di Sulawesi Utara, didirikan tahun 1667. </li>
<li>Gresik</li>
<li>Gunung Sahilan: kerajaan yg mempunyai luas 359. 12 km² di Sumatra timur. </li>
<li>Gunung Mutis: kerajaan yg ada di Timor Barat [Timor Loro Manu], bawahan kerajaan Mollo. </li>
<li>Gunungtabur: kerajaan di Kalimantan Timur, dibentuk dari kerajaan Berau yg dibagi menjadi 2 kerajaan. </li>
<li>Harneno: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Keturunan dari kerajaan Beboki</li>
<li>Haruku: kerajaan kepulauan di Ambon timur, Maluku Tengah</li>
<li>Heba</li>
<li>Helong</li>
<li>Henda Heti</li>
<li>Herlang: kerajaan di Kabupaten Bulukumba, Raja yg terkenal Karaeng Kilong dg Mangalle [Karaeng Lange-lange]</li>
<li>Holontalo</li>
<li>Hitu: kerajaan yg terletak di Pulau Ambon, Maluku, masa kejayaannya
berkisar antara tahun 1470 sampai dengan 1682 dengan rajanya yg bergelar
Upu Latu Sitania. </li>
<li>Iboih: kerajaan yg kurang lebih bawahan dari kesultanan Aceh, di pulau Weh, daerah Sigli, Sumatra. </li>
<li>Idi Besar: kerajaan yg kurang lebih bawahan dari kesultanan Aceh, di pulau Weh, Sumatra. </li>
<li>Idi Cut</li>
<li>Idi Ketjil</li>
<li>Idi Rajeu, Idi Rajut</li>
<li>Idi Tjut: kerajaan yg kurang lebih bawahan dari kesultanan Aceh, di pulau Weh, Sumatra. </li>
<li>Iha: kerajaan di Pulau Saparua, Maluku. </li>
<li>Ilot: kerajaan yg kurang lebih bawahan dari kesultanan Aceh, di pulau Weh, Sumatra. </li>
<li>Indamar: kerajaan kecil di Sumatra barat. </li>
<li>Inderapura [Sri]</li>
<li>Indragiri: kerajaan di Sumatera Timur, didirikan 1639, merdeka dari Johor tahun 1745</li>
<li>Inderapura: kerajaan dengan luas 62 km² di Sumatera Timur, dibentuk
oleh kerajaan-kerajaan seperti Tanjung, Tanjung Kassau, Si Pare Pare
& Pagurawan, di bawah jabatan raja Tanjung. </li>
<li>Insana: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]</li>
<li>Jailolo: kesultanan di Pulau Halmahera di Maluku Utara. Kerajaan
utama sebelumnya ialah Jailolo pada 1322, tetapi pada 1380, Ternate
memegang kekuasaan atas pulau tersebut. </li>
<li>Jambi: kerajaan seluas 53,206 km² di selatan Sumatera, didirikan pada 1690 & dikuasai Belanda pada 1901. </li>
<li>Janggala: salah satu dari dua kerajaan pecahan Kahuripan tahun 1049
[satu lainnya ialah Kadiri], yg dipecah oleh Airlangga untuk dua
puteranya. </li>
<li>Jangka Buda</li>
<li>Jarewea</li>
<li>Jenilu: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. </li>
<li>Jodjakarta</li>
<li>Jolok Ketjil: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh. </li>
<li>Jongkong: kerajaan di Kalimantan Barat</li>
<li>Julo Cut, Julo Tjut: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh. </li>
<li>Julo Rajeu: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh. </li>
<li>Juluk Tjut</li>
<li>Kota V di Mudik [keakuratan dipertanyakan]</li>
<li>Kota V di Tengah [keakuratan dipertanyakan]</li>
<li>Kuta V [keakuratan dipertanyakan]</li>
<li>Kota IV di Ilir [keakuratan dipertanyakan]</li>
<li>Kota IV di Mudik [keakuratan dipertanyakan]</li>
<li>Kota IV Rokan Kiri [keakuratan dipertanyakan]</li>
<li>Kadiri, Kediri: kerajaan yg bercorak Hindu di Jawa Timur, berdiri
sekitar tahun 1045-1221. Disebut juga dengan nama Panjalu atau Dhaha. </li>
<li>Kahuripan: kerajaan di Jawa Timur yg didirikan oleh Airlangga pada
tahun 1019. Kerajaan ini dibangun dari sisa-sisa istana Kerajaan Medang
yg telah dihancurkan oleh Sriwijaya pada tahun 1019. </li>
<li>Kaidipang Besar: kerajaan kota di Sulawesi Utara, dibentuk tahun
1912 sebagai hasil dari penggabungan kerajaan Kaidipang & Bolaäng
Itang. </li>
<li>Kajang:terletak di kabupaten Bulukumba, terdapat suku Kajang dengan
pemangku adatnya bergelar Ammatowa, Raja terkenal Karaeng Dea dg Lita. </li>
<li>Kalao: kerajaan dari kepulauan Kalao, terletak di Sulawesi Selatan, dibentuk tahun 1667. </li>
<li>Kalaota: kerajaan di pulau Kalaota, di Sulawesi Selatan, dibentuk tahun 1667. </li>
<li>Kale</li>
<li>Kaleke</li>
<li>Kalibawang: Kerajaan merdeka yg dibentuk tahun 1831 oleh Sultan
Yogyakarta untuk cucu dari Sultan Abdul Rahman Amangku Buwono II
[keakuratan dipertanyakan]. </li>
<li>Kalingga: kerajaan bercorak Hindu di Jawa Tengah, yg pusatnya berada di daerah Kabupaten Jepara sekarang. </li>
<li>Kalungkung</li>
<li>Kambera: kerajaan di pulau Sumba. </li>
<li>Kampong Raja: kerajaan di Sumatera, didirikan tahun 1630 oleh anak dari Raja Bila. </li>
<li>Kanatang: kerajaan di pulau Sumba. </li>
<li>Kandhar</li>
<li>KangaE: kerajaan di pulau Flores. </li>
<li>Kanjuruhan: kerajaan bercorak Hindu di Jawa Timur, yg pusatnya berada di dekat Kota Malang sekarang</li>
<li>Kapunduk: kerajaan yg berada di timur dari pulau Sumba. </li>
<li>Karang: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di daerah Tamiang, Sumatra. </li>
<li>Karangasem: kerajaan yg dibentuk sesudah keruntuhan kerajaan
Majapahit, sesudah Dewa Agung Ketut, penguasa Bali & Lombok membagi
kerajaannya menjadi beberapa kerajaan di antara 9 miliknya. </li>
<li>Kasa: kerajaan di wilayah Bugis, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Kasiman</li>
<li>Kasimbar: kerajaan di Sulawesi Tengah. </li>
<li>Kassa</li>
<li>Kassiman</li>
<li>Kawai XVI: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra. </li>
<li>Kawali</li>
<li>Kayaudi: kerajaan di Sulawesi Selatan, dibentuk tahun 1667</li>
<li>Kejuruan Muda: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di daerah Tamiang, Sumatra. </li>
<li>Kajuara: kerajaan di Sulawesi Selatan merupaken bagian dari Kerajaan Bone. </li>
<li>Keka: satu dari 19 kerajaan di kelompok Pulau Rote, barat daya dari Timor. Keka melepaskan diri dari Termanu tahun 1772. </li>
<li>Kendahe: kerajaan di Sulawesi Utara, dibentuk tahun 1521 di pulau
Sangir & menjadi kabupaten dari Kendahe Tahuna dari tahun 1896
sampai 1950. </li>
<li>Keo</li>
<li>Kepanuhan: kerajaan di Sumatera Timur. </li>
<li>Kerambitan</li>
<li>Kesiman, atau Kessiman</li>
<li>Keumala: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh. kerajaan ini merupaken bagian dari federasi Hulubalangs VI. </li>
<li>Keumangan: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh. kerajaan ini merupaken bagian dari federasi Hulubalangs VI. </li>
<li>Keureutu: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh. </li>
<li>Kewar: kerajaan setengah merdeka di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Sejarah Kewar nampaknya berhubungan dengan Lamaknen. </li>
<li>Kilang: dinasti turunan dari raja-raja Majapahit di Jawa. 3
bersaudara masing-masing membentuk kerajaan Soya, di puncak gunung
Sirimau, kerajaan Nusaniwe, & kerajaan Kilang. </li>
<li>Kisar: kerajaan pulau di utara dari Timor Timur, nama lokalnya Yotowawa & kadang disebut juga Kisser. </li>
<li>Klein Sonbait</li>
<li>Kluang: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh. </li>
<li>Klumpang Duwa: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra</li>
<li>Klumpang Pajong: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh.
kerajaan ini merupaken bagian dari Federasi Hulubalangs VI. </li>
<li>Klungkung: kerajaan utama yg lahir sesudah keruntuhan kerajaan
Majapahit, sesudah Dewa Agung Ketut, pemimpin Bali & Lombok membagi
kerajaannya menjadi beberapa kerajaan di antara 9 miliknya. </li>
<li>Kobi</li>
<li>Kodi Belagar: kerajaan di pulau Sumba</li>
<li>Kodi Bengado: kerajaan di pulau Sumba</li>
<li>Kodi Besar: kerajaan di pulau Sumba</li>
<li>Kolaka: kerajaan di Sulawesi Selatan. Kerajaan ini ialah bawahan dari Luwu, yg juga memelihara hubungan yg kuat dengan Laiwui. </li>
<li>Kolana: kerajaan di pulau Alor. Kolana bergabung dengan Pureman & Erana pada tahun 1932. </li>
<li>Konaweha: kerajaan di Sulawesi Tenggara. </li>
<li>Kondeha: kerajaan di Sulawesi Selatan. </li>
<li>Korbafo: satu dari 19 kerajaan di kelompok kepulauan Rote, barat daya dari Timor. </li>
<li>Kota Besar: kerajaan di Sumatera Barat. </li>
<li>Kota Intan</li>
<li>Kota Lama</li>
<li>Kota Pinang: kerajaan yg mempunyai luas 1,859 km² di Sumatera Timur, didirikan tahun 1630 oleh anak dari Raja Bila. </li>
<li>Koying: kerajaan tertua di pulau Sumatera abad ke-3 sampai ke-5, berpusat di Jerangkang Tinggi, pinggir Danau Kerinci di Jambi</li>
<li>Kotawaringin: kerajaan yg didirikan pada tahun 1679 di Kalimantan Tengah. </li>
<li>Kruengpase: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra. </li>
<li>Krueng Sabe, atau Krung Sabil: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra. </li>
<li>Krueng Seumideuen: kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah
Sigli, Sumatera. kerajaan ini merupaken bagian dari Federasi
Hulubalangs VI. </li>
<li>Kuala Bateo: kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatera. </li>
<li>Kualuh & Leidong: kerajaan yg didirikan pada tahun 1868 untuk Tuanku Namatu’llah, cucu dari Raja Musa Shah, Sultan Asahan </li>
<li>Kuantan: kerajaan di Riau, Sumatra, merupaken tempat asal muasal
raja-raja Pagaruyung. Setiap terjadi pergolakan di Pagaruyung maka
Kuantan merupaken tempat perlindungan yg paling aman bagi raja-raja
Pagaruyung untuk menyelamatkan diri sambil mengatur siasat. Salah
seorang rajanya ialah tTuanku Pandak Yang Dipertuani Kuaantan memerintah
pada abad ke-16. p Dia mempunyai seorang anak perempuan bernama Puti
Cahaya Korong yg menikah dengan Yang Dipertuan Bukit Tarok. </li>
<li>Kubu: kerajaan yg dibentuk tahun 1772 di Kalimantan Barat & memiliki kaitan erat dengan Kesultanan Pontianak. </li>
<li>Kuet: kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh. </li>
<li>Kui: kerajaan di pulau Alor. </li>
<li>Kulawi: kerajaan kota di Sulawesi Tengah, dibentuk tahun 1915</li>
<li>Kuntodaressalam: kerajaan dengan luas 2. 450 km² di Sumatera Timur, dibentuk dari kerajaan Kota Intan & Kota Lama. </li>
<li>Kupang: suatu federasi yg dibentuk tahun 1917 yg disusun oleh
kerajaan Amabi, Amaabi OEfeto, Foenay, Kupang Helong, Sonbai Kecil &
TaEbenu dengan seorang raja terpilih. </li>
<li>Kupang Helong: kerajaan di Timor Barat yg dibentuk tahun 1917
menjadi kerajaan Kupang yg lebih besar dengan Amaabi OEfetto, Amabi,
Foenay, Sonbai Kecil & TaEbenu. </li>
<li>Kuripan: kerajaan kuno yg beribukota di kecamatan Danau Panggang, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. </li>
<li>Kusa: kerajaan di Timor Barat. </li>
<li>Kusan: kerajaan di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. </li>
<li>Kutabuluh: kerajaan di Sumatera Timur. </li>
<li>Kutai Kartanegara ing Martadipura: kesultanan di Kalimantan Timur yg
awalnya berpusat di Kutai Lama, kemudian menguasai Kutai Martadipura. </li>
<li>Kutai Martadipura: kerajaan hindu di Kalimantan Timur, dengan
rajanya yg terkenal Mulawarman, pusat kerajaan terletak di Muara Kaman. </li>
<li>Kuwala Batu</li>
<li>Kuwalu & Ledong: kerajaan di Sumatera Timur</li>
<li>Luwu: kerajaan yg didirikan sebelum tahun 1600 di wilayah Bugis,
Sulawesi Selatan merupaken asal mula dari semua kerajaan yg ada di tanah
sulawesi selatan serta merupaken kerajaan pertama & tertua yg
menguasai sulawesi selatan bahkan kekuasaannya sampai daerah sulawesi
tengah,gorontalo bahkan mernyebar sampai ke tanah buton. </li>
<li>Labakkang: kerajaan & kota di wilayah Makassar di Sulawesi
Selatan. Kerajaan ini dibentuk abad ke-16 & ditindas pada tahun 1892
sewaktu menjadi bagian dari Pangkajene. </li>
<li>Labala: kerajaan di selatan pulau Lomblem atau Lembata. </li>
<li>Labuhanhaji: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari
kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra. Tanah jajahannya ialah Kota Tring,
Pelokkan, Kamumu [atau Kenumu], & Pelumat. </li>
<li>Lage: kerajaan di Sulawesi Tengah, bawahan dari Posso. </li>
<li>Lageuen: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra. </li>
<li>Laikang: kerajaan di wilayah Makassar, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Laisolat: kerajaan di Timor Barat. </li>
<li>Laiwui: kerajaan tertua & terbesar di Sulawesi Tenggara. </li>
<li>Lakatang: kerajaan & kota di wilayah Makassar di Sulawesi Selatan. </li>
<li>Lakekun: kerajaan di Timor Barat</li>
<li>Lakoka: kerajaan di pulau Sumba</li>
<li>Lakoon</li>
<li>Lala</li>
<li>Lamahala: kerajaan di pulau Adonara. Lamahala digabung ke Larantuka pada tahun 1932. </li>
<li>Lamakera: kerajaan di pulau Solor, dibentuk sesudah pemisahan kerajaan Solor menjadi dua, Lohayong & Lamakera. </li>
<li>Lamaknen</li>
<li>Lamaksenulu: kerajaan merdeka atau setengah merdeka di Timor Barat
[Timor Loro Manu]. Kadang-kadang menjadi bagian dari ferasi Belu. </li>
<li>Lambeusu: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra</li>
<li>Lambu</li>
<li>Lamuri, di Kabupaten Aceh Besar, Aceh. </li>
<li>Lamuru: kerajaan bawahan dari Bone, wilayah Bugis, Sulawesi Selatan. Didirikan tahun 1609. </li>
<li>Landak: kerajaan di Kalimantan Barat yg merdeka tahun 1478 sesudah keruntuhan kerajaan Majapahit. </li>
<li>Landu: kerajaan yg paling tua dari 19 kerajaan kelompok pulau Rote, terletak di barat-day Timor. </li>
<li>Langkat: kerajaan dengan luas 3. 336 km² di Sumatera Timur. Didiriikan tahun 1721. </li>
<li>Langsa, Langsar: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra. </li>
<li>Lapai: kerajaan di Sulawesi Selatan. </li>
<li>Larantuka: kerajaan dengan luas 3. 330 km² di kepulauan Flores, ditemukan tahun 1400. </li>
<li>Lati</li>
<li>Lauli: kerajaan di pulau Sumba. </li>
<li>Laura: kerajaan di pulau Sumba. </li>
<li>Lawajong</li>
<li>Laweueng</li>
<li>Lawonda: kerajaan di pulau Sumba. </li>
<li>Ledong, Leidong</li>
<li>Lelain: satu dari 19 kerajaan di kelompok pulau Rote, barat-day
Timor. Sebelum Lelain menjadi kerajaan terpisah sendiri tahun 1690,
Lelain melepaskan diri dari Bokai. </li>
<li>Lelenuk: satu dari 19 kerajaan di kelompok pulau Rote, barat-day
Timor. Kerajaan melepaskan diri dari Termanu & dibentuk tahun 1772</li>
<li>Lengkese: kerajaan kota di wilayah Makassar di Sulawesi Selatan. </li>
<li>Lepan: kerajaan di Sumatera Timur dengan luas 31 km²</li>
<li>Leukon, Leukuen: kerajaan di pulau Simeulue, di wilayah Sumatra, tunduk kepada Belanda pada tahun 1880. </li>
<li>Lewa: kerajaan di pulau Sumba. </li>
<li>Lhokbubon: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra. </li>
<li>Lhok Kaju</li>
<li>Lhokkruet: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra. </li>
<li>Lhokpawoh Utara: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra. </li>
<li>Lhokpawoh Selatan: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra. </li>
<li>Lhok Rigaih</li>
<li>Lhokseumawe: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra. </li>
<li>LiaE: kerajaan yg berada di wilayah pulau Sawu. </li>
<li>Lidak: kerajaan di bagian timur dari Timor Barat. </li>
<li>Lilinta: kerajaan di barat dari Papua. </li>
<li>Lima Laras: kerajaan dengan luas 202 km² di Sumatera Timur. Lima Laras membentuk federasi Batu Bahara Urung. </li>
<li>Lima Puloh: kerajaan dengan luas 148 km²di Sumatera Timur. Lima Puloh membentuk federasi Batu Bahara Urung. </li>
<li>Limboto: kerajaan kota di Sulawesi Utara, ditemukan tahun 1667 & ditekan tahun 1895. </li>
<li>Lindai: kerajaan di Sumatera Timur. </li>
<li>Lingga-Riau: kerajaan Riau di Sumatera Timur yg didirikan tahun 1720
sebagai jajahan dari kesultanan Johor. tahun 1824, kesultanan Lingga
dibentuk. </li>
<li>Lingga: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh. </li>
<li>Lio: kerajaan di pulau Flores. </li>
<li>Lise: kerajaan di pulau Flores. </li>
<li>Logas</li>
<li>Lohayong: kerajaan di pulau Solor, dibentuk dari pemisahan kerajaan Solor menjadi 2 kerajaan. </li>
<li>Lok Semawe</li>
<li>Loleh: satu dari 19 kerajaan di kelompok pulau Rote, barat-daya Timor. Dikuasai oleh Termanu tahun 1730. </li>
<li>Lombok: kerajaan pulau di Bali yg menjadi merdeka sesudah keruntuhan
kerajaan Majapahit, sesudah Dewa Agung Ketut, pemimpin Bali &
Lombok membagi kerajaannya menjadi beberapa. </li>
<li>Lore</li>
<li>Lubuk Ambacang: kerajaan di Sumatera Timur, dibentuk dari pemisahan kerajaan Kuantan menjadi 5 kerajaan. </li>
<li>Lubuk Bendaharo: Kerajaan di Daerah Aliran Sungai Rokan bagian hulu Riau, yg merupaken daerah asal suku sakai rokan. </li>
<li>Lubuk Jambi: kerajaan di Sumatera Timur, dibentuk dari pemisahan kerajaan Kuantan menjadi 5 kerajaan. </li>
<li>Lubuk Ramo: kerajaan di Sumatera Timur, dibentuk dari pemisahan kerajaan Kuantan menjadi 5 kerajaan. </li>
<li>Madura: kerajaan di daerah Madura, Jawa Timur, dengan tokoh terkenalnya Joko Tole da Trunojoyo</li>
<li>Maiwa: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan, didirikan pada 1685. </li>
<li>Majapahit: kerajaan terbesar pada masanya yg menguasai nusantara, berpusat di Jawa Timur. </li>
<li>Majene: kerajaan di daerah Mandar, Sulawesi Barat. </li>
<li>Makale: satu dari 3 kepangeranan utama di luar 14 di daerah Tana Toraja, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Makassar</li>
<li>Makier: kerajaan merdeka atau semi-merdeka di Timor Barat. </li>
<li>Malaka</li>
<li>Malimbong: kerajaan di derah Tana Toraja, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Malua</li>
<li>Malusetasi: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Maluwa: kerajaan kota di derah Bugis, Sulawesi Selatan. Pernah menjadi anggota Federasi Duri. </li>
<li>Mambulu: kerajaan di Sulawesi Selatan. </li>
<li>Mampawa</li>
<li>Mamuju: kerajaan di daerah Mandar, Sulawesi Barat. </li>
<li>Manbait</li>
<li>Mananga: kesultanan di Pulau Solor, Nusa Tenggara Timur. </li>
<li>Mandalle: kerajaan kota di daerah Makassar, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Mandeo: kerajaan merdeka atau semi-merdeka di Timor Barat. </li>
<li>Manganitu: kerajaan di Sulawesi Utara, didirikan pada 1521 &
menjadi regenschap [”kabupaten”] dari 1911 sampai 1950 dengan Manganitu
sebagai ibukota. </li>
<li>Manggarai: kerajaan di Pulau Flores, berdiri dari 1759. Dari 1762 s.
d. 1815 & dari 1851 s. d. 1907, Manggarai merupaken bagian dari
Kesultanan Bima. </li>
<li>Manggeng: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh. </li>
<li>Mangkunagaran: kerajaan seluas 2. 579,98 km² yg didirikan pada 17 Maret 1757 di Kasunanan Surakarta. </li>
<li>Manjuto atau Pamuncak Tigo Kaum: kerajaan di daerah ulu, dengan raja
bernama Tuanku Magek Bagonjong, pusat kerajaan di Jerangkang
Tinggi-Pulau Sangkar, Kerinci Jambi</li>
<li>Manoletten: kerajaan di Timor Barat. </li>
<li>Manubait: kerajaan di Timor Barat. </li>
<li>Mapia: kerajaan di utara Papua, di pulau Mapia. </li>
<li>Mappa: kerajaan di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Marang: kerajaan kota di daerah Makassar, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Marioriawa: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Marioriwawo: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan. Jajahan dari Soppeng. </li>
<li>Maros: kerajaan di barat daya Sulawesi, bawahan dari Gowa. </li>
<li>Massu Karera: kerajaan di pulau Sumba. </li>
<li>Matan: kerajaan di Kalimantan Barat. </li>
<li>Matangkuli: kerajaan bawahan kesultanan Aceh. </li>
<li>Mataram Kuno:sebuah kerajaan Hindu-Budha di Yogyakarta. </li>
<li>Mataru: kerajaan di pulau Alor, yg kemudian digabungkan oleh Belanda pada 1932 menjadi kerajaan yg lebih besar. </li>
<li>Maukatar: kerajaan merdeka atau semi-merdeka di Timor Barat. </li>
<li>Maumutin: kerajaan di Timor Barat. </li>
<li>Mbuli: kerajaan di pulau Flores. </li>
<li>Medang:</li>
<li>Mehara</li>
<li>Melabuh</li>
<li>Melayu Jambi</li>
<li>Melayu Tua-Jambi</li>
<li>Meliau: kerajaan di Kalimantan Barat. </li>
<li>Melolo: kerajaan di pulau Sumba. </li>
<li>Membawang</li>
<li>Membora: kerajaan di pulau Sumba. </li>
<li>Mempawah: kerajaan di Kalimantan Barat. </li>
<li>Mengkendek: satu dari 3 kepangeranan utama di luar 14 di daerah Tana Toraja, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Mengwi: kerajaan di Bali</li>
<li>Menia: kerajaan di pulau Sawu. </li>
<li>Menjili: kerajaan di pulau Sumba. </li>
<li>Menungul: kerajaan di Kalimantan Selatan. </li>
<li>Merdu</li>
<li>Mesara: kerajaan di pulau Sawu. </li>
<li>Me Tareuen: kerajaan bawahan kesultanan Aceh. </li>
<li>Meuke: kerajaan seluas 353 km² yg merupaken bawahan kesultanan Aceh. </li>
<li>Meulaboh</li>
<li>Meureubok</li>
<li>Meureudu: kerajaan bawahan kesultanan Aceh, di daerah Meureudu, Sumatera. </li>
<li>Minanga: merupaken salah satu nama Kerajaan Melayu yg telah muncul pada tahun 645. </li>
<li>Minangkabau: kesultanan terkuat di Sumatera abad ke-12 sampai abad ke-17. </li>
<li>Miomaffo: kerajaan di Timor Barat. </li>
<li>Misool: kerajaan di pulau Misool, bawahan dari Tidore. </li>
<li>Modang</li>
<li>Moko Moko: kerajaan di Sumatera Barat. </li>
<li>Mollo: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu], pembentukan dari negara Netpala, Nunbena & Besiana. </li>
<li>Mori: kerajaan di Sulawesi Barat yg merdeka dari Ternate pada 1900. </li>
<li>Mori: sebuah kerajaan di Sulawesi Tengah. </li>
<li>Moutong: kerajaan di Sulawesi Utara. </li>
<li>Mukih</li>
<li>Muna: Kerajaan di Sulawesi Tenggara</li>
<li>Musa: kerajaan bawahan kesultanan Aceh. Sebelumnya merupaken Federasi Hulubalang XII. </li>
<li>Nage: kerajaan di kepulauan Flores, dibentuk tahun 1919 oleh penggabungan kerajaan Nage & Keo. </li>
<li>Naitemu: kerajaan di Timor Barat. </li>
<li>Nanggulan: kerajaan yg dibentuk oleh Sultan Yogyakarta tahun 1831. </li>
<li>Napu [Sulawesi]: kerajaan di Sulawesi Tengah. </li>
<li>Napu [Sumba]: kerajaan di pulau Sumba. </li>
<li>Ndao: satu dari 19 kerajaan di kelompok kerajaan di pulau Rote, Barat-daya dari Timor. </li>
<li>Ndjohor</li>
<li>Ndjong</li>
<li>Ndona: kerajaan di kepulauan Flores. </li>
<li>Nduri: kerajaan di kepulauan Flores. </li>
<li>Negara Daha: kerajaan di Kalimantan Selatan. </li>
<li>Negara Dipa: kerajaan di Kalimantan Selatan. </li>
<li>Nenometa, Nenomatan: Kerajaan di Timor Barat. </li>
<li>Netpala: Kerajaan di Timor Barat. </li>
<li>Ngada: kerajaan di kepulauan Flores. </li>
<li>Nggela: kerajaan di kepulauan Flores. </li>
<li>Nieuw Brussel</li>
<li>Koto IX: Kerajaan di Timor Barat. </li>
<li>Mukims Keumangan IX</li>
<li>Nisam: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra. </li>
<li>Nita: kerajaan di kepulauan Flores. </li>
<li>Njong</li>
<li>Noimuti: Kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]</li>
<li>Nokas</li>
<li>Nunbena: Kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]</li>
<li>Nunusaku: kerajaan pertama di Maluku, Seram Selatan. </li>
<li>Nusaniwe: dinasti turunan dari raja-raja Majapahit dari Jawa. </li>
<li>OEnale: satu dari 19 kerajaan di Kepulauan Rote, barat daya Timor. </li>
<li>Oenoe</li>
<li>OEpao: satu dari 19 kerajaan di Kepulauan Rote, barat daya Timor. Didirikan tahun 1691. </li>
<li>OndaE & Pebato: kerajaan di Sulawesi Tengah. Bawahan dari kerajaan Posso. </li>
<li>Ossipaka, atau Ossipoko</li>
<li>Padang: sebuah kerajaan kota di Sumatera Barat, rajanya ialah Tuanku
Rajo Bujang yg memerintah pada tahun 1778, ia berasal dari Suku
[sub-klan] Jambak, Padang. </li>
<li>Padang Lawas: kerajaan di Sumatera Barat. </li>
<li>Padang Tarab: kerajaan di Sumatera Barat. </li>
<li>Paha: kerajaan yg berlokasi di sekitar Pahu, Kalimantan Timur. </li>
<li>Pagaruyung: kerajaan yg lebih besar di Sumatera Barat. </li>
<li>Pagatan: kerajaan kecil yg berdiri pada tahun 1775 sampai 1908 &
didirikan oleh imigran suku Bugis atas seijin Raja Banjar ke-8,
Panembahan Batu yg menjadi koloni suku Bugis di Kalimantan Selatan. </li>
<li>Pagurauan: kerajaan seluas 78 km² di Sumatera Timur. </li>
<li>Pakualaman: kerajaan seluas 417. 62 km² yg didirikan pada 22 Juni 1812 atau 17 Maret 1813 di Yogyakarta, Jawa Tengah. </li>
<li>Pajajaran: kerajaan di Jawa Barat. </li>
<li>Pajang:</li>
<li>Palalawan</li>
<li>Palande: kerajaan di Sulawesi Tengah, bagian dari Posso. </li>
<li>Palembang: kerajaan di tenggara Sumatera, didirikan oleh Aryo Damar,
anak dari raja terakhir Majapahit. atau oleh Kiai Geding Surah. </li>
<li>Palesang: kerajaan di dearah Tana Toraja, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Palu: kerajaan kota di Sulawesi Tengah, didirikan pada 1650. </li>
<li>Pamecutan</li>
<li>Pameue: kerajaan bawahan kesultanan Aceh. </li>
<li>Panai: kerajaan seluas 561 km² di Sumatera Timur. </li>
<li>Pandai: kerajaan di bagian barat laut pulau Pantar. </li>
<li>Panei: kerajaan di Sumatera Timur, didirikan pada tahun 1700-an. </li>
<li>Pangkajene: kerajaan kota di Makassar, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Panjalu: Kerajaan dibawah Kemaharajaan Sunda, sekarang menjadi Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. </li>
<li>Pante Raja: kerajaan bawahan kesultanan Aceh, di daerah Meureudu,
Sumatera. Sebelumnya merupaken bagian dari Federasi Hulubalang XII. </li>
<li>Pantun: kerajaan di pedalaman Sungai Kedang Kepala, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. </li>
<li>Papekat: kerajaan merdeka di pulau Sumbawa sejak 1676, Papekat hancur oleh letusan Gunung Tambora tahun 1815. </li>
<li>Pappa: kerajaan kota di Makassar, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Pariangang: kerajaan di Sulawesi Selatan, dibentuk pada 1667. </li>
<li>Parigi: kerajaan di Sulawesi Selatan. </li>
<li>Partangang</li>
<li>Pasaman Kehasilan Kalam: kerajaan di Pasaman, Sumatera Barat, pusat kerajaan terletak di Parit Batu. </li>
<li>Pasangan: kerajaan bawahan kesultanan Aceh. </li>
<li>Pasir: kerajaan di Kalimantan Timur, negara sudah terbentuk sejak
lama sampai pemerintahan jatuh pada satu Panembahan yg kemudian
mengambil gelar Sultan. </li>
<li>Pasisir</li>
<li>Pasir Mayang: kerajaan di Paser, Kalimantan Timur. </li>
<li>Passi: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. </li>
<li>Pate, Patih: kerajaan bawahan kesultanan Aceh. </li>
<li>Patipi: kerajaan di timur Papua. </li>
<li>Pebato</li>
<li>Pedada</li>
<li>Pedawa Rajut, Pedawa Besar: kerajaan bawahan kesultanan Aceh. </li>
<li>Pedir</li>
<li>Pelalawan atau Palalawan: kerajaan seluas 12. 168 km² di Sumatera
Timur, didirikan pada 1811, awalnya bergantung pada kesultanan Johor
kemudian kesultanan Siak. </li>
<li>Peliatan: kerajaan bagian dari Bali. </li>
<li>Pembuang: kerajaan di daerah Mandar, Sulawesi Barat. </li>
<li>Perbaungan: kerajaan seluas 83 km² di Sumatera Timur. </li>
<li>Percut, Pertjut: kerajaan seluas 103,83 km² di Sumatera Timur. </li>
<li>Perlak: kerajaan yg terletak di Peureulak, Aceh Timur. </li>
<li>Pesisir: kerajaan seluas 14,25 km² di Sumatera Timur. </li>
<li>Petiambang: kerajaan bawahan kesultanan Aceh. </li>
<li>Peudawa Rajeu</li>
<li>Peuduek</li>
<li>Peukan Baro-Peukan Shot</li>
<li>Peurala: kerajaan bawahan kesultanan Aceh. </li>
<li>Peusangan</li>
<li>Peutu, Peutue: kerajaan bawahan kesultanan Aceh. </li>
<li>Pidie: kerajaan bawahan kesultanan Aceh, di daerah Sigli, Sumatera. </li>
<li>Pinangawan</li>
<li>Pinatih</li>
<li>Pineueng & Peukan Baro-Beukan Shot: kerajaan bawahan kesultanan Aceh, di daerah Sigli, Sumatera. </li>
<li>Pontianak: kerajaan yg dibentuk di Kalimantan Barat pada tahun 1771. </li>
<li>Pucu Rantau Indragiri: kerajaan di Sumatera Barat. </li>
<li>Puengga: kerajaan di Sulawesi Selatan, yg dibentuk pada 1667. </li>
<li>Pulau Kaju: kerajaan bawahan kesultanan Aceh. </li>
<li>Pulaunas: kerajaan bawahan kesultanan Aceh. </li>
<li>Pulau Punjung: kerajaan di Sumatera Barat. </li>
<li>Pulo Kajee: kerajaan bawahan kesultanan Aceh</li>
<li>Pulau Laut: kerajaan di Kotabaru, Kalimantan Selatan. </li>
<li>Purba: kerajaan di Sumatera Timur. </li>
<li>Pureman: kerajaan di pulau Alor yg kemudian oleh Belanda pada tahun 1917 digabung lagi ke Erana & tahun 1932 ke Kolana. </li>
<li>Puumbolo</li>
<li>Raijua: kerajaan di pulau Raijua di daerah kepulauan Sawu. </li>
<li>Raja: kerajaan di Sumatera Timur. </li>
<li>Rambah: kerajaan kota di Sumatera Timur. </li>
<li>Randjoea</li>
<li>Rano: kerajaan di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Konfederasi Rantau Kwantan, Federasi Rantau</li>
<li>Sabamban: kerajaan di Kalimantan Selatan. </li>
<li>Sadurangas</li>
<li>Salakanagara: kerajaan kota yg disebut Argyre oleh Ptolemeus pada tahun 150 M, terletak di daerah Teluk Lada, Pandeglang. </li>
<li>Salang: kerajaan di Pulau Simeulue, daerah Sumatera. </li>
<li>Salaparang</li>
<li>Salawati: kerajaan di Barat Laut Irian Jaya di Pulau Salawati. </li>
<li>Salimbouw/Selimbau</li>
<li>Samadua, Samaduwa: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh. </li>
<li>Sama Indra & Lhok Kaju: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh, di
daerah Sigli. kerajaan ini sebelumnya bagian dari Federasi Hulubalang
VI. </li>
<li>Samakuro, Samakurok, Samakuru: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh. </li>
<li>Samalanga: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh. </li>
<li>Sambaliung: kerajaan di Kalimantan Timur, dibentuk dari Kesultanan Berau, berpisah tahun 1830 menjadi dua kerajaan. </li>
<li>Sambas: kerajaan di Kalimantan Barat, yg berdiri pada akhir abad ke-16. </li>
<li>Sampanahan: kerajaan di Kalimantan Selatan. </li>
<li>Samprangan: kerajaan di Bali yg ditaklukkan Majapahit. </li>
<li>Samudera Pasai: kerajaan Islam yg terletak di pesisir pantai utara
Sumatera, berdiri tahun 1267 & dikuasai oleh Portugis pada tahun
1521. </li>
<li>Sangalla: satu dari tiga kerajaan utama di daerah Tana Toraja, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Sanggar: kerajaan di Pulau Sumbawa. Sanggar kehilangan sebagian
besar penduduknya pada saat meletusnya Gunung Tambora pada tahun 1815. </li>
<li>Sanggau: kerajaan di Kalimantan Barat. </li>
<li>Sanrabone, Sanra Boni: kerajaan di daerah Makassar, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Sarinembah: kerajaan di Sumatera Timur. </li>
<li>Sasak</li>
<li>Sausu: kerajaan di Sulawesi Tengah. </li>
<li>Sawakung: di Berau</li>
<li>Sawang: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh. </li>
<li>Sawiti: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Sawu</li>
<li>Seba: kerajaan di Pulau Sawu. </li>
<li>‘Sebakung kerajaan di sekitar sungai Telake, Kalimantan Timur</li>
<li>Segaluh: Kerajaan di Kediri Jawa Timur. </li>
<li>Segeri: kerajaan di daerah Makassar, Sulawesi Selatan, yg dibentuk pada tahun 1776. </li>
<li>Sekadau: kerajaan di Kalimantan Barat. </li>
<li>Sekala Brak: kerajaan di kaki Gunung Pesagi, Lampung. merupaken cikal-bakal suku Lampung saat ini. </li>
<li>Sekar: kerajaan di timur Papua. </li>
<li>Selesse: kerajaan seluas 70. 48 km² di Sumatera Timur. </li>
<li>Selimbau: kerajaan di Pegunungan Kapuas, Kapuas Hulu, Kalimantan
Barat, didirikan tahun 800-an oleh Guntur Badju Binduh yg menurut
legenda berasal dari surga. </li>
<li>Senaam</li>
<li>Senagan</li>
<li>Senembah: kerajaan seluas 114. 42 km² di Sumatera Timur. </li>
<li>Serang: kerajaan seluas 4,584 km², dengan penduduk kurang lebih 80.
000 jiwa di Pulau Sumbawa yg berdiri tahun 1650. kerajaan didirikan
kembali pada tahun 1837 sesudah meletusnya Gunung Tambora tahun 1815. </li>
<li>Serbeujadi Aboq, Serbojadi Aboq: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh. </li>
<li>Serdang: kerajaan di Sumatera Timur, merdeka dari Siak pada 16 Agustus 1862. </li>
<li>Serebo Jadi</li>
<li>Seunagan: kerajaan di daerah Sumatera. Jajahan dari kerajaan Kawai XVI atau Meulaboh. </li>
<li>Seuneuam: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh. </li>
<li>Siah Utama: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh. </li>
<li>Siak Sri Inderapura: kerajaan seluas 16. 224 km² & berpenduduk
kurang lebih 25. 000 jiwa di Sumatera Timur, didirikan pada 1716. </li>
<li>Siantar: kerajaan di Sumatera Timur. </li>
<li>Siang: kerajaan di Pangkep Sulawesi Selatan. Bekas pusat wilayah
Kerajaan Siang, SengkaE—sekarang ini terletak di Desa Bori Appaka,
Kecamatan Bungoro-Kabupaten Pangkep—Di tempat itu awalnya terdapat
sungai [Sungai Siang] dengan pelabuhan yg menghubungkannya dengan
wilayah pesisir yg jauh di pantai barat semenanjung Sulawesi dimana
telah ramai dikunjungi para pedagang lokal, membuka hubungan ekonomi
& politik dengan beberapa kerajaan lokal serta menerima kedatangan
para pedagang dari Semenanjung Melayu & kapal-kapal Portugis dari
sebelah barat kepulauan Nusantara antara Tahun 1542 & 1548.
Kedatangan para pelaut Portugis di Pelabuhan Siang pada Abad 15 itu,
sebagaimana dicatat oleh Antonio de Paiva & Manuel Pinto, justru
pada saat Siang sedang menurun pengaruhnya sebagai Kerajaan terbesar di
semenanjung barat Sulawesi Selatan sebelum menaiknya pamor politik
Kerajaan Gowa disebelah selatannya. [Makkulau, 2005, 2007]. </li>
<li>Siau: kerajaan pulau di Sulawesi Utara, didirikan pada 1521. </li>
<li>Sidenreng: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Sigenti: kerajaan di Sulawesi Tengah. </li>
<li>Sigi, Sigi Birumaru, Sigi Dolo: kerajaan di Sulawesi Tengah, didirikan pada 1650. </li>
<li>Sigulai: kerajaan di Pulau Simeulue, daerah Sumatera. </li>
<li>Si Guntur: kerajaan di Sumatera Barat. </li>
<li>Sikijang: kerajaan kota di Sumatera Timur. </li>
<li>Sikka: kerajaan seluas 4. 377 km² dengan penduduk 120. 000 orang di Pulau Flores. </li>
<li>Silat: kerajaan di Kalimantan Barat. </li>
<li>Silawang: kerajaan di Kalimantan Barat. </li>
<li>Silebar: kerajaan di Sumatera Barat. </li>
<li>Si Lima Kuta: kerajaan di Sumatera Timur. </li>
<li>Simaloer, Simalur: kerajaan di Pulau Simeulue, di daerah Sumatera. </li>
<li>Simbuang: kerajaan di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Simeulue: kerajaan di Pulau Simeulue. </li>
<li>Simpang: kerajaan di Kalimantan Barat, berpisah dengan Sukadana pada pertengahan abad ke-18. </li>
<li>Simpang Olim, Simpangulim: kerajaan yg ditemukan tahun 1836, kurang
lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra. </li>
<li>Singgere: kerajaan di Sulawesi Selatan. </li>
<li>Singhasari: kerajaan yg dibentuk oleh Ken Arok, di Jawa Timur pada tahun 1222. </li>
<li>Singingi & Loras: kerajaan seluas 135 km² di Sumatera Timur. </li>
<li>Singkawang: kerajaan di Kalimantan Barat. </li>
<li>Sintang: kerajaan di Kalimantan Barat. </li>
<li>Si Pare Pare, Si Pari Pari: kerajaan seluas 51 km² di Sumatera Timur. </li>
<li>Sirimau</li>
<li>Soasiu</li>
<li>Soengai Ijoe</li>
<li>Soetrana</li>
<li>Solor: kerajaan di Pulau Solor, kemudian berpisan menjadi 2 kerajaan yaitu Lamakera & Lohayong atau Lawajong. </li>
<li>Sonbai Kecil: kerajaan di Timor Barat. </li>
<li>Soppeng: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan, didirikan pada 1609. </li>
<li>Soya: Dinasti keturuan dari Raja Majapahit. Tiga bersaudara mendirikan kerajaan Soya, di puncak Gunung Sirimau di Nusaniwe. </li>
<li>Sri Bangun: kerajaan yg berlokasi di sekitar Kota Bangun, Kalimantan Timur. </li>
<li>Sri Indrapura</li>
<li>Sri Muntai: kerajaan yg berlokasi di sekitar Muara Muntai, Kalimantan Timur. </li>
<li>Sriwijaya: kerajaan Buddha yg berpusat di Palembang, berkuasa dari abad ke-7 sampai ke-9. </li>
<li>Stabat: kerajaan seluas 5. 18 km² di Sumatera Timur. </li>
<li>Suhaid: kerajaan di Kalimantan Barat. </li>
<li>Suka: kerajaan di Sumatera Timur. </li>
<li>Sukadana: kerajaan di Kalimantan Barat, didirikan pada akhir abad ke-15 oleh utusan Majapahit. </li>
<li>Sukudua: kerajaan seluas 51 km² di Sumatera Timur, kemudian bergabung dengan Boga untuk membentuk kerajaan Boga Sukudua. </li>
<li>Suli: kerajaan di selatan daerah Hitu, Pulau Ambon, Maluku. </li>
<li>Sulu: kerajaan yg pernah ada di Kalimantan bagian utara, menguasai
daerah Sabah & sekitarnya, saat ini sebagian wilayah kerajaan
tersebut menjadi Provinsi Sulu, Filipina. </li>
<li>Sumbawa: kerajaan seluas 4. 584 km² dengan penduduk 80,000 orang di
Pulau Sumbawa yg didirikan pada 1650. kerajaan dibangun kembali pada
tahun 1837 setelal letusan Gunung Tambora tahun 1815. </li>
<li>Rapang: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Rebeh: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh, di daerah Sigli, Sumatera. kerajaan ini merupaken bagian dari Federasi Hulubalang XII. </li>
<li>Rende, Rendi: kerajaan di Pulau Sumba. </li>
<li>Reubeë</li>
<li>Riau: kesultanan di Riau, yg rajanya berasal dari keturunan penguasa Luwu. </li>
<li>Rigaih, Rigas: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh. </li>
<li>Rindau</li>
<li>Ringgouw: satu dari 19 kerajaan di Kepulauan Rote, barat daya Pulau Timor, didirikan pada 1691. </li>
<li>Riung: kerajaan kota di Pulau Flores. </li>
<li>Rokan Kiri: kerajaan di Sumatera Timur. </li>
<li>Tanjongseumanto & Meureubok: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh. </li>
<li>Tanjung [Kalimantan]</li>
<li>Tanjung [Sumatera]: kerajaan di Sumatera Timur. </li>
<li>Tanjung Kassau: kerajaan di Sumatera Timur. </li>
<li>Sungei Tras</li>
<li>Sunggal: kerajaan seluas 3. 98 km² di Sumatera Timur. </li>
<li>Sungu Raja: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh. </li>
<li>Supiori: kerajaan di Pulau Biak, Irian Jaya. Stephen Wanda menyatakan dirinya sendiri sebagai Raja Supiori. </li>
<li>Suppa: kerajaan seluas 225 km² dengan penduduk 5. 500 orang [1917] di Sulawesi Tengah. </li>
<li>Surakarta: kerajaan seluas 3. 635 km² di Jawa Tengah, didirikan pada
1755 sesudah kesultanan Mataram berpisah menjadi dua kerajaan. </li>
<li>Suroaso: kerajaan di Sumatera Barat, dekat dengan Pagaruyung. Raja
terakhir Suroaso ialah Sutan Kerayahan Alam yg terlibat dlm Persekutuan
dengan Belanda & Kerajaan Inggris pada tahun 1824. </li>
<li>Susoh, Susuh: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh. </li>
<li>Sutan Muda: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh, di daerah Tamiang. </li>
<li>Sutrana: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu], daerah selatan dari Oecussi Ambeno dengan sejarah yg saling berkaitan. </li>
<li>Tabanan: kerajaan yg didirikan sesudah keruntuhan Majapahit, sesudah
Dewa Agung Ketut, penguasa Bali & Lombok membagi kerajaannya
menjadi beberapa kerajaan. </li>
<li>Tabukan: kerajaan di Pulau Sangir di Sulawesi Utara, didirikan pada 1521. </li>
<li>Tabundung: kerajaan di Pulau Sumba. </li>
<li>Turing: kerajaan di Pulau Flores. </li>
<li>Ub ohoi faak: Salah satu kerajaan yg terluas wilayahnya di kepulauan
Kei Besar dengan pusat pemerintahan di daerah yg dikenal dengan nama
endralang [El Raan],Kei besar, Maluku Tenggara mencapai puncak kejayaan
di masa pemerintahan Panglima Kesyiang [pemegang kekuasaan/raja dipegang
turun temurun melalui kesepakatan bersama oleh salah seorang dari marga
Rahawarin]. </li>
<li>Ubud: suatu keluarga raja dari Gianyar, di tenggara Bali. </li>
<li>Ulu Tesso: kerajaan di Sumatera Timur. Kemudian menjadi Federasi Rantau. </li>
<li>Umaclaran: kerajaan di [[Timor Barat]</li>
<li>Umbu Ratu Nggay: kerajaan di Pulau Sumba. </li>
<li>Una Una: kerajaan di Pulau Togian di Sulawesi Tengah, didirikan abad ke-17. </li>
<li>Unga: kerajaan bawahan [[Kesultanan Aceh]</li>
<li>Waai: kerajaan di Barat daya Ambon, Maluku. </li>
<li>Waigama: kerajaan di Pulau Misool, barat Papua. </li>
<li>Waigeo: kerajaan di barat Papua. </li>
<li>Waihale</li>
<li>Tado: kerajaan di Pulau Flores. </li>
<li>Taebenu: kerajan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. </li>
<li>Tafnai: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. </li>
<li>Tagulandang: kerajaan yg didirikan pada 1521 di Pulau Sangir di Sulawesi Utara. </li>
<li>Tahuna: kerajaan di Pulau Sangir, Sulawesi Utara, yg didirikan pada 1521 & menjadi kabupaten dari Kendahe Tahuna. </li>
<li>Takaip Ebbenoni: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Bergabung dengan kerajaan Fatu Leu. </li>
<li>Takaip Thaiboko: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Bergabung dengan kerajaan Fatu Leu. </li>
<li>TalaE: satu dari 19 kerajaan di Kepulauan Roate, barat daya Timor. </li>
<li>Talaud: kerajaan yg didirikan pada 1521 di Pulau Talaud, Sulawesi Utara. </li>
<li>Taleong, Taliang: kerajaan di daerah Tana Toraja, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Taliwang</li>
<li>Tallo: kesultanan di Sulawesi Selatan, yg merupaken sekutu terdekat Gowa. </li>
<li>Talo: kerajaan di Sumatera Barat. </li>
<li>Tambora: kesultanan di Pulau Sumbawa yg hancur pada tahun 1815 akibat letusan Gunung Tambora. </li>
<li>Tambusei: kerajaan di Sumatera Timur. </li>
<li>Tampat Tuan</li>
<li>Tanjungpura: kerajaan di Kalimantan Barat. </li>
<li>Termanu: satu dari 19 kerajaan di kepulauan Rote, barat daya Timor. </li>
<li>Ternate: kerajaan seluas 65 km² di Maluku, yg didirikan pada abad
ke-13 oleh orang-orang dari Djaïlolo [sekarang Jailolo]. Ternate menjadi
kerajaan utama di Maluku pada tahun 1380 melebihi Djailolo. </li>
<li>Terong: kerajaan di selatan Pulau Adonara. </li>
<li>Teunom: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh. </li>
<li>Teupah: kerajaan di Pulau Simeulue, barat Sumatera. </li>
<li>Thie: satu dari 19 kerajaan di kepulauan Rote, barat daya Timor.
Dari 1730 sampai 1756, Manek dari Thie pergi bersama Maneks dari OEpao,
Loleh, Baa & Lelain ke Jawa untuk mempelajari lebih lanjut agama
kristen. </li>
<li>Tidore: kerajaan seluas 78 km² di Maluku Utara yg didirikan oleh orang-orang dari Djaïlolo [sekarang Jailolo] di Pulau Tidore. </li>
<li>Tidung: Kalimantan Timur yg didirikan oleh orang-orang dari Dynasti Tengara [Tarakan]. </li>
<li>Tiga Mukims Gighen</li>
<li>Tiga Mukims Klumpang Pajong</li>
<li>Rote: kepulauan di barat daya Pulau Timor, sebuah federasi bentukan
Belanda yg terdiri dari 19 kerajaan. Federasi terbentuk dari 1928 sampai
1948. </li>
<li>Rumbati: kerajaan kota di timur Papua. </li>
<li>Sabak: kerajaan kuno di Jambi. </li>
<li>Sumedang Larang: kerajaan Islam yg diperkirakan berdiri sejak abad ke-15 di Jawa Barat. </li>
<li>Sumedang Kamulyan : Kerajaan di Malang Selatan, Kepanjen Kidul Jawa Timur. </li>
<li>Sunda & Galuh: dua kerajaan yg merupaken pecahan dari Kerajaan Tarumanagara. </li>
<li>Sugaluh: kerajaan kecil yg masih berhubungan dengan kerajaan
Sunda-Galuh, didirikan pada 1672 oleh keturunan ke-3 Prabu Niskala Wastu
Kancana yaitu Yan Amarta Dwija. Kerajaan ini berdiri di daerah gunung
Sangkur sampai ke daerah pedalaman Banjar-Pataruman Jawa Barat. </li>
<li>Sungai Kunit: kerajaan di Sumatera Barat. </li>
<li>Sungai Lemau: kerajaan di Bengkulu merupaken lanjutan kerajaan
Sungai Serut yg porak poranda akibat perang dengan kerajaan Aceh.
Baginda Maharaja Sakti dari Kerajaan Pagarruyung menikah dengan Putri
Gading Cempaka anak dari Ratu Agung & diangkat menjadi Raja Sungai
Serut.. </li>
<li>Sungai Serut: kerajaan pertama di Bengkulu dengan raja Ratu Agung. </li>
<li>Sungairaya</li>
<li>Sungei Iju: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh, di daerah Tamiang, Sumatera. </li>
<li>Tanah Datar: kerajaan seluas 79. 5 km² di Sumatera Timur. </li>
<li><strong>Tanah Jawa</strong>: kerajaan di Sumatera Timur. </li>
<li>Tanah Kunu V: kerajaan di Pulau Flores. </li>
<li>Tanahputih: kerajaan kota seluas 633 km² di Sumatera Timur. </li>
<li>Tanah Rea: kerajaan di Pulau Flores. </li>
<li>Tanah Riung: kerajaan di Pulau Sumba. </li>
<li>Tanette: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Tangse: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh. </li>
<li>Timu: kerajaan di daerah Pulau Sawu. </li>
<li>Titeue: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh, sebelumnya merupaken bagian dari Federasi Hulubalang XII. </li>
<li>Tiro: di Bulukumba, Sulawesi Selatan, Salah satu kerajaan pertama
pemeluk Agama Islam di Sulawesi Selatan, tempat makam Dato ri Tiro,
Karaeng Tonang & Karaeng Samparaja ialah karaeng yg dikenal dari
kerajaan ini. </li>
<li>Tjeranti: kerajaan di Sumatera Timur, dibentuk dari pemisahan Kuantan menjadi 5 negara. </li>
<li>Tjereweh</li>
<li>Tjingal: kerajaan di Kalimantan Selatan. </li>
<li>Tjinta Raja: kerajaan seluas 11. 95 km² di Sumatera Timur. </li>
<li>Tjumbok</li>
<li>Tjunda: kerajaan bawahan kesultanan Aceh. </li>
<li>Tobaku: kerajaan di Sulawesi Tengah. </li>
<li>Tohe: kerajaan di Timor Barat. </li>
<li>Tojo: kerajaan di Pulau Togian, Sulawesi Tengah. </li>
<li>Toli Toli: kerajaan di Sulawesi Utara. Dinasti Toli Toli tersambung juga dengan dinasti Buol. </li>
<li>Tomini: kerajaan di Sulawesi Tengah. </li>
<li>Topejawa: kerajaan kota di daerah Makassar, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Toribulu: kerajaan di Sulawesi Tengah. </li>
<li>Trienggadeng: kerajaan bawahan kesultanan Aceh, di daerah Meureudu, Sumatera. </li>
<li>Tripa, Tripah: kerajaan di Sumatera, jajahan dari Kawai XVI. </li>
<li>Trong</li>
<li>Trumon atau Tarumon: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh yg dibentuk pada 1795. </li>
<li>Truseb: kerajaan bawahan kesultanan Aceh, yg sebelumnya merupaken bagian dari Federasi Hulubalang XII. </li>
<li><em>Tulang Bawang</em>: kerajaan hindu di daerah Tulang Bawang, Lampung. </li>
<li>Tungkob: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh. </li>
<li>Tunjung: kerajaan yg berada di dataran tinggi Tunjung, Kalimantan Timur. </li>
<li>Turateya</li>
<li>Waijelu: kerajaan di Pulau Sumba. </li>
<li>Waijewa: kerajaan di Pulau Sumba. </li>
<li>Waila</li>
<li>Waiwiku Waihale: negara independen atau semi-independen di Timor Barat [Timor Loro Manu]. </li>
<li>Wajo: kerajaan yg didirikan pada 1450 oleh pengungsi dari Luwu di daerah Bugis, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Wanokaka: kerajaan di Pulau Sumba. </li>
<li>Watlaar: kerajaan di Maluku. </li>
<li>Wertuar: kerajaan di timur Papua. </li>
<li>Wengker: kerajaan di antara gunung Lawu & gunung Wilis [sekarang Ponorogo]. </li>
<li>Watu Galuh” kerajaan di hulu kali brantas semasa Bandar Ujung Galuh [Sekarang Surabaya]</li>
<li>Wojila: kerajaan di daerah Sumatra. </li>
<li>Wolijita: kerajaan di Pulau Flores. </li>
<li>Yogyakarta: tahun 1755, Kesultanan Mataram di Jawa Tengah terpisah menjadi dua kerajaan, yaitu Yogyakarta & Surakarta. </li>
<li>Yotowawa</li>
<li>Barru: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Baruija: kerajaan di Sulawesi Selatan, dibentuk pada 1667. </li>
<li>Barus: kesultanan yg didirikan oleh Dinasti Pardosi. Wilayahnya memanjang dari Mandailing Natal sampai Tarumon di Singkil. </li>
<li>Barusjahe: kerajaan di Sumatera Timur. </li>
<li>Battoise</li>
<li>Batu Baharang Urung [Federasi]</li>
<li>Batu Kankung: kerajaan di Sumatera Barat. </li>
<li>Batulapa: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Batoe Litjin: kerajaan di Kalimantan Selatan. </li>
<li>Batulolong: kerajaan di Pulau Pantar, sebelah barat Pulau Alor. </li>
<li>Batu Mbulan</li>
<li>Batuputih</li>
<li>Bau: kerajaan di daerah Toraja, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Beboki: kerajaan di Timor Barat. </li>
<li>Bedagei: kerajaan seluas 337. 52 km² Sumatera Timur, bagian dari Kesultanan Deli. </li>
<li>Bedahulu atau Bedulu: kerajaan kuno di Gianyar, Bali, sekitar abad ke-8 sampai ke-14. </li>
<li>Belu: federasi kerajaan di Timor Barat. </li>
<li>Bendjoar</li>
<li>Bengalon: kerajaan di daerah Sepaso, Kutai Timur. </li>
<li>Benu: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. </li>
<li>Berau, Berouw: kerajaan di Kalimantan Timur. </li>
<li>Berutas</li>
<li>Besiana: kerajaan di Timor Barat. </li>
<li>Besitan: kerajaan seluas 165 km² Sumatera Timur. </li>
<li>Besoa: kerajaan di Sulawesi Tengah. </li>
<li>Beubasan</li>
<li>Beutong: kerajaan bawahan dari Kesultanan Aceh. </li>
<li>Biboki</li>
<li>Bila: kerajaan di Sumatera Timur. </li>
<li>Bilba: satu dari 19 kerajaan di kepulauan Rote. </li>
<li>Bima: kerajaan yg eksis pada abad ke-17 di Pulau Sumbawa. </li>
<li>Binamo, Binamu: kerajaan di daerah Makassar, Sulawesi Selatan,
dibangun pada tahun 1864 sebagai pengganti Turatea & dikuasai oleh
Belanda pada 1906. </li>
<li>Bingei: kerajaan seluas 94. 53 km² di Sumatera Timur. </li>
<li>Bintamo: kerajaan di daerah Makassar, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Bintauna: kerajaan di Barat laut Sulawesi. </li>
<li>Binuang: kerajaan di daerah Mandar, Sulawesi Selatan. </li>
<li>Birumaru: kerajaan di Sulawesi Tengah, bersatu dengan Dolo dari 1908
menjadi Dolo Birumaru, kemudian terpisah & bergabung dengan Sigi
dari 1915 sampai 1929 menjadi Sigi Birumaru. </li>
<li>Blagar: kerajaan di sebelah tenggara Pulau Pantar, arah barat Pulau Alor. </li>
<li>Blambangan: kerajaan yg ada pada akhir era Majapahit di daerah Blambangan, selatan Banyuwangi. </li>
<li>Blahbatuh : Sebuah kerajaan yg merupaken salah satu kerajaan yg
berada di desa Blahbatuh, Gianyar yg dipimpin oleh I Gusti Ngurah
Jelantik dari kerajaan Gelgel</li>
<li>Blangmangat: kerajaan di bawah Kesultanan Aceh. </li>
<li>Blangme, Blang Meh: kerajaan di bawah Kesultanan Aceh. </li>
<li>Blang Pedir, Blangpidie: kerajaan di bawah Kesultanan Aceh. </li>
<li>Blayu: kerajaan di Bali yg terletak di kecamatan Marga, Tabanan. </li>
<li>Bluek: kerajaan di bawah Kesultanan Aceh. </li>
<li>Boalemo: kerajaan di Sulawesi Utara, ditundukkan Belanda pada 1889. </li>
<li>Bobasan: kerajaan di bawah <strong>Kesultanan Aceh</strong>. </li>
<li>Boga Sukudua: kerajaan di daerah Sumatera Timur. </li>
<li>Bohorok: kerajaan seluas 19. 92 km² Sumatera Timur. </li>
<li>Bokai: satu dari 19 kerajaan di kepulauan Rote. Didirikan 1756. </li>
<li>Bolaang Itang: negara kota di Sulawesi Utara, bersatu dengan Kaidipang tahun 1912 menjadi Kaidipang Besar. </li>
</ol>
Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-75683462095937251202014-06-25T07:29:00.002-07:002014-06-25T07:29:46.873-07:00Sejarah & Asal Usul Jawa Barat<div class="genericcontent" style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #3a3c3b; float: left; font-family: 'Open Sans', sans-serif; margin: 0px; padding: 15px 0px; vertical-align: baseline; width: 640px;">
<h1 class="generic-title" style="border: 0px; color: #72c02e; font-family: 'Open Sans', Arial, sans-serif; font-size: 24px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 31px; margin: 0px; padding: 0px 15px; vertical-align: baseline;">
<br /></h1>
</div>
<div class="genericcontent" style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #3a3c3b; float: left; font-family: 'Open Sans', sans-serif; margin: 0px; padding: 15px 0px; vertical-align: baseline; width: 640px;">
<div class="generic-content" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 20px; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pada abad ke-5, Jawa Barat merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara. Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara banyak tersebar di Jawa Barat. Setelah runtuhnya Kerajaan Tarumanagara akibat serangan Kerajaan Sriwijaya, kekuasaan di bagian barat Pulau Jawa dari Ujung Kulon sampai Kali Ciserayu dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda, yang beribukota di Pakuan Pajajaran (sekarang Kota Bogor).</div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br />Pada abad ke-16, pelabuhan Cirebon lepas dari Kerajaan Sunda dan menjadi Kesultanan Cirebon. Pun demikian dengan pelabuhan Banten yang menjadi Kesultanan Banten. Dari tahun 1567 sampai 1579, di bawah pimpinan Prabu Surya Kencana, Kerajaan Sunda mengalami kemunduran besar. Ini juga dikarenakan tekanan Kesultanan Banten. Setelah tahun 1576, Kerajaan Sunda tidak dapat mempertahankan ibu kota Kerajaan Sunda, Pakuan Pajajaran yang jatuh ke tangan Kesultanan Banten. Zaman pemerintahan Kesultanan Banten, wilayah Priangan jatuh ke tangan Kesultanan Mataram.</div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br />Nama Jawa Barat mulai digunakan pada tahun 1925, ketika pemerintah Hindia Belanda membentuk Provinsi Jawa Barat. Pembentukan provinsi ini sebagai pelaksanaan Bestuurshervormingwet tahun 1922, yang membagi Hindia Belanda atas kesatuan-kesatuan daerah provinsi. Sebelum tahun 1925 digunakan istilah Soendalanden (Tatar Soenda) atau Pasoendan.</div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br />Pada tanggal 17 Agustus 1945, Jawa Barat bergabung menjadi bagian dari Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Desember 1949, Jawa Barat menjadi Negara Pasundan yang merupakan salah satu negara bagian dari Republik Indonesia Serikat sebagai hasil dari Konfererensi Meja Bundar (KMB). Namun, Jawa Barat kembali bergabung dengan Republik Indonesia pada tahun 1950.</div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sumber:<br />- Buku Salam Sahabat Nusantara: Jawa Barat yang Memesona, Penerbit: Doenia Aksara<br />- Muflihah, Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap Sekolah Dasar, Penerbit: Puspa Swara, Jakarta, 2007.</span></div>
</div>
</div>
Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-91462302523298520202014-06-25T07:28:00.005-07:002014-06-25T07:28:40.411-07:0010 KERAJAAN TERTUA DI NUSANTARA DARI SEBELUM MASEHI<div style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: center;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;"><a href="https://www.facebook.com/photo.php?op=1&view=global&subj=100000185815496&pid=352392&id=100000262235097&oid=135984453109744" id="myphotolink" style="text-decoration: none;"><img height="465" id="myphoto" src="https://fbcdn-sphotos-a.akamaihd.net/hphotos-ak-snc1/9034_100272963324778_100000262235097_4742_6349078_n.jpg" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border-bottom-left-radius: 0px; border-bottom-right-radius: 0px; border-top-left-radius: 0px; border-top-right-radius: 0px; border: 1px solid transparent; box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; padding: 8px; position: relative;" width="604" /></a></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;"><a href="https://www.facebook.com/media/set/?set=a.100213273330747.258.100000262235097" style="text-decoration: none;"><b>Paintings and drawings By Andreanus Gunawan</b></a></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;"><b><br /></b></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;"><b>Cuplikan tulisan dari</b></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;"><a href="http://www.forumbebas.com/index.php" style="text-decoration: none;">Forum Bebas Indonesia</a></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Kerajaan Kutai bukanlah kerajaan yg tertua di Indonesia..</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Menurut penelitian para ahli, kini diketahui banyak Kerajaan Besar berdiri jauh sebelum Kerajaan Kutai..</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Namun pada buku pelajaran SD belum dirubah....</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: center;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;"></span></div>
<div style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<b><span style="background-color: white; font-size: medium;">1. Kerajaan Kandis (sebelum Masehi)</span></b></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Kerajaan ini diyakini berdiri sebelum Masehi, mendahului berdirinya kerajaan Moloyou atau Dharmasraya.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Dua tokoh yang sering disebut sebagai raja kerajaan ini adalah Patih dan Tumenggung.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Nenek moyang Lubuk Jambi diyakini berasal dari keturunan waliyullah Raja Iskandar Zulkarnain. Tiga orang putra Iskandar Zulkarnain yang bernama Maharaja Alif, Maharaja Depang dan Maharaja Diraja berpencar mencari daerah baru. Maharaja Alif ke Banda Ruhum, Maharaja Depang ke Bandar Cina dan Maharaja Diraja ke Pulau Emas (Sumatra). </span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Ketika berlabuh di Pulau Emas, Maharaja Diraja dan rombongannya mendirikan sebuah kerajaan yang dinamakan dengan Kerajaan Kandis yang berlokasi di Bukit Bakar/Bukit Bakau. Daerah ini merupakan daerah yang hijau dan subur yang dikelilingi oleh sungai yang jernih.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;"><a href="https://www.facebook.com/photo.php?op=1&view=global&subj=100000185815496&pid=691041&id=100000614123081&oid=135984453109744" id="myphotolink" style="text-decoration: none;"><img height="513" id="myphoto" src="https://fbcdn-sphotos-a.akamaihd.net/hphotos-ak-snc1/9034_100213829997358_100000262235097_3108_5848747_n.jpg" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border-bottom-left-radius: 0px; border-bottom-right-radius: 0px; border-top-left-radius: 0px; border-top-right-radius: 0px; border: 1px solid transparent; box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; padding: 8px; position: relative;" width="604" /></a></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<b><span style="background-color: white; font-size: medium;">2. Kerajaan Salakanagara (130-362 M)</span></b></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Kerajaan ini adalah kerajaan yang pertama di daerah Jawa Barat yang pernah tercatat oleh sejarah. Salakanagara, berdasarkan Naskah Wangsakerta Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara (yang disusun sebuah panitia dengan ketuanya Pangeran Wangsakerta) diperkirakan merupakan kerajaan paling awal yang ada di Nusantara).</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Nama ahli dan sejarawan yang membuktikan bahwa tatar Banten memiliki nilai-nilai sejarah yang tinggi, antara lain adalah Husein Djajadiningrat, Tb. H. Achmad, Hasan Mu’arif Ambary, Halwany Michrob dan lain-lainnya. Banyak sudah temuan-temuan mereka disusun dalam tulisan-tulisan, ulasan-ulasan maupun dalam buku. Belum lagi nama-nama seperti John Miksic, Takashi, Atja, Saleh Danasasmita, Yoseph Iskandar, Claude Guillot, Ayatrohaedi, Wishnu Handoko dan lain-lain yang menambah wawasan mengenai Banten menjadi tambah luas dan terbuka dengan karya-karyanya dibuat baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Pendiri Salakanagara, Dewawarman adalah duta keliling, pedagang sekaligus perantau dari Pallawa, Bharata (India) yang akhirnya menetap karena menikah dengan puteri penghulu setempat.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;"><a href="https://www.facebook.com/photo.php?pid=147008&id=100000262235097" id="myphotolink" style="text-decoration: none;"><img height="423" id="myphoto" src="https://fbcdn-sphotos-a.akamaihd.net/hphotos-ak-snc3/18878_106146306070777_100000262235097_146208_490484_n.jpg" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border-bottom-left-radius: 0px; border-bottom-right-radius: 0px; border-top-left-radius: 0px; border-top-right-radius: 0px; border: 1px solid transparent; box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; padding: 8px; position: relative;" width="604" /></a></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
</div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<b><span style="background-color: white; font-size: medium;">3. Kerajaan Melayu Tua Jambi (Abad ke-2 M)</span></b></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Dharmasraya merupakan nama ibukota dari sebuah Kerajaan Melayu di Sumatera, nama ini muncul seiring dengan melemahnya kerajaan Sriwijaya setelah serangan Rajendra Coladewa raja Chola dari Koromandel pada tahun 1025.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Dalam naskah berjudul Chu-fan-chi karya Chau Ju-kua tahun 1225 disebutkan bahwa negeri San-fo-tsi memiliki 15 daerah bawahan, yaitu Che-lan (Kamboja), Kia-lo-hi (Grahi, Ch'ai-ya atau Chaiya selatan Thailand sekarang), Tan-ma-ling (Tambralingga, selatan Thailand), Ling-ya-si-kia (Langkasuka, selatan Thailand), Ki-lan-tan (Kelantan), Ji-lo-t'ing (Cherating, pantai timur semenanjung malaya), Tong-ya-nong (Terengganu), Fo-lo-an (muara sungai Dungun, daerah Terengganu sekarang), Tsien-mai (Semawe, pantai timur semenanjung malaya), Pa-t'a (Sungai Paka, pantai timur semenanjung malaya), Pong-fong (Pahang), Lan-mu-li (Lamuri, daerah Aceh sekarang), Kien-pi (Jambi), Pa-lin-fong (Palembang), Sin-to (Sunda), dan dengan demikian, wilayah kekuasaan San-fo-tsi membentang dari Kamboja, Semenanjung Malaya, Sumatera sampai Sunda.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<b><span style="background-color: white; font-size: medium;">4. Kerajaan Sekala Brak (Abad ke-3 M)</span></b></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Sekala Brak (Baca: Sekala Bekhak) adalah sebuah kerajaan yang bercirikan Hindu dan dikenal dengan Kerajaan Sekala Brak Hindu yang setelah kedatangan Empat Umpu dari Pagaruyung yang menyebarkan agama Islam kemudian berubah menjadi Kepaksian Sekala Brak, terletak di kaki Gunung Pesagi (gunung tertinggi di Lampung) Yang menjadi cikal-bakal suku bangsa etnis Lampung saat ini.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<b><span style="background-color: white; font-size: medium;">5. Kerajaan Kutai Martadipura (350-400 M)</span></b></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Kutai Martadipura adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang memiliki bukti sejarah tertua. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diambil . Nama Kutai diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut. Tidak ada prasasti yang secara jelas menyebutkan nama kerajaan ini dan memang sangat sedikit informasi yang dapat diperoleh.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: center;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-size: medium;"></span><br /><span style="font-size: medium;"></span><br /><span style="font-size: medium;"></span><br /><span style="font-size: medium;"><a href="https://www.facebook.com/photo.php?op=1&view=global&subj=100000185815496&pid=3108&id=100000262235097&oid=135984453109744" id="myphotolink" style="text-decoration: none;"><img height="640" id="myphoto" src="https://fbcdn-sphotos-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash1/18878_106146302737444_100000262235097_146207_7812883_n.jpg" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border-bottom-left-radius: 0px; border-bottom-right-radius: 0px; border-top-left-radius: 0px; border-top-right-radius: 0px; border: 1px solid transparent; box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; padding: 8px; position: relative;" width="470" /></a></span></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<div>
<b><span style="background-color: white; font-size: medium;">6. Kerajaan Tarumanegara (358-669 M)</span></b></div>
</div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. Taruma merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang meninggalkan catatan sejarah. Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu Kerajaan Taruma adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Bila menilik dari catatan sejarah ataupun prasasti yang ada, tidak ada penjelasan atau catatan yang pasti mengenai siapakah yang pertama kalinya mendirikan kerajaan Tarumanegara. Raja yang pernah berkuasa dan sangat terkenal dalam catatan sejarah adalah Purnawarman. Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga (Kali Bekasi) sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum brahmana.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Bukti keberadaan Kerajaan Taruma diketahui dengan tujuh buah prasasti batu yang ditemukan. Empat di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten. Dari prasasti-prasasti ini diketahui bahwa kerajaan dipimpin oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M dan beliau memerintah sampai tahun 382 M. Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman ada di sekitar sungai Gomati (wilayah Bekasi). Kerajaan Tarumanegara ialah kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<b><span style="background-color: white; font-size: medium;">7. Kerajaan Barus (Abad ke-6 M)</span></b></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Kesultanan Barus merupakan kelanjutan kerajaan di Barus paska masuknya Islam ke Barus. Islam masuk ke Barus pada awal-awal munculnya agama Islam di semenanjung Arab.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Dalam sebuah penggalian arkeologi, ditemukan Makam Mahligai sebuah perkuburan bersejarah Syeh Rukunuddin dan Syeh Usuluddin yang menandakan masuknya agama Islam pertama ke Indonesia pada Abad ke VII Masehi di Kecamatan Barus.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Kuburan ini panjangnya kira-kira 7 meter dihiasi oleh beberapa batu nisan yang khas dan unik dengan bertulisan bahasa Arab, Tarikh 48 H dan Makam Mahligai merupakan Objek Wisata Religius bagi umat Islam se-Dunia yang Letaknya 75 Km dari Sibolga dan 359 Km dari Kota Medan.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Raja pertama yang menjadi muslim adalah Raja Kadir yang kemudian diteruskan kepada anak-anaknya yang kemudian bergelar Sultan.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Raja Kadir merupakan penerus kerajaan yang telah turun-temurun memerintah Barus dan merupakan keturunan Raja Alang Pardosi, pertama sekali mendirikan pusat Kerajaaannya di Toddang (tundang), Tukka, Pakkat - juga dikenal sebagai negeri Rambe, yang bermigrasi dari Balige dari marga Pohan.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Pada abad ke-6, telah berdiri sebuah otoritas baru di Barus yang didirikan oleh Sultan Ibrahimsyah yang datang dari Tarusan, Minang, keturunan Batak dari kumpulan marga Pasaribu, yang akhirnya membentuk Dulisme kepemimpinan di Barus.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;"><a href="https://www.facebook.com/photo.php?op=1&view=global&subj=100000185815496&pid=146207&id=100000262235097&oid=135984453109744" id="myphotolink" style="text-decoration: none;"><img height="604" id="myphoto" src="https://fbcdn-sphotos-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash1/18878_106184429400298_100000262235097_147008_743370_n.jpg" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border-bottom-left-radius: 0px; border-bottom-right-radius: 0px; border-top-left-radius: 0px; border-top-right-radius: 0px; border: 1px solid transparent; box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; padding: 8px; position: relative;" width="486" /></a></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<b><span style="background-color: white; font-size: medium;">8. Kerajaan Kalingga (Abad ke-6 M)</span></b></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Kalingga adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Tengah, yang pusatnya berada di daerah Kabupaten Jepara sekarang. Kalingga telah ada pada abad ke-6 Masehi dan keberadaannya diketahui dari sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima, yang dikenal memiliki peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Putri Maharani Shima, Parwati, menikah dengan putera mahkota Kerajaan Galuh yang bernama Mandiminyak, yang kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan Galuh.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Maharani Shima memiliki cucu yang bernama Sanaha yang menikah dengan raja ketiga dari Kerajaan Galuh, yaitu Brantasenawa. Sanaha dan Bratasenawa memiliki anak yang bernama Sanjaya yang kelak menjadi raja Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh (723-732 M).</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Setelah Maharani Shima meninggal di tahun 732 M, Sanjaya menggantikan buyutnya dan menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi Mataram, dan kemudian mendirikan Dinasti/Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Kekuasaan di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Kemudian Raja Sanjaya menikahi Sudiwara puteri Dewasinga, Raja Kalingga Selatan atau Bumi Sambara, dan memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;"><br /><b>9. Kerajaan Kanjuruhan (Abad ke-6M) </b></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;"><b> </b><br />Kanjuruhan adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Timur, yang pusatnya berada di dekat Kota Malang sekarang. Kanjuruhan diduga telah berdiri pada abad ke-6 Masehi (masih sezaman dengan Kerajaan Taruma di sekitar Bekasi dan Bogor sekarang). Bukti tertulis mengenai kerajaan ini adalah Prasasti Dinoyo. Rajanya yang terkenal adalah Gajayana. Peninggalan lainnya adalah Candi Badut dan Candi Wurung.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: center;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;"><a href="https://www.facebook.com/photo.php?pid=3165&id=100000262235097" id="myphotolink" style="text-decoration: none;"><img height="640" id="myphoto" src="https://fbcdn-sphotos-a.akamaihd.net/hphotos-ak-snc1/9034_100484989970242_100000262235097_10946_2911482_n.jpg" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border-bottom-left-radius: 0px; border-bottom-right-radius: 0px; border-top-left-radius: 0px; border-top-right-radius: 0px; border: 1px solid transparent; box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.2) 0px 0px 0px; padding: 8px; position: relative;" width="505" /> </a></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><span style="background-color: white; font-weight: bold;">10. Kerajaan Sunda (669-1579 M) </span></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><span style="background-color: white; font-weight: bold;"> </span></span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;">Kerajaan Sunda (669-1579 M), menurut naskah Wangsakerta merupakan kerajaan yang berdiri menggantikan kerajaan Tarumanagara. Kerajaan Sunda didirikan oleh Tarusbawa pada tahun 591 Caka Sunda (669 M). Menurut sumber sejarah primer yang berasal dari abad ke-16, kerajaan ini merupakan suatu kerajaan yang meliputi wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Banten, Jakarta, Provinsi Jawa Barat , dan bagian barat Provinsi Jawa Tengah.</span></div>
<div style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18.2000007629395px; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-size: medium;"><br />Berdasarkan naskah kuno primer Bujangga Manik (yang menceriterakan perjalanan Bujangga Manik, seorang pendeta Hindu Sunda yang mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di Pulau Jawa dan Bali pada awal abad ke-16), yang saat ini disimpan pada Perpustakaan Boedlian, Oxford University, Inggris sejak tahun 1627), batas Kerajaan Sunda di sebelah timur adalah Ci Pamali ("Sungai Pamali", sekarang disebut sebagai Kali Brebes) dan Ci Serayu (yang saat ini disebut Kali Serayu) di Provinsi Jawa Tengah.</span></div>
Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-42119593783933320372014-06-25T07:26:00.005-07:002014-06-25T07:26:36.868-07:00SEJARAH KERAJAAN PERTAMA DI INDONESIA<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif; font-size: 18px; font-weight: normal; margin: 0px; position: relative;">
<br /></h3>
<div class="post-header" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.6; margin: 0px 0px 1.5em;">
<div class="post-header-line-1">
</div>
</div>
<div class="post-body entry-content" id="post-body-4259783867852245338" itemprop="description articleBody" style="font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 15px; line-height: 1.4; position: relative; width: 718px;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0ZHX7gWCjnfV1S1mIE50mbnYYLONGul_rnAPwHurW4eN7e6rMJS2gwQYqS8aipogMPMo5LxqO0nxGqmfSe_41ahaywjkj45nGflltlf9qaP1Sd_NtqfWD7y_LPmt32L6eeLEGSENYMxmb/s1600/peta_kaltim.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-decoration: none;"><span style="background-color: white; color: black;"><img border="0" height="280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0ZHX7gWCjnfV1S1mIE50mbnYYLONGul_rnAPwHurW4eN7e6rMJS2gwQYqS8aipogMPMo5LxqO0nxGqmfSe_41ahaywjkj45nGflltlf9qaP1Sd_NtqfWD7y_LPmt32L6eeLEGSENYMxmb/s320/peta_kaltim.gif" style="border: none; position: relative;" width="320" /></span></a></div>
<span style="background-color: white;"><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></span></span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Berbicara tentang sejarah Indonesia maka tak lepas dari sederet nama kerajaan yang pernah berdiri di bumi Nusantara. Dari sekian banyak kerajaan itu, hanya sedikit yang kemudian familiar di telinga masyarakat. Kali ini saya akan mengajak anda mengingat kembali salah satunya. Kita akan bahas alur sejarah sebuah kerajaan yang diyakini sebagai peradaban tertua di Indonesia, Kutai<b>. </b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><b>KERAJAAN KUTAI MARTADIPURA</b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br /></span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kita akan mulai dengan Kutai Martadipura, kerajaan bercorak Hindu yang memiliki bukti sejarah tertua di Nusantara. Berdiri sekitar abad ke-4, pusat kerajaan ini terletak di hulu sungai Mahakam (tepatnya di Muara Kaman, Kalimantan Timur). Nama Kutai diberikan oleh para ahli, diambil dari nama tempat ditemukannya prasasti yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut. Kerajaan ini memiliki wilayah kekuasaan yang cukup luas, yaitu mencakup hampir seluruh Kalimantan Timur bahkan hingga seluruh Pulau Kalimantan.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Ada tujuh buah Yupa (prasasti dalam upacara pengorbanan) yang menjadi sumber utama bagi para ahli dalam menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai Martadipura. Yupa sendiri adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tiang untuk menambat hewan yang akan dikorbankan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Dari salah satu Yupa tersebut diketahui bahwa salah satu raja yang pernah memerintah Kutai Martadipura adalah Mulawarman. Namanya dicatat dalam Yupa karena kedermawanannya menyumbangkan 20.000 ekor sapi kepada kaum brahmana.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu Kudungga. Nama Mulawarman dan Aswawarman sangat dipengaruhi bahasa Sansekerta bila dilihat dari cara penulisannya. Sedangkan nama Kudungga oleh para ahli sejarah ditafsirkan sebagai nama asli Indonesia yang belum terpengaruh dengan nama budaya India, namun Kudungga diduga awalnya adalah seorang kepala suku yang setelah masuknya budaya India ke Nusantara kemudian diangkat menjadi seorang raja. Ada juga versi yang menyebutkan bahwa sebenarnya dia adalah pembesar dari Kerajaan Campa (Kamboja) yang datang ke Nusantara dan mendirikan kerajaan disini.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Aswawarman diyakini sebagai Raja Kutai pertama yang beragama Hindu. Ia juga dikenal sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai sehingga diberi gelar Wangsakerta, yang artinya pembentuk keluarga. Mengapa bukan Kudungga yang menjadi pendiri dinasti tetapi justru anaknya? Hal ini diyakini karena Raja Kudungga belum memeluk agama Hindu, sehingga ia tidak bisa dianggap sebagai pendiri dinasti Hindu.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Aswawarman disebut sebagai seorang raja yang cakap dan kuat. Dia pula yang memiliki jasa paling besar atas perluasan wiayah Kerajaan Kutai Martadipura. Perluasan wilayah diakukan oleh Aswawarman dengan cara melakukan upacara Asmawedha, yaitu upacara pelepasan kuda untuk menentukan batas wilayah kerajaan. Kuda-kuda yang dilepas ini diikuti oleh prajurit kerajaan yang akan menentukan wilayah kerajaan sesuai dengan sejauh mana jejak telapak kaki kuda dapat ditemukan. Aswawarman memiliki 3 orang putera, yang salah satunya adalah Mulawarman.</span></span></div>
<h2 style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif; font-size: 18px; font-weight: normal; line-height: normal; margin: 0.5em 0px; position: relative; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Berikut adalah nama-nama raja yang pernah memerintah Kutai Martadipura:</span></span></h2>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Maharaja Asmawarman</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Maharaja Mulawarman</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Maharaja Marawijaya Warman</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Maharaja Gajayana Warman</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Maharaja Tungga Warman</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Maharaja Jayanaga Warman</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Maharaja Nalasinga Warman</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Maharaja Nala Parana Tungga</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Maharaja Gadingga Warman Dewa</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Maharaja Indra Warman Dewa</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Maharaja Sangga Warman Dewa</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Maharaja Candrawarman</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Maharaja Sri Langka Dewa</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Maharaja Guna Parana Dewa</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Maharaja Wijaya Warman</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Maharaja Sri Aji Dewa</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Maharaja Mulia Putera</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Maharaja Nala Pandita</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Maharaja Indra Paruta Dewa</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Maharaja Dharma Setia</span></span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Dari Yupa diketahui bahwa pada masa pemerintahan Mulawarman, Kerajaan Kutai Martadipura mengalami masa keemasan. Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><b>KESULTANAN KUTAI KARTANEGARA</b></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><br /></span></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kerajaan Kutai Kartanegara berdiri pada awal abad ke-13 di daerah yang bernama <b><span style="font-weight: normal;">Tepian Batu</span></b> atau Kutai Lama (kini menjadi sebuah desa di wilayah Kecamatan Anggana) dengan rajanya yang pertama yakni Aji Batara Agung Dewa Sakti (1300-1325), sama seperti yang diungkapkan oleh Ibnu Batuta. Nama ‘Kutai’ disadur dari bahasa China, ‘Kho Thay’ yang berarti ‘negara yang besar’. Sedangkan ‘Kartanegara’ berarti ‘mempunyai peraturan’. Jadi makna nama Kutai Kartanegara adalah ‘negara besar yang mempunyai peraturan’.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Kerajaan ini disebut dengan nama Kerajaan Tanjung Kute dalam Kakawin Nagarakretagama (1365), yaitu salah satu daerah yang berhasil ditaklukan oleh Maha Patih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit. Pada masa pemerintahan Maharaja Sultan (1370-1420), raja dan adiknya berkunjung ke Majapahit untuk belajar adat istiadat dan tata pemerintahan pada Maha Patih Gajah Mada. Sejak saat itu Majapahit menempatkan seorang Patih di Kutai Kartanegara sebagai representasi pengakuan kekuasaan Majapahit disana.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Menurut Hikayat Banjar dan Kotawaringin (1663), Kutai Kartanegara juga merupakan salah satu ‘<i><span style="font-style: normal;">tanah di atas angin’</span></i> (sebelah utara) yang mengirim upeti kepada Maharaja Suryanata, Raja Banjar-Hindu (Negara Dipa) pada abad ke-14.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Adanya dua kerajaan di tanah Kutai menimbulkan rivalitas. Ketegangan demi ketengangan terjadi. Akhirnya riwayat Kerajaan Kutai Martadipura berakhir pada abad ke-16, saat Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara, Raja Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa. Raja Kutai Kartanegara pun kemudian mengubah nama kerajaannya menjadi <b><span style="font-weight: normal;">Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura</span></b> sebagai simbol peleburan antara dua kerajaan tersebut.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Sejak tahun 1636, Kutai diklaim oleh Kesultanan Banjar sebagai salah satu vazalnya karena Banjarmasin sudah memiliki kekuatan militer yang memadai untuk menghadapi serangan Kesultanan Mataram yang telah berhasil menguasai Sukadana dan berambisi menaklukan seluruh Kalimantan. Sebelumnya Banjarmasin merupakan vazal Kesultanan Demak (penerus Majapahit), tetapi semenjak runtuhnya Demak (1548), Banjarmasin tidak lagi mengirim upeti kepada pemerintahan di Jawa. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Sekitar tahun 1638 (sebelum perjanjian Bongaya), Sultan Makassar (Gowa-Tallo) meminjam Pasir, Kutai, Berau dan Karasikan (Kepulauan Sulu/Banjar Kulan) sebagai tempat berdagang kepada Sultan Banjar IV Mustain Billah/Marhum Panembahan. Hal ini disampaikan Sultan Makassar pada Kiai Martasura yang diutus ke Makassar untuk mengadakan perjanjian dengan I Mangadacinna Daeng Sitaba Karaeng Pattingalloang Sultan Mahmud, yaitu Raja Tallo yang menjabat sebagai Mangkubumi (Putra Mahkota) bagi Sultan Malikussaid (Raja Gowa) tahun 1638-1654.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Pada abad ke-17, agama Islam yang disebarkan Tuan Ri Bandang dan <b><span style="font-weight: normal;">Tuan Tunggang Parangan</span></b> (ulama Makassar) diterima dengan baik oleh Kerajaan Kutai Kartanegara yang saat itu dipimpin Aji Raja Mahkota Mulia Alam. Sejak itu gelar raja diganti menjadi sultan. Sultan Aji Muhammad Idris (1735-1738) merupakan Sultan Kutai Kartanegara pertama yang menggunakan nama Islami. Dan kemudian nama kerajaan pun berganti menjadi <b><span style="font-weight: normal;">Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura</span></b>.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Sebagai indikator kuatnya pengaruh agama Islam di Kutai, dikenal adanya Undang-undang Beraja Nanti (Undang-Undang Dasar kerajaan) bernama Panji Selaten yang disandarkan pada hukum Islam. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Tahun 1732 ibukota Kesultanan Kutai Kartanegara pindah dari Kutai Lama ke Pemarangan (sekarang Desa Jembayan, Loa Kulu).</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Sultan Aji Muhammad Idris yang merupakan menantu dari Sultan Wajo, La Madukelleng berangkat ke tanah Wajo, Sulawesi Selatan untuk turut bertempur melawan VOC bersama rakyat Bugis. Saat itu pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara untuk sementara dipegang oleh Dewan Perwalian.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Pada tahun 1739, Sultan Aji Muhammad Idris gugur di medan laga. Sepeninggal Sultan Idris, terjadilah perebutan tahta kerajaan oleh Aji Kado. Putra Mahkota kerajaan, <i><span style="font-style: normal;">Aji Imbut</span></i> yang saat itu masih kecil kemudian dilarikan ke Wajo. Aji Kado kemudian meresmikan namanya sebagai Sultan Kutai Kartanegara dengan menggunakan gelar Sultan Aji Muhammad Aliyeddin.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Setelah dewasa, Aji Imbut sebagai Putra Mahkota yang sah dari Kesultanan Kutai Kartanegara kembali ke tanah Kutai. Oleh kalangan Bugis dan kerabat istana yang setia pada mendiang Sultan Idris, Aji Imbut dinobatkan sebagai Sultan Kutai Kartanegara dengan gelar Sultan Aji Muhammad Muslihuddin. Penobatan Sultan Muslihuddin ini dilaksanakan di Mangkujenang. Sejak itu dimulailah perlawanan terhadap Aji Kado.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Tahun 1747 VOC mengakui Pangeran Tamjidullah I sebagai Sultan Banjar padahal saat itu sebenarnya dia hanyalah Mangkubumi. Pada 1765 VOC berjanji membantu Sultan Tamjidullah I yang pro VOC itu untuk menaklukan kembali daerah-daerah yang memisahkan diri, diantaranya Kutai berdasarkan perjanjian 20 Oktober 1756. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Sementara itu di Kutai sedang berlangsung siasat embargo yang ketat oleh Sultan Muslihuddin terhadap Aji Kado. Armada bajak laut Sulu terlibat dalam perlawanan ini dengan melakukan penyerangan dan pembajakan terhadap armada Aji Kado. Tahun 1778 Aji Kado meminta bantuan VOC namun tidak dapat dipenuhi, karena di tahun itu VOC sedang disibukkan usaha merebut Landak dan Sukadana (sebagian besar wilayah Kalimantan Barat saat ini) dari kekuasaan Sultan Banten.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Pada tahun 1780, Sultan Muslihuddin berhasil merebut kembali ibukota Pemarangan dan secara resmi dinobatkan kembali sebagai sultan yang sah dengan gelar Sultan Aji Muhammad Muslihuddin di istana Kesultanan Kutai Kartanegara. Aji Kado dihukum mati dan dimakamkan di Pulau Jembayan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Sultan Muslihuddin memindahkan ibukota Kesultanan Kutai Kartanegara ke Tepian Pandan pada tanggal 28 September 1782. Perpindahan ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh kenangan pahit masa pemerintahan Aji Kado dan Pemarangan dianggap telah kehilangan tuahnya. Nama Tepian Pandan kemudian diubah menjadi Tangga Arung yang berarti ‘Rumah Raja’, lama-kelamaan Tangga Arung lebih populer dengan sebutan Tenggarong dan tetap bertahan hingga kini.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Pada 13 Agustus 1787, Sultan Banjar Sunan Nata Alam membuat perjanjian dengan VOC yang menjadikan Kesultanan Banjar resmi sebagai daerah protektorat VOC sedangkan daerah-daerah lainnya di Kalimantan yang dahulu kala pada abad ke-17 pernah menjadi vazal Banjarmasin diserahkan secara sepihak sebagai properti VOC. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Tahun 1809 Pemerintah Hindia Belanda meninggalkan Banjarmasin dan menyerahkan benteng Tatas serta benteng Tabanio kepada Sultan Banjar. Setelah wilayah Hindia Belanda diserahkan kepada Inggris karena Belanda kalah dalam peperangan, sejak itu Alexander Hare menjadi Wakil Pemerintah Inggris di Banjarmasin sejak 1812. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Tanggal 1 Januari 1817 Inggris menyerahkan kembali wilayah Hindia Belanda termasuk Banjarmasin dan daerah-daerahnya kepada Belanda, kemudian Belanda memperbaharui perjanjian dengan Sultan Banjar. Negeri Kutai diserahkan sebagai daerah pendudukan Hindia Belanda dalam Kontrak Persetujuan Karang Intan I pada 1 Januari 1817 antara Banjar yang diwakili oleh Sultan Sulaiman dengan Hindia Belanda yang diwakili oleh Residen Aernout van Boekholzt. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Perjanjian berikutnya pada tahun 1823, negeri Kutai diserahkan menjadi daerah pendudukan Hindia Belanda dalam Kontrak Persetujuan Karang Intan II pada 13 September 1823 antara Sultan Sulaiman dengan Residen Tobias.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Negeri Kutai ditegaskan kembali termasuk daerah-daerah pendudukan Hindia Belanda di Kalimantan menurut Perjanjian Sultan Adam al-Watsiq Billah dengan Hindia Belanda yang ditandatangani dalam loji Belanda di Banjarmasin pada tanggal 4 Mei 1826.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Tahun 1838 Sultan Muslihuddin mangkat dan pucuk pimpinan Kesultanan Kutai Kartanegara digantikan oleh Sultan Aji Muhammad Salehuddin.</span></span><br /></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgscs4PgLf-WxhFBKH7gjCwwdt8GCVMyzVB181M66cTv6AwgE_zCtkgznTkDFMGwI97rdeNdJQW8Dc4-RCKwliUZJoZ07tT8d2YvYt5mn8psWzwQL7gUwHOrQxndHOn7C6gutiE3i-Umd1y/s1600/Mulawarman.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-decoration: none;"><span style="background-color: white; color: black;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgscs4PgLf-WxhFBKH7gjCwwdt8GCVMyzVB181M66cTv6AwgE_zCtkgznTkDFMGwI97rdeNdJQW8Dc4-RCKwliUZJoZ07tT8d2YvYt5mn8psWzwQL7gUwHOrQxndHOn7C6gutiE3i-Umd1y/s320/Mulawarman.jpg" style="border: none; position: relative;" width="240" /></span></a></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><br /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><b>PERTEMPURAN MELAWAN PENJAJAH</b></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Pada tahun 1844, 2 buah kapal dagang pimpinan James Erskine Murray asal Inggris memasuki perairan Tenggarong. Murray datang ke Kutai untuk berdagang dan meminta tanah untuk mendirikan pos dagang serta hak eksklusif untuk menjalankan kapal uap di perairan Mahakam. Namun Sultan Salehuddin mengizinkan Murray untuk berdagang hanya di wilayah Samarinda saja. Murray kurang puas dengan tawaran Sultan ini. </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Setelah beberapa hari di perairan Tenggarong, Murray melepaskan tembakan meriam ke arah istana dan dibalas oleh pasukan kerajaan Kutai. Pertempuran pun tak dapat dihindari. Armada pimpinan Murray akhirnya kalah dan melarikan diri menuju laut lepas. Lima orang terluka dan tiga orang tewas dari pihak armada Murray, dan Murray sendiri termasuk di antara yang tewas tersebut.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Kabar insiden pertempuran di Tenggarong ini sampai ke pihak Inggris. Sebenarnya Inggris hendak melakukan serangan balasan terhadap Kutai, namun ditanggapi oleh pihak Belanda bahwa Kutai adalah salah satu bagian dari wilayah Hindia Belanda dan Belanda akan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan caranya sendiri. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Kemudian Belanda mengirimkan armadanya dibawah komando <b><span style="font-weight: normal;">t’Hooft</span></b> dengan membawa persenjataan yang lengkap. Setibanya di Tenggarong, armada t’Hooft menyerang istana Sultan Kutai. Sultan Salehuddin diungsikan ke Kota Bangun. Panglima Perang Kutai, Pangeran Senopati Awang Long bersama pasukannya dengan gagah berani bertempur melawan armada t’Hooft untuk mempertahankan kehormatan Kutai. Awang Long gugur dalam pertempuran yang kurang seimbang tersebut dan Kesultanan Kutai Kartanegara akhirnya kalah dan takluk pada Belanda.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Pada tanggal 11 Oktober 1844, Sultan Salehuddin harus menandatangani perjanjian dengan Belanda yang menyatakan bahwa Sultan Kutai mengakui pemerintahan Hindia Belanda dan mematuhi pemerintah Hindia Belanda di Kalimantan yang diwakili oleh seorang residen yang berkedudukan di Banjarmasin. Tahun 1846, H. von Dewall menjadi administrator sipil Belanda yang pertama di pantai timur Kalimantan. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Pada tahun 1850, Sultan Sulaiman memegang tampuk kepemimpinan Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Pada tahun 1853, Pemerintah Hindia Belanda menempatkan J. Zwager sebagai Assisten Residen di Samarinda. Saat itu kekuatan politik dan ekonomi masih berada dalam genggaman Sultan Sulaiman. Dalam tahun 1853 itu penduduk Kesultanan Kutai Kartanegara tercatat sebanyak 100.000 jiwa.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Pada 17 Juli 1863, Kutai kembali mengadakan perjanjian dengan Belanda. Dalam perjanjian itu disepakati bahwa Kesultanan Kutai Kartanegara menjadi daerah Swapraja dari Pemerintahan Hindia Belanda. Bentuk Swapraja dipilih karena Belanda menyadari tak memiliki kekuatan untuk memerintah secara langsung dari Batavia. Sehingga dengan status ini Kutai seperti halnya kerajaan yang lain dapat mengatur perundangan sendiri, melaksanakan otonomi, melakukan pengadilan sendiri dan melakukan tugas kepolisian sendiri. Status serupa juga diperoleh Kasultanan Ngayogyakarta, Kasunanan Surakarta, Praja Mangkunagaran dan Kadipaten Pakualaman Adikarta di Jawa</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Dokumentasi bentuk istana Sultan Kutai hanya ada pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman yang kala itu beribukota di Tenggarong, setelah para penjelajah Eropa melakukan ekspedisi ke pedalaman Mahakam pada abad ke-18. Carl Bock, seorang penjelajah berkebangsaan Norwegia yang melakukan ekspedisi Mahakam pada tahun 1879 sempat membuat ilustrasi pendopo istana Sultan Sulaiman. Istana Sultan Kutai pada masa itu terbuat dari kayu ulin dengan bentuk yang cukup sederhana.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Tahun 1888, pertambangan batubara pertama di Kutai dibuka di Batu Panggal oleh insinyur tambang asal Belanda, J.H. Menten. Menten juga meletakkan dasar bagi eksploitasi minyak pertama di wilayah Kutai. Kemakmuran wilayah Kutai pun nampak semakin nyata sehingga membuat Kesultanan Kutai Kartanegara menjadi sangat terkenal pada masa itu. Royalti atas pengeksloitasian sumber daya alam di Kutai diberikan kepada Sultan Sulaiman.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Tahun 1899 Sultan Sulaiman wafat dan digantikan Putra Mahkotanya, <b><span style="font-weight: normal;">Aji Mohammad</span></b> dengan gelar Sultan Aji Muhammad Alimuddin. Sultan Alimuddin mendiami istana baru yang terletak tak jauh dari bekas istana Sultan Sulaiman. Istana Sultan Alimuddin ini terdiri dari dua lantai dan juga terbuat dari kayu ulin (kayu besi). Istana ini dibangun menghadap sungai Mahakam.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Tahun 1905, Pemerintah Hindia Belanda memutuskan untuk memerintah secara langsung Kota Samarinda. Sejak itu Kutai tak memiliki lagi kekuasaan politik di salah satu kota terbesar Kalimantan itu.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Sultan Alimuddin hanya bertahta dalam kurun waktu 11 tahun saja, beliau wafat pada tahun 1910. Berhubung pada waktu itu Putra Mahkota Aji Kaget masih belum dewasa, tampuk pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara kemudian dipegang oleh Dewan Perwalian yang dipimpin oleh Aji Pangeran Mangkunegoro.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Pada tanggal 14 Nopember 1920, Aji Kaget dinobatkan sebagai Sultan Kutai Kartanegara dengan gelar Sultan Aji Muhammad Parikesit namun hal ini juga banyak mengalami kontroversi karena ada beberapa kerabat tidak setuju dengan pengangkatan tersebut, hal ini dikarenakan anggapan bahwa Aji Pangeran Soemantri lah yang berhak diangkat menjadi Sultan Kutai. Pada beberapa media juga disebutkan bahwa pengangkatan Aji Muhamad Parikesit dikarenakan kedua saudaranya telah meninggal. Hal inilah yang mengundang banyak kontroversi dari berbagai pihak.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Sejak awal abad ke-20, perekonomian Kutai berkembang dengan sangat pesat sebagai hasil pendirian perusahaan Borneo-Sumatra Trade Co. Pada tahun-tahun tersebut, kapital yang diperoleh Kutai tumbuh secara mantap melalui surplus yang dihasilkan tiap tahunnya. Hingga tahun 1924 Kutai telah memiliki dana sebesar 3.280.000 Gulden, jumlah yang sangat fantastis untuk masa itu.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Tahun 1936, Sultan Parikesit membongkar istana kayu peninggalan Sultan Alimuddin dan mendirikan istana baru yang megah nan kokoh yang terbuat dari bahan beton. Untuk sementara waktu, Sultan Parikesit beserta keluarga kemudian menempati istana lama peninggalan Sultan Sulaiman. Pembangunan istana baru ini dilaksanakan oleh HBM (Hollandsche Beton Maatschappij) Batavia dengan arsiteknya Estourgie. Dibutuhkan waktu satu tahun untuk menyelesaikan istana ini. Setelah fisik bangunan istana selesai pada tahun 1937, baru setahun kemudian yakni pada tahun 1938 secara resmi didiami oleh Sultan Parikesit beserta keluarga. Peresmian istana yang megah ini dilaksanakan cukup meriah dengan disemarakkan pesta kembang api pada malam harinya. Sementara itu, dengan telah berdirinya istana baru maka istana peninggalan Sultan Sulaiman kemudian dirobohkan. Pada masa sekarang ini areal bekas istana Sultan Parikesit juga telah diganti dengan sebuah bangunan baru yakni Gedung Serapo LPKK.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Jepang menduduki wilayah Kutai pada tahun 1942, sejak itu Sultan Kutai harus tunduk pada Kaisar Jepang. Jepang memberi Sultan gelar kehormatan ‘<i>Koo</i><i><span style="font-style: normal;">’</span></i>.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<h2 style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif; font-size: 18px; font-weight: normal; line-height: normal; margin: 0.5em 0px; position: relative;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><b>MASA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA</b></span></span></h2>
</div>
<h3 style="margin: 0px; position: relative; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="background-color: white; font-weight: normal;">Indonesia merdeka pada tahun 1945. Dua tahun kemudian, Kesultanan Kutai Kartanegara dengan status Daerah Swapraja masuk ke dalam Federasi Kalimantan Timur bersama-sama daerah Kesultanan lainnya seperti Bulungan, Sambaliung, Gunung Tabur dan Pasir dengan membentuk Dewan Kesultanan. Kemudian pada 27 Desember 1949 masuk dalam Republik Indonesia Serikat.</span></span></span></h3>
<h3 style="margin: 0px; position: relative; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-size: x-small;"><span style="background-color: white; font-weight: normal;">Berdasar UU Darurat No.3 Tahun 1953, Daerah Swapraja Kutai diubah menjadi Daerah Istimewa Kutai yang merupakan daerah otonom tingkat kabupaten.</span></span></span></h3>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Pada masa kejayaannya hingga tahun 1959, Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas. Wilayah kekuasaannya meliputi beberapa wilayah yang ada di propinsi Kalimantan Timur saat ini, yakni:</span></span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Kabupaten Kutai Kartanegara</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Kabupaten Kutai Barat</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Kabupaten Kutai Timur</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Kota Balikpapan</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Kota Bontang</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Kota Samarinda</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Kecamatan Penajam</span></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Dengan demikian, luas dari wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara hingga tahun 1959 adalah seluas 94.700 km2.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Namun pada tahun 1959 itu, berdasarkan UU No. 27 Tahun 1959 tentang “Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Kalimantan”, wilayah Daerah Istimewa Kutai dipecah menjadi 3 Daerah Tingkat II, yakni:</span></span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Daerah Tingkat II Kutai dengan ibukota Tenggarong</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Kotapraja Balikpapan dengan ibukota Balikpapan</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Kotapraja Samarinda dengan ibukota Samarinda</span></span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Pada tanggal 20 Januari 1960 bertempat di Gubernuran di Samarinda, A.P.T. Pranoto yang menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Timur, atas nama Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia melantik dan mengangkat sumpah 3 kepala daerah untuk ketiga Daerah Swatantra tersebut, yakni:</span></span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">A.R. Padmo sebagai Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kutai</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Kapten Soedjono sebagai Walikota Kotapraja Samarinda</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">A.R. Sayid Mohammad sebagai Walikota Kotapraja Balikpapan</span></span></li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Sehari kemudian pada tanggal 21 Januari 1960 bertempat di Balairung Istana Sultan Kutai, Tenggarong diadakan Sidang Khusus DPRD Daerah Istimewa Kutai. Inti dari acara ini adalah serah terima pemerintahan dari Kepala Kepala Daerah Istimewa Kutai, Sultan Aji Muhammad Parikesit kepada Aji Raden Padmo (Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kutai), Kapten Soedjono (Walikota Samarinda) dan A.R. Sayid Mohammad (Walikota Balikpapan). Pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara dibawah Sultan Aji Muhammad Parikesit pun berakhir dan beliau hidup menjadi rakyat biasa.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<h2 style="font-family: Georgia, Utopia, 'Palatino Linotype', Palatino, serif; font-size: 18px; font-weight: normal; line-height: normal; margin: 0.5em 0px; position: relative;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Berikut adalah nama para raja yang pernah memerintah Kutai Kartanegara:</span></span></h2>
</div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">1.<span style="line-height: normal;"> </span>Aji Batara Agung Dewa Sakti</span></span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">2.<span style="line-height: normal;"> </span>Aji Batara Agung Paduka Nira</span></span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">3.<span style="line-height: normal;"> </span>Aji Maharaja Sultan</span></span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">4.<span style="line-height: normal;"> </span>Aji Mandarsyah</span></span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">5.<span style="line-height: normal;"> </span>Aji Pangeran Tumenggung Baya-Baya</span></span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">6.<span style="line-height: normal;"> </span>Aji Raja Mahkota</span></span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">7.<span style="line-height: normal;"> </span>Aji Dilanggar</span></span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">8.<span style="line-height: normal;"> </span>Aji Pangeran Sinom Panji Mendapa</span></span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">9.<span style="line-height: normal;"> </span>Aji Pangeran Agung</span></span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">10.<span style="line-height: normal;"> </span>Aji Pangeran Dipati Majakesuma</span></span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">11.<span style="line-height: normal;"> </span>Aji Bagi Gelar Ratu Agung</span></span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">12.<span style="line-height: normal;"> </span>Pangeran Jembangan</span></span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">13.<span style="line-height: normal;"> </span>Aji Yang Begawan</span></span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">14.<span style="line-height: normal;"> </span>Aji Sultan Muhammad Idris</span></span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">15.<span style="line-height: normal;"> </span>Aji Marhum Muhammad Muslihuddin</span></span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">16.<span style="line-height: normal;"> </span>Aji Sultan Muhammad Salehuddin</span></span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">17.<span style="line-height: normal;"> </span>Aji Sultan Muhammad Sulaiman</span></span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">18.<span style="line-height: normal;"> </span>Aji Sultan Muhammad Alimuddin</span></span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">19.<span style="line-height: normal;"> </span>Aji Sultan Muhammad Parikesit</span></span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">20.<span style="line-height: normal;"> </span>Sultan Aji Muhammad Salehuddin II</span></span></div>
<div style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Setelah pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara berakhir, bangunan istananya seluas 2.270 m2 tetap menjadi kediaman Sultan Parikesit hingga tahun 1971. Istana Kutai kemudian diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur pada tanggal 25 Nopember 1971. Pada tanggal 18 Februari 1976, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur menyerahkan bekas Istana Kutai kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk dikelola menjadi sebuah museum dengan nama <b><span style="font-weight: normal;">Museum Mulawarman</span></b>. Di dalam museum ini disajikan beraneka ragam koleksi peninggalan Kesultanan Kutai Kartanegara, di antaranya singgasana, arca, perhiasan, perlengkapan perang, tempat tidur, seperangkat gamelan, koleksi keramik kuno dari China, dan lain-lain.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Di dalam area istana Sultan Kutai juga terdapat makam para raja dan keluarga kerajaan. Jirat atau nisan Sultan dan keluarga kerajaan ini kebanyakan terbuat dari kayu besi yang dapat tahan lama dengan tulisan huruf Arab yang diukir. Sultan-sultan yang dimakamkan disini di antaranya adalah Sultan Muslihuddin, Sultan Salehuddin, Sultan Sulaiman dan Sultan Parikesit. Hanya Sultan Alimuddin saja yang tidak dimakamkan di lingkungan istana, beliau dimakamkan di tanah miliknya di daerah Gunung Gandek, Tenggarong.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Pada tahun 1999 Bupati Kutai Kartanegara, Syaukani Hasan Rais berniat untuk menghidupkan kembali Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Dikembalikannya Kesultanan ini bukan dengan maksud untuk menghidupkan feodalisme di daerah, namun untuk upaya pelestarian warisan sejarah dan budaya Kerajaan Kutai sebagai kerajaan tertua di Indonesia. Selain itu dihidupkannya tradisi Kesultanan Kutai Kartanegara diharapkan dapat mendukung sektor pariwisata Kalimantan Timur dalam upaya menarik minat wisatawan nusantara maupun mancanegara.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Pada tanggal 7 Nopember 2000, Bupati Kutai Kartanegara bersama Putra Mahkota Kutai Aji Pangeran Prabu Anum Surya Adiningrat menghadap Presiden RI Abdurrahman Wahid di Bina Graha Jakarta untuk menyampaikan maksud di atas. Presiden Wahid menyetujui dan merestui dikembalikannya Kesultanan Kutai Kartanegara kepada keturunan Sultan Kutai yakni Putra Mahkota Aji Pangeran Prabu.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Pada tanggal 22 September 2001, Putra Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara, Aji Pangeran Praboe Anoem Soerya Adiningrat resmi dinobatkan menjadi Sultan Kutai Kartanegara dengan gelar <i><span style="font-style: normal;">Sultan</span> <span style="font-style: normal;">Aji Muhammad Salehuddin II</span></i>. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara kemudian membangun sebuah istana baru yang disebut <b><span style="font-weight: normal;">Kedaton</span></b>bagi Sultan Kutai Kartanegara. Bentuk istana yang terletak disamping Masjid Jami’ Aji Amir Hasanuddin ini memiliki konsep rancangan yang mengacu pada bentuk istana Kutai pada masa pemerintahan Sultan Alimuddin.</span></span><br /></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-cq4YpmXReO_PrOMA7UbFrVQTLXyIWQgMpsYEN4LCY5Ew6FD_NgSyw5Rkr5wPifRip2vwDZiYICg4ksXzIeX4HF3djp0VJ_BKTM7U_Q9B-v1Oqw4dAc2-ZLVr6SlUETFdZe-9eUVMLS9n/s1600/mulawarman-3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-decoration: none;"><span style="background-color: white; color: black;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-cq4YpmXReO_PrOMA7UbFrVQTLXyIWQgMpsYEN4LCY5Ew6FD_NgSyw5Rkr5wPifRip2vwDZiYICg4ksXzIeX4HF3djp0VJ_BKTM7U_Q9B-v1Oqw4dAc2-ZLVr6SlUETFdZe-9eUVMLS9n/s320/mulawarman-3.jpg" style="border: none; position: relative;" width="320" /></span></a></div>
<span style="font-size: x-small;"><span style="background-color: white; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><b><span style="font-size: x-small;">GELAR KEBANGSAWANAN</span><span style="font-size: x-small;"></span></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Dalam Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, gelar kebangsawanan yang digunakan oleh keluarga kerajaan adalah <b><span style="font-weight: normal;">Aji</span></b>. Gelar Aji diletakkan di depan nama anggota keluarga kerajaan. Dalam gelar kebangsawanan Kutai Kartanegara dikenal penggunaan gelar sebagai berikut:</span></span></div>
<ul style="line-height: 1.4; list-style-image: initial; list-style-position: initial; margin: 0.5em 0px; padding: 0px 2.5em;" type="disc">
<li class="MsoNormal" style="border: none; line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><b><span style="font-weight: normal;">Aji Sultan</span></b>: digunakan untuk penyebutan nama Sultan bagi kerabat kerajaan.</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="border: none; line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><b><span style="font-weight: normal;">Aji Ratu</span></b>: gelar yang diberikan bagi permaisuri Sultan.</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="border: none; line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><b><span style="font-weight: normal;">Aji Pangeran</span></b>: gelar bagi putera Sultan.</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="border: none; line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><b><span style="font-weight: normal;">Aji Puteri</span></b>: gelar bagi puteri Sultan. Gelar Aji Puteri setara dengan Aji Pangeran.</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="border: none; line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><b><span style="font-weight: normal;">Aji Raden</span></b>: gelar yang setingkat di atas Aji Bambang. Gelar ini diberikan oleh Sultan hanya kepada pria bangsawan Kutai yang sebelumnya menyandang gelar Aji Bambang.</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="border: none; line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><b><span style="font-weight: normal;">Aji Bambang</span></b>: gelar yang setingkat lebih tinggi dari Aji. Gelar ini hanya dapat diberikan oleh Sultan kepada pria bangsawan Kutai yang sebelumnya menyandang gelar Aji saja.</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="border: none; line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><b><span style="font-weight: normal;">Aji</span></b>: gelar bagi keturunan bangsawan Kutai. Gelar Aji hanya dapat diturunkan oleh pria bangsawan Kutai. Wanita Aji yang menikah dengan pria biasa tidak dapat menurunkan gelar Aji kepada anak-anaknya.</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="border: none; line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><b><span style="font-weight: normal;">Aji Sayid</span></b>: gelar ini diturunkan kepada putera dari wanita Aji yang menikah dengan pria keturunan Arab.</span></span></li>
<li class="MsoNormal" style="border: none; line-height: normal; margin: 0px 0px 0.25em; padding: 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;"><b><span style="font-weight: normal;">Aji Syarifah</span></b>: gelar ini diturunkan kepada puteri dari wanita Aji yang menikah dengan pria keturunan Arab.</span></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: x-small;">Demikianlah sedikit kisah mengenai sejarah peradaban tertua di Indonesia yang dapat kita bahas kali ini. Satu hal yang menarik adalah, ternyata peradaban ini tidak berdiri di tanah Jawa yang saat ini mendominasi roda pemerintahan Indonesia. Ini adalah bukti bahwa daerah di luar Jawa mampu dan memiliki kesempatan untuk mensejajarkan diri dalam berkembang meraih kemajuan dan kesejahteraan.</span></span></div>
</div>
Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-28639891201686484752014-06-25T07:24:00.002-07:002014-06-25T07:24:59.700-07:00Kerajaan Tertua di Indonesia<div class="genericcontent" style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #3a3c3b; float: left; font-family: 'Open Sans', sans-serif; margin: 0px; padding: 15px 0px; vertical-align: baseline; width: 640px;">
<h1 class="generic-title" style="border: 0px; color: #72c02e; font-family: 'Open Sans', Arial, sans-serif; font-size: 24px; font-style: inherit; font-variant: inherit; line-height: 31px; margin: 0px; padding: 0px 15px; vertical-align: baseline;">
<br /></h1>
</div>
<div class="genericcontent" style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #3a3c3b; float: left; font-family: 'Open Sans', sans-serif; margin: 0px; padding: 15px 0px; vertical-align: baseline; width: 640px;">
<div class="generic-content" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: 13px; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: 24px; margin: 0px; padding: 20px; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin-bottom: 15px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<img alt="" src="http://img.carapedia.com/images/article/kerajaan-tertua-di-indonesia.jpg" style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; height: 776px; line-height: inherit; margin: 0px; max-width: 500px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 500px;" /></div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: 14px; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sejarah mencatat bahwa di Indonesia terdapat beberapa kerajaan yang menorehkan sejarahnya dalam sejarah perkembangan Indonesia. Dari sekian kerajaan yang terdapat di Indonesia, Kerajaan Kutai Martadipura merupakan kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan Kutau Martadipura ini merupakan kerajaan yang bercorak Hindu. Kerajaan ini terletak di Kalimantan Timur dimana pusat pemerintahannya terdapat di Kaman, lebih tepatnya di hulu sungai Mahakan.</span></div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: 14px; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Nama Kutai sendiri sebenarnay merupakan nama pemberian dari para ahli dimana nama tersebut diambil dari nama wilayah tepat ditemukannya prasasti - prasasti yang menjadi petunjuk tentang keberadaan kerajaan itu sendiri. Prasasti -prasati yang ditukan diantaranya berbentuk tiang - tiang batu yang disebut YUPA. Yupa merupakan tempat para korban dipersembahkan kepada dewa. Yupa - yupa tersebut dibangun atas perintah raja Mulawarman.</span></div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: 14px; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Nama mulawarman sendiri tercatat pada salah satu dari tujuh Yupa yang ditemukan. Pada prasasti tersebut menceritakan tentang kedermawanan hati seorang Mulawarman yang saat itu memberikan sedekah berupa 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana yang digunakan untuk kemakmuran hidup rakyatnya. Selain itu, kehidupan ekonomi kerajaan Kutai Martadipura juga terlihat sangat baik dimana pada saat itu sering diadakan korban emas yang walaupun hingga saat ini tidak diketahui darimana emas - emas tersebut berasal</span></div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: inherit; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: 14px; font-style: inherit; font-variant: inherit; font-weight: inherit; line-height: inherit; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dari prasasti Yupa yang ditemukan, diketahui pula bahwa kerajaan tertua di Indonesia ini mengalami masa keemasan dibawah pemerintahan Raja Mulawarman dimana Mulawarman dikenal sebagai seorang raja yang kuat, arif, dan bijaksana . Kerajaan Kutai Martadipura ini berakhir saat Maharaja Dharma Setia tewas di tangan Aji Pangeran Anum Panji Mendapa, Raja Kutai Kartanegara ke-13 </span></div>
</div>
</div>
Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-55430870946533539972014-06-25T07:23:00.002-07:002014-06-25T07:23:11.850-07:00Sejarah Kerajaan Bali<h2 class="post-title entry-title" style="background-color: white; border-bottom-color: rgb(224, 224, 224); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-weight: normal; line-height: 1.3em; margin: 0.5em 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<a href="http://sejarah-kerajaan-di-indonesia.blogspot.com/2013/07/sejarah-kerajaan-bali.html" style="color: #006699; display: block; font-size: 16pt; text-decoration: none;"><br /></a></h2>
<div class="postedby" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; text-align: justify;">
<div class="post-status">
<span class="post-author vcard"></span><span class="post-timestamp"></span><span class="post-comment-link" style="color: black; line-height: 17px; margin: 0px; padding: 0px;"></span></div>
</div>
<div class="post-header-line-1" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; text-align: justify;">
</div>
<div class="post-body" style="background-color: white; border-top-width: 1px; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; margin: 15px 0px 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<div style="line-height: 1.3em; padding: 0px;">
Nama Bali ternyata telah dikenal pada masa kekuasaan Dinasti Tang di Cina. Mereka menyebut Bali dengan Po-li atau Dwa-pa-tan, yakni sebuah negeri yang terletak disebelah timur Kerajaan Ho-ling. Masyarakat Dwa-pa-tan mempunyai adat istiadat yang hampir sama dengan Ho-ling. Pada saat itu penduduk telah pandai menulis di atas lontar. Mereka telah dapat menanam padi dengan baik. Setiap penduduk yang meninggal, mayatnya diberi perhiasan emas yang dimasukkan ke dalam mulutnya, kemudian dibakar dengan wangi-wangian.<br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Berita tertua mengenai Bali sumbernya berasal dari Bali sendiri, yakni berupa beberapa buah cap kecil dari tanah liat yang berukuran 2,5 cm yang ditemukan di Pejeng. Cap-cap ini ditulisi mantra-mantra agama Buddha dalam bahasa Sansekerta yang diduga dibuat sekitar abad ke-8 Masehi. adapun prasasti tertua Bali yang berangka tahun 882 M memberitakan perintah membuat pertapaan dan pesanggrahan di Bukit Cintamani. Di dalam prasasti tersebut tidak ditulis nama Raja yang memerintah pada waktu itu. Demikian pula prasasti yang berangka tahun 911 M. Hanya menjelaskan pemberitaan izin kepada penduduk Desa Turunan untuk membangun tempat suci bagi pemujaan Batara da Tonta. </div>
<h3>
<span style="font-size: x-small; font-weight: normal;">Munculnya </span><span style="font-size: x-small;">kerajaan Bali</span><span style="font-size: x-small; font-weight: normal;"> dapat diketahui dari tiga prasasti yang ditemukan di Belonjong (sanur), panempahan, dan Maletgede yang berangka tahun 913 M. Prasasti-prasasti tersebut ditulis dengan huruf Nagari dan Kawi, sedangkan bahasanya ialah Bali kuno dan Sansekerta. Dari prasasti – prasasti tersebut tertulis Raja Bali yang bernama Kesariwarmadewa. Ia bertakhta di Istana Singhadwala (pintu istana negara singha). Ia adalah Raja yang mendirikan Dinasti Warmadewa di Bali. Dua tahun kemudian Kesariwarmadewa diganti oleh Ugrasena. Raja Ugrasena yang bertakhta di istana Singhamandawa memerintah kerajaan sampai tahun 942 M. Masa pemerintahannya sezaman dengan pemerintahan Mpu Sindok di Kerajaan Mataram. Selama tujuh tahun berikutnya tidak diketahui raja penerus Ugrasena. Setelah itu, muncul Raja Bali bernama Aji Tabenendra warmadewa (955-967).</span></h3>
<br style="clear: both;" />Di tengah-tengah masa pemerintahan Tabenendra, pada tahun 960 muncul raja Bali lain, yaitu Indra Jayasingha warmadewa (Candrabhayasingha warmadewa). Pengganti Candrabhayasingha , yaitu Janasadhu warmadewa (975-983),kemudian Wijaya Mahadewi (983-989). Setelah itu muncul raja Bali yang bernama Udayana (989-1011) dan bergelar Sri Dharmodayana warmadewa. Udayana memerintah Kerajaan Bali bersama-sama dengan permaisurinya, Gunapriya Dharmapatni yang dikenal dengan nama Mahendradatta. Dari hasil perkawinan Udayana dengan Mahendradatta lahir tiga orang putra yaitu Airlangga, Marakatapangkaja dan Anak Wungsu. Airlangga yang menjadi putra mahkota ternyata tidak pernah memerintah di Bali, sebab ia pergi ke Jawa Timur dan menikah dengan putri Dharmawangsa, Raja Mataram. Oleh karena itu, pewaris kerajaan bali jatuh kepada Marakatapangkaja (1011-1022). Ia dianggap sebagai kebenaran hukum yang selalu melindungi rakyatnya. Ia juga memperhatikan kehidupan rakyat sehingga disegani dan di taati. Masa pemerintahan Marakatapangkaja sezaman dengan Airlangga di Jawa Timur. Dari tahun 1022 sampai tahun 1049 tidak dipaparkan berita mengenai raja yang memerintah Bali. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Anak wungsu (1049-1077) kemudian melanjutkan kekuasaan Marakatapangkaja. Ia dikenal sebagai raja yang penuh belas kasihan terhadap rakyatnya. Ia pun senantiasa memikirkan kesempurnaan dunia yang dikuasainya. Selama masa pemerintahannya, ia berhasil mewujudkan negara yang aman, damai dan sejahtera. Penganut agama hindu dapat hidup berdampingan dengan agama Buddha. Anak Wungsu sempat pula membangun sebuah kompleks percandian di gunung Kawi (sebelah selatan Tampaksiring) yang merupakan peninggalan terbesar di Bali. Atas perannya yang gemilang itu, Anak Wungsu kemudian dianggap rakyatnya sebagai penjelmaan Dewa Hari (Dewa Kebaikan). <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Anak Wungsu tidak meninggalkan seorang putra pun. Raja yang memerintah setelah Anak Wungsu adalah Walaprabhu dan Bhatara Mahaguru Dharmotungga warmadewa. Setelah itu tidak ada lagi raja yang berkuasa dari Dinasti Warmadewa. Raja dari dinasti lain yang muncul ialah Sri Jayasakti (1133-1150). Masa pemerintahan Jayasakti sezaman dengan Raja Jayabhaya di kerajaan Kediri. Pada saat itu agama Buddha, Siwaisme dan Waisnawa berkembang dengan baik. Sri Jayasakti disebut sebagai penjelmaan Dewa Wisnu. Sebagai raja yang bijaksana, ia memerintah kerajaan berdasarkan pedoman hukum yang didasari rasa keadilan dan kemanusiaan. Kitab undang-undang yang berlaku ialah utara-widhi-balawan dan Rajawacana. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Raja Bali yang terkenal lainnya ialah Jayapangus (1177-1181). Di dalam kitab Usana Bali disebutkan bahwa Jayapangus memerintah setelah Jayakusunu. Dari 43 prasasti yang ditinggalkannya, Jayapangus banyak menyebut dua orang permaisurinya, yaitu Arkajalancana dan Sasangkajacihna. Arkaja bermakna putri Matahari, sedangkan Sasangkaja berarti putri bulan. Setela h Jayapangus meninggal, raja-raja Bali yang memerintah tidak begitu terkenal, karena sumber sejarahnya tidak banyak diketahui. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Masyarakat kerajaan Bali menerima pengaruh budaya Hindu dan Buddha melalui daerah Jawa Timur. Hal ini dapat diketahui karena Bali pernah dikuasai oleh kerajaan-kerajaan di Jawa Timur. Yaitu pada abad ke-10 oleh kerajaan Singhasari dan abad ke-14 oleh kerajaan Majapahit. Selain itu, ketika Majapahit runtuh, banyak penduduk yang tidak mau beragama Islam lantas menyeberang ke Bali. Dalam perkembangan kerajaan-kerajaan di Bali, ternyata jumlah Pedanda (pendeta) agama siwa yang bergelar Dang Acaryya lebih banyak daripada pedanda Buddha yang bergelar Dang Upadhyaya. Hal ini menunjukkan bahwa agama hindu pengaruhnya lebih besar daripada agama Budhha. Namun, agama hindu yang berkembang di Bali telah tercampur dengan adat istiadat setempat, sehingga Hindu khas di Bali saat ini disebut Hindu Dharma.<br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Dari keterangan prasasti-prasasti di Bali diketahui bahwa umumnya masyarakat Bali telah dapat bercocok tanam di sawah, Parlak (sawah kering), gaga (ladang), kebwan (kebun) dan mmal (ladang daerah pegunungan). Jenis tanaman yang sudah dikenal, antara lain padi gaga, kelapa, bambu, enau, kemiri, bawang merah, jahe, wortel dan lain-lain. Selain itu rakyat telah mampu beternak itik, kambing, sapi, kerbau, anjing, kuda, ayam, babi dan burung. Rupanya, binatang yang paling berharga pada saat itu adalah kuda. Kuda merupakan binatang yang paling cocok untuk membawa barang dagangan yang melintasi daerah pegunungan. Kegiatan perdagangan pun sudah cukup maju. Dibeberapa desa terdapat golongan saudagar yang disebut wanigrama (saudagar laki-laki) dan wanigrami (saudagar perempuan). Mereka memiliki kepala atau pejabat yang mengurus kegiatan perdagangan yang disebut Banigrama atau Banigrami. Setiap kegiatan usaha penduduk telah dikenakan pajak atau iuran yang digunakan untuk penyelenggaraan pemerintah kerajaan.</div>
Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-55691722948709287622014-06-25T07:22:00.006-07:002014-06-25T07:22:46.703-07:00Sejarah Kerajaan Sunda<h2 class="post-title entry-title" style="background-color: white; border-bottom-color: rgb(224, 224, 224); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-weight: normal; line-height: 1.3em; margin: 0.5em 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<a href="http://sejarah-kerajaan-di-indonesia.blogspot.com/2013/07/sejarah-kerajaan-sunda.html" style="color: #006699; display: block; font-size: 16pt; text-decoration: none;"><br /></a></h2>
<div class="postedby" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; text-align: justify;">
<div class="post-status">
<span class="post-author vcard"></span><span class="post-timestamp"></span><span class="post-comment-link" style="color: black; line-height: 17px; margin: 0px; padding: 0px;"></span></div>
</div>
<div class="post-header-line-1" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; text-align: justify;">
</div>
<div class="post-body" style="background-color: white; border-top-width: 1px; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; margin: 15px 0px 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<div style="line-height: 1.3em; padding: 0px;">
Di wilayah Jawa Barat Muncul kerajaan Sunda yang diduga merupakan kelanjutan dari Kerajaan Tarumanegara yang runtuh pada abad ke-7. Menurut kitab Carita Parahiyangan, sebenarnya lahirnya Tarumanegara telah didahului oleh sebuah kerajaan yang bernama Salakanagara yang beribukota di Rajataputra. Kerajaan salakanagara sebelum diperintah oleh raja Dewawarman (Dharmalokapala) merupakan sekumpulan pedukuhan kecil-kecil yang dikuasai oleh Aki Tirem. Namun,sayang sekali sumber sejarah lain tidak ada yang menguatkannya sehingga keberadaan keraaj tersebut masih diragukan.</div>
<h3>
<span style="font-size: x-small; font-weight: normal;">Berita pertama kemunculan</span> Kerajaan sunda <span style="font-size: x-small; font-weight: normal;">diperoleh dari prasasti Canggal (732). Prasasti canggal menerangkan , Sanjaya (Raja Mataram) telah mendirikan tempat pemujaan di Kunjarakunja (daerah Wukir). Dia adalah anak Sannaha, saudara perempuan Raja sanna.</span></h3>
Berkenaan dengan hal tersebut, kitab carita parahiyangan mengatakan bahwa raja Sena berkuasa di kerajaan Galuh. Suatu ketika terjadi perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh Rahyang Purbasora. Raja sena berhasil dikalahkan dan melarikan diri ke Gunung merapi bersama keluarganya. Selanjutnya, sanjaya putra Sannaha berhasil mengalahkan Rahyang Purbasora dan menduduki takhta Galuh. Beberapa waktu kemudian, Raja sanjaya pindah ke Jawa Tengah menjadi raja di Kerajaan Mataram, sedangkan Sunda dan Galuh diserahkan kepada puteranya, Rahyang Tamperan. Sampai saat ini para ahli masih berbeda pendapat mengenai keterkaitan antara tokoh Sanna dan sanjaya di dalam prasasti Canggal dengan raja sena dan Sanjaya di dalam kitab carita parahiyangan. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Dalam waktu yang cukup lama tidak diketahui perkembangan keadaan Kerajaan Sunda selanjutnya. Kerajaan Sunda baru muncul lagi pada tahun 1030 ketika dipimpin oleh Maharaja Sri Jayahbhupati. Nama Sri Jayabhupati terdapat pada Sang Hyang Tapak yang ditemukan di daerah Cibadak (Sukabumi). Ia bergelar Wikramottunggadewa, sebuah gelar yang sering digunakan pemerintahan Airlangga di Mataram. Adanya gelar tersebut menimbulkan bermacam dugaan. Sri Jayabhupati mungkin takluk-kan Airlangga, atau sebaliknya musuh airlangga, atau tak ada keterkaitan sama sekali. Yang jelas, Sri Jayabhupati menegaskan dirinya sebagai Hajiri ri sunda (Raja di Sunda). Pada masa pemerintahannya ibukota kerajaan Sunda adalah Pakuan Pajajaran.<br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Pengganti Sri Jayabhupati adalah Prabu Raja wastu (Rahyang Niskala Wastu Kancana). Ia memindahkan ibukota kerajaan dari pakuan Pajajaran ke Kawali (Ciamis) dan membangun istana di Surawisesa. Setelah meninggal , Prabu raja wastu digantikan oleh anaknya, Rahyang Ningrat Kencana (Rahyang Dewa Niskala). Selanjutnya tampuk pemerintahan jatuh kepada sri baduga Maharaja. Pada masa pemerintahannya, kerajaan Sunda dirundung duka dengan terjadinya peristiwa Bubat (1357). Dalam peristiwa Bubat itu hampir seluruh pasukan sunda gugur di daerah Kerajaan Majapahit. Keadaan ini tidak berarti bahwa sunda tidak mempunyai raja lagi. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Ketika peristiwa bubat terjadi, putra mahkota kerajaan sunda, Niskala wastu Kancana masih kecil, sehingga untuk sementara waktu pemerintahan dipegang oleh Hyang bunisora (1357-1371). Setelah menginjak dewasa, Niskala wastu Kancana (1371-1474) menerima kembali tampuk kekuasaan dari Hyang bunisora. Ia memerintah cukup lama, yaitu 104 tahun. Masa pemerintahan yang panjang ini disebabkan Niskala Wastu Kancana menjalankan pemerintahan dengan baik. Selalu menaati ajaran agama dan memperhatikan kesejahteraan rakyat. Berbeda dengan penggantinya, Ningrat Kencana (1474-1482) banyak melanggar tradisi-tradisi raja sunda. Akibatnya ia kurang disenangi rakyat dan masa pemerintahannya relatif pendek. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Ningrat Kencana diganti oleh Sang Ratu Jayadewata (1482-1521). Sang Ratu Jayadewata memindahkan ibukota kerajaan dari Kawali ke Pakuan Pajajaran. Pada saat itu pengaruh islam mulai memasuki Kerajaan sunda. Penduduk di wilayah utara sudah banyak menganut islam, terutama di daerah Banten dan Cirebon. Dalam menghadapi situasi seperti itu, raja berusaha menjalin persekutuan dengan portugis di Malaka. Pada tahun 1512 dan 1521 di kirimlah utusan ke Malaka dibawah pimpinan prabu Surawisesa (1521-1535), Putra mahkota kerajaan sunda. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Prabu Surawisesa kemudian menggantikan takhta sang Ratu Jayadewata. Di tengah-tengah masa kekuasaannya, pelabuhan besar Sunda kelapa jatuh ke tangan Kerajaan islam Banten. Portugis yang menjanjikan bantuannya ternyata tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya pusat kerajaan sunda terputus hubungannya dengan daerah luar. Pengganti Surawisesa, Prabu ratudewata (1535-1543) harus menjalani masa-masa kritis dengan adanya serangan tentara Islam yang bertubi-tubi. Akan tetapi, sejauh itu kedaulatan Kerajaan Sunda masih dapat dipertahankan.<br style="clear: both;" />Prabu Ratudewata dalam kesehariannya lebih berperan sebagai pendeta daripada sebagai raja, bahkan tidak menghiraukan kesejahteraan rakyat. Raja yang kemudian menggantikannya, yaitu sang Ratu Saksi (1543-1551) ternyata seorang raja kejam dan selalu hidup bersenang-senang. Demikian penggantinya, Tohaan Di Majaya (1551-1567) malah memperindah istana, suka mabuk-mabukan, berfoya-foya dan melupakan tugas kerajaan. Keadaan ini diperparah dengan gencarnya serangan Islam dari sebelah Utara. Akibatnya, pada masa pemerintahan Nusiya Mulya, negara sudah lemah sekali sehingga mudah dikalahkan tentara Islam banten pada akhir abad ke-16. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Pada masa kekuasaan raja-raja sunda, aspek sosial ekonomi rakyat cukup mendapat perhatian. Meskipun pusat kekuasaan kerajaan sunda berada di pedalaman, namun hubungan dagang dengan daerah atau bangsa lain berjalan baik. Kerajaan sunda memiliki pelabuhan-pelabuhan penting, seperti Banten, Pontang, Cigede, Tamgara, Sunda kelapa dan Cimanuk. Di kota-kota tersebut diperdagangkan lada, beras, sayur-sayuran, buah-buahan dan hewan piaraan. Disamping kegiatan perdagangan , pertanian merupakan kegiatan yang banyak digeluti rakyat. Cara bertani yang dilakukan umumnya berladang atau berhuma. Aktivitas berladang memiliki ciri kehidupan selalu berpindah-pindah. Hal ini ternyata menjadi salah satu bagian tradisi sosial kerajaan sunda yang dibuktikan seringnya memindahkan pusat kerajaan. Oleh karena itu, kerajaan sunda tidak banyak meninggalkan keraton yang permanen, candi atau prasasti-prasasti. Candi yang paling dikenal di Jawa Barat hanyalah candi Cangkuang yang berada di Leles, garut.<div>
<h4>
<span style="font-weight: normal;">Candi cangkuang yang ditemukan tahun 1966 susunan bangunannya bersorak Siwaistis. Keterkaitan candi cangkuang dengan kerajaan sunda kurang begitu jelas. Namun, karena lokasi candi tersebut berada di daerah kekuasaan </span>kerajaan sunda, <span style="font-weight: normal;">maka dapatlah diduga bahwa masyarakat sunda lebih dipengaruhi agama Hindu daripada Buddha.</span></h4>
</div>
<div>
<span style="font-weight: normal;"><br /></span></div>
</div>
Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-70494818546141877332014-06-25T07:22:00.003-07:002014-06-25T07:22:31.204-07:00Sejarah Kerajaan Majapahit<h2 class="post-title entry-title" style="background-color: white; border-bottom-color: rgb(224, 224, 224); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-weight: normal; line-height: 1.3em; margin: 0.5em 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<a href="http://sejarah-kerajaan-di-indonesia.blogspot.com/2013/07/sejarah-kerajaan-majapahit.html" style="color: #006699; display: block; font-size: 16pt; text-decoration: none;"><br /></a></h2>
<div class="postedby" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; text-align: justify;">
<div class="post-status">
<span class="post-author vcard"></span><span class="post-timestamp"></span><span class="post-comment-link" style="color: black; line-height: 17px; margin: 0px; padding: 0px;"></span></div>
</div>
<div class="post-header-line-1" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; text-align: justify;">
</div>
<div class="post-body" style="background-color: white; border-top-width: 1px; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; margin: 15px 0px 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<div style="line-height: 1.3em; padding: 0px;">
</div>
<h3>
Kerajaan Majapahit <span style="font-size: x-small; font-weight: normal;">berdiri pada tahun 1293 setelah Raden Wijaya berhasil memukul mundur tentara mongol dari Kerajaan Singhasari. Sebelumnya Majapahit merupakan kawasan hutan Tarik yang berada di sekitar delta sungai Brantas (Mojikerto). Atas bantuan Wiraraja, Bupati Sumenep, daerah Tarik kemudian berubah menjadi kawasan yang maju dan diberi nama Majapahit. </span></h3>
Raden Wijaya (1293-1308) dinobatkan menjadi raja Majapahit pada 1293 dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Raden Wijaya mengawini empat orang putri Raja Kertanegara, yaitu Tribhuwaneswari, Narendraduhita, Prajnaparamita dan Gayatri. Dari Tribhuwaneswari lahir Jayanegara. Dari Gayatri diperoleh dua anak perempuan, yaitu Tribhuanattunggadewi jayawisnuwardhani dan Rajadewi Maharajasa, sedangkan dari Narendraduhita dan Prajnaparamita tidak diperoleh seorang anak pun. Resen Wijaya melakukan perkawinan dengan tujuan untuk memperkuat kedudukan dan agar seluruh warisan Kerajaan Singhasari berpindah kepadanya. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Raden Wijaya memerintah dengan baik dan bijaksana. Orang-orang dahulu yang membantunya diberi imbalan. Arya Wiraraja diberi tanah di Lumajang dan diangkat sebagai penasihat. Nambi dijadikan sebagai Mahapatih. Lembu Sora diangkat sebagai patih di Daha. Ranggalawe menjadi adipati di tuban. Kebo Anabrang yang berperan di dalam ekspedisi pamalayu diangkat sebagai panglima perang. Akan tetapi kebijakan Raden Wijaya tersebut menimbulkan rasa tidak puas bagi Ranggalawe, Ranggalawe tidak menyetujui Nambi menduduki jabatan tinggi sebagai mahapatih. Ia beranggapan dirinyalah atau Lembu Sora yang pantas menjadi mahapatih karena lebih berjasa dan lebih gagah berani di medan pertempuran. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Munculnya pertentangan diantara para pejabat kerajaan kemudian dimanfaatkan oleh Mahapati, seorang tokoh yang berambisi menduduki jabatan tinggi di Kerajaan Majapahit. Mahapati ternyata biang dari semua kerusuhan, sumber fitnah, dan adu domba. Kepada Raden Wijaya diisukan bahwa Ranggalawe akan memberontak sehingga berkobarlah peperangan antara Tuban dan pasukan Kerajaan pada tahun 1295. Dalam pertempuran itu, ranggalawe gugur di tangan Kebo Anabrang. Namun Kebo Anabrang dibunuh pula oleh Lembu Sora karena ia tidak tahan atas kematian sahabatnya itu. Rupanya peristiwa tersebut dijadikan alasan Mahapati untuk menyingkirkan Lembu Sora dengan menghasut raja agar menghukumnya. Oleh karena itu, pertempuran pecah antara Lembu Sora dan pihak Kerajaan pada tahun 1298-1300. Lembu Sora terbunuh dalam peperangan itu, selanjutnya Mahapati tinggal menyingkirkan Nambi. Nambi yang mengetahui niat jahat Mahapati, segera menyingkir dari Majapahit dengan alasan menengok ayahnya (Wiraraja) yang sakit di Lumajang. Dengan demikian cita-cita Mahapati tinggal selangkah lagi akan tercapai, namun Raden Wijaya wafat pada tahun 1309. Raden Wijaya dicandikan dalam candi Sumberjati, di selatan Blitar. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Menurut keterangan prasasti Sukamerta dan Prasasti Balawi, Raja yang memerintah Kerajaan Majapahit menggantikan raden Wijaya ialah Jayanegara (1309-1328). Raja kedua Majapahit ini bergelar Sri Sundarapandyadewadhiswaranamarajabhiseka Wikramotungga-dewa. Dalam masa pemerintahannya, timbul berbagai pemberontakan yang merupakan kelanjutan dari pemberontakan yang terjadi sebelumnya. Peristiwa pemberontakan ini pun disebabkan oleh fitnah Mahapati. Pada tahun 1316 Nambi yang tidak mau kembali ke Majapahit diserbu dan segenap keluarganya dibunuh. Kemudian pasukan semi (1318) dan Kuti (1319) dapat ditumpas dan dibinasakan tokohnya. Sejak adanya peristiwa itu, jayanegara menyadari akan kekeliruannya. Ternyata Mahapati seorang yang berhati jahat dan tukang fitnah sehingga ia lantas ditangkap dan dibunuhnya. Dari beberapa pemberontakan yang terjadi di masa kekasaan jayanegara, serangan Kuti dianggap paling berbahaya. Hal ini dikarenakan serangan itu telah membuat Jayanegara terpaksa mengungsi ke Badander. Namun ia dapat diselamatkan oleh pasukan pengawal Raja (Bhayangkari) di bawah pimpinan Gajah Mada. Sebagai tanda terima kasih, Gajah Mada kemudian diangkat menjadi patih kahuripan .<br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Di dalam kitab Pararaton dikatakan bahwa Jayanegara sama dengan Kalagemet, anak Raden Wijaya dari hasil perkawinan dengan selirnya. Berbagai pemberontakan yang terjadi umumnya dikarenakan mereka tidak menyetujui Jayanegara menjadi Raja Majapahit, sebab ia bukan keturunan asli Majapahit. Ibunya yang bernama Dara Petak adalah seorang putri Kerajaan Melayu. Jayanegara sendiri hanyalah anak angkat dari permaisuri Tribhuwaneswari. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Pada tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh Tanca, tabib istana. Jayanegara tidak meninggalkan seorang keturunan seorang pun. Pilihan pengganti jatuh kepada Gayatri. Akan tetapi, Gayatri memilih menjadi seorang Biksuni daripada seorang Ratu. Akhirnya, takhta Kerajaan Majapahit ke-3 jatuh kepada anak Gayatrti, yaitu Tribhuwanattunggadewi Jayawisnuwardhani (1328-1350). <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Pemerintahan Tribhuwanattunggadewi tidak lepas juga dari usaha pemberontakan . pada tahun 1331 Sadeng dan Keta (daerah besuki) berupaya melepaskan diri dari kekuasaan majapahit, berkat tindakan Gajah Mada ayng taktis, pemberontakan tersebut dengan mudah dapat dipadamkan. Sebagai balas jasa, Gajah Mada diangkat menjadi Mahapati atau Perdana Menteri. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Hayam Wuruk (1350-1389) naik takhta menjadi Raja Majapahit ke-4 dan bergelar Rajasanegara. Ia adaldah putra dari perkawinan Tribhuwanattunggadewi dengan kertawardhana. Hayam Wuruk memerintah dengan didampingi Mahapatih Gajah Mada. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk itulah Kerajaan Majapahit mencapai zaman keemasan. Banyak bukti yang memperlihatkan kebesaran Majapahit. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />a. Wilayah kekuasaan dan sistem pemerintahan <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Seperti yang dipaparkan dalam kitab Negarakertagama. Daerah-daerah yang berada dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit meliputi Sumatera, Melayu, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian (papua), bahkan beberapa daerah di daratan Asia Tenggara. Hayam Wuruk menerapkan politik yang berwawasan cakrawala mandala seperti yang dilakukan oleh Kertanegara. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Sebagai Kerajaan yang besar, wilayah kekuasaan Majapahit mempunyai sistem kenegaraan yang teratur. Raja Majapahit dan keraton dianggap sebagai pusat dunia yang memiliki kekuasaan tertinggi. Para anggota keluarga kerajaan yang berperan sebagai bhattara di negara-negara bagian, mengelilingi sang raja dari berbagai penjuru. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Raja majapahit memerintah dengan dibantu oleh suatu dewan yang disebut Pahom Narendra atau Bhattara saptaprabhu karena beranggotakan tujuh sesepuh kerajaan. Dewan ini bertugas memberikan saran kepada raja-raja Majapahit. Selain itu, raja Yuwaraja atau kumaraja (raja muda) dan rakyan Mahamantri katrini yang biasanya dijabat oleh para putra raja. Rakyan Mahamantri katrini terdiri dari tiga orang Mahamenteri yang masing-masing bergelar i Hino, i Halu, dan i Sirikan. Sebagai pelaksana pemerintahan, raja menunjuk rakyan Mantri ri Pakirakiran, yaitu sekelompok pejabat tinggi yang merupakan sebuah dewan menteri. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />b. Kemajuan di bidang sastra dan bangunan candi <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Bidang sastra dan keindahan bangunan candi amat diperhatikan oleh pemerintahan Majapahit. Hal ini menyebabkan para pujangga rajin berkarya. Selain itu, karya-karya yang dihasilkan banyak berisi puji-pujian terhadap raja. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Candi-candi yang dibangun pada saat beridirinya Kerajaan Majapahit, misalnya candi Panataran, Bajangratu, Sawentar, Sumberjati, Tigawangi, Surawana, Jabung, Pari, Tikus, kedaton dan Sukuh.<br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />c. Toleransi Kehidupan beragama <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Penduduk Majapahit sebagian besar memeluk agama Hindu dan Buddha. Adanya perbedaan agama di majapahit ternyata amat dihargai. Hal ini dapat dibuktikan dengan aktifnya pihak Kerajaan memperhatikan aspek kehidupan agama yang berbeda itu. Pemerintah telah mengatur kehidupan beragama dengan membentuk Dharmadyhaksa ring Kasaiwan yang mengurus Siwaisme (Hindu pemuja Siwa)dan Dharmadyhaksa ring Kasogatan untuk agama buddha. Selain itu, hayam Wuruk yang memeluk agama Hindu dapat bekerja sama dengan Gajah Mada yang beragama Buddha. Rakyat bahu-membahu membangun Kebesaran Majapahit. Perbedaan agam ternyata tidak menghalangi kerjasama diantara keduanya. Para pembesar Majapahit memberikan teladan yang baik sehingga rakyat bersikap taat. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Gambaran kehidupan berinteraksi di Majapahit dipaparkan dalam kitab Sutasoma karya Mpu Tantular. Kitab ini berisi ajaran agama yang di dalamnya terdapat ungkapan Bhineka Tunggal Ika. Ungkapan ini sesungguhnya digunakan untuk menyatakan bahwa ajaran Hindu dan Buddha, meskipun berbeda tetapi mempunyai asas yang sama. Kini ungkapan tersebut menjadi semboyan bangsa Indonesia yang tertulis di atas pita dalam cengkraman burung garuda. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />d. Keadaan sosial ekonomi <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Sebagai negara agraris, Majapahit melaksanakan pembangunan ekonomi dengan baik. Sistem pertaniannya sudah sangat maju dengan pengairan yang teratur dan pengolahan yang baik. Ada dua bendungan yang telah dibuat saat itu, yaitu bendungan Jiwu untuk daerah persawahan Kalamasa dan bendungan Trailokyapuri untuk mengaliri daerah hilirnya. Semua ini tergambar dalam prasasti dan relief-relief candi yang dibangun pada masanya. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Majapahit juga memiliki bandar-bandar dagang yang besar, seperti bandar tuban, surabaya, ujung Galuh, canggu dan gresik. Kapal-kapal yang tidak terlalu besar dapat berlayar hingga mendekati ibukota Kerajaan. Di bandar-bandar ini dijual beras dan rempah-rempah yang sangat dibutuhkan konsumen. Wang Ta Yuan, seorang pedagang cina yang pernah berkunjung ke Majapahit berkisah, bahwa lada, garam, kain dan burung kakak tua banyak diperdagangkan disitu. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Kemunduran Majapahit diawali terjadinya peristiwa bubat (1375) yang menimbulkan perselisihan antara Hayam Wuruk dan Gajah Mada. Ketika itu raja Hayam Wuruk berkeinginan untuk memperistri Dyah Pitaloka, seorang putri dari keajaan di tanah sunda. Beserta keluarganya, sang putri telah tiba di Majapahit untuk melangsungkan perkawinan. Mereka berkemah dilapangan Bubat. Namun, disinilah terjadi perselisihan antara Gajah Mada dan utusan dari <a href="http://sejarah-kerajaan-di-indonesia.blogspot.com/2013/07/sejarah-kerajaan-sunda.html" style="color: #006699;" target="_blank">kerajaan sunda</a>. Masing-masing bersikeras dengan keputusannya sendiri.<br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Rupanya perselisihan itu menjadi pertentangan yang keras. Peperangan sudah tidak dapat dihindarkan lagi. Namun, peperangan itu berlangsung tidak seimbang, karena pihak kerajaan sunda hanya sedikit membawa senjata dan peralatan untuk pesta perkawinan. Akhirnya, raja sunda beserta keluarga kerajaan tewas dilapangan Bubat. Mendengar kejadian tersebut, Hayam Wuruk sangat menyesalkannya. Ia kemudian memberhentikan Gajah Mada dari jabatan Mahapatih. Ia tidak lupa untuk memberikan tanah Sima di Madakaripura kepada Gajah Mada. <br style="clear: both;" /><h4>
<span style="font-weight: normal;">Selain itu ada juga faktor lain yang menjadi penyebab mundurnya </span>Kerajaan Majapahit, <span style="font-weight: normal;">yaitu :</span></h4>
1. Tiada tokoh pengganti yang cakap dan berwibawa sesudah wafatnya Hayam Wuruk (1389) dan Gajah Mada (1364) <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />2. Perang Paregreg (1401-1406), yakni perang saudara antara pewaris kerajaan (Bhre Wirabumi dan Wikrama-wardhana) telah melemahkan Majapahit secara keseluruhan . <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />3. Banyak negeri bawahan Majapahit yang berusaha melepaskan diri. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />4. Berkembangnya agama Islam di pesisir pantai utara pulau Jawa telah mengurangi dukungan terhadap Kerajaan majapahit. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Masa sesudah Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada merupakan kemunduran kerajaan Majapahit. Keruntuhan kerajaan Majapahit hingga kini masih diperdebatkan . candrasengkala yang berbunyisirna-ilang-kertaning-bumi (1478) sebagai bukti keruntuhan Majapahit masih berbeda penafsirannya. Hal ini disebabkan dalam prasasti Jiwu I yang bertarikh 1486 M. Disebutkan bahwa Girindrawardhana Dyah Ranawijaya masih sebagai sri Paduka Maharaja wilwatikta pura janggala kadiri prabhunata. Hal ini mempunyai makna, pada saat itu Prabu Girindrawardhana masih berkuasa di Kerajaan Majapahit (Wilwatikta)</div>
Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-85742633080680325662014-06-25T07:21:00.004-07:002014-06-25T07:21:43.020-07:00Sejarah Kerajaan Singhasari<h2 class="post-title entry-title" style="background-color: white; border-bottom-color: rgb(224, 224, 224); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-weight: normal; line-height: 1.3em; margin: 0.5em 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<a href="http://sejarah-kerajaan-di-indonesia.blogspot.com/2013/07/sejarah-kerajaan-singhasari.html" style="color: #006699; display: block; font-size: 16pt; text-decoration: none;"><br /></a></h2>
<div class="postedby" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; text-align: justify;">
<div class="post-status">
<span class="post-author vcard"></span><span class="post-timestamp"></span><span class="post-comment-link" style="color: black; line-height: 17px; margin: 0px; padding: 0px;"></span></div>
</div>
<div class="post-header-line-1" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; text-align: justify;">
</div>
<div class="post-body" style="background-color: white; border-top-width: 1px; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; margin: 15px 0px 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<div style="line-height: 1.3em; padding: 0px;">
</div>
<h3>
Kerajaan Singhasari <span style="font-size: x-small; font-weight: normal;">didirikan Ken arok tahun 1222. Para Brahmana menobatkan Ken Arok menjadi Raja dengan gelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Ken Arok merupakan pendiri Dinasti Rajasa atau Girindra yang menurunkan para penguasa di Kerajaan Singhasari dan Kerajaan Majapahit. </span></h3>
Ken Arok menjadi raja Singhasari selama lima tahun. Riwayatnya tak panjang karena ia dibunuh oleh seseorang atas perintah Anusapati, putra dari perkawinan Ken Dedes dengan Tunggul Ametung. Pembunuhan ini dilatar belakangi perasaan dendam atas kematian ayahnya oleh Ken Arok. Tohjaya, putra dari perkawinan Ken Arok dengan Ken Umang berusaha membalas kematian ayahnya. Pada tahun 1248 anusapati berhasil dibunuh ketika sedang menyabung ayam. Tohijaya naik takhta. Namun, ia hanya berkuasa beberapa bulan sebab terbunuh dalam serangan yang dilancarkan oleh para pengikut Ranggawuni. Ranggawuni (putra Anusapati) kemudian dinobatkan menjadi raja Singhasari dengan gelar Sri Jayawisnuwardhana. <br style="clear: both;" /><h4>
Sejarah kerajaan Singhasari <span style="font-weight: normal;">diwarnai peperangan dan saling membunuh diantara sesama saudara. Pemicunya adalah keinginan untuk membalas dendam. Perebutan kekuasaan, penghianatan dan serangkaian pembunuhan telah menjatuhkan korban seperti, Ken Arok (1222-1227). Anusapati (1227-1248), Tohjaya (1248) dan korban-korban lainnya. Menurut kitab Pararaton, peristiwa itu tejadi sebagai buah dari sumpah mpu Gandring.</span></h4>
Sejak dipimpin Ranggawuni segenap kerusuhan di Singhasari mulai berhasil dipadamkan. Raggawuni menjalankan pemerintahan didampingi saudara sepupunya, Mahisa Campaka. Mahisa Campaka diberi kedudukan sebagai Ratu Angabhaya (Raja yang berkuasa atas daerah tertentu). Kedua orang tersebut memerintah sebagai raja bersama yang melambangkan Dewa Wisnu dan dewa Indra. Hasil usaha kedua tokoh ini berhasil mengantarkan Kerajaan singhasari ke puncak kejayaan dibawah pimpinan Kertanegara (1268-1292). Kertanegara berusaha memperluas wilayah kekuasaan Singhasari melalui cakrawala mandala, yaitu politik penaklukkan kerajaan-kerajaan diluar jawa. Pada tahun 1275 ia mengirim Pamalaya ke Kerajaan Melayu sehingga kerajaan tersebut menyatakan berada dibawah naungan Singhasari. Setelah itu, ekspedisi ke daerah lain segera dilancarkan. Ekspedisi itu dilakukan ke Bali, Pahang (Malaysia), sunda, Bakulapura (Kalimantan), dan Gurun (sebelah selatan Bali). Strategi politik ini membawa Singhasari menjadi kerajaan besar di Nusantara. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Bersamaan dengan masa pemerintahan Kertanegara, di Cina berkuasa Kubilai Khan, raja dari Dinasti Mongol. Kubilai khan sangat berambisi menguasai wilayah Asia Tenggara, termasuk Singhasari. Pada tahun 1280 dan 1281 Kubilai Khan mengirimkan utusan ke Singhasari guna meminta Kertanegara mengakui kekuasaan mongol. Namun, Kertanegara selalu menolak. Utusan terakhir tiba di Singhasari tahun 1289. Oleh karena kesal, utusan Kubilai Khan Meng – Chi dikirim kembali setelah dilukai mukanya oleh Kertanegara. Tindakan ini membuat Kubilai Khan marah besar. Sebagai balasan atas penghinaan itu, ia menyiapkan pasukan untuk menyerang singhasari. Pada akhir tahun 1292 dikirimlah pasukan itu ke Jawa dibawah pimpinan tiga orang panglima perang, yaitu Shihpi, Lheh-mi-shih dan Kau Hsing. Kerajaan Singhasari tidak tinggal diam dalam menghadapi kemungkinan serbuan bangsa Mongol. Kertanegara berusaha memperkuat pasukannya dengan menambah jumlah tentaranya. Selain itu ia juga menjalin persahabatan dengan kerajaan-kerajaan lain guna menambah dukungan kekuatan. Persahabatan itu antara lain dilakukan dengan kerajaan Champa di Vietnam. Namun, didalam negeri sendiri Kertanegara mendapat rongrongan dari Jayakatwang, seorang keturunan dari raja Kertajaya (Kediri) yang ingin membangun kembali negerinya. Dengan memanfaatkan keberadaan sebagian pasukan Singhasari yang sedang berada di Melayu, jayakatwang berusaha menyerang singhasari. Kertanegara saaat itu sedang melakukan upacara dengan para Brahmana terbunuh. Menantunya, Raden Wijaya berhasil menyelamatkan diri ke madura. Akhirnya runtuhlah singhasari.<br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Raja Kertanegara adalah seorang pengikut setia agama siwa-Bhairawa dan Buddha tantrayana. Setelah meninggal ia dicandikan di Singhasari. Candi Singhasari dihiasi dengan tiga buah arca sebagai perwujudan siwa-Buddha dan juga melambangkan perpaduan kepercayaan rakyat Singhasari, yaitu hindu dan buddha. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Ketika tentara mongol datang ke Tanah jawa pada awal tahun 1293, ternyata yang mereka hadapi bukanlah pasukan Singhasari. Tentara mongol harus berhadapan dengan pasukan Jayakatwang. Raden Wijaya yang mengetahui hal itu segera menjalin kerjasama dengan pasukan mongol untuk menyerang Jayakatwang. Tentara Mongol kemudian diakui kekuasaannya oleh Raden Wijaya yang menyetujui aksi serangan itu. Akibatnya pasukan Jayakatwang tidak mampu menahan serbuan pasukan gabungan itu. Setelah mengalahkan Jayakatwang, Raden Wijaya dan pasukannya segera melancarkan serangan terhadap tentara Mongol yang tengah mabuk kemenangan.<br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Sebanyak lebih dari 3.000 pasukan mongol dapat dibinasakan sehingga akhirnya mereka terusir dari tanah Jawa</div>
Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-81670348546678164042014-06-25T07:21:00.000-07:002014-06-25T07:21:01.313-07:00Sejarah Kerajaan Mataram<h2 class="post-title entry-title" style="background-color: white; border-bottom-color: rgb(224, 224, 224); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-weight: normal; line-height: 1.3em; margin: 0.5em 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<a href="http://sejarah-kerajaan-di-indonesia.blogspot.com/2013/07/sejarah-kerajaan-mataram.html" style="color: #006699; display: block; font-size: 16pt; text-decoration: none;"><br /></a></h2>
<div class="postedby" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; text-align: justify;">
<div class="post-status">
<span class="post-author vcard"></span><span class="post-timestamp"></span><span class="post-comment-link" style="color: black; line-height: 17px; margin: 0px; padding: 0px;"></span></div>
</div>
<div class="post-header-line-1" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; text-align: justify;">
</div>
<div class="post-body" style="background-color: white; border-top-width: 1px; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; margin: 15px 0px 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<div style="line-height: 1.3em; padding: 0px;">
</div>
<h3>
<span style="font-size: x-small; font-weight: normal;">Sekitar abad ke-8 di Jawa Tengah berdiri </span>Kerajaan Mataram. <span style="font-size: x-small; font-weight: normal;">Munculnya kerajaan ini diterangkan dalam prasasti yang ditemukan di daerah Canggal, di barat daya Magelang. Dalam prasasti canggal diterangkan bahwa Raja Sanjaya telah mendirikan lingga di atas bukit Kunjarakunja (di gunung Wukir) pada tahun 732 masehi. jawa (Mataram) yang kaya akan padi dan emas, mula-mula diperintah oleh Raja Sanna. Setelah Raja Sanna meninggal, negara pecah karena kehilangan pelindung. Penggantinya ialah Raja sanjaya anak Sannaha, saudara perempuan Raja Sanna. Raja Sanjaya berhasil menaklukkan beberapa daerah sekitarnya dan menciptakan kemakmuran bagi rakyatnya. </span></h3>
<br style="clear: both;" />Riwayat berdirinya kerajaan Mataram tersurat pula dalam kitab Carita Parahiyangan. Di dalam Carita Parahiyangan diceritakan bahwa Sanna terpaksa turun takhta karena dikalahkan Rahyang Purbasora di Galuh. Ia dan para prajuritnya menyingkir ke lereng Gunung Merapi. Tidak lama anak sannaha, yaitu Sanjaya berhasil membalas kekalahan Raja Sanna. Ia kemudian menguasai Galuh kembali dan menaklukkan Kerajaan-kerajaan kecil di Jawa Barat bagian Timur dan Jawa tengah. Setelah itu Sanjaya mendirikan Kerajaan Mataram yang beribukota di Medang ri Poh pada tahun 717 M. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Kerajaan Mataram diperintah oleh raja-raja dari dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra. Dinasti Sanjaya adalah raja-raja keturunan Sanjaya yang menganut agama hindu, sedangkan dinasti Syailendra adalah raja-raja yang diduga berasal dari India Selatan atau Kamboja yang menganut agama Buddha Mahayana. Menurut beberapa ahli sejarah, antara kedua dinasti terjadi persaingan sehingga mereka secara bergantian memerintah Mataram. Di dalam prasasti Mantyasih (907 M) dan prasasti wanua Tengah III (908 M) disebutkan nama-nama Raja Mataram sebagai berikut.<br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (717-746 M) <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />2. Rakai Panangkaran Dyah Sankhara (746-784 M) <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />3. Rakai Panunggalan/Dharanindra (784-803 M) <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />4. Rakai Warak Dyah manara (803-827 M) <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />5. Dyah Gula (827-828) <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />6. Rakai Garung (828-847 M) <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />7. Rakai Pikatan Dyah Saladu (847-855 M) <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />8. Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala (855-885 M) <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />9. Dyah Tagwas (885) <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />10. Rakai Panumwangan Dyah Dawendra (885-887 M) <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />11. Rakai Gurunwangi Dyah Wadra (887 M) <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />12. Rakai watuhumalang Dyah Jbang (894-898 M) <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />13. Rakai watukura Dyah Walitung (898-913 M) <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Raja Sanjaya meninggal pada tahun 746 M. Ia diganti oleh Rakai Panangkaran. Pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran agama Buddha mulai berkembang di Mataram. Dalam prasasti Sankhara (sekitar abad ke-8) yang ditemukan di Sragen (Jawa Tengah), tertulis bahwa Rakai Panangkran telah berpindah dari agama Siwa ke agama Buddha. Ia mendirikan candi Kalasan untuk menghormati dewi Tara. Ia juga membangun biara untuk para bhiksu dan bhiksuni buddha. Sejak saat itu keluarga kerajaan ada yang beragama Hindu dan ada pula yang beragama Buddha. Mereka yang beragama Hindu tinggal di jawa Tengah bagian utara, sedangkan yang menganut agama Buddha berada di wilayah jawa Tengah bagian Selatan. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Agama Buddha mengalami perkembangan yang amat pesat pada masa pemerintahan Samaratungga, anak dari Rakai Panangkaran. Nama samaratungga tidak tercatat dalam silsilah Raja yang tertuang dalam prasasti Mantyasih. Ia diketahui namanya dalam prasasti Nalanda dan prasasti Kayumwungan (824 M). Pada tahun 824 Masehi, ia berhasil membangun Candi Borobudur untuk para penganut agama Buddha. Bangunan ini terdiri atas 10 tingkat yang melambangkan makna bahwa kesempurnaan hidup akan dicapai setelah melampaui 10 tingkatan. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Candi Borobudur menjadi salah satu objek wisata Indonesia yang potensial. Keunikan dari candi tersebut dapat dilihat dari relief, stupa, dan seni arsitektur yang menggunakan bahan tanpa semen, hanya tumpukan batu-batu besar. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Samaratungga mempunyai anak yang bernama Pramodhawardani dan Balaputeradewa. Samaratungga menikahkan ramodhawardani dengan Rakai Pikatan. Balaputeradewa tidak menyetujui perkawinan tersebut karena terancam kedudukannya sebagai putera mahkota Syailendra. Oleh karena itu, timbullah perselisihan antara Balaputeradewa dan Pramodhawardani yang dibantu rakai Pikatan. Dalam pertikaian itu, Balaputeradewa menderita kekalahan sehingga melarikan diri ke Sumatera. Kelak ia menjadi Raja Kerajaan Sriwijaya. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Semenjak Rakai pikatan berkuasa, Kerajaan Mataram menjadi damai dan makmur. Umat hindu dan buddha hidup berdampingan dengan rukun dan damai. Toleransi kehidupan beragama terwujud dalam pembangunan dan pemeliharaan candi-candi secara bergotong royong.<br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Kerajaan mataram kuno mencapai puncak kejayaannya pada masa kepemimpinan Raja Balitung (898-910 M). Di masa kekuasaannya, daerah-daerah disebelah timur Mataram berhasil ditaklukkannya. Oleh karena itu, daerah kekuasaan Mataram semakin luas, yang meliputi Bagelen (Jawa Tengah) sampai Malang (Jawa Timur). <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Sepeninggal Raja Balitung kerajaan Mataram kuno diperintah oleh raja-raja, yakni Daksa (910-919 M), Tulodong (919-924 M), dan Wawa (924-929 M). Namun, tidak ada sumber berarti yang dapat menerangkan peran ketiga nama tersebut. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Pada tahun 929 pusat kerajaan Mataram kuno dipindahkan ke Watugaluh (Jawa Timur) oleh Mpu Sindok. Ia dianggap sebagai pendiri dinasti Isyana. Menurut para sejarawan, perpindahan pusat kerajaan itu dilakukan karena wilayah Maram ditimpa bencana letusan gunung berapi. Masa pemerintahan Mpu Sindok berlangsung aman dan tenteram. Mpu Sindok seringkali memberikan bantuan bagi pembangunan tempat-tempat suci. Dalam bidang sastra muncul kitab suci agama Buddha Tantrayana, yaitu sang Hyang Kamahayanikan. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Pengganti Mpu sindok ialah Raja Dharmawangsa. Demi berbuat bagi kesejahteraan hidup rakyatnya, Dharmawangsa berupaya menguasai jalur perdagangan dan pelayaran yang saat itu dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya. Pada tahun 990 ia mengirim tentaranya ke Sumatera dan Semenanjung Malaka. Misi pasukannya berhasil menaklukkan beberapa daerah pantai di Sriwijaya. Upaya Dharmawangsa diangggap telah membawa kemajuan yang berarti bagi Kerajaannya. <br style="clear: both;" /><h4>
<span style="font-weight: normal;">Pada tahun 1016 kekuasaan Dharmawangsa dilanda malapetaka yang mengerikan. Ketika ia sedang menikahkan putrinya dengan Airlangga (Putera mahkota kerajaan Bali), tiba-tiba istana kerajaan diserang oleh tentara Wurawari, raja bawahan Dharmawangsa yang dihasut Sriwijaya. Dalam peristiwa ini hampir semua pembesar </span>kerajaan Mataram<span style="font-weight: normal;"> kuno gugur. Peristiwa penyerbuan Raja Wurawati terhadap kekuasaan Raja Dharmawangsa ini terkenal dengan sebutan Pralaya Medang.</span></h4>
Pada tahun 1019 Airlangga dinobatkan menjadi raja oleh para pendeta buddha dan para brahmana dengan gelar sri Maharaja Rake Halu Sri lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramotunggadewa. Pada permulaan pemerintahannya, kerajaan diguncang berbagai peperangan yang hebat. Perang yang berkecamuk, misalnya perang menghadapi Raja Bhismaprabhawa, Raja Wengker, dan seseorang ratu di daerah selatan Tulungagung. Semua peperangan ini dimenangkan pihak Airlangga. Bahkan pada tahun 1033 Airlangga berhasil membalaskan kematian mertuanya dengan mengalahkan Raja Wurawati. Sejak saat itu, Airlangga mempersatukan kerajaan yang telah terpecah-pecah untuk memulai upaya pembangunan negerinya. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Pada bidang pemerintahan, Airlangga melakukan perombakan dengan mengangkat orang-orang yang berjasa kepadanya. Dalam bidang ekonomi, Airlangga memerintahkan membangun waduk di daerah Sungai Brantas. Di bidang sastra, muncul karya-karya bermutu, seperti kitab Arjunawiwaha karangan Mpu Kanwa. Di bidang sosial, banyak dibangun tempat-tempat suci, pertapaan, dan asrama-asrama pendeta. Semua upaya pembangunan negeri hanya ditujukan demi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Airlangga merupakan seorang raja yang bijaksana. Tatkala puteri mahkota, Sanggramawijaya Dharma Prasadottuggadewi menolak menggantikan takhta Kerajaan, Airlangga tidak lantas marah. Ia justru membangun sebuah pertapaan dii pucangan karena puterinya itu memilih penghidupan sebagai petapa. Selanjutnya, Airlangga menemui kesulitan yang disebabkan Putera Dharmawangsa, Samarawijya menuntut hak atas kerajaan Mataram. Di lain pihak putera Airlangga yang kedua, yaitu Mapanji Garasakan menginginkan pula takhta kerajaan. Hal ini mungkin berakibat timbulnya perebutan kekuasaan.<br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Pada tahun 1041 M Airlangga memutuskan untuk membagi kerajaannya menjadi dua. Pembagian kerajaan itu dilakukan seorang brahmana yang terkenal kesaktiannya, yakni Mpu Barada. Dua kerajaan itu ialah Janggala dengan ibukota kahuripan dan kerajaan Panjalu dengan ibukota daha. Delapan tahun sesudah pembagian kerajaan, Airlangga wafat. Rakyat kemudian membangun patung Airlangga yang mengendarai burung garuda sebagai kenag-kenangan dan penghormatan atas jasa-jasa yang selama ini telah dilakukan oleh Airlangga terhadap kerajaan</div>
Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-72630898033893727482014-06-25T07:20:00.003-07:002014-06-25T07:20:45.402-07:00Sejarah Kerajaan Sriwijaya<h2 class="post-title entry-title" style="background-color: white; border-bottom-color: rgb(224, 224, 224); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-weight: normal; line-height: 1.3em; margin: 0.5em 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<a href="http://sejarah-kerajaan-di-indonesia.blogspot.com/2013/07/sejarah-kerajaan-sriwijaya.html" style="color: #006699; display: block; font-size: 16pt; text-decoration: none;"><br /></a></h2>
<div class="postedby" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; text-align: justify;">
<div class="post-status">
<span class="post-author vcard"></span><span class="post-timestamp"></span><span class="post-comment-link" style="color: black; line-height: 17px; margin: 0px; padding: 0px;"></span></div>
</div>
<div class="post-header-line-1" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; text-align: justify;">
</div>
<div class="post-body" style="background-color: white; border-top-width: 1px; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; margin: 15px 0px 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<div style="line-height: 1.3em; padding: 0px;">
</div>
<h3>
<span style="font-size: x-small; font-weight: normal;">Di dalam catatan sejarah Dinasti Tang dikatakan bahwa pada abad ke-7 di pantai timur Sumatera selatan telah berdiri Kerajaan She-li-fo-she atau Sriwijaya. Sumber sejarah yang berasal dari </span>kerajaan Sriwijaya <span style="font-size: x-small; font-weight: normal;">sendiri diperoleh dai enam buah prasasti yang tersebar di Sumatera bagian selatan dan Pulau Bangka. </span></h3>
Sumber-sumber asing yang menerangkan Kerajaan Sriwijaya cukup banyak. Sumber-sumber itu antara lain prasasti ligor (775 M) di pantai timur Thailand Selatan, prasasti Nalanda (pertengahan abad ke-9)dan prasasti Tanjore (1030 M) di India. Sumber amat penting lain diperoleh dari hasil perjalanan I-tsing, seorang pendeta Buddha Cina. Ia pernah mengunjungi Sriwijaya pada tahun 671 Masehi dan tinggal selama enam bulan. Ia singgah lagi pada tahun 688 Masehi dan tinggal selama tujuh tahun. Selama di perantauan, I-tsing berhasil menerjemahkan beberapa buah kitab agama Buddha dari bahasa Sansekerta kedalam bahasa Cina. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Dari prasasti-prasasti dii Sumatera diketahui bahwa pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya selalu berubah-ubah. Semula berpusat di Minanga Tamwan, lalu pindah ke Jambi, dan terakhir di Palembang. Penyebab kepindahan itu sebenarnya tidak begitu jelas. Hal ini diketahui, yaitu pada abad ke-7 Sriwijaya berusaha meluaskan wilayahnya dengan menaklukkan kerajaan melayu, Jambi Hulu, dan pulau Bangka. Tujuannya adalah menguasai laut di sekitar pulau Bangka yang menjadi simpang tiga pelayaran India-Indonesia-Cina. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Sriwijaya, antara lain Dapunta Hyang Sri Jayanegara, Dharmasetu, Balaputeradewa, Cudamaniwamadewa, dan Sanggramawijayotunggawarman. Di dalam prasasti Kedukan bukit diceritakan bahwa Dapunta Hyang mengadakan perjalanan suci dengan perahu. Ia berangkat dari Minanga Tamwan dengan membawa tentara sebanyak 20.000. dalam perjalanan ini ia berhasil menaklukkan beberapa daerah. Ia berhasil membawa Sriwijaya menjadi negara yang makmur. Selanjutnya, dalam prasasti Ligor diketahui bahwa Raja Dharmasetu berhasil mengembangkan sayap kerajaan sampai ke semenanjung melayu. Hal ini dibuktikan dengan adanya pangkalan di semenanjun melayu, di daerah Ligor. Adapun masa pemerintahan Balaputeradewa tercatat dalam prasasti Nalanda, India. Pada abad ke-9 Balaputeradewa berhasil membawa Sriwijaya ke puncak kejayaan. Ia juga berhasil mengangkat Kerajaan Sriwijaya untuk diakui sebagai begara maritim, pusat perdagangan, dan pusat penyebaran agama Buddha.<br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Kerajaan Sriwijaya ternyata menjalankan politik ekspansif (perluasan kekuasaan). Pada abad ke-9 Raja Balaputeradewa dapat memperluas wilayah Sriwijaya. Wilayah itu meliputi Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan Barat, bangka, Belitung, Malaysia, Singapura, dan Thailand selatan. Sungguh luas bukan? Oleh karena itu, Sriwijaya dapat dikatakan sebagai negara nasional pertama di Indonesia. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Kerajaan Sriwijaya terletak pada wilayah strategis, yaitu di jalur pelayaran India-Cina. Letak strategis di tepi selat Malaka ini memberi peluang untuk meningkatkan kemajuan di sektor ekonomi, terutama bidang perdagangan. Banyaknya kapal-kapal asing yang singgah menyebabkan Sriwijaya maju pesat. Untuk menjamin keamanan kawasan, Sriwijaya membangun armada laut yang kuat. Hal ini membuat kapal-kapal asing yang lewat merasa aman dari gangguan para perompak. Penguatan armada laut tersebut semula hanya ditujukan untuk melindungi kepentingan para pedagang. Lambat laun Sriwijaya berkembang menjadi sebuah kerajaan yang amat memperhatikan aspek bahari atau kelautan. Kondisi ini telah mewujudkan Sriwijaya sebagai negara maritim yang kuat. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Sriwijaya ternyata telah mampu mengangkat negerinya sebagai pusat penyebaran agama Buddha. Kemajuan agama Buddha di Sriwijaya bermula dari pembangunan Wihara di Nalanda. Dalam prasasti Nalanda diterangkan bahwa Raja Dewapaladewa dari Benggala (India) telah memberikan sebidang tanah kepada Sriwijaya. Di atas tanah ini, Balaputeradewa kemudian mendirikan Wihara bagi kepentingan para peziarah Sriwijaya yang datang ke Nalanda dengan maksud belajar agama Buddha.para pemuda Sriwijaya yang belajar agama Buddha tinggal di Wihara itu untuk beberapa tahun lamanya. Sesusai menempuh pendidikan di sana, mereka kembali ke Sriwijaya dan kemudian menyebarluaskan pengetahuan agama Buddha kepada masyarakat. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Menurut I-tsing, agama Buddha semakin berkembang ketika banyak pendeta dari negeri Cina dan India berdatangan ke Sriwijaya. Kehadiran mereka semakin memperkaya keberadaan pengetahuan tentang agama Buddha. Mereka melakukan penelitian dan mempelajari ilmu yang ada pada waktu itu. I-tsing sempat menganjurkan kepada para pendeta Cina yang ingin belajar ke India sebaiknya terlebih dahulu mendapatkan pelajaran di Sriwijaya selama dua atau tiga bulan. Sebab, di Sriwijaya ada pendeta Buddha yang masyhur dan telah menjelajah lima negeri di India untuk menambah ilmunya, yaitu syakiakirti. Dia adalah seorang mahaguru Buddha Sriwijaya. Atas bantuan guru besar agama Buddha dari India, yaitu Dharmapala, perguruan di Sriwijaya mencapai kemajuan yang pesat. <br style="clear: both;" /><h4>
<span style="font-weight: normal;">Kebesaran</span> kerajaan Sriwijaya <span style="font-weight: normal;">mulai surut seak abad ke-11. Kemunduran itu bermula dari serangan besar-besaran yang dilancarkan Kerajaan Cola (India) di bawah pimpinan Raja Rajendra Coladewa pada tahun 1017 dan tahun 1025. Sebelum serangan itu terjadi, sebenarnya antara Sriwijaya (di masa Cudamaniwarmadewa) dan Cola telah terjalin hubungan baik. Namun, semenjak Sriwijaya menerapkan aturan yang ketat di perairan Selat Malaka, perahu-perahu asing yang melewati wilayah itu mendapat perlakuan kurang baik. Perahu-perahu yang lewat dipaksa singgah di Pelabuhan Jambi. Perahu-perahu yang tidak mau singgah akan dikepung atau di serang. Perlakuan Sriwijaya tersebut dianggap oleh Kerajaan Cola sebagai permusuhan, sebab telah menghambat kegiatan perdagangannya dengan negeri Cina. Dalam serangan tersebut, kerajaan Cola berhasil menawan Raja Sriwijaya, Sanggramawijayatunggawarman. Serangan Cola ternyata tidak dimaksudkan untuk menjadikan Sriwijaya sebagai negara bawahan. Oleh karena itu Sriwijaya masih menyandang kedudukan sebagai negara merdeka, namun mundur dan lemah. Peristiwa serangan Kerajaan Cola dapat diketahui dari prasasti Tonjore (1030).</span></h4>
Selain serangan kerajaan Cola, kemunduran Sriwijaya juga disebabkan oleh ekspedisi Pamalayu dari Kerajaan Singhasari pada tahun 1275. Ekspedisi Pamalayu merupakan misi kerajaan Singhasari dibawah Raja Kertanegara yang ingin melemahkan Sriwijaya dengan cara menjalin hubungan persahabatan dengan melayu. Ekspedisi Pamalayu ternyata berhasil membangun kerjasama diantara kedua negara sehinggan melayu lepas dari Sriwijaya dan muncul sebagai kekuatan baru di Sumatera. Akibat ekspedisi Pamalayu, Sriwijaya terpotong wilayah kekuasaannya disebelah utara dan timur. Dengan demikian, peranan Sriwijaya sebagai negara Maritim dan pusat perdagangan semakin tenggelam akibat ekspedisi pamalayu. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Pada sekitar pertengahan abad ke-14 Sriwijaya sudah tidak pernah lagi disebut-sebut dalam sumber sejarah apapun. Kerajaan Sriwijaya benar-benar runtuh akibat serangan Majapahit dari Jawa.</div>
Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-55854367515437933502014-06-25T07:19:00.003-07:002014-06-25T07:19:46.931-07:00Sejarah Kerajaan Kediri<h2 class="post-title entry-title" style="background-color: white; border-bottom-color: rgb(224, 224, 224); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-weight: normal; line-height: 1.3em; margin: 0.5em 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<a href="http://sejarah-kerajaan-di-indonesia.blogspot.com/2013/07/sejarah-kerajaan-kediri.html" style="color: #006699; display: block; font-size: 16pt; text-decoration: none;"><br /></a></h2>
<div class="postedby" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; text-align: justify;">
<div class="post-status">
<span class="post-author vcard"></span><span class="post-timestamp"></span><span class="post-comment-link" style="color: black; line-height: 17px; margin: 0px; padding: 0px;"></span></div>
</div>
<div class="post-header-line-1" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; text-align: justify;">
</div>
<div class="post-body" style="background-color: white; border-top-width: 1px; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; margin: 15px 0px 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<div style="line-height: 1.3em; padding: 0px;">
</div>
<h3>
<span style="font-size: x-small; font-weight: normal;">Lahirnya</span> Kerajaan Kediri<span style="font-size: x-small; font-weight: normal;"> berkaitan dengan adanya pembagian kekuasaan di Kerajaan Mataram. Airlangga membagi Kerajaan bertujuan untuk menghindari terjadinya perang saudara di Mataram. Setelah Mataram dibagi dua oleh Mpu Bharada,muncullah Panjalu dan Janggala yang dibatasi oleh gunung Kawi dan <a href="http://www.winapedia.org/2013/03/pengertian-dan-jenis-jenis-sungai.html" style="color: #006699;">sungai</a>Brantas. Kerajaan Panjalu diberikan kepada Samarawijaya, iparnya, sedangkan Janggala diberikan kepada Mapanji Garasakan, anaknya yang kedua. Anak pertama Airlangga adalah seorang putri yang menjadi Pertapa. Sumber sejarah yang menceritakan pembagian kerajaan terdapat dalam prasasti Wurara (1289 M), kitab Negarakertagama, dan kitab Calon arang. </span></h3>
Dalam perkembangan selanjutnya, ibukota kerajaan panjalu di Daha dipindahkan ke wilayah Kediri, sehingga nama kerajaan lebih dikenal sebagai Kerajaan Kediri. Selama kekuasaan Samarawijaya, Kerajaan Kediri dan Janggala tidak pernah hidup berdampingan secara damai. Perebutan kekuasaan terus berlangsung hingga pada tahun 1052, Mapanji Garasakan dapat mengalahkan Samarawijaya. Namun Mapanji Garasakan tidak lama memimpin kerajaan. Tampuk pemerintahan lalu jatuh kepada Mapanji Alanjung Ahyes, dan kemudian beralih lagi ke Samarotsaha. Setelah Samrotsaha berkuasa, selama kira-kira 60 tahun tidak ada berita mengenai keadaan kediri dan Janggala. Mungkin selama itu terjadi perebutan kekuasaan diantara keduanya dan pihak yang memenangkan persaingan tidak begitu jelas beritanya.<br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Pada tahun 1117 Kerajaan Kediri dipimpin oleh Bameswara. Namun masa pemerintahannya tidak banyak diketahui. Bameswara digantikan oleh Jayabhawa. Pada masa Jayabhawa (1135-1157) Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan. Jayabhawa disebut sebagai penjelmaan Dewa Wisnu. Ketika Ia berkuasa, pertentangan dengan Janggala berakhir setelah Ia dapat menguasai kerajaan tersebut. Dua Pujangga terkenal, Mpu Sedah dan Mpu Panuluh kemudian mengubah syair Bharatayudha sebagai peringatan atas peperangan antara Kediri dan Janggala. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Sepeninggal Jayabhaya, Kerajaan Kediri berturut-turut dipimpin oleh Sarweswara, Aryyeswara, Kroncaryyadipa, Kameswara dan Kertajaya. Kertajaya (1185-1222) adalah Raja terakhir Kerajaan Kediri. Dalam masa pemerintahannya terjadi pertentangan antara dirinya dan para Brahmana. Pertentangan itu disebabkan Kertajaya dianggap telah melanggar adat dan memaksa para Brahmana menyembahnya sebagai Dewa. Para Brahmana kemudian meminta perlindungan kepada Ken Arok. Pada tahun 1222 pecahlah pertempuran antara pasukan Ken Arok dan prajurit Kertajaya di Ganter. Dalam peperangan ini Ken Arok dapat mengalahkan Kertajaya sehingga runtuhlah Kerajaan Kediri. Sejak saat itu muncullah kerajaan baru Singhasari. <br style="clear: both;" /><h4>
<span style="font-weight: normal;">Pada masa </span>Kerajaan Kediri <span style="font-weight: normal;">, seni sastra, terutama Jawa Kuno tumbuh dengan pesat. Namun karya-karya sastra masa Kerajaan Kediri kurang mengungkap keadaan pemerintahan dan masyarakat pada zamannya. Gambaran kehidupan masa Kediri justru ditulis sumber asing, yaitu orang Cina. Misalnya, didalam kitab Ling-wai-tai-ta (1178) karya Chou Ku-fei yang menerangkan orang-orang Kediri memakai kain sampai lutut, rambutnya diurai, rumah-rumah telah teratur dan bersih, pertanian dan perdagangan telah maju, orang-orang yang salah didenda dengan emas , kecuali pencuri dan perampok yang dibunuh, telah digunakan mata uang perak, orang sakit tidak lagi menggunakan obat, tetapi memohon kesembuhan kepada para dewa atau kepada Buddha, tiap bulan ke-5 diadakan pesta air, alat musik yang digunakan berupa seruling, gendang dan gambang dari kayu.</span></h4>
Selain itu kitab Chu-fan-chi (1225) karya Chau Ju-kua mengatakan bahwa so-ki-tan yang merupakan bagian dari She-po (Jawa) telah memiliki daerah-daerah taklukan. Para ahli memperkirakan Su-ki-tan adalah sebuah kerajaan yang berada di jawa Timur, yang tak lain adalah Kerajaan Kediri. Mungkin juga Su-ki-tan sebagai kota pelabuhan yang telah dikenal para pedagang dari luar negeri, termasuk Cina</div>
Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-40082034323997160512014-06-25T07:19:00.000-07:002014-06-25T07:19:01.999-07:00Sejarah kerajaan Kanjuruhan<h2 class="post-title entry-title" style="background-color: white; border-bottom-color: rgb(224, 224, 224); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-weight: normal; line-height: 1.3em; margin: 0.5em 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<a href="http://sejarah-kerajaan-di-indonesia.blogspot.com/2013/07/sejarah-kerajaan-kanjuruhan.html" style="color: #006699; display: block; font-size: 16pt; text-decoration: none;"><br /></a></h2>
<div class="postedby" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; text-align: justify;">
<div class="post-status">
<span class="post-author vcard"></span><span class="post-timestamp"></span><span class="post-comment-link" style="color: black; line-height: 17px; margin: 0px; padding: 0px;"></span></div>
</div>
<div class="post-header-line-1" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; text-align: justify;">
</div>
<div class="post-body" style="background-color: white; border-top-width: 1px; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; margin: 15px 0px 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<div style="line-height: 1.3em; padding: 0px;">
</div>
<h3>
<span style="font-size: x-small; font-weight: normal;">kerajaan yang pertama kali muncul di Jawa Timur adalah</span> Kerajaan Kanjuruhan<span style="font-size: x-small; font-weight: normal;">. Banyak dari para ahli menduga bahwa Kanjuruhan merupakan kelanjutan Kerajaan Ho-ling yang pusat kekuasaannya dipindahkan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Munculnya Kanjuruhan diketahui dari prasasti Dinoyo di daerah Malang yang berangka 760, menggunakan huruf Kawi dan berbahasa Sansekerta. </span></h3>
Didalam prasasti Dinoyo diceritakan bahwa Kerajaan Kanjuruhan diperintah oleh Raja Dewasimha, setelah meninggal, Ia digantikan oleh putranya Limha yang kemudian beralih nama menjadi Gajayana. Gajayana beragama Hindu yang memuja dewa Agastya. Ia membangun sebuah candi yang indah untuk sang Agastya. Ia pun membuat membuat arca yang melukiskan agastya dari batu hitam yang sebelumnya dibuat dari kayu cendana. Bersamaan dengan pentasbihan bangunan suci tersebut. Gajayana menganugerahkan sebidang tanah, sapi dan kerbau, serta budak laki-laki dan perempuan sebagai penjaga kepada para pendeta. Selain itu, Raja mengutuk bagi mereka yang tidak mau memelihara bangunan suci beserta kelengkapannya.<br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Pusat kekuasaan Kerajaan Kanjuruhan berada di Desa Kejuron sekarang ini. Disebelah utara desa tersebut, terdapat bangunan Purbakala peninggalan kerajaan Kanjuruhan , yaitu Candi Badut. Letak candi Badut tepatnya di desa Badut sekitar 9 km dari Malang. Candi Badut merupakan candi tertua di Jawa Timur. Seni bangunan candi masih berlanggam Jawa Tengah, karena memiliki serambi pada tubuh candi. Bangunan kuno keagamaan tersebut bersifat Siwaisme (Hindu yang memuja Siwa). Buktinya di ruang tengah terdapat Lingga Yoni, di relung utara ada arca Durga dan di bagian halaman bangunan terdapat arca Nandi. <br style="clear: both;" /><h4>
Kerajaan Kanjuruhan <span style="font-weight: normal;">tidak lama berkembang. Kanjuruhan mungkin ditaklukkan oleh Mataram dan para penguasanya menjadi Raja Bawahan dengan gelar Rakyan Kanuruhan. Para ahli berpendapat, Rakai Wakutuka menaklukkan Kerajaan Kanjuruhan disekitar awal abad ke-10</span></h4>
</div>
Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-51796831558113867352014-06-25T07:18:00.002-07:002014-06-25T07:18:07.681-07:00Sejarah kerajaan Melayu<h2 class="post-title entry-title" style="background-color: white; border-bottom-color: rgb(224, 224, 224); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-weight: normal; line-height: 1.3em; margin: 0.5em 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<a href="http://sejarah-kerajaan-di-indonesia.blogspot.com/2013/07/sejarah-kerajaan-melayu.html" style="color: #006699; display: block; font-size: 16pt; text-decoration: none;"><br /></a></h2>
<div class="postedby" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; text-align: justify;">
<div class="post-status">
<span class="post-author vcard"></span><span class="post-timestamp"></span><span class="post-comment-link" style="color: black; line-height: 17px; margin: 0px; padding: 0px;"></span></div>
</div>
<div class="post-header-line-1" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; text-align: justify;">
</div>
<div class="post-body" style="background-color: white; border-top-width: 1px; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; margin: 15px 0px 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<div style="line-height: 1.3em; padding: 0px;">
</div>
<h3>
<span style="font-size: x-small; font-weight: normal;">Berita pertama kali yang menerangkan </span>kerajaan melayu<span style="font-size: x-small; font-weight: normal;"> di Sumatera, yaitu dari Dinasti Tang. Menurut catatan Dinasti Tang, utusan ke negeri mo-lo-yeu (melayu) pernah datang ke Cina pada tahun 644 dan 645 masehi. mereka datang ke Cina dengan membawa hasil Bumi. Hasil Bumi yang dipersembahkan itu bukan merupakan upeti sebagi tanda takluk melayu kepada Cina, melainkan sebagai upaya promosi hasil Bumi melayu ke negeri Cina. </span></h3>
Banyak ahli yang berpendapat bahwa kerajaan melayu di daerah Jambi sekarang ini. Melayu terletak didekat selat Malakayang merupakan jalan perdagangan India-Cina. Oleh karena itu, banyak kapal asing yang berlabuh di melayu sambil menunggu angin yang baik sebelum melanjutkan perjalanan. Selain itu, kapal-kapal asing tersebut dapat memperbaiki peralatan kapal, melakukan bongkar muat barang, dan menambah perbekalan. Pada saat itu pelabuhan melayu telah berperan sebagai tempat menimbun barang dagangan yang dihasilkan daerah-daerah sekitarnya. Barang komoditas itu diantaranya lada dan hasil hutan. Kondisi ini tentu saja menguntungkan dan memakmurkankerajaan melayu.<br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Seorang pendeta Cina bernama I-tsing mengabarkan bahwa sejak tahun 692 kerajaan melayu telah ditaklukkan kerajaan Sriwijaya. Setelah itu sampai permulaan abad ke-12 tidak ada keterangna sedikitpun mengenai negeri melayu. Untuk membuktikan persahabatan, Raja kertanegara mengirimkan Arca Amogapasha beserta keempat belas pengiringnya ke melayu. Pada alas arca tersebut dituliskan bahwa Kertanegara menghadiahkan arca bagi srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa. Arca Amogapasha kemudian diletakkan ditempat suci Dharmasraya. Saat ini prasasti Arca Amogapasha berada di padangroco (Sumatera) yag bertarikh 1286 M. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Dalam perkembangan selanjutnya, Kerajaan Melayu mampu memainkan peran kembali di Sumatera pada pertengahan abad ke-14. Pada saat itu melayu diperintah seorang Raja bernama Adityawarman. Nama Adityawarman disebutkan pada Arca Manjusri di candi Jago, Jawa Timur. Didalam prasasti tersebut diterangkan bahwa Adityawarman bersama-sama Gajah Mada telah berhasil menaklukkan pulau Bali. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Sebenarnya Adityawarman merupakan salah seorang putra Majapahit keturunan melayu. Ia adalah putra dari perkawinan Raden Wijaya dengan Dara Jingga. Sebelum menjadi Raja di kerajaan melayu, ia pernah menjabat wredhamenteri (menteri tua) di Majapahit dengan gelar aryadewaraja pu Aditya. Setelah berkuasa di melayu, ia menyusun kekuatan untuk melebarkan kekuasaan di Sumatera. Hasilnya, pada tahun 1347 Melayu dapat meluaskan wilayah sampai ke daerah pagaruyung (minangkabau). Adityawarman adalah seorang penganut Buddha Tantrayana. Ia menganggap dirinya sebagai penjelmaan Lokeswara, sehingga setelah meninggal dunia diwujudkan dalam bentuk arca Bhairawa. Masa pemerintahan Adityawarman berlangsung sampai tahun 1375. Penggantinya ialah anaknya yang bernama Anangwarman. Masa pemerintahan Anangwarman tidak banyak diketahui sumber sejarahnya</div>
Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-29713965203150635222014-06-25T07:16:00.004-07:002014-06-25T07:16:57.722-07:00Sejarah Kerajaan Tarumanegara<h2 class="post-title entry-title" style="background-color: white; border-bottom-color: rgb(224, 224, 224); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-weight: normal; line-height: 1.3em; margin: 0.5em 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<a href="http://sejarah-kerajaan-di-indonesia.blogspot.com/2013/07/sejarah-kerajaan-tarumanegara.html" style="color: #006699; display: block; font-size: 16pt; text-decoration: none;"><br /></a></h2>
<div class="postedby" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; text-align: justify;">
<div class="post-status">
<span class="post-author vcard"></span><span class="post-timestamp"></span><span class="post-comment-link" style="color: black; line-height: 17px; margin: 0px; padding: 0px;"></span></div>
</div>
<div class="post-header-line-1" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; text-align: justify;">
</div>
<div class="post-body" style="background-color: white; border-top-width: 1px; color: #333333; font-family: arial, Sans-erif; font-size: 12px; line-height: 15.6000003814697px; margin: 15px 0px 0px; padding: 0px; text-align: justify;">
<div style="line-height: 1.3em; padding: 0px;">
</div>
<h3>
<span style="font-size: x-small; font-weight: normal;">Dalam waktu yang hampir bersamaan dengan </span>kerajaan Kutai<span style="font-size: x-small; font-weight: normal;">, yaitu sekitar 450 Masehi, di sekitar wilayah Jawa Barat dan Banten muncul Kerajaan Tarumanegara yang beribukota di Jayasinghapura. Nama Tarumanegara diduga berasal dari taruma yang berarti nila. Para ahli belum dapat memastikan keterkaitan nama Tarumanegara dengan nama sebuah sungai , yakni Citarum yang mengalir di Jawa Barat. </span></h3>
Keberadaan Kerajaan Tarumanegara diketahui dari tujuh buah prasasti, dua arca wisnu, dan berita China. Lima prasasti ditemukan di Bogor, sedangkan sisanya masing-masing berada di Jakarta dan Banten. Adapun Prasasti yang terdapat di Bogor adalah sebagai berikut :<br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />a. Prasasti Ciaruteun yang terketak dipinggir sungai Ciaruteun dan bermuara didekat sungai Cisadane. Prasasti ini sebelumnya dikenal dengan nama prasasti Ciampea. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />b. Prasasti Jambu atau prasasti Koleangkak, terletak di daerah perkebunan Jambu,berjarak 30 km sebelah barat Bogor. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />c. Prasasti kebon kopi, terletak dikampung muara Hilir, Cibungbulang. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />d. Prasasti pasir awi di muara Cianten. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />e. Prasasti muara Cianten di muara Cianten. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Prasasti yang terdapat di Banten, yaitu prasasti Cidanghiang atau prasasti Lebak. Prasasti Cidanghiang ditemukan dipinggir sungai Cidanghiang, pandeglang. Adapun prasasti yang terdapat di Jakarta adalah prasasti tugu. Prasasti tugu merupakan prasasti yan gterkahir ditemukan. Prasasti ini memiliki berita paling panjang dibanding prasasti-prasasti lain yang berkisah tentang kerajaan Tarumanegara. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Dalam prasasti tugu dikatakan bahwa Raja Purnawarman telah menggali sungai Gomati dalam masa pemerintahannya yang ke-22. Panjang sungai 6122 busur (sekitar 12 km). Yang dikerjakan dalam waktu 21 hari. Sungai ini dibuat setelah sebelumnya masyarakat selesai melakukan penggalian sungai Chandrabhaga. Pada akhir pekerjaan penggalian, Raja Purnawarman sebagai Raja kerajaan Tarumanegara memberikan hadiah 1000 ekor lembu kepada para Brahmana.<br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Sungai Gomati digali untuk mengantisipasi bahaya banjir aliran sungai Chandrabhaga. Upaya Purnawarman ini menyiratkan betapa penuh perhatian seorang Raja kerajaan Tarumanegara kepada rakyatnya. Pekerjaan menggali sungai dilakukan secara bergotong royong dan tanpa paksaan. Hal ini memberi arti Raja Purnawarman telah berhasil menciptakan suasana damai dan tenteram di kerajaannya. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Prasasti-prasasti peniggalan kerajaan Tarumanegara ditulis dengan huruf pallawa dengan bahasa Sansekerta. Bentuknya syair. Agama yang menentukan corak pikiran sang raja adalah agama Hindu. Buktinya, pada prasasti Ciaruteun terdapat lukisan dan tapak kaki raja seperti kaki Wisnu. Wisnu ialah dewa pemelihara alam dalam agama Hindu. Didalam prasasti kebon kopi terdapat pula gambar tapak kaki gajah sang raja yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata, yaitu gajah Indra. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Selain prasasti, berita kerajaan Tarumanegara juga diperoleh dari Cina. Orang-orang Cina menyebut kerajaan Tarumanegara dengan sebutan To-lo-mo. Pada masa Dinasti sui dan Dinasti Tang. Beberapa kali kerajaan Tarumanegara mengirimkan utusan ke negeri Cina. Hal ini menyiratkan bahwa keberadaan Tarumanegara telah diakui kekaisaran Cina dan hubungan diplomatik telah terjalin antara keduanya. Demikian juga Fa Hien, seorang pendeta Cina pernah singgah di kerajaan Tarumanegara selama lima bulan pada tahun 414 Masehi. menurutnya agama yang dianut masyarakat Tarumanegara bukan hanya Hindu, melainkan juga agama Buddha dan agama “kotor”. Penganut agama Buddha sedikit sekali. Demikian pula agama Hindu yang baru mempengaruhi kalangan istana. Berbeda halnya dengan agama “kotor” yang dianut oleh bagian terbesar dari rakyat Tarumanegara. Menurut para ahli, agama “kotor” tersebut adalah kepercayaan masyarakat yang memuja roh nenek moyang (animisme). <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Pada awal abad ke-5 Masehi penduduk kerajaan Tarumanegara telah mampu mengusahakan pertanian, peternakan, perikanan, perburuan binatang, pelayaran, perdagangan dan pertambangan. Pertanian yang dikerjakan terutama padi yang merupakan makanan pokok penduduk. Peternakan yang dilakukan misalnya Lembu, terbukti dengan adanya upacara yang menghadiahkan 100 ekor lembu kepada para Brahmana. Kegiatan perikanan berupa produksi kulit penyu. Perburuan binatang bukan hanya terhadap binatang yang diambil dagingnya, melainkan juga badak dan gajah yang dapat diambil cula dan dagingnya sebagai komoditas ekspor. Usaha pertambangan dapat diketahui dari berita Cina yang mengatakan negaranya mendapatkan emas, perak dan benda perunggu dari kerajaan Tarumanegara. <br style="clear: both;" /><br style="clear: both;" />Kerajaan Tarumanegara ternyata menaruh perhatian juga pada bidang kesenian, khususnya seni patung. Hal ini diketahui dari penemuan dua arca wisnu di desa cibuaya, karawang. Bentuk kedua arca memperlihatkan aliran seni di Jawa Barat pada saat itu. Arca ini ternyata mempunyai persamaan dengan langgam seni patung dari India pada abad ke-7 Masehi. Beberapa ahli menyebutkan bahwa tarumanegara sempat menjadi salah satu pusat seni pada abad tersebut. <br style="clear: both;" /><h4>
<span style="font-weight: normal;">Akhir dari keberadaan </span>kerajaan tarumanegara <span style="font-weight: normal;">tidak begitu jelas. Berita Cina hanya menyebutkan bahwa utusan terakhir Tarumanegara yang datang ke negaranya, yaitu pada tahun 666 dan 669 Masehi. oleh sebab itu, beberapa ahli menduga kerajaan tarumanegara runtuh pada abad ke-7.</span></h4>
</div>
Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-56782352239194295022014-06-25T07:16:00.001-07:002014-06-25T07:16:37.892-07:00harta karun indonesia<div style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px; margin: 5px 20px 20px;">
<table border="0" cellpadding="10" cellspacing="0" style="width: 100%px;"><tbody>
<tr><td class="alt2" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; border: 1px inset; font-size: 10pt;"><div align="center">
<img alt="" border="0" src="http://indocropcircles.files.wordpress.com/2011/11/bhineka.jpg?w=640&h=149" /><br />“Bhinneka Tunggal Ika”<br /><br />“Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa,<br />Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,<br />Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal,<br />Bhinnêka tunggal ika tan, hana dharma mangrwa.” (pupuh 139, bait 5)<br /><br />“Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda,<br />Mereka memang berbeda tapi bagaimanakah bisa dikenali,<br />Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal,<br />Terpecah belah tapi satu jualah, tiada kerancuan dalam kebenaran.”</div>
</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div align="center" style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">
<img alt="" border="0" src="http://indocropcircles.files.wordpress.com/2011/11/gold-and-coins.jpg?w=640" /></div>
<br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Pada masa jayanya dahulu, kepulauan Nusantara terdiri dari ratusan Kerajaan. Wilayah Nusantara (kini Indonesia) merupakan kawasan yang paling diincar oleh semua kerajaan di dunia.</span><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><br />
<div align="center" style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">
<img alt="" border="0" src="http://indocropcircles.files.wordpress.com/2011/11/majapahit-empire.jpg?w=640&h=316" /></div>
<br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Keinginan semua kerajaan di dunia untuk merebut dan menguasai wilayah Kepulauan Nusantara ini akibat adanya beragam kekayaan hasil alam di daerah kepulauan terbesar di dunia tersebut.</span><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Dari dalam tanah Nusantara terdapat berbagai macam tambang minyak dan logam, dalam lautnya juga terdapat minyak bumi dan sumber alam lainnya, juga tanahnya yang subur sepanjang tahun siap ditanami kapan saja, bukit yang kaya pasir dan bebatuan mineral, hingga di setiap puncak gunungnya pun juga memiliki kekayaan dan keindahan tiada taranya.</span><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Belum lagi dari kekayaan flora dan faunanya. Dari dalam lautnya terdapat ikan dan hasil laut yang sangat berlimpah-ruah, didaratnya terdapat ribuan jenis satwa yang sangat eksotik dan endemik.</span><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Juga di hutannya yang terdiri dari ribuan jenis pohon yang hanya terdapat di wilayah Nusantara ini, terdiri dari hutan lebat tropis jutaan hektar, juga puluhan sungai besar mengalir di setiap pulaunya.</span><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><br />
<div align="center" style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">
<img alt="" border="0" src="http://indocropcircles.files.wordpress.com/2011/11/sri-vijaya-map.jpg?w=640&h=601" /></div>
<br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Wajar saja jika di wilayah kepulauan terbesar di dunia yang ada di daerah tropis ini juga terdapat ratusan kerajaan yang makmur.</span><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Kerajaan-kerajaan yang memiliki harta berupa emas, perak, perunggu, platina, berlian dan batu mulia serta juga mutiara. Seluruh kekayaan kerajaan Nusantara tersebut jika dikumpulkan beratnya mencapai ratusan ribu bahkan bisa jutaan ton emas dan harta lainnya..!</span><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Namun pertanyaannya, kemana semua harta kekayaan kerajaan-kerajaan Nusantara tersebut?</span><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Setelah masuknya orang Eropa (termasuk Belanda), kekayaan tersebut seperti “disita” oleh kolonial dan hilang entah kemana. Untuk itulah, maka beberapa tim dan individu mulai “mengorek” dan “menelusuri” jejak kekayaan Kerajaan-Kerajaan Indonesia yang dulu ada di wilayah Nusantara ini.</span><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Layaknya film “Indiana Jones“, mereka mengumpulkan bukti dari berbagai sumber yang terkait. Mulai dari dokumen dan cerita serta berita, baik yang diperoleh di dunia nyata ataupun di dunia maya. Berikut fakta-fakta yang sempat tercium dan terangkum oleh mereka mengenai</span><i style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><b>“the National Treasures of Indonesian Kingdoms“.</b></i><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><br />
<div align="center" style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">
<img alt="" border="0" src="http://indocropcircles.files.wordpress.com/2011/11/gold-bank.jpg?w=640&h=336" /></div>
<br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><b style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">1. Pada awal abad 17</b><span style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">, aset harta para Raja & Kesultanan Nusantara (Cirebon, G.Pakuan, Banten, Deli, Riau, Kutai, Makasar, Bone, Goa, Luwut,Ternate, dLL,) dalam nilai ratusan trilyun Dollar Amerika (dalam bentuk emas, logam mulia, berlian, dan srbagainya) di simpan di Bank Zuchrigh, Jerman (karena pada saat itu Jerman adalah negara makmur & menguasai dunia. Serta bank tersebut adalah salah satu bank yang tertua di dunia)</span><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><b style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">2. Pada tahun 1620</b><span style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">, Nusantara dijajah Belanda selama 3,5 abad. Bagi Kesultanan / Raja Nusantara yg melawan Belanda, data administrasi harta di Bumi Nusantara dihanguskan, hanya bagi Kerajaan Amangkurat I tetap memiliki data utuh, karena mereka penjilat Belanda dimasa itu.</span><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><b style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Catatan:</b><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Salah satu bukti Amangkurat I sebagai penjilat Belanda : Pangeran Girilaya – Raja Cirebon II selaku menantu dari Raja Amangkurat I, atas tipuan pada u “undangan makan”, ternyata Raja Cirebon II beserta kedua putranya yang berumur 11 dan 9 tahun ditahan selama 10 tahun, hingga wafatnya Raja Cirebon II yang dimakamkan di Girilaya. Atas wafatnya Raja Cirebon II, Sultan Trunojoyo diutus untuk menjemput kedua putra mahkota tersebut untuk menggantikan tahta Kerajaan Cirebon.</span><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Dengan melalui peperangan, akhirnya Trunojoya berhasil membawa Putra Mahkota dan kedua adiknya. Sedangkan Putra Mahkota yang pertama/kakaknya, diamankan oleh paman dari Ibunya ke Gunung Lawu. Hingga akhirnya berdiri Kerajaan Cirebon menjadi dua kesultanan, yaitu: Kesultanan Kanoman dan Kesultanan Kasepuhan.</span><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><b style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">3. Pada tahun 1939</b><span style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">, Amerika menyuruh Bung Karno untuk menata aset para Raja Nusantara dan mengalihkan hak atas nama pribadi Soekarno.</span><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><b style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Catatan:</b><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">a. PENYERAHAN HIBAH REKAYASA dilakukan oleh Raja Solo dan Yogyakarta yang mengatasnamakan Raja-raja Nusantara. Selanjutnya aset kedua raja tersebut utuh atau tidak dihibahkan.</span><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">b. HAK AHLI WARIS Raja Nusantara, sepeserpun nihil (tdk menerima hak waris).</span><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><b style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">4. Pada tahun 1944,</b><span style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> berdirilah Bank Dunia atas dasar Colateral Aset Raja Nusantara! Bank Dunia mulai memberikan pinjaman kepada 40 Negara. Maka semenjak itu USA semakin kuat untuk mencetak mata uang dan menyusun strategi persenjataan yang berguna untuk menguasai dunia.</span><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;" /><b style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">5. Pada tahun 1945,</b><span style="background-color: #e8eef4; font-family: verdana, geneva, lucida, 'lucida grande', arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> saat Perang Dunia-II Jepang menyerah dan membuat Indonesia memproklamirkan kemerdekaan.</span>Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-40362828637376563882014-06-25T07:11:00.002-07:002014-06-25T07:11:15.322-07:00Legenda Danau Lipan<div align="center" style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #4e4e4e; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #4e4e4e; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Di kecamatan Muara Kaman kurang lebih 120 km di hulu Tenggarong ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur ada sebuah daerah yang terkenal dengan nama Danau Lipan. Meskipun bernama Danau, daerah tersebut bukanlah danau seperti Danau Jempang dan Semayang. Daerah itu merupakan padang luas yang ditumbuhi semak dan perdu.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #4e4e4e; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dahulu kala kota Muara Kaman dan sekitarnya merupakan lautan. Tepi lautnya ketika itu ialah di Berubus, kampung Muara Kaman Ulu yang lebih dikenal dengan nama <a href="http://www.indonesiaindonesia.com/wiki/Benua" sl-processed="1" style="background: transparent; border: 0px; color: #0071bb; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Benua</a> Lawas. Pada masa itu ada sebuah kerajaan yang bandarnya sangat ramai dikunjungi karena terletak di tepi laut.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #4e4e4e; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Terkenallah pada masa itu di kerajaan tersebut seorang putri yang cantik jelita. Sang putri bernama Putri Aji Bedarah Putih. Ia diberi nama demikian tak lain karena bila sang putri ini makan sirih dan menelan air sepahnya maka tampaklah air sirih yang merah itu mengalir melalui kerongkongannya.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #4e4e4e; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kejelitaan dan keanehan Putri Aji Bedarah Putih ini terdengar pula oleh seorang Raja Cina yang segera <a href="http://www.indonesiaindonesia.com/wiki/Berangkat" sl-processed="1" style="background: transparent; border: 0px; color: #0071bb; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Berangkat</a> dengan Jung besar beserta <a href="http://www.indonesiaindonesia.com/wiki/Bala" sl-processed="1" style="background: transparent; border: 0px; color: #0071bb; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bala</a> tentaranya dan berlabuh di laut depan istana Aji Bedarah Putih. Raja Cina pun segera naik ke darat untuk melamar Putri jelita.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #4e4e4e; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sebelum Raja Cina menyampaikan pinangannya, oleh Sang Putri terlebih dahulu raja itu dijamu dengan santapan bersama. Tapi malang bagi Raja Cina, ia tidak mengetahui bahwa ia tengah diuji oleh Putri yang tidak saja cantik jelita tetapi juga pandai dan bijaksana. Tengah makan dalam jamuan itu, puteri merasa jijik melihat kejorokan bersantap dari si tamu. Raja Cina itu ternyata makan dengan cara menyesap, tidak mempergunakan tangan melainkan langsung dengan mulut seperti anjing.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #4e4e4e; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Betapa jijiknya Putri Aji Bedarah Putih dan ia pun merasa tersinggung, seolah-olah Raja Cina itu tidak menghormati dirinya disamping jelas tidak dapat menyesuaikan diri. Ketika selesai santap dan lamaran Raja Cina diajukan, serta merta Sang Putri menolak dengan penuh murka sambil berkata, “Betapa hinanya seorang putri berjodoh dengan manusia yang cara makannya saja menyesap seperti anjing.”</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #4e4e4e; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Penghinaan yang luar biasa itu tentu saja membangkitkan kemarahan luar biasa pula pada Raja Cina itu. Sudah lamarannya ditolak mentah-mentah, hinaan pula yang diterima. Karena sangat malu dan murkanya, tak ada jalan lain selain ditebus dengan segala kekerasaan untuk menundukkan Putri Aji Bedarah Putih. Ia pun segera menuju ke jungnya untuk kembali dengan segenap <a href="http://www.indonesiaindonesia.com/wiki/Bala" sl-processed="1" style="background: transparent; border: 0px; color: #0071bb; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bala</a> tentara yang kuat guna menghancurkan kerajaan dan menawan Putri.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #4e4e4e; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Perang dahsyat pun terjadilah antara <a href="http://www.indonesiaindonesia.com/wiki/Bala" sl-processed="1" style="background: transparent; border: 0px; color: #0071bb; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bala</a> tentara Cina yang datang bagai gelombang pasang dari laut melawan <a href="http://www.indonesiaindonesia.com/wiki/Bala" sl-processed="1" style="background: transparent; border: 0px; color: #0071bb; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bala</a> tentara Aji Bedarah Putih.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #4e4e4e; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ternyata tentara Aji Bedarah Putih tidak dapat menangkis serbuan <a href="http://www.indonesiaindonesia.com/wiki/Bala" sl-processed="1" style="background: transparent; border: 0px; color: #0071bb; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bala</a> tentara Cina yang mengamuk dengan garangnya. Putri yang menyaksikan jalannya pertempuran yang tak seimbang itu merasa sedih bercampur geram. Ia telah membayangkan bahwa peperangan itu akan dimenangkan oleh tentara Cina. Karena itu timbullah kemurkaannya.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #4e4e4e; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Putri pun segera makan sirih seraya berucap, “Kalau benar aku ini titisan raja sakti, maka jadilah sepah-sepahku ini lipan-lipan yang dapat memusnahkan Raja Cina beserta seluruh <a href="http://www.indonesiaindonesia.com/wiki/Bala" sl-processed="1" style="background: transparent; border: 0px; color: #0071bb; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bala</a>tentaranya.” Selesai berkata demikian, disemburkannyalah sepah dari mulutnya ke arah peperangan yang tengah berkecamuk itu. Dengan sekejap mata sepah sirih putri tadi berubah menjadi beribu-ribu ekor lipan yang besar-besar, lalu dengan bengisnya menyerang <a href="http://www.indonesiaindonesia.com/wiki/Bala" sl-processed="1" style="background: transparent; border: 0px; color: #0071bb; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bala</a>tentara Cina yang sedang mengamuk.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #4e4e4e; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Bala tentara Cina yang berperang dengan gagah perkasa itu satu demi satu dibinasakan. Tentara yang mengetahui serangan lipan yang tak terlawan itu, segera lari lintang-pukang ke jungnya. Demikian pula sang Raja. Mereka bermaksud akan segera meninggalkan Muara Kaman dengan lipannya yang dahsyat itu, tetapi ternyata mereka tidak diberi kesempatan oleh lipan-lipan itu untuk meninggalkan Muara Kaman hidup-hidup. Karena lipan-lipan itu telah diucap untuk membinasakan Raja dan <a href="http://www.indonesiaindonesia.com/wiki/Bala" sl-processed="1" style="background: transparent; border: 0px; color: #0071bb; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bala</a> tentara Cina, maka dengan bergelombang mereka menyerbu terus sampai ke Jung Cina. Raja dan segenap <a href="http://www.indonesiaindonesia.com/wiki/Bala" sl-processed="1" style="background: transparent; border: 0px; color: #0071bb; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Bala</a> tentara Cina tak dapat berkisar ke mana pun lagi dan akhirnya mereka musnah semuanya. Jung mereka ditenggelamkan juga.</div>
<div style="background: rgb(255, 255, 255); border: 0px; color: #4e4e4e; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sementara itu Aji Bedarah Putih segera hilang dengan gaib, entah kemana dan bersamaan dengan gaibnya putri, maka gaib pulalah Sumur Air Berani, sebagai kekuatan tenaga sakti kerajaan itu. Tempat Jung Raja Cina yang tenggelam dan lautnya yang kemudian mendangkal menjadi suatu daratan dengan padang luas itulah yang kemudian disebut hingga sekarang dengan nama Danau Lipan.</div>
Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-39288174564749592632014-06-25T07:10:00.002-07:002014-06-25T07:10:33.528-07:00Garis Waktu Sejarah Nusantara<h1 class="entry-title" style="background-color: white; border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 5px 0px 0px; clear: both; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 22px; font-weight: normal; line-height: 30px; margin: 20px 0px 12px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></h1>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: teal; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">“Sudah lama punya keinginan untuk membuat catatan waktu sejarah nusantara, dua tahun lalu dengan mas serunting sakti mulai merintis time line sejarah Indonesia yang diposting di <a href="http://sukasejarah.org/index.php?topic=28.0" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;">sukasejarah</a> hanya sampai sekarang belum kelar. Mulai hari ini semoga bisa sedikit demi sedikit dilengkapi. dan untuk sementara saya simpan dulu di halaman ini. Bagi siapapun yang mau melengkapi silakan menambahnya di ruang komentar”.</em></span></div>
<h4 style="background-color: white; border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 5px 0px 0px; clear: both; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Verdana, 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 20px 0px 0px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
————-</h4>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Semua bangsa-bangsa Ras Nusantara ini adalah berasal keturunan dari satu generasi Manusia purba Tertua dan Pertama yang mulai muncul lahir di muka bumi sedunia ini, yaitu manusia purba generasi Meganthropus Paleo Nusantaraicus dan generasi-generasi Hominid dan Homo lainnya pada masa 1- 4 juta tahun dahulukala, dan yang fosil-fosilnya telah ditemukan di berbagai pulau dan daerah tersebar di seluruh kepulauan Nusantara. (Sumber: <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Anthropoaleontologi Von Koningswald; Geologi Van Bemmelen; Purwayuga Pangeran Wangsakerta</em>, 1678).</div>
<h4 style="background-color: white; border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 5px 0px 0px; clear: both; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Verdana, 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 20px 0px 0px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: red; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Semasa Tahun 20.000 – 2.000 SM.</span></h4>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Sejak ribuan tahun purbakala yang menjadi urat nadi hubungan laut antara dunia Barat dan dunia Timur adalah jalur pelayaran dan perdagangan lewat: Selat Malaka, Laut Jawa, Selat Karimata, Laut Sunda, sampai di Laut Cina Selatan. Pada jaman dahulu kala sampai abad ke-14 M, Semenanjung Malaya masih merupakan satu semenanjung tanah daratan kering memanjang sampai di ujungnya di wilayah Belitung (Pulau Belitung sekarang).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Pulau Jawa dan pulau Sumatra masih merupakan satu pulau yang panjang yang tersambung bersatu oleh sejalur tanah daratan kering di kawasan Panaitan (Pulau Panaitan sekarang) dan Ujung Kulon antara Lampung dan Jawa Barat. Pelabuhan Palembang masih terletak di tepi laut terbuka luas, yaitu Selat Malaka, dan tidak seperti sekarang berada di pedalaman sejauh 50 km dari tepi pantai. Begitu pula pelabuhan Jambi di Muara Tembesi (Muara Sabak) yaitu muara sungai Batanghari, masih terletak di tepi pantai laut terbuka Selat Malaka. Gunung Muria (Jepara) di Jawa Tengah masih merupakan suatu pulau terpisah dari daratan pulau Jawa.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Di kawasan sepanjang jalur perairan Nusantara ini, sejak ribuan tahun dahulu kala, telah bertumbuhan ratusan kerajaan-kerajaan kecil dan besar. Pelayaran dan perdagangan antar-pulau Nusantara dan dengan negeri-negeri luar di mancanegara telah berkembang ramai. Bahan-bahan dan barang- barang dagangannya diantaranya ialah: padi-padian, emas, perak, timah (bahan untuk perunggu), lada atau merica, rempah- rempah, alat-alat besi dan perunggu, gading gajah, dan banyak lagi lain-lainnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Kawasan Nusantara yang sangat strategis, subur makmur dan kayaraya ini selalu menjadi pusat perebutan kekuasaan diantara kerajaan-kerajaan pribumi Nusantara sendiri.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
ORANG ASING PERTAMA DI NUSANTARA.</div>
<h4 style="background-color: white; border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 5px 0px 0px; clear: both; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Verdana, 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 20px 0px 0px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: red; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Th. 1500 – 1000 Sebelum Masehi:</span></h4>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Pelabuhan Singkil: Di pantai Samudera Hindia, kawasan Tanah Batak. Sudah terkenal ke negeri-negeri di Mesir-kuno dan Timur Tengah. Raja Nabi Sulaeman (Salomo) mengutus orang-orang Pnoenesia dari Sidon ke Singkil untuk membeli kamper di Singkil. Pelabuhan Singkil dan Barus sudah menguasai ekspor dari Tanah Batak (kamper = kapur Barus).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Pelabuhan Sorkam dan pelabuhan Mungkur memegang monopoli dunia ekspor kemenyan. Penjual tunggal untuk seluruh dunia. Kemenyan sangat digemari oleh penduduk negri-negri di Timur Tengah dan Mesir-Kuno. Digemari oleh Raja Nabi Sulaeman dan oleh raja-raja Hemitik dan Semitik.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Pelabuhan Natal sangat banyak ekspor Emas. Begitu banyak sampai didatangi oleh pedagang-pedagang bangsa Phoenesia sebelum jaman Rumawi, sebelum jaman Yunani. Daerah pertambangan emasnya ialah Mandailing di Tanah Batak Selatan.</div>
<blockquote style="background-color: #e0e0e0; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; margin: 20px; opacity: 0.8; outline: 0px; padding: 10px 15px; quotes: ''; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Catatan:</div>
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Sejak jaman Nabi Sulaeman (Th. 1000 SM) kota Damaskus sudah merupakan pusat perdagangan distribusi rempah-rempah yang datang ke situ dari kepulauan Nusantara lewat jalan laut ke Kwang Tung (= Kanton) di negeri Cina, dan dari situ lewat jalan darat (jalan sutera) ke Damaskus.</div>
</blockquote>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Th. 100 Sebelum Masehi:</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Orang Persia pertama datang di Nusantara, ialah di daerah pantai Aceh Utara.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Th. 22 Sebelum Masehi :</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Orang Cina pertama datang di Nusantara, yaitu di daerah Kalimantan Utara.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Th. 78 Masehi : Orang Hindu pertama datang di Nusantara, ialah di daerah pantai Aceh Utara.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
EKSPANSI CINA KE NUSANTARA. TH. 100 – 565 M.</div>
<h4 style="background-color: white; border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 5px 0px 0px; clear: both; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Verdana, 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 20px 0px 0px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: red; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Tahun 1000 Sebelum Masehi:</span></h4>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Migrasi Cina ke Daratan Asia-Tenggara. Jaman Dinasti Chou Tahun 1122-249 SM.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Suatu suku bangsa Mongoloid yaitu suku bangsa Syan, terdesak oleh suku-suku bangsa Cina dan bermigrasi ke daerah-daerah daratan Asia Tenggara di sebelah Selatan. Di sana mereka bercampurbaur asimilasi dengan suku-suku bangsa pribumi asli seperti suku-suku bangsa: Karen, Senoi, Meo, Munda, Sakai, dan lain-lainnya. Suku-suku bangsa pribumi ini tergolong ras Nusantara, yang oleh orang Barat disebut Austronesia, dan yang sejak 600.000 tahun dahulu kala telah bermigrasi ke sana menjadi penduduk penghuni pertama di kawasan daratan Asia Tenggara pada masa jauh terlebih dahulu sebelum munculnya manusiapurba Cina-Mongoloid “Pekinensis” atau “Sinanthropus” di dunia. Sejak terjadinya asimilasi suku bangsa Syan dengan suku-suku bangsa pribumi itu, maka mulailah muncul kerajaan-kerajaan baru di kawasan daratan Asia Tenggara, yaitu kerajaan Syan yang kemudian disebut Syanka atau Siam; kerajaan Syan Pao Cha yang kemudian disebut Kam Pao Cha atau Kamboja; dan kerajaan Syan Pao Nam yang kemudian disebut Syan Nam atau An Nam dan Syan Pao, Syan Pa atau Campa. Kamboja dan Anam bersatu juga disebut Syan Pao Nam, Sya Pa Nao atau Yawana.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tahun 210 Sebelum Masehi :</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Migrasi Cina ke Teluk Tongkin. Jaman Dinasti Ch’in Tahun 246-210 SM.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Kaisar Ch’in Shih Huang Ti di lembah sungai Hoang Ho (sungai Kuning) menaklukkan, menguasai dan mempersatukan seluruh kerajaan-kerajaan kecil dengan tangan-besi menjadi satu negara besar Cina. Banyak penduduk Cina yang tidak mau tunduk kepada pemerintahan Kaisar Ch’in. Sebagian dari mereka bermigrasi ke negeri-negeri di sekelilingnya. Sebagian penduduk yang bermigrasi itu meresap masuk menjarah ke daerah-daerah di sekitar Teluk Tongkin yaitu wilayah Hoa Binh dan Dongson do An Nam yang sekarang disebut Vietnam. Di sana mereka berdiam dalam perkampungan-perkampungan Cina atau pecinan-pecinan. Sementara orang Cina bercampurbaur asimilasi dengan suku-suku bangsa pribumi.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tahun 100 Sebelum Masehi :</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Cina Menyerbu dan Menjajah Daerah Teluk Tongkin. Jaman Dynasti Han Tahun 206 SM. – 220 M. Bangsa Cina dari negeri Cina menyerbu, merampok, membunuh dan kemudian menjajah daerah-daerah kawasan Teluk Tongkin, yaitu negeri-negeri di kawasan An Nam dan Kamboja. Terjadi lagi migrasi besar-besaran penduduk dari negeri Cina ke daerah-daerah yang direbutnya itu dan mereka bertinggal disana dalam perkampungan-perkampungan Cina yang disebut pecinan. Teluk Tongkin dan sekitarnya dijajah oleh negeri Cina.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tahun 100 Masehi :</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Agama Budha Masuk ke Negeri <span class="skimlinks-unlinked" style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Cina.Jaman</span> Dinasti Han Tahun 206 SM -220 M.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pada tahun 64 M Agama Budha dari India masuk ke negeri Cina, dibawa oleh orang-orang India lewat jalan darat di Asia Tengah. </div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pada tahun 100 M. Agama Budha oleh Kaisar Han Wu Ti dijadikan “agama negara” atau “agama resmi” di negeri Cina. Keadaan Agama Budha demikian itu berlangsung sampai akhir jaman Dinasti Tang (Th. 618 – 906 M).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Tahun 100 – 400 M. :</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kerajaan Funan atau Fun An (=Pnom Penh). Jaman akhir Dinasti Han Th. 206 SM – 220 M.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Kerajaan Funan yang berdiri pada awal abad ke-2 M. Meliputi kawasan Kamboja, Siam dan Semenanjung Malaya bagian utara, mengusir penjajah Cina dari kawasan Teluk Tongkin. Kapal-kapal perang dan bajak-bajak laut Cina dihancurkan. Tetapi orang-orang Cina tetap bercokol di sana dalam pecinan-pecinan dan ikut hidup bernaung di bawah pemerintahan kerajaan Funan. Kemudian dalam abad ke-5 Kamboja melepaskan diri dari kerajaan Funan dan mendirikan kerajaan sendiri.</div>
<blockquote style="background-color: #e0e0e0; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; margin: 20px; opacity: 0.8; outline: 0px; padding: 10px 15px; quotes: ''; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Catatan :</div>
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Sejak jaman ribuan tahun purbakala telah ramai berkembang lalu-lintas pelayaran dan perdagangan antara kerajaan-kerajaan di kepulauan Nusantara dengan kerajaan-kerajaan di daerah Asia Tenggara.</div>
</blockquote>
<h4 style="background-color: white; border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 5px 0px 0px; clear: both; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Verdana, 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 20px 0px 0px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
Tahun 100 – 200 M :</h4>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Negeri Cina Meluaskan Ekspansinya ke Nusantara. Jaman Akhir D1nasti Han Th. 206 SM – 220 M. Negeri Cina mulai mengembangkan ekspansi penjajahannya ke kawasan kepulauan Nusantara. berpangkalan di Kwan Tung (= Kanton) yang sekaligus dijadikan pusat bandar dan pelabuhan perdagangan di Cina Selatan. Dikirimkan ekspedisi-ekspedisi kapal dagang, kapal perang dan perampok-perampok, bajak-laut Cina ke Formusa (Taiwan), daerah-daerah Filipina ke daerah Kalimantan sebelah Utara, Laut Cina Selatan,Teluk Siam, Kalimantan Barat, Semenanjung Malaya sampai masuk ke Selat Malaka. Sementara orang Cina ada yang menyasar terdampar ke daerah Minahasa di Sulawesi Utara.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Di tempat-tempat pelabuhan dagang ekspedisi-ekspedisi Cina itu menurunkan orang-orang Cina untuk menetap di sana sebagai pedagang. Mereka bertinggal dalam perkampungan-perkampungan Cina yang disebut pecinan. Banyak barang-barang hasil perdagangan dan hasil perampokan atau perampasan bajak-laut Cina mengalir ke Kwan Tung (Kanton) yang di waktu sebelum itu hanya menjadi pusat penampung perdagangan transit saja.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Bahan dan barang perdagangan itu dari Kwan Tang (Kanton) masuk ke pedalaman negeri Cina dan sebagian dari Peking diperdagang kan ke negeri-negeri di Asia Tengah sampai ke negeri-negeri di wilayah Rumawi melalui jalan darat (Jalan Sutera) di Asia Tengah.</div>
<h4 style="background-color: white; border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 5px 0px 0px; clear: both; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Verdana, 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 20px 0px 0px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: red; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Nusantara Sampai Tahun 1000-an</strong></span></h4>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">sekitar 100</strong></span></div>
<ul style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; list-style: square; margin: 12px 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 20px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kerajaan “Dvipantara” atau “Jawa Dwipa” dilaporkan oleh cendikiawan India berada di Jawa dan Sumatra.</li>
</ul>
<ul style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; list-style: square; margin: 12px 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 20px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Aji Saka memperkenalkan sistem penulisan ke Jawa berdasarkan skirp dari India Selatan.</li>
</ul>
<ul style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; list-style: square; margin: 12px 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 20px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Raja-Raja Hindu menguasai daerah sekitar Kutai di Kalimantan.</li>
</ul>
<ul style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; list-style: square; margin: 12px 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 20px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kerajaan “Langasuka” didirikan di sekitar Kedah di Malaya.</li>
</ul>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">sekitar 130</strong></span></div>
<ul style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; list-style: square; margin: 12px 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 20px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Berdirinya kerajaan <a class="zem_slink" href="http://en.wikipedia.org/wiki/Salakanagara" rel="wikipedia" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" target="_blank" title="Salakanagara">Salakanagara</a> di Jawa Barat</li>
</ul>
<blockquote style="background-color: #e0e0e0; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; margin: 20px; opacity: 0.8; outline: 0px; padding: 10px 15px; quotes: ''; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Tokoh awal yang berkuasa di sini adalah Aki Tirem. Konon, Salakanagara (Salaka = Perak) inilah yang disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150, terletak di daerah Teluk Lada Pandeglang.</em></div>
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Raja pertama Salakanagara bernama Dewawarman yang berasal dari India. Ia mula-mula menjadi duta negaranya (Palawa, India) di Pulau Jawa. Kemudian Dewawarman menjadi menantu Aki Tirem atau Sang Aki Luhurmulya. Istrinya atau anak Aki Tirem bernama Pwahaci Larasati. Saat menjadi raja Salakanagara, Dewawarman I ini dinobatkan dengan nama Prabhu Dharmalokapala Dewawarman Haji Raksagapurasagara. Permaisurinya bergelar Dewi Dwani Rahayu. Dewawarman berkuasa selama 38 tahun dari tahun 130 sampai 168M.</em><br /><em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Rajatapura adalah ibukota Salakanagara yang hingga tahun 362 menjadi pusat pemerintahan Raja-Raja Dewawarman (dari Dewawarman I – VIII).</em></div>
</blockquote>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Raja-raja Salakanagara:</div>
<ul style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; list-style: square; margin: 12px 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 20px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dewawarman II (Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra) 168 – 195 M</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Dewawarman II (Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra) 168 – 195 M</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dewawarman III ( Prabu Singasagara Bimayasawirya) 195 – 238 M</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dewawarman IV (Darma Satyanagara) 238 – 251 M</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dewawarman V ( Darma Satyajaya) 251 – 289 M</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dewawarman VI (Prabu Gayanadewa Linggabumi) 289 – 308 M</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dewawarman VII (Prabu Bima Digwijaya Satyaganapati) 308 – 340 M</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dewawarman VIII (Spatikarnawa Marmandewi) 340 – 362 M</li>
</ul>
<blockquote style="background-color: #e0e0e0; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; margin: 20px; opacity: 0.8; outline: 0px; padding: 10px 15px; quotes: ''; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Daerah kekuasaan Salakanagara, meliputi Jawa bagian barat dan semua pulau di sebelah barat Nusa Jawa.</em></div>
</blockquote>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">340</strong></span><br />Prabu Bima Digjaya Satyaganapati (Dewawarman VII) wafat. Senapati Krodamaruta menggantikannya hanya selama 3 bulan.</div>
<blockquote style="background-color: #e0e0e0; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; margin: 20px; opacity: 0.8; outline: 0px; padding: 10px 15px; quotes: ''; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Tibalah di Rajatapura, Senapati Krodamaruta dari Calankayana bersama beberapa ratus anggota pasukan lengkap. Krodamaruta adalah putera Senapati Gopala Jayengrana, yaitu putera Dewawarman VI yang keempat. Kodramaruta langsung merebut kekuasaan dan tanpa menghiraukan adat pergantian kekuasaan. ia dinobatkan menjadi penguasa Salakanagara.</em></div>
</blockquote>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Spatikarnawa Marmandewi puteri sulung Dewawarman VII, dinobatkan menjadi penguasa Salakanagara ia bergelar Prabu Darmawirya Dewawarman. Pada masa pemerintahan Dewawarman VIII, kehidupan penduduk makmur sentosa. Ia sangat memajukan kehidupan keagamaan. Kebanyakan penduduk pemeluk agama Ganesa atau Ganapati hanya sedikit yang memuja Wisnu dan Siwa.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">358</strong></span><br />Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Salakanagara berubah menjadi kerajaan daerah.</div>
<blockquote style="background-color: #e0e0e0; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; margin: 20px; opacity: 0.8; outline: 0px; padding: 10px 15px; quotes: ''; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jayasingawarman pendiri Tarumanagara adalah menantu Raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang Maharesi dari Salankayana di India yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Magada.</em></div>
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Jayasingawarman dipusarakan di tepi kali Gomati, sedangkan putranya di tepi kali Candrabaga. Pada naskah wangsakerta, sebuah dokumen yang ditulis di cirebon bertahun tahun kemudian menunjukkan raja pertama Tarumanagara berkuasa sejak tahun 358 dan menerunkan raja raja sampai tahun 699. Jayasingawarman manjdi raja pertama Tarumanagara selama 24 tahun dari 358 – 382 M. selanjutnya penerus Kerajaan Tarumanagara antara lain :</em></div>
</blockquote>
<ul style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; list-style: square; margin: 12px 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 20px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Darmayawarman 382 – 395 M</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Purnawarman 395 – 434 M</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Wisnuwarman 434 – 455 M</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Indrawarman 455 – 515 M</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Gandrawarman 515 – 535 M</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Suryawarman 535 – 561 M</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kertawarman 561 – 628 M</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sudawarman (adik Kertawarman) 628 – 639 M</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dewamurti 639 – 640 M</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Nagajayawarman 640 – 666 M</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Linggawarman 666 – 669 M</li>
</ul>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">363</strong></span><br />Kerajaan Indraprasta yang terletak di Cirebon Girang atau Cirebon Selatan (Sekarang Kabupaten Cirebon) didirikan oleh <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sang Maharesi Santanu</em>, seorang maharesi dari daerah Sungai Gangga India</div>
<blockquote style="background-color: #e0e0e0; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; margin: 20px; opacity: 0.8; outline: 0px; padding: 10px 15px; quotes: ''; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Seperti halnya Sang Maharesi Jayasingwarman pendiri Tarumanagara, Sang Maharesi Santanu beserta para pengikutnya meninggalkan negeri asalnya untuk menyelamatkan diri dari kerajaan pasukan Samudra Gupta Maurya. Ia singgah di Srilanka dan Benggala, baru kemundian menuju Jawa Barat, yang pada waktu itu merupakan Salakanagara yang diperintah oleh Dewawarman VIII.</em></div>
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sang Maharesi Santanu masih mempunyai pertalian kekeluargaan dengan Sang Dewawarman VIII. Santanu membangun sebuah desa di tepi Kali Cirebon, yang diberinya nama Indraprahasta. Gunung Cereme, yang berdiri dekat daerahnya, diberinama Indrakila dan Kali Cirebon yang melewati daerahnya diberi nama Gang-ganadi.</em></div>
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kerajaan Indraprahasta kemudian berkembang menjadi kerajaan besar. Maharesi Santanu menjadi rajanya yang pertama (363 – 398 M) dengan gelar Praburesi Indraswara Sakala Kretabuwana.</em></div>
</blockquote>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">397</strong></span><br />Ibukota kerajan baru dibangun di daerah yg lebih dekat ke pantai oleh Maharaja Purnawarman (Raja Tarumanagara ketiga (395-434)). Ibukota kerajaan baru tersebut dinamai Sundapura — pertamakalinya nama “Sunda” digunakan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">398-399</strong></span><br />Jayasatyanagara menjadi penerus Maharesi Santanu di Kerajaan Indraprasta. Jayasatyanagara menjadi raja kedua Indraprahasta (398 – 421 M). Dia adalah putra sulung dari permaisuri Indari.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pada tahun 399 M, Jayasatyanagara harus mengakui kekuasaan Sri Maharaja Purnawarman dari Tarumanagara. Sejak itulah Indraprahasta menjadi bawahan Tarumanagara.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">417</strong></span><br />Purnawarman memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga (Kali Bekasi) sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum brahmana.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">sekitar 425</strong></span><br />Agama Budha sampai di Sumatra.</div>
<blockquote style="background-color: #e0e0e0; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; margin: 20px; opacity: 0.8; outline: 0px; padding: 10px 15px; quotes: ''; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Catatan di Indonesia pada masa ini masih kurang, tapi kita tahu bahwa kebudayaan yang kompleks sudah terbentuk. Kerajaan-kerajaan di Sumatra dan Jawa ditunjukkan pada catatan-catatan dari Cina, karena para duta dikirim ke sana. Para pedagang Arab dan Persia juga mengetahui tentang darah tersebut, dan bahkan Romawi dan Yunani memiliki laporan dari jarak daerah yg sangat jauh.</em></div>
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Catatan dari Indonesia sangat sedikit, karena penulisan dilakukan pada daun palem dan bahan bahan lainnya yang tidak dapat bertahan lama. Banyak pengetahuan kita berdasarkan pada Bangunan atau Prasasti Batu. Pada saat kita mulai mendapatkan sejarah Sumatra dan Jawa secara jelas, telah ada bangunan-bangunan besar terbuat dari batu, perabotan-perabotan yang bagus, musik dan tarian tradisional sebanyakyang kita ketahui sekarang.</em></div>
</blockquote>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">sekitar 500</strong></span><br />Awal kerajaan Srivijaya di dekat Palembang</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">526</strong></span><br />Manikmaya, menantu Suryawarman, mendirikan kerajaan baru di Kendan, daerah Nagreg antara Bandung dan Limbangan, Garut. Putera tokoh Manikmaya ini tinggal bersama kakeknya di ibukota Tarumangara dan kemudian menjadi Panglima Angkatan Perang Tarumanagara.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">sekitar 600</strong></span><br />Kerajaan Melayu berkembang di sekitar (yang kita sebut sekarang) Jambi, di Sumatra.</div>
<blockquote style="background-color: #e0e0e0; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; margin: 20px; opacity: 0.8; outline: 0px; padding: 10px 15px; quotes: ''; vertical-align: baseline;">
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Catatan Cina dari masa ini menunukkan kerajaan-kerajaan di Jambi dan Palembang di sumatra, dan tiga kerajaan di Jawa. Kerajaan sebelah barat berhubungan dengan Prasasti Taruma Negara, Kerajaan di bagian tengah disebut “Kalinga”, dan kerajaan sebelah timur dengan ibukota mungkin didekat Surabaya atau Malang.</em></div>
</blockquote>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">612</strong></span><br />Cicit Manikmaya mendirikan Kerajaan Galuh.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Kata Galuh diartikan secara tradisional oleh orang Jawa Barat, <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">galeuh</em> atau inti. Dari pengertian tersebut, timbul pergeseran kata inti menjadi hati, sebagai inti dari manusia. Dalam pengertian lain, kata <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">galeuh</em> disejajarkan dengan kata <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">galih</em>, kata yang halus dari<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">beuli</em>(beli). Wajar jika dalam perkembangan selanjutnya, timbul dua sebutan Galuh Pakuan dengan Galih Pakuan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Van Der Meulen mengemukakan tentang adanya tiga kerajaan Galuh, antara lain sebagai berikut :<br />1. <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Galuh Purba</em> (Galuh Lama) yang berpusat di daerah Ciamis (Jawa Barat)<br />2. <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Galuh Utara</em> (Galuh Baru = Galuh Lor = Galuh Luar) yang berpusat di daerah Dieng<br />3. <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Galuh </em>yang berpusat di Denuh (Tasikmalaya)</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kendan Cakal Bakal Galuh</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Ndeh nihan carita parahiyangan. Sang Resiguru mangyuga Rajaputra miseuweukeun Sang Kandiawan lawan Sang Kandiawati, sida sapilanceukan. Ngangaranan maneh Rahiyangta Dewaraja. Basa lamku ngarajaresi ngangaranan maneh Rahiyangta ni Medang Jati. Inya Sang Layuwatang. Nya nu nyieun Sanghiyang Watang Ageung.</em></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Terjemahannya :<br />” Ya inilah kisah para leluhur. Sang Resiguru beranak Rajaputra. Rajaputra beranak Sang Kandiawan dan Sangkandiawati, sepasang kakak-beradik. Sang Kandiawan menamakan dirinya Rahiyangta Dewaraja. Waktu ia menjadi rajaresi menamakan dirinya Rahiyangta di Medang Jati, yaitu Sang Layuwatang. Dialah yang membangun balairung besar”. (<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Danasasmita</em>, 1983)</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Ternyata tokoh Resiguru dalam carita <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">parahiyangan</em> itu adalah menantu Sri Maharaja Suryawarman, penguasa Tarumanagara VII (515 – 535 M). Kisah Sang Rajaresiguru Manikmaya, Raja Kendan, memperoleh keturunan beberapa putera dan puteri. Salah seorang diantaranya bernama <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Rajaputra Suraliman</em>.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Dalam usia 20 tahun, Sang Suraliman tampak ketampanannya dan sudah mahir ilmu perang (<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">yuddhenipuna</em>. Oleh karena itu ia diangkat menjadi Senapati dan kemudian menjadi panglima bala tentara (<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">baladhika ning wadyabalad</em> Tarumanagara, oleh kakeknya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Setelah Sang Rajaresiguru Kendan wafat, Sang Baladhika Suraliman, dirajakan di Kendan sebagai penguasa baru. penobatan Rajaputra Suraliman berlangsung pada tanggal 12 bagia genap bulan Asuji tahun 490 saka ( 5 Oktober 568 M). Sang Suraliman selalu unggul dalam perang.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Dalam perkawinan dengan puteri Bakulapura (Kutai) keturunan keluarga Kundungga yang bernama <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Dewi Mutyasari</em>, Sang Suraliman mempunyai seorang putera dan seorang puteri. Yang sulung bernama Sang Kandiawan. disebut juga <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sang Rajaresi Dewaraja</em> atau <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sang Layuwatang</em>. Dan sang adik bernama <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sang Kandiawati</em>.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Sang Suraliman menjadi Raja Kendan selama 29 tahun (568 – 597 M). Sang Suraliman digantikan oleh puteranya, Sang Kandiawan. Ketika ayahnya (Sang Suraliman) menjadi penguasa Kendan, Sang Kandiawan telah menjadi raja daerah di Medang Jati atau Medang Gana. Karena itu ia digelari <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Rahiyangta ri Medang Jati</em>.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Setelah Sang Kandiawan menjadi penguasa Kendan menggatikan ayahnya, ia berkedudukan di Medang Jati, tidak di Kendan. Sang Kandiawan menjadi Raja Kendan selama 15 tahun (567 – 612 M). Sang Kandiawan mengundurkan diri dari tahta kerajaan, lalu menjadi petapa di <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Layung watang daerah Kuningan</em>. Sebagai pengganti dirinya, ia menunjuk putera bungsu yaitu <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sang Wretikandayun</em> yang waktu itu sudah menjadi Rajaresi di Menir.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Seperti dalam cerita pantun <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Lutung Kasarung</em>, tahta kerajaan oleh Prabu Tapa diwariskan kepada puterinya yang bungsu <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Purbasari</em>. Dasar pertimbangannya,<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Purbalarang </em>sebagai puteri sulung lebih terpikat oleh urusan duniawi.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Sang Wretikandayun dinobatkan menjadi penguasa baru menggantikan ayahnya pada tahun 534 saka atau 612 M. Ketika naik tahta, Sang Wretikandayun berusia 21 tahun. Ketika dinobatkan ia tidak berkedudukan di Kendan ataupun Medang Jati. Untuk pemerintahannya, Sang Wretikandayun mendirikan ibu kota baru yang diberi nama<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Galuh</em> (Permata).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Galuh berada di lahan yang diapit oleh Sungai Cimuntur dan Citanduy. Lokasi bekas Galuh sekarang dikenal sebagai <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Desa Karang Kamulyan</em>, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">669</strong></span><br />Sang Maharaja Linggawarman, Raja Tarumanagara ke duabelas wafat. Beliau digantikan oleh menantunya, Sang Tarusbawa, dengan gelar <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sri Maharaja Tarusbawa Darmawaskita Manumanggalajaya Sunda Sembawa</em>.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Penobatan dilangsungkan pada tanggal 9 bagian terang bulan Jesta tahun 591 Saka (18 Mei 669 M).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Ketika Tarumanagara diperintah oleh mertuanya, pamor kerajaanya sudah sedemikian merosot. Sang Tarusbawa berupaya mengembalikan kejayaan Tarumanagara seperti ketika pemerintahan di pegang oleh Purnawarman (395 – 434 M). Sang Tarusbawa lahir dan dibesarkan di Sundapura (Kota Sunda) bekas ibukota Tarumanagara.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Tindakan pertama, Sang Tarusbawa merubah nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda, mengambil nama kota kelahirannya yang waktu itu berfungsi dari sebutan<em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sundapura</em> menjadi <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sunda Sembawa</em> (Tanah kabuyutan).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Tindakannya tersebut, dimanfaatkan oleh <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Sang Wretikandayun</em> untuk memerdekakan Kerajaan Galuh dari kekuasaan Kerajaan Sunda</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">sekitar 670</strong></span></div>
<ul style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; list-style: square; margin: 12px 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 20px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Seorang pengembara Cina mengunjungi Palembang, Ibukota Srivijaya.</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Candi Hindu dibangun di dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah.</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Sekitar masa ini, Kerajaan Sunda pertama bangkit setelah berakhirnya kerajaan Tarumanegara.</li>
</ul>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">686</strong></span><br />Srivijaya mengambil alih kerajaan Melayu di Jambi, dan mengirim pasukan ekspedisi melawan kerajaan di Jawa.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Batu bertulis tertanggal 683 dan 686 dari sumatra selatan dan Bangka menggambarkan kegiatan militer Srivijaya melawan Melayu dan Jawa. Batu-tersebut adalah tulisan-tulisan Malayo-Polynesia tertua yang diketahui.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">sekitar 700</strong></span></div>
<ul style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; list-style: square; margin: 12px 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 20px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Kerajaan Suwawa berkembang di Sulawesi Utara</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Srivijaya telah menaklukkan Kedah, di semenanjung Malaya.</li>
</ul>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">sekitar 732</strong></span><br />Sanjaya mendirikan wangsa Sanjaya di Jawa Tengah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">sekitar 770</strong></span></div>
<ul style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; list-style: square; margin: 12px 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 20px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Raja Sailendra, Vishnu (atau Dharmatunga) mulai membangunn Borobudur.</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Awal kegiatan pembangunan di Prambanan.</li>
</ul>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">782</strong></span><br />Raja Sailendra, Vishnu dilanjutkan oleh Indra (atau Sangramadhanamjaya)</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">sekitar 790</strong></span><br />Kerajaan Sailendra menyerang dan mengalahkan Chenla (sekarang Kamboja); menguasai Chenla selama sekitar 12 tahun.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">sekitar 812</strong></span><br />Raja Sailendra, Indra dilanjutkan oleh Samaratungga.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">sekitar 825</strong></span><br />Borobudur selesai dibangun, diabawah kekuasaan Samarunga.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">sekitar 835</strong></span><br />Samaratungga meninggal. Putranya Balaputra direbut tahtanya oleh mertua saudarinya, Patapan dari wangsa Sanjaya, yang menggantikan agama Budha di Jawa dengan Hindu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">sekitar 838</strong></span><br />Patapan dilanjutkan oleh putranya Pikatan (atau Jatiningrat).</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">846</strong></span><br />Kerajaan Tidore dikunjungi oleh utusan Khalifah Al-Mutawakkil dari Baghdad.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">sekitar 850</strong></span></div>
<ul style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; list-style: square; margin: 12px 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 20px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Pikatan mengalahkan pasukan Balaputra, kemudian mengundurkan diri dari tahta untuk menjadi petapa. Dia dilanjutkan oleh Kayuwani.</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Balaputra, yang berhak atas tahta Sailendra, melarikan diri ke Sumatra dan mengambil kekuasaan di Srivijaya.</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Raja Warmadewa menguasai Bali.</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Pada sekitar masa ini kita memiliki versi Ramayana dalam bahasa Jawa Kuno. Pengerjaannya cukup rumit, dan mungkin ada pengerjaan semacam ini sebelumnya yang tidak berhasil.</li>
</ul>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">898</strong></span><br />Raja Sanjaya, Balitung mengambil kekuasaan di Jawa Tengah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Batu bertuliskan tentang Raja Balitung merupakan yang pertama menbutkan “Mataram” di Jawa Tengah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">910</strong></span><br />Raja Sanjaya, Daksa meneruskan Balitung di Mataram. Dia mulai membangun candi Hindu yang besar, di Prambanan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">919</strong></span><br />Raja Sanjaya, Tulodong meneruskan Daksa, berkuasa sampai 921</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">924</strong></span><br />Raja Sanjaya, Wawa mengambil tahta Mataram. berkuasa sampai 928.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">929</strong></span></div>
<ul style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; list-style: square; margin: 12px 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 20px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Raja Sanjaya, Mpu Sindok mengambil kuasa. Dia memindahkan pemerntahan dari Mataram ke Jawa Timur (dekat Jombang).</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Letusan besar Gunung Merapi pada tahun 928 atau 929 menjadi alasan Raja Mataram pindah ke Timur.</li>
</ul>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">947</strong></span></div>
<ul style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; list-style: square; margin: 12px 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 20px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Sri Isana Tunggawijaya, putri Mpu Sindok, meneruskan Mpu Sindok sebagai penguasa di Jawa Timur.</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">Raja Udayana dari Bali, ayah Airlangga, lahir.</li>
</ul>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">985</strong></span><br />Dharmavamsa menjadi raja Mataram. Dia menaklukkan Bali dan menemukan tempat tinggal di Kalimantan Barat.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Dharmavamsa juga dikenang karena memerintahkan penerjemahan Mahabarata kedalam bahasa Jawa.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">992</strong></span><br />Raja Chulamanivarmadeva dari Srivijaya mengirimkan duta besar ke Cina untuk meminta perlindungan terhadap pasukan Dharmavamsa dari Jawa.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="border: 0px; color: green; font-family: inherit; font-size: small; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-size: 16px; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1006</strong></span><br />Srivijaya menyerang dan menghancurkan ibukota Mataram. Istananya dibakar, dan Dharmavamsa terbunuh. Airlangga (15 tahun) melarikan diri. Beberapa tahun kekacauan terjadi di Jawa Timur setelahnya.</div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="background-color: white; border-bottom-color: rgb(224, 224, 224); border-bottom-style: solid; border-spacing: 0px; border-width: 0px 0px 1px; color: #333333; font-family: 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 12px; margin: 0px 0px 1.625em; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline; width: 100%px;"><thead style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"></thead><tbody style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><h4 style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 5px 0px 0px; clear: both; color: black; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Verdana, 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 20px 0px 0px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
Tahun (M)</h4>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><h4 style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 5px 0px 0px; clear: both; color: black; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Verdana, 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 20px 0px 0px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
Epitomae (Irisan) Sejarah Indonesia, Nusantara dan Dunia (1000 – 1500 M)</h4>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><h4 align="center" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 5px 0px 0px; clear: both; color: black; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Verdana, 'Lucida Sans Unicode', 'Lucida Grande', 'Lucida Sans', Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin: 20px 0px 0px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Tahun (M)</strong></h4>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Airlangga</strong>, raja di Jawa Timur Airlangga adalah menantu dari Darmawangsa, pada saat serangan balik Sriwijaya yang berhasil membunuh Darmawangsa Airlangga sempat menghindar ke dalam hutan. Airlangga kemudian mempersatukan kembali. Tahun 1019 dia sudah menguasai daerah Pasuruan dan usaha ini termasuk perang berlangsung sampai 1035 dan efektif menguasai seluruh Jawa bagian Timur. Pada masa ini Mpu Kanwa penyair istana menuliskan kisah Arjunawiwaha dan Mahabrata yang disesuaikan dengan kisah hidup Airlangga, menurut kisah, Airlangga membagi dua kerajaan untuk dua orang putranya menjadi Janggala dan Kadiri.</div>
<div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Makam Airlangga (kiri) di Belahan, di lereng Gunung Penanggungan ,Kediri, Jawa Timur. Dua arca yang di depan adalah permaisuri Wisnu yang berfungsi sebagai pancuran air. Pada bagian tengah yang tertutup terdapat arca Wisnu (kanan) yang dipercayai sebagai Airlangga. Seperti halnya ayahnya Udayana yang juga dimakamkan di lereng Barat gunung Penanggungan.</div>
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Airlangga dianggap sama dengan Wisnu berarti dia seorang raja yang perkasa, nampak dengan menunggang burung garuda bertubuh manusia sedang menginjak dua ekor ular. Perhatikan perbedaan antara sikap yang tenang pada penunggangnya dan kegelisahan pada burung garuda.</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1019-1049</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1017</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537">Al Biruni (973-1048), Khorasan (Turkmenistan), saintis Muslim mengembangkan alat menentukan derajat lintang suatu tempat di muka bumi. Dia merevisi pandangan Ptolemaus tentang aliran laut dari lautanIndiake lautan Atlantik.Menulis buku Āthār al-bāqīyah (Chronology of Ancient Nations), At-Tafhīm (“Elements of Astrology”).Pindah keIndia, dibahwah Ghazna (Afghanistan).</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Prasasti Leran yang berupa nisan dari Fatimah binti Maimun 475 H, merupakan inskripsi pertama keberadaan Islam di Nusantara.</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1082</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1071</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537">Jerusalem kota suci bersama bagi ummat beragama Yahudi, Kristen dan Islam, kota ini berada di bawah penguasa Muslim sejak tahun 634 dan selama itu tidak ada masalah bagi semua penganut ketiga agama di atas dalam menjalankan agama dan ziarah bagi penganut dari luar Jerusalem. Mereka dapat bepergian dan tinggal dan mengunjungi tempat-tempat suci dengan bebas. Sejak khalifah Muslim dipegang dinasti Bani Seljuk, Turki, para peziarah dari Barat (Eropa) mulai mendapat gangguan dalam perjalanan semenanjung Balkan, terjadi juga perusakan terhadap tempat-tempat yang dianggap suci oleh Kristen. Hal ini sejalan dengan ekspansi Turki atasByzantium(Konstantinopel) dimana pimpinan Kristen Timur (Katolik Orthodox) berdomisili. Patriarkh Alexius Comnenus meminta bantuan Paus Urbanus II di Rome (Katolik Roma), namun pada tahun 1071, Konstantinopel berhasil ditaklukkan Turki, dan meneruskan ekspansi ke wilayah Balkan lainnya, peziarah dari Eropa jadi terhambat.</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1096</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: underline; vertical-align: baseline;">Perang Salib pertama</span>. Atas imbauan Paus Urbanus II (1040-1099), jadi Paus (1088-1099),Sekelompok orang (bangsawan) membentuk pasukan (crusader army) untuk membebaskan Jerusalem, dipimpin<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Godfrey of Bouillon</strong> (1061-1100), berjalan dan berlayar melalui berbagai jalur menuju Constantinople, terus bergerak melalui Antiokia yang sebelumnya dikuasai Turki tahun 1085. Berhasil merebutJerusalem pada 15 Juli 1099. Mereka melakukan pembunuhan massal (massacre) yang memalukan terhadap orang Turki dan pendudukJerusalem non Kristen. Sebagian besar pulang kembali dan sebagian tinggal diJerusalem membuat benteng dan pasukan khusus mempertahankan Tanah Suci.</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Jayabaya</strong>, rajaKediri, mempersatukan kembali Kadiri dan Janggala, penulisan Barathayuda.</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1135-1160</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1144</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: underline; vertical-align: baseline;">Perang salib kedua</span>. Jerusalem kembali diambil alih oleh Turki, pasukan Crusader membangun beberapa negara kota, diantaranya Edessa, Germania dan Frank melancarkan serangan balasan namun gagal karena pasukan perlawanan Muslim lebih terorganisir.</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1150</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537">Gerard Cremona (1114-1187), Lombardy [Italy], menterjemahkan banyak karya-karya Arab Islam ke bahasa Latin.</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1174</strong></div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="255">Menara miringPisa(Itali) dibangun, awalnya dibangun sebagai menara biasa untuk katedral oleh Bonnano Pisano sebagai arsitek.</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="282"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Kertajaya</strong>, rajaKediri, mengurangi peran kaum Brahmana, yang berakibat konflik dan kalahnya Kertajaya berakhir pula kerajaanKediri.</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1190-1222</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1187</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: underline; vertical-align: baseline;">Perang Salib ketiga</span>. Salahuddin Al Ayubi (Saladin) seorang pemimpin Islam dan militer yang legendaris menaklukkanJerusalem stelah dikuasai Ftanks selama 88 tahun. Tiga orang Raja dari Eropa bergabung melawan Saladin; Richard the Lion Hearted (England), Frederick Barbarosa (German) dan Philip Augustus (Frank).Frederick menyerang melalui laut ke Asia Kecil Juni 1190 dan dipukul mundur. Richard dan Philip sempat merebut kembalikota Acre, namun gagal menaklukkanJerusalem. Kemudian Richard dan Saladin mengadakan perjanjian damai tahun 1192 yang membolehkan para peziarah Eropa mengunjungi Jerusalem-Tanah Suci dengan bebas.</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1200</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537">Fakultas kedokreran dan filsafat didirikan dalam Universitas Bologna (Italia).</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1202</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: underline; vertical-align: baseline;">Perang Salib keempat</span>. Terjadi pelencengan terhadap tujuan awal perang salib, Mesir pusat kekuasaan Islam menjadi target. Karena jalur pelayaran Mediteranie ke Mesir melalui Venice, dimana orang Venesia lebih berminat atas perdagangan dibanding agama, atas pengaruh mereka para Crusader melupakan Mesir dan mereka menaklukkan kota pelabuhan Zara (Zadar, Croatia) kota Kristen saingan Venesia. Kemudian tahun 1203 menyerangConstantinople (Katolik Timur), menaklukkan dan menjarahnya 1204, atas kehendak Paus. Innocentius III (1160-1216), menjadi Paus (1198-1216).</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1212</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: underline; vertical-align: baseline;">Perang Salib Anak-anak</span>Semangat Perang Suci juga mempengaruhi anak-anak seperti halnya pada orang dewasa. Seorang anak penggembala Stephen dari Cloyes (dekat Vendome – Perancis) menyatakan mendapat penampakan Jesus yang memerintahkannya menyusun pasukan untuk membebaskan Tanah Suci dari tangan penguasa Muslim. Berhasil menghimpun 30,000 orang anak-anak dan orang dewasa miskin. Mereka berbaris menujuParismeminta raja Philip II berperang bersama mereka. Raja menyuruh mereka kembali pulang ke rumah.Nicholas anak Jerman dariColognemenghimpun jumlah yang lebih besar dari daerah Rhineland danLorraine, meyakinkan pengikutnya bahwa mereka akan dibantu Tuhan dalam membebaskanJerusalem. Mereka berbaris melewatikotaMainz, dimana sebagian berhasil dibujuk pulang kembali, sisanya meneruskan menyeberangi Alpen sampai ke Itali dan terpecah jadi beberapa kelompok. Sebagian terus keVenicedanGenoa, sebagian lagi sampai ke Marseille Perancis dalam mencari tumpangan kapal ke Mesir. Bagian terbesar anak-anak itu hilang tak berbekas, yang diyakini telah dijual sebagai budak oleh setelah dibawa ke Mesir oleh pedagang yang curang. Episode ini tidak menghasilkan apa-apa bagi Eropa selain dari histeria patetik merebut kembali Jerusalem akibat dari imbauan seorang Paus yang menimbulkan ‘suasana mati demi Tuhan’ pada hampir semua kalangan.</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1215</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537">Bangsawan Britania (Inggris) memaksa raja John (1167-1216), menandatangani MAGNA CARTA pernyataan tentang hak pribadi, yang merupakan embrio demokrasi modern. Magna Carta atau The Great Charter of English Liberties yang dikeluarkan guna mencegah ancaman perang saudara, mengalami tiga kali perubahan yaitu pada tahun 1216, 1217, dan 1225. Pada masanya piagam ini belum banyak memberikan perubahan yang berarti, namun sangat berpengaruh untuk generasi berikutnya. Magna Carta menjadi simbol perjuangan melawan penindasan terhadap kebebasan, Petition of Right (1628) dan Habeas Corpus Act (1679) keduanya merujuk langsung pada pasal 39 dari Magna Carta yang berbunyi: “no free man shall be…imprisoned or disseised [dispossessed]…except by the lawful judgment of his peers or by the law of the land.”. KonsitusiUSAmemperlihatkan pemikiran yang langsung berasal dari piagam ini. (Brittanica Ensiclopoedia)</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1218</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: underline; vertical-align: baseline;">Perang Salib Kelima</span>. Pasukan dari Frank dan German dipimpin kardinal Pelagius mencapai Dumyat (Damietta, Mesir). Mereka ditawariJerusalem asal meninggalkan Mesir, dan ditolak karena berharap mendapatkan wilayah yang jauh lebih besar. Misi ini tidak berhasil dan akhirnya membuat kesepakatan damai dengan Muslim (Mesir) tahun 1221.</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1219</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ghengis Khan atau Temujin (1155-1227)Baikal,Mongolia.</div>
<div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Menyerbu Bukhara danSamarkand.</div>
<div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Imperium Mongol berlanjut.</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Rajasa Amurwabhumi </strong>(Ken Angrok) raja Kerajaan Singosari.</div>
<div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Ken Angrok yang berasal dari rakyat biasa, membunuh Tunggul Ametung bupati Tumapel, memperistri Ken Dedes janda Tunggul Ametung, menaklukkanKediridan membangun dinasti Girindrawangsa</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1222-1227</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1228</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537">Perang Salib Keenam. Dipimpin oleh Frederick II, Raja Holy Roman dari Franks dengan disertai sejumlah pemimpin pasukan dari berbagai negeri Eropa. Tanpa pertempuran besar, berhasil membuat perjanjian dengan Sultan Mesir, Malik al-Kāmil (1180-1238) dengan sebagian besarJerusalemmenjadi bagian Kristen.</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Anusapati</strong>, raja di Singosari</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1247-1248</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1249</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: underline; vertical-align: baseline;">Perang Salib ketujuh</span>. Pasukan Turki merebut Jerusalem 1244, Louis IX dari Perancis memimpin perang salib, merebut Damietta dengan harapan menukar dengan Jerusalem, gagal karena pasukannya menderita kekalahan besar. Louis sendiri ditawan dan dibebaskan tahun 1250 dengan tebusan.</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1250</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537">Roger Bacon, (1220-1292),Oxford,England, merevisi pandangan keilmuan dengan mengajukan experimental science.</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1252</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537">Paus Innocentius IV membolehkan inkuisasi atau pengadilan gereja memakai cara kekerasan yang kemudian menjadi brutal. Mencapai puncaknya pada jaman Raja Ferdinand dan Ratu Isabela (Spanyol), diperkirakan 2,000 orang dibakar hidup-hidup dan 160,000 Yahudi diusir dari Spanyol/Portugal. Raja Charles V melakukan di Belanda pada 1522, inkusasi Spanyol dan jajahannya berakhir tahun 1834.</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1260</strong></div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="255">Islam memasuki Gujarat, pusat perdaganganIndiauntuk wilayah Timur</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="282"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Wisynuwardhana</strong>, raja di Singosari</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1248-1268</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1260-1295</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" width="537">Cina dipersatukan dibawah emperor Kubilai Khan (Mongol). Ekspansi pertama ke Selatan</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Kertanagara</strong>, raja Singosari.</div>
<ul style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; list-style: square; margin: 12px 0px; outline: 0px; padding: 0px 0px 0px 20px; vertical-align: baseline;">
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">· Membangun pusat pemerintahan Singosari</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">· Mengadakan perlawanan terhadap hegemoni Kubulai Khan</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">· Mengadakan aliansi dengan Campa menghadapi Mongol</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">· Menolak mengakui Mongol setelah Campa jatuh ke bawah Mongol.</li>
<li style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">· Terbunuh oleh Jayakatwang vasal Singosari.</li>
</ul>
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Patung dalam bentuk <em style="border: 0px; font-family: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">hari-hara ardhanari</em> yang diyakini sebagai Kartanegara.</div>
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Museum furVolker Kunde,Berlintahun 1865</div>
<div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1268-1292</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1270</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: underline; vertical-align: baseline;">Perang Salib kedelapan (terakhir)</span>. Raja Louis IX kembali mencoba menebus kekalahan tahun 1249, mendarat di Afrika Utara, meninggal karena sakit sampar. Kemudian dibaptis sebagai Santo. Setelah itu Eropa kehilangan minat menjalankan perang suci danJerusalem kembali di bawah Muslim 1291.<span style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: underline; vertical-align: baseline;">Hasil Perang Salib</span>Perang ini menstimulasi perdagangan, makanan, bumbu dan tekstil baru muncul di Eropa. Terjadi pertukaran pengetahuan pengobatan, sains dan peralatan perang yang semuanya bermuara pada terjadinya pemikiran pencerahan atau Renaissance</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kemunculan kerajaan Islam Samudra Pasai (kotaPerlak) di ujung Sumatera, dengan penguasa pertama, <strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Malik Al Saleh</strong>, yang makamnya bertarikh 696 H (1297 M.</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1290</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1307-1368</strong></div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="255">Perlawanan di Cina mengusir Mongol, dan berdirinya Dinasti Ming</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="282"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Marcopolo mengunjungi Sumatera</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1292</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Raden Wijaya</strong> mengusir pasukan Kubilai Khan (Mongol) yang akan menghukum Kartanegara dan Jawa dan mendirikan Majapahit dan menjadi raja pertama bergelar <strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Kertarajasa Jayawardhana</strong></div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1294-1309</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Jayanegara</strong> putra mahkota Kertarajasa Jayawardhana dengan Dara Petak putri Melayu , menjadi raja Majapahit. Jayanegara dibunuh oleh tabib Tancha, yang kemudian dibunuh oleh Gajah Mada.</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1309-1328</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Tribuana Wijayottunggadewi</strong></div>
<div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Jayanegara tidak berputra, yang menggantikan seharusnya Gayatri yang menjadi pertapa, maka anaknya Sri Gitarja menggantikan dan bergelar Tribuana. Dia memerintah didampingi suaminya Kertawardhana. Tribuana mengangkat Gajah Mada sebagai mahapatih.</div>
<div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dibantu Adityawarman, Gajah Mada menaklukkanBali(1334)</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1329-1350</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1347</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Black Death</strong>Wabah penyakit sampar (pes) menyerang Eropa, diperkirakan sekitar sepertiga penduduk Eropa meninggal akibat wabah <span class="skimlinks-unlinked" style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ini.Wabah</span> ini bermula dari Sisilia waktu pasukan Kipchak melemparkan bagian-bagian mayat kedalamkotayang dikepung.</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1355</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537">Ibnu Batutah (1304-1369),Tangier,Morocco, membukukan riwayat perjalannya sejauh 120,000 km menjelajahi negeri-negeri Muslim, termasuk perjalanannya ke Cina dan Sumatera.</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1337-1453</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><span style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: underline; vertical-align: baseline;">Perang 100 tahun.</span> Legalitas raja-raja abad pertengahan seringkali berkaitan antar satu kerajaan dengan lainnya. Raja William I dari Normandi menaklukkanEngland 1066, kemudian perkawinan dan aliansi telah merobah hak English di daerah Perancis. Pada waktu meninggalnya raja Perancis Charles IV pada 1328, Edwar III dari England yang juga adalah Duke dari Guyenne (Selatan Perancis) dan Count dari Ponthieu (English Channel) dan ibu dari Edward II adalah saudara Charles IV yang tidak punya putra, maka Edward III merasa berhak atas tahta Perancis. Count Valois yang merupakan cucu dari Philip III (Perancis) juga mengklaim tahta itu. Bangsawan Perancis memilih Philip VI, yang merampas tanah Edward III, dan berakhir dengan perang yang berkepanjangan selamalima generasi.</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1349</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537">Duke of Burgundy (Franks) menguasaiNetherlands, Belgium & Luxemburg. Sejak abad ke 10 daerahNetherlandsterbagi atas beberapa negara kecil yang berperang satu sama lain. Burgundy menyatukan daerah ini yang kemudian dikuasai oleh Dinasti Habsburg (Austria) sampai abad ke 15.</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Hayam Wuruk (Rajasanagara)</strong> raja Majapahit</div>
<div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Gajah Mada masih menjadi Mahapatih Majapahit, legenda sumpah Palapa oleh Gajahmada bersumber dari buku Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 semasa Hayam Wuruk. pada masa ini Majapahit mendapat masa keemasan dengan keberhasilan penaklukan (setidaknya hegemoni) banyak kerajaan lain seantero Nusantara</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1350-1389</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1358</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537">Penyelesaian istanaAlhambra(Cordova) setelah dikerjakan selama 80 tahun.<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Alhambra</strong>, istana dan sekaligus benteng,Granada, Spanyol. Nama Alhambra (Arab) mempunyai arti ”si merah” karena dindingnya terbuat dari bata yang berwarna merah. Dibangun pada masa pemerintahan Ibn Al-Ahmar dinasti Nasrid (1238) dan penerusnya di atas sebuah bukit dimana seluruh penjurukotaGranada kelihatan. Dekorasi interior yang mengagumkan dibangun oleh Yusuf I (m.1354). Setelah bangsa Moor dikalahkan pada tahun 1492, sebagian interior dirobah dan dihancurkan. Dibangun kembali oleh Charles V yang menguasai Spanyol (1515-1556) dengangaya Rennaisance. Berapa menara dirubuhkan oleh Perancis dalam Perang Kemerdekaan (1812). Gempa dahsyat tahun 1821 menambah kerusakan struktur. Restorasi dimulai tahun 1828 dan berlanjut sampai abad ke 20.Alcazaba atau benteng, merupakan bagian tertua yang dibangun oleh bangsa Moor hanya tinggal didnding benteng yang massif. Di dalam Alcazab terletak istanaAlhambrayang terbagi dua dengan Alhambra Alta (Alhambra Atas) tempat kedudukan pemerintahan pada jaman dulu.Ruangan utama istana ini Patio de los Arrayanes (Court of the Myrtles) dan Patio de los Leones (Court of the Lions, dinamai demikian karena ditengahnya ada air mancur yang ditopang oleh 12 patung singa dari marmer, lambang kekuatan dan keberanian). Ruangan yang paling penting ialah Sala de los Embajadores (Hall of Ambassadors, yang merupakan ruangan resepsi), kemudian Sala de lasDos Hermanas(Hall of Two Sisters, dengan ornament model stalactite.</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Majapahit menaklukkan Palembang dan tumbuhnya Malaka</strong></div>
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Parameswara</strong> diyakini sebagai seorang pangeran dari Palembang yang berhasil meloloskan diri dari serangan Majapahit, melarikan diri ke semenanjung Malaya, menemukan pelabuhan yang bagus dibagian paling sempit dari selat Malaka dan mendirikan kota pelabuhan Malaka.</div>
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Malaka bergerak menaklukkan daerah-daerah di kedua sisi Selat Malaka yang menghasilkan bahan pangan, timah, emas, dan lada, sehingga meningkatkan kemakmuran dan posisi strategisnya. Pada tahun 1480, kerajaan ini menguasai pusat-pusat penduduk yang penting di seluruh SemenanjungMalayabagian Selatan dan pantai Timur Sumatera bagian tengah.</div>
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Pada mulanya, Parameswara adalah seorang raja yang beragama Hindu—Budha, tampaknya pada masa akhir pemerintahannya (1390-1414), dia menganut agama Islam dan memakai nama Iskandar Syah. Dua orang penggantinya, Megat Iskandar Syah (1414-1424) dan Muhammad Syah (1424-1444), beragama Islam. Akan tetapi, ada kemungkinan telah terjadi suatu reaksi dari kalangan Hindu-Budha selama masa pemerintahan raja keempat, Parameswara Dewa Syah (1445-6), yang tampaknya terbunuh dalam suatu kudeta yang dilancarkan orang Islam dan digantikan oleh saudara sepupunya, Sultan Muzaffar Syah (1446-1459). Setelah itu, posisi Islam semakin tidak tersaingi.</div>
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Aspek yang paling menarik dari Malaka bagi sejarahIndonesiaini ialah jaringan perdagangannya yang sangat luas yang membentang sampai ke pulau-pulau diIndonesia. Tome Pires, penulis Portugis, telah melukiskan kebesaran sistem ini dengan semangat yang mungkin berlebihan, tetapi deskripsi umumnya jelas dapat dipercaya.</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1377</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Perang Bubat</strong></div>
<div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Titik balik perluasan Majapahit berakhir dengan Perang Bubat yang terjadi antara kerajaan Sunda dengan Majapahit. Bermula dari rencana perkawinan politik Hayam Wuruj dengan Dyah Pitaloka (citraresmi) dari Sunda. Sewaktu pengantin dan rombongan samapai di Majapahit (Trowulan), Gajah Mada menghendaki pengantin dipersembahkan lebih dulu kepada Hayam Wuruk sebelum perkawinan dilaksanakan. Hal itu tidak bisa diterima oleh rombongan Sunda, dan peperangan di Bubat. Semua rombongan dan pengantin terbunuh.</div>
<div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Catatan:</strong> Dua negara besar pada abad XIV dan XV, Majapahit dan Malaka, Majapahit adalah negara Hindu-Budha,. sementara Malaka, walaupun merupakan negara terpenting di nusantara bagian barat, terletak di kawasan yang sekarang menjadi negeri Malaysia. Sejarah yang rinci mengenai Majapahit sangat tidak jelas. Sumber-sumbernya yang utama adalah prasasti-prasasti berbahasa lawa Kuno, naskah Desawarnana atau<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Negarakertagama</strong> berbahasa Jawa Kuno yang ditulis pada tahun 1365 (dikenal hanya dalam manuskrip-manuskrip yang lebih kemudian), naskah <strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Pararaton</strong> berbahasa Jawa Tengahan (yang dikenal dari salinan-salinan yang lebih kemudian yang ditemukan di PulauBali), dan beberapa catatan berbahasa Cina. Keterpercayaan semua sumber yang berbahasa Jawa tersebut telah disangsikan oleh C.C. Berg, yang menyatakan bahwa sumber-surnber itu harus dipandang bukan sebagai dokumen-dokumen sejarah, melainkan sebagai dokumen-dokumen sakti, yang harus dipahami dalam konteks mitos-mitos politiko-religius yang menjadi perhatian para penulis catatan-catatan tersebut. Berg beranggapan bahwa naskah-naskah itu tidak dimaksudkan untuk rnerekam peristiwa-peristiwa masa lampau,</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1379</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1403</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537">Kaisar Ming (China) memulai politik ekspansi ke Selatan</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Vikramawardhana</strong> raja Majapahit</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1389-1429</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Cheng Ho (seorang Muslim) duta besar KaisarChinamengunjungi Sumatera dan Jawa dan memaksa semua raja Jawa dan Sumatera mengakui kekuasaan Cina. Sekaligus masuknya Islam dari Cina.</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1405</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Makam Maulana Malik Ibrahim, makam Muslim pertama di Gresik</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1419</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Ratu Suhita</strong> raja Majapahit</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1429</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1435</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Leonardo da Vinci </strong>(1452-1519), artis, pelukis, pematung, arsitek, engineer dan saintis dariFlorence, Italia. Leonardo mulanya magang pada Andrea del Verrochio (1435-1488), dan memperlihatkan bakat melukis yang menakjubkan, menulis Della Pitture (Treatise On Painting) pada 1435. Melakukan penyelidikan anatomi manusia dan membuat gambar anatomi dengan detail yang mengagumkan. Pada awalnya studi anatominya sekitar struktur kerangka dan otot manusia, kemudian beralih kebagian dalam. Leonardo menggabungkan riset anatomi dan fisiologi atau fungsi mekanik dari tubuh manusia yang dikerjakan dengan membedah mayat di rumah sakit bersama Marcantonio della Torre. Riset ini tidak dipublikasikan, baru terungkap setelah tahun 1956.Bersama ahli matematika Lucia Paciolli mempublikasikan hasil studinya tentang <span style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: underline; vertical-align: baseline;">Divina Proportione</span>(Proporsi Agung) pada tubuh manusia melanjutkan teori proportionalitas Vitruvius (100 BC) dengan membuktikan teori itu berasal dari proporsi tubuh manusia, jarak dari kepala ke pinggang dan pinggang ke ujung kaki terhadap tinggi selalu dalam proporis yang disebut golden section. Gambar ini terkenal dengan nama Vitruvian Man. Pada saat tubuh manusia berdiri tegak di atas lantai rata dengan lengan terentang, maka garis terluar akan membentuk segi empat, bila dalam posisi kedua lengan terangkat dan kaki jarang atau posisi elang, maka garis terluar akan membentuk lingkaran. Penemuan ini mempunyai kontribusi dalam merubah pandangan tentang manusia zaman Renaissance.<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Golden Section</strong>yang diulas oleh Leonardo dalam seni, matematika, adalah proporsi geometris yang ada di alam, misalnya perbandingan panjang tulang siku terhadap panjang lengan, angka perbandingan ini selalu jatuh pada angka 0.6180339…. Secara estetis ini adalah proporsi terbaik dalam arsitektur dan lainnya dalam alam. A————-B——–CBilaAB= 1 dan panjang keseluruhan AC = x, maka AC/CB = AB/AC dapat dirobah menjadi x / (1-x) = 1 / x bila kedua sisi persamaan dikalikan dengan x(1-x) akan mendapatkan x<span style="border: 0px; bottom: 1ex; font-family: inherit; font-size: 10px; font-style: inherit; font-weight: inherit; height: 0px; line-height: 1; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; position: relative; vertical-align: baseline;">2</span> = 1 – x, penyelesaikan dengan persamaan kuadrat, akan mendapatkan x = (-1 + Ö5) / 2 = 0.6180339…<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
</div>
<div style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Sebagai saintis Leonardo da Vinci sangat menonjol pada zamannya seperti halnya dalam karya seni semuanya berasal dari observasi yang sangat teliti, sebagian besar ditulis dengan terbalik sebuah pameran skill yang luar biasa. sebagian besar karya sains itu tidak berhubungan dengan zamannya, lebih banyak berkaitan dengan zaman modern. Dalam anatomi dia menyelidiki aliran darah dan mekanik pergerakan mata. Dia melakukan studi geologi dan meteorologi dan menemukan pengaruh bulan terhadap pasang dan terbentuknya benua dan asal mula fossil. Teori awal hidrolik darinya yang menghasilkan teknik kanal. Dia merancang banyak sekali mesin dan mekanik, termasuk peralatan untuk terbang walaupun tidak praktis namun sangat sesuai dengan prinsip aerodinamik, demikian pula dengan ortnithopter, dasar dari helikopter telah diselidiki oleh Leonardo. Setidaknya Leonardo da Vinci adalah illustrator saintifik pertama.</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Wijayaparakramawardhana</strong> (Bre Tumapel) raja Majapahit</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1447-1451</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Rajasawardhana</strong> (Bre Pamotan) raja Majapahit</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1451-1453</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Girisawardhana </strong>(Bre Wengker) raja Majapahit</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1456-1466</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537"><div align="right" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Singhawikramawardhana</strong> (Bre Pandan Salar) raja Majapahit</div>
</td><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="72"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1466-1478</strong></div>
</td></tr>
<tr style="border: 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="76"><div align="center" style="border: 0px; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1492</strong></div>
</td><td colspan="2" style="border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 1px 0px 0px; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 6px 10px 6px 0px; vertical-align: baseline;" valign="top" width="537">Christophorus Columbus (1451-1506) sampai diSan Salvador, benua Amerika.</td></tr>
</tbody></table>
Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-48910469041511043502014-06-25T07:06:00.003-07:002014-06-25T07:06:53.312-07:00SEJARAH KERAJAAN KERAJAAN DI INDONESIA<h3 class="post-title entry-title" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; font-family: 'maiandra gd', arial, verdana, 'trebuchet ms'; font-size: 17pt; line-height: 1.4em; margin: 0px; padding: 0px 0px 10px; text-align: justify;">
<a href="http://ainuttijar.blogspot.com/2010/12/sejarah-kerajaan-kerajaan-di-indonesia.html" style="color: #2a62b7; display: block; text-decoration: none;"><br /></a></h3>
<div class="breadcrumbs" style="border-bottom-color: rgb(216, 216, 216); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 2px; font-family: 'maiandra gd', arial, verdana; font-size: 12px; line-height: 1.4em; margin-bottom: 10px; padding-bottom: 10px; text-align: justify;">
Browse » <a href="http://ainuttijar.blogspot.com/" style="color: #2a62b7; text-decoration: none;">Home</a> » » SEJARAH KERAJAAN KERAJAAN DI INDONESIA</div>
<div class="post-header-line-1" style="font-family: arial, 'trebuchet ms', verdana; font-size: 12px; text-align: justify;">
</div>
<div class="post-body" style="font-family: arial, 'trebuchet ms', verdana; font-size: 14px; letter-spacing: 0.04em; line-height: 1.5em; margin-top: 15px; padding: 0px; text-align: justify;">
<div style="letter-spacing: 0.04em; line-height: 1.5em; margin-top: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><img src="http://wisata-yogyakarta.com/wp-content/uploads/2012/11/misteri-sejarah-kerajaan-majapahit.jpg" style="border: 0px solid rgb(68, 68, 68);" /></span></div>
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kerajaan di Indonesia yang pertama berkembang di Indonesia yaitu kerajaan Hindu dan Buddha sedangkan sistem perekonomian yang di gunakan pada waktu itu adalah perdagangan, sehingga hubungan dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti India, China dan wilayah Timur Tengah pun bisa terjalin.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Pada zaman kerajaan berkembang Agama Hindu lah yang pertama masuk ke Indonesia dengn diperkirakan pada awal Tarikh Masehi dan terus berkembang sampai kerajaan-kerajaan Islam bermunculan. Berikut daftar kerajaan di Indonesia.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /></span><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><i><b>1. Kerajaan Kutai</b></i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesi, kerajaan ini didirikan pada tahun 400 M, di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur. </span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Raja-raja yang memerintah ialah :</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Kudungga(raja pertartama).</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Aswamarman.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Mulawarman.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i><b>2. Kerajaan Tarumanegara</b></i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu, didirikan pada tahun 450 M, di Jawa Barat. Raja yang memerintah ialah Pernawarman.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i><b>3. Kerajaan Kaling</b></i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Kerajaan Kaling didirikan pada tahun 674 di Jepara, Jawa Tengah. Raja yang memerintah ialah Ratu Sima. Pendeta yang terkenal ialah lhanabhadra.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i><b>4. Kerajaan Sriwijaya</b></i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Kerajaan Sriwijaya didirikan pada abad ke-7 di Sunmatra (kerajaan Buddha). Raja-raja yang memerintah ialah:</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Sri Jayanaga.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Balaputradewa.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Sri Sangrawijayatunggawarman.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Guru agama Buddha yang terkenal ialah Sakyakirti</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Sebab-sebab keruntuhan Kerajaan Sriwijaya antara lain :</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Serangan raja Colamandaladari India.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Serangan Raja Kertanegara dari Singasari.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i><b>5. Kerajaan Melayu</b></i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i>Kerajaan Melayu berdiri hampir bersamaan dengan Kerajaan Sriwijaya, tetapi pada tahun 692 kerajaan ini telah dikuasai Sriwijaya.</i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i><b>6. Kerajaan Mataram Hindu</b></i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Kerajaan Mataram Hindu berdiri di Jawa Tengah dengan ibukota Medang Kamulan.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Raja-raja yang memerintah ialah :</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Sarna</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Sanaya yang bergelar Raka Mataram Ratu Sanjaya.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Rakai Panangkara, yang bergelar Syailendra Sri Mahraja Dyah Pancapana Rakai Panangkarana</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Setelah memerintah Rakai Panagkaran, Mataram pecah menjadi dua. Sebagai pemeluk agama Buddha, sebagai pemeluk agama Hinsu. Syailendra Buddha berkuasa di Jawa Tengah Selatan, Syailendara Hindu berkuasa di sekitar pegunungan Dieng. Pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, Mataram disatukan kembali</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Raja-raja yang selanjutnya ialah :</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Belitung yang bergelar Rakai Watukara.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Daksa.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Tulodong</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Wawa</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Mpu Sendok.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><b><i>7. Kerajaan Wangsa Isyana</i></b></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Mpu Sendok memindahkan pusat pemerintahan Syailendra Ke Jawa Timur pada tahun 929, kemudian membentuk wangsa baru, yaitu Wangsa Isyana. </span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Raja-raja yang memerintah :</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Mpu Sendok, bergelar Maharaj Rake Hino Sri Isyana Wikramadharmotunggadewa.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Sri Isyanatunggawijaya</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Makutawangsawardhana.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Darmawangsa, bergelar Sri Darmawangsa Teguh Anantawikramatunggadewa.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Airlangga, bergelar Sri Maharaja Rake Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Tahun 1401 kerajaan kahuripan di bagi menjadi dua 2 (tugas pembagian di serahkan kepada Mpu Bharada), yaitu :</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Janggala atau Singasari, dengan ibukota Kahuripan.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Panjalu atau Kediri, dengan ibukota di Daha.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><b><i>8. Kerajaan Kediri</i></b></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Kerajaan Janggala di perintah oleh Raja Mapanji Garakasan. Kerajaan Kediri di perintah oleh raja Sri Samarawijaya.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Perebut kekuasaan antara jenggala dan kediri berlangsung sampai tahun1520. Selanjutnya selama kurang lebih setengah abad ke dua kerajaan tersebut tidak disebut-sebut lagi dalam sejarah.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Tahun 117 kerajaan ini tampil lagi dengan rajanya :</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Kameswara.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Jaya baya, bergelar Sri Maharaja Sang Mapanji jaya Jayabaya</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Pada masa itu, kitab Baharata Yudha di gubah oleh Mpu sedihdan di lanjutkan Mpu Panuluh (Mpu Sedah meninggalkan sebelum kitabnya selesai)</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Mpu Penuluh juga menulis buku Hariwangsa dan Gatutkacasraya.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Sri Aryeswara.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Kameswara, bergelar Sri Maharaja Sri Kameswara Triwikramawarata.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Pujangga yang terkenal pada masa itu adalah :</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Mpu Tanakung, karyanya Werasancaya dan Lubdaka.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Mpu Darmaja, karyanya Smaradhahana.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Kerajaan Kediri runtuh pada tahun 1222, karena ditaklukkan oleh Ken Arok.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><b><i>9. Kerajaan Bali</i></b></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i>A. Raja-raja Wangsa Warmadewa</i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Salah satu wangsa terkenal yang memerintah di bali ialah wangsa Warmadewa.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Raja yang terkenal ialah :</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Tri Candrabhaysingka Warmadewa.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Udayana, bergelar Dhamodayana Warmadewa.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Udayana, berputar tiga orang yaitu :</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Airlangga, yang menjadi menantu Raja Dharmawangsa, dan kemudian menjadi raja Kahuripan (kerajaan wangsa Isyana).</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Marataka, yang menggantikan Udayana (tetapi tidak terkenal).</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Anak Wungsu, yang menggantikan tahta Marataka tahun 1049.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Dari pemerintahan Anak Wungsu di tinggalkan 28 buah prasasti Singkat, yang antara lain di temukan di goa Gajah, Gunung Kawi (Tampak Siring), Gunung Panulisan, dan Sangit.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i>B. Raja-Raja Lain di Bali</i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Sesudah pemerintahan wangsa Warmadewa, Pulau Bali di perintah oleh raja-raja lain yang berganti-ganti, dan yang terkenal di antaranya :</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Jayasakti, mempunyai kitab undang-undang yaitu uttara Widhi Balawan dan Rajawacana (1133 – 1150).</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Jayapangus, menggunakan kitab undang-undang Manawasasa nadharma (117 – 1181).</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Tahu 1284 Kerajaan Bali di taklukan oleh Kertanegara dari Singa-sari.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i><b>10. Kerajaan Singasari</b></i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Riwayat dan pemerintahan Ken Arok serta raja-raja Singasari terdapat dalam buku Pararaton dan negara kertagama. Raja-raja yang memerintah ialah :</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i>1) Ken Arok</i>.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Ken Arok menjadi raja Singasari setelah membunuh Tumapel Tunggul Ametung dan menaklukkan Kerajaan Kediri tahun 1222 di Ganter. Ken Arok sebagai pendiri dan raja pertama di Singasari yang bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi, kemudian keturunannya terkenal dengan sebutan wangsa Rajasa.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i>2) Anusapati (anak Tunggul Ametung - Ken Dedes).</i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Anusapati menjadi raja Setelah membunuh Ken Arok (ayah tirinya), dengan menyuruh seorang pengalasan (budak).</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i>3) Tohjaya (anak Ken Arok - Ken Umang)</i>.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Tohjaya menjadi raja setelah membunuh Anusapati. Tahun 1248 timbul pemberontakan yang dilancarkan oleh :</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Ranggawuni (anak Anusapati).</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Mahisa Campaka (anak Mahisa Wongaleleng atau cucu Ken Arok dan Ken dedes)</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i>4) Ranggawuni.</i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana 1248 - 1268. Wisnuwardhana memerintah Singasari bersama-sama Mahisa Cempaka sebagai Ratu Anggabaya, yaitu pejabat tinggi yang bertugas menanggulangi bahaya yang mengancam kerajaan, gelarnya Narasinghamurti.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i>5) Kertanegara.</i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Bergelar Srimaharajadhiraja Sri Kartanegara (1269 – I292), merupakan raja Singasari yang terbesar. Tahun 1275 dikirimnya ekspedisi Pamalayu.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Daerah-daerah yang ditaklukkannya antara lain Bali, Pahang, Sunda, Bakulapura (Kalimantan Barat Daya) dan Gurun (Maluku) serta mengadakan hubungan persahabatan dengan Jaya Singawarman - Raja Campa. Tahun 1292 di taklukan oleh Jayakatwang dari Kediri.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i><b>11. Kerajaan Majapahit</b></i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i>1) Kertarajasa, Jayawardhana (1292-1309).</i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Didirikan oleh Raden Wijaya (anak Lembu Tal atau cucu Mahisa Campaka) pada tahun 1292 setelah memperdayai bala tentara Kubilai Khan dan Cina yang bermaksud menghukum Raja Jawa yang tela menghina utusannya yaitu Meng Ki pada masa pemerintahan Kertanegara di Singasari.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Karena Kertanegara telah dihancurkan oleh Jayakatwag dari Kediri, maka bala tentara Kubilai Khan menghancurkan Kediri, Yang selanjutnya atas siasat Raden Wijaya di bantu oleh Arya Wiraraja, bala tentara Cina dapat dihancurkan oleh Raden Wijaya. Akhirnya Raden wijaya menjadi Raja Majapahit pertama dengan gelar Kertarejasa Jayawardhana. Raden Wijaya memperistri 4 orang putri Kertanegara, yaitu :</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Tribuana, sebagai permaisuri.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Gayatri. yang kemudian menurunkan raja-raja Majapahit.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Narendraduhita.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Prajnaparamita.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Tahun 1309 Raja Kertarajasa wafat, meninggalkan tiga orang putra:</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Jayanegara (dari permaisuri).</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Sri Gitarya (dari Gayatri) kemudian menjadi Bhre Kahuripan</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Dyah Wiyat (dari Gayatri) kemudian menjadi Bhre Daha.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i>2) Sri Jayanegara (1309 - 1329).</i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Jayanegara menggantikan ayahandanya dengan gelar Sri Jayanegara. Pada masa pemerintahannya timbul pemberontakan, yaitu</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Pemberontakan Ranggalawe dari Tuban.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Pemberontakan Sora, pada tahun 1311.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Pemberontakan Nambi, pada tahun 1316.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Pemberontakan Kuti, pada tahun 1319. lbukota Majapahit berhasil diduduki dan raja</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Jayanegara mengungsi ke desa Bedander dikawal oleh 15 orang pengawal setia (pasukan Bhayangkari) di bawah pimpinan Gajah Mada. Atas usaha Gajah Mada ibukota dapat direbut lagi, dan kembali Jayanegara bertahta, Atas jasanya Gajah Mada diangkat menjadi patih Kahuripan dan kemudian Kediri.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Dalam pemerintahannya Raja Jayanegara menggunakan lambang Minadwaya (dua ekor ikan)</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i>3) TribhuwanaTunggadewi (1328 -1350)</i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Jayanegara wafat tidak meninggalkan putra, maka Gayatri atau Rajapatni berhak menjadi raja. Karena Gayatri telah menjadi bhiksuni (pendeta agama Buddha), maka diwakilkan kepada Sri Gitarya, Bhre Kahuripan yang bergelar Tribuwanatunggadewi Jayawisnuwardhana.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Timbul pemberontakan Sadeng, yang dapat dipadamkan oleh Gajah Mada, karena jasanya pada tahun 1331 Gajah Mada diangkat menjadi perdana menteri, yang pada saat pelantikannya mengucapkan Sumpah Palapa. Tahun 1350 Gayatri atau Rajapatni wafat, Tribuwana yang mewakilinya menyerahkan kekuasaan itu pada anaknya bernama, Hayam Wuruk.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i>4) Rajasanegara (1350 -13891)</i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Hayam Wuruk naik tahta pada usia 16 tahun, bergelar Rajasanegara, merupakan raja terbesar dalam sejarah Majapahit dengan Gajah Mada sebagai Mahapatih. Kekuasaannya meliputi seluruh Kepulauan Nusantara, bahkan masih ditambah dengan Tumasik (Singapura) dan Semenanjung Melayu.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Karya sastra yang terkenal diantaranya :</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Negarakertagama karya Mpu Prapanca.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Sutasoma atau Parusadashanta dan Arjunawijaya karya Mpu Tantular.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Tahun 1364 Gajah Mada wafat, kedudukannya diganti oleh 4 orang menteri. Tahun 1389 Hayam Wuruk Wafat.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i>5) Wikramawardhana (1389 - 1429)</i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Hayam Wuruk dengan permaisurinya hanya mempuyai seorang putri yaitu Kusumawardhani yang selanjutnya memerintah bersama suaminya Wikramawudhana yang masih saudara sepupunya. Bhre Wirabumi, anak dari selir diberi kekuasaan memerintah daerah Blambangan, merasa tidak puas, dan merasa lebih berhak atas tahta Majapahit.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Tahun 1401 - 1406 timbul perang saudara antara Bhre Wirabumi dan Wikramawardhana. Bhre Wirabumi gugur (Perang Paregreg). Tahun 1429 Wikramawurdhana wafat, Majapahit telah menjadi kerajaan kecil akibat dari satu persatu daerahnya melepaskau diri.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Tahun 1478 Bhatara Prabu Girindrawardhana raja Daha merebut Majapahit dari Raja Kertabumi (Raja Majapahit yang terakhir).</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i><b>12. Kerajaan Samudra Pasai</b></i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Samudra Pasai adalah kerajaan Islam Nusantara yang pertama. Letaknya di Aceh Utara (sekarang masuk Kabupaten Lhoksumawe) berdiri abad 13. Raja-rajanya ialah :</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Sultan Malik al Saleh.tahun 635 Hijriah atau l297 Masehi</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Sultan Muhammad bergelar Sulatan Malik al Tathir.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i><b>13. Kerajaan Demak</b></i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i>1) Raden Patah(±1500 -1518).</i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Pada awal 1500 seorang Bupati Demak yang memeluk agama Islam yaitu Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit. Dibantu para ulama Raden Patah mendirikan Kerajaan Demak.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Selanjutnya Demak berkembang menjadi pusat pengembangan agama Islam. Tahun 1511 hubungan Demak dengan Malaka terputus karena Malaka dikuasai Portugis. Tahun 1513 armada Demak dibawah pimpinan Pati Unus menyerang malaka tetapi gagal.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i>2) Pati Unus (1518 - l 521)</i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Pati Unus terkenal dengan sebutan pangeran sabrang Lor, hanya tiga tahun menjadi raja.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i>3) Sultan Trenggana (1521 - 1546)</i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Sultan Trenggana adalah menantu Pati Unus. Tahun 1522 mempercayai seorang ulama dari Pasai (Faletehan) untuk memimpin armada Demak merebut Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon dari Pajajaran.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Tahun 1546 Sultan Trenggana gugur dalam usahanya menaklukan Pasuruan. Setelah itu timbul perebutan kekuasaan antara Sunan Prawata (putra sulung Sultan Trenggana) dengan Pangeran Sekar (adik Sultan Trenggana). Sunan Prawata naik tahta setelah membunuh Pangeran Sekar, tak lama kemudian Sunan Prawata dibunuh oleh Arya Penangsang (anak Pangeran Sekar).</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i><b>14. Kerajaan Pajang</b></i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Jaka Tingkir (menantu Sultan Trenggana), berhasil membinasakan Arya Penangsang atas bantuan Kyai Ageng Pemanahan. Jaka tingkir naik tahta bergelar Adiwijaya dan memindahkan pusat Kerajaan Demak ke Pajang.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Kerajaan Pajang tidak lama berdiri. Setelah Sultan Adiwijaya wafat terjadi perebutan kekuasaan. Arya Pangiri (anak Sunan Prawata) mencoba merebut di gagalkan Pangeran Benawa (anak Sultan Adiwijaya) dibantu Sutawijaya (anak Kyai Ageng Pemanahan).</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Pangeran Benawaa merasa tidak sanggup menggantikan ayah handanya, maka menyerahkan kekuasaan kepada Sutawijaya, yang kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke Mataram.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i><b>15. Kerajaan Mataram Islam.</b></i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Sutawijaya lebih dikenal dengan Panambahan Senapati. Panembahan Senapati wafat tahun 1601.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><b><i>16. Kerajaan Banten</i></b></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Setelah Faletehan merebut Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon, maka dialah yang menguasainya. Karena di demak timbul perebutan kekuasaan maka pada tahun 1522 Faletehan menyerahkan Banten kepada putranya Hasanuddin sebagai raja Banten yang pertama dan Faletehan memusatkan perhatiannya pada agama Islam di Gunung Jati, Cirebon.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Raja-raja yang lain ialah :</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Pangeran Yusuf (1570)</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Maulana Muhammad (baru berusia 9 tahun), tahun 1596 gugur dalam usahanya menyerang Palembang.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Abdulmufakir (baru berusia 5 tahun), pemerintahan dikendalikan oleh Mangkubumi Jayanegara.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i><b>17. Kerajaan Malaka</b></i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Kerajaan Malaka tidak terletak di kawasan Nusantara. Raja-rajanya ialah :</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Paramisora, pelarian dari Majapahit, yang telah masuk lslam, yang telah diganti nama Sultan Iskandar Syah.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Sultan Mansyur Syah.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Sultan Mahmud Syah.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Tahun 1511. Malaka jatuh ke tangan Portugis.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><b><i>18. Kerajaan Aceh</i></b></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Pada awal abad 16 masih merupakan kerajaan kecil, di bawah kekuasaan Pedir.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Raja-rajanya ialah :</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Sultan Ibrahim. Aceh melepaskan diri dari Kerajaan Pedir. Aceh semakin maju karena Malaka di kuasai oleh Portugis, sehingga pedagang Islam dari Arab dan Gujarat mengalihkan perdagangannya ke Aceh.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Sultan Iskandar Muda (1607-1639).Pada pemerintahannya Aceh mencapai puncak ketayaannya.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i><b>19. Kerajaan Ternate</b></i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Berdiri kira-kira Abad ke 13. Abad 14 Ternate Menjadi Kerajaan Islam. Masa Pemerintahan Sultan Baabullah Ternate Mencapai puncak kejayaannya. Tahun 1575 Sultan Baabullah Mengusir Portugis Dari Maluku. Baabullah bergelar yang di pertuan di 72 pulau, meluaskan wilayahnya sampai Filipina.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i><b>20. Kerajaan Tidore</b></i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Merupakan kerajaan Islam di Maluku. Sempat diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, untuk berselisih dengan Kerajaan Ternate, tetapi berbalik kembali bahkan bersama-sama mengusir bangsa Portugis dari Maluku.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Rajanya yang terkenal adalah Sultan Nurku, yang gigih berjuang mengusir Belanda. Wilayahnya meliputi Halmahera. Seram, Kai, dan, sampai Papua.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i><b>21. Kerajaan Makasar</b></i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Pada abad ke 16 di Sulawesi Selatan terdapat dua kerajaan, yaitu Goa dan Tailo. Kedua kerajaan itu bersatu dengan nama Goa-Tailo, atau Makasar dengan ibu kota sombaopu, sebagai kerajaan Islam pertama di Sulawesi.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Raja-rajanya ialah :</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Raja Goa Daeng Manribia dengan gelar Sultan Alaudin. Mangkubuninya adalah raja Tailo Karaeng Matoaya bergelar Sultan Abdullah.</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">* Sultan Hasanuddin, masa pemerintahannya mencapai puncak kejayaan</span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" /><i><b>22. Kerajaan Banjar</b></i></span><br style="clear: both;" /><span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br style="clear: both;" />Dengan bantuan Kerajaan Demak, abad ke-76 Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan menaklukan Daha (sebuah kerajaan di pedalaman Kalimantan) Banjar adalah kerajaan Islam, dengan rajanya Raden Samudra yang Telah masuk Islam Berganti Nama Sultan Suryanullah.</span></div>
Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-29702578726174109072014-06-03T07:03:00.002-07:002014-06-03T07:03:08.072-07:0011 Masjid Tertua di Indonesia<h1 class="entry-title" style="background-color: white; border-top-color: rgb(224, 224, 224); border-top-style: solid; border-width: 5px 0px 0px; clear: both; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 22px; font-weight: normal; line-height: 30px; margin: 20px 0px 12px; outline: 0px; padding: 10px 0px 0px; vertical-align: baseline;">
<br /></h1>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Berikut ini adalah 11 masjid tertua di indonesia, semua masjid-masjid ini dibangun di tanah air kita indonesia. Beberapa masjid berikut berumur mulai dari sekitar 700-400 tahun.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">1. Masjid saka tunggal (1288)</strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;"> <a href="http://triscbn.files.wordpress.com/2012/09/slide1.jpg" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><img alt="" class="wp-image-1700 alignleft" height="395" src="http://triscbn.files.wordpress.com/2012/09/slide1.jpg?w=530&h=395" style="border: 0px; display: inline; float: left; height: auto; margin-bottom: 12px; margin-right: 12px; max-width: 100%;" title="Slide1" width="530" /></a></strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Masjid Saka tunggal terletak di Desa Cikakak Kecamatan Wangon dibangun pada tahun 1288 sebagaimana terukir di Guru Saka (Pilar Utama) masjid. Tapi dalam membuat masjid ini lebih jelas ditulis dalam buku-buku kiri oleh para pendiri masjid ini adalah Kyai Mustolih. Tapi buku-buku ini telah hilang bertahun-tahun yang lalu. Setiap tanggal 27 rajab diadakan ziarah di masjid dan membersihkan makam Kyai Jaro Mustolih. Masjid ini terletak ± 30 km dari kota purwokerto.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Disebut saka tunggal untuk membangun tiang yang digunakan untuk membentuk hanya satu tiang (tunggal). Yang menurut bp. Sopani salah satu pengurus masjid adalah bahwa pilar tunggal melambangkan bahwa ALLAH adalah hanya satu ALLAH swt. Di beberapa tempat terdapat hutan pinus dan hutan lainnya dihuni oleh ratusan monyet jinak dan ramah, seperti di Sangeh Bali.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">2. Masjid Wapauwe (1414)</strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="http://triscbn.files.wordpress.com/2012/09/slide2.jpg" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><img alt="" class="wp-image-1704 alignleft" height="397" src="http://triscbn.files.wordpress.com/2012/09/slide2.jpg?w=530&h=397" style="border: 0px; display: inline; float: left; height: auto; margin-bottom: 12px; margin-right: 12px; max-width: 100%;" title="Slide2" width="530" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Masjid Tua Wapauwe</strong> adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Masjid">masjid</a> yang sangat bersejarah dan merupakan masjid tertua di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Maluku" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Maluku">Maluku</a>. Umurnya mencapai tujuh abad. Masjid ini dibangun pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1414" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="1414">1414</a><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masehi" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Masehi">Masehi</a>. Masjid yang saat ini masih berdiri dengan kokohnya, menjadi bukti sejarah<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Islam">Islam</a> di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Maluku" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Maluku">Maluku</a> pada masa lampau Masjid ini masih terawat dengan baik. Kebanyakan bangunan aslinya juga disimpan beberapa benda warisan seperti drum, tulisan tangan s Alquran ‘, sifat skala batu yang beratnya 2,5 kg, dan logam hiasan dan membaca huruf arab di dinding. Masjid juga masih berfungsi sebagai tempat doa sekitar penduduk.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Jika drum atau beduk dipukuli, maka suaranya akan terdengar sampai seluruh desa, mengundang orang untuk datang ke masjid untuk jemaat.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Kitab suci Alquran tulisan tangan di masjid ini pernah dipamerkan di Festival Istiqlal di Jakarta. Beberapa tambahan baru adalah tempat wudlu, karpet, kipas dan listrik untuk pencahayaan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">3. Masjid ampel (1421)</strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;"><a href="http://triscbn.files.wordpress.com/2012/09/slide3.jpg" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><img alt="" class="aligncenter wp-image-1705" height="398" src="http://triscbn.files.wordpress.com/2012/09/slide3.jpg?w=530&h=398" style="border: 0px; clear: both; display: block; height: auto; margin-bottom: 12px; margin-left: auto; margin-right: auto; max-width: 100%;" title="Slide3" width="530" /></a></strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Masjid Ampel adalah sebuah masjid kuno yang berada di bagian utara Kota Surabaya, Jawa Timur. Masjid ini didirikan oleh Sunan Ampel, dan didekatnya terdapat kompleks makam Sunan Ampel.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Saat ini Masjid Ampel merupakan salah satu daerah tujuan wisata religi di surabaya. Masjid ini dikelilingi oleh bangunan berarsitektur tiongkok dan arab.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Disamping kiri halaman Masjid Ampel, terdapat sebuah sumur yang diyakini merupakan sumur yang bertuah, biasanya digunakan oleh mereka yang meyakininnya untuk penguat janji atau sumpah.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">4. Masjid agung demak (1474)</strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;"><a href="http://triscbn.files.wordpress.com/2012/09/slide4.jpg" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><img alt="" class="wp-image-1706" height="393" src="http://triscbn.files.wordpress.com/2012/09/slide4.jpg?w=528&h=393" style="border: 0px; height: auto; max-width: 100%;" title="Slide4" width="528" /></a> </strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Masjid Agung Demak adalah salah satu mesjid yang tertua di Indonesia. Masjid ini terletak di desa kauman, demak, jawa tengah. Masjid ini dipercayai pernah merupakan tempat berkumpulnya para ulama (wali) penyebar agama Islam, disebut juga Walisongo, untuk membahas penyebaran agama Islam di tanah Jawa khususnya dan INdonesia pada umumnya. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak, pada sekitar abad ke-15 masehi.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Masjid ini mempunyai bangunan-bangunan induk dan serambi. Bangunan induk memiliki empat tiang utama yang disebut Saka Guru. Tiang ini konon berasal dari serpihan-serpihan kayu, sehingga dinamai ‘saka tatal’ bangunan serambi merupakan bangunan terbuka. Atapnya berbentuk limas yang ditopang delapan tiang yang disebut saka majapahit.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di dalam lokasi kompleks Masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam raja-raja Kesultanan Demak dan para abdinya. Di sana juga terdapat sebuah museum, yang berisi berbagai hal mengenai riwayat berdirinya Masjid Agung Demak.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">5. Masjid Agung Sang Cipta Rasa (1480)</strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<a href="http://triscbn.files.wordpress.com/2012/09/slide5.jpg" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><img alt="" class="aligncenter wp-image-1707" height="397" src="http://triscbn.files.wordpress.com/2012/09/slide5.jpg?w=530&h=397" style="border: 0px; clear: both; display: block; height: auto; margin-bottom: 12px; margin-left: auto; margin-right: auto; max-width: 100%;" title="Slide5" width="530" /></a></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Masjid Agung Sang Cipta Rasa</strong> (dikenal juga sebagai <strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Masjid Agung Kasepuhan</strong>atau <strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">Masjid Agung Cirebon</strong>) adalah sebuah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Masjid">masjid</a> yang terletak di dalam kompleks<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keraton_Kasepuhan" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Keraton Kasepuhan">Keraton Kasepuhan</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Cirebon" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Kota Cirebon">Cirebon</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barat" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Jawa Barat">Jawa Barat</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Indonesia">Indonesia</a>. Konon, masjid ini adalah masjid tertua di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cirebon" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Cirebon">Cirebon</a>, yaitu dibangun sekitar tahun 1480 M atau semasa dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wali_Songo" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Wali Songo">Wali Songo</a>menyebarkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Islam" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Agama Islam">agama Islam</a> di tanah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Jawa">Jawa</a>. Nama masjid ini diambil dari kata “sang” yang bermakna keagungan, “cipta” yang berarti dibangun, dan “rasa” yang berarti digunakan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Menurut tradisi, pembangunan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Masjid">masjid</a> ini dikabarkan melibatkan sekitar 500 orang yang didatangkan dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Majapahit">Majapahit</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Demak" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Demak">Demak</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cirebon" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Cirebon">Cirebon</a> sendiri. Dalam pembangunannya, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Gunung_Jati" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Sunan Gunung Jati">Sunan Gunung Jati</a> menunjuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Kalijaga" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Sunan Kalijaga">Sunan Kalijaga</a> sebagai arsiteknya. Selain itu, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Gunung_Jati" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Sunan Gunung Jati">Sunan Gunung Jati</a> juga memboyong <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Raden_Sepat&action=edit&redlink=1" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Raden Sepat (halaman belum tersedia)">Raden Sepat</a>, arsitek <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Majapahit">Majapahit</a> yang menjadi tawanan perang Demak-Majapahit, untuk membantu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Kalijaga" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;" title="Sunan Kalijaga">Sunan Kalijaga</a> merancang bangunan masjid tersebut</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">6. Masjid Sultan Suriansyah (1526)</strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;"><a href="http://triscbn.files.wordpress.com/2012/09/slide6.jpg" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><img alt="" class="wp-image-1708 alignleft" height="396" src="http://triscbn.files.wordpress.com/2012/09/slide6.jpg?w=530&h=396" style="border: 0px; display: inline; float: left; height: auto; margin-bottom: 12px; margin-right: 12px; max-width: 100%;" title="Slide6" width="530" /></a></strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Masjid Sultan Suriansyah adalah sebuah masjid bersejarah yang merupakan masjid tertua di Kalimantan Selatan. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Suriansyah (1526-1550), Raja Banjar yang pertama masuk islam.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Masjid ini terletak di utara Kecamatan Kesehatan, Banjarmasin Utara, Banjarmasin, daerah yang dikenal sebagai Banjar Lama merupakan ibukota Kesultanan Banjar untuk pertama kalinya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Arsitektur tahap konstruksi dan atap tumpang tindih, merupakan masjid bergaya tradisional banjar. Gaya masjid tradisional di banjar mihrabnya memiliki atap sendiri terpisah dengan bangunan utama. Masjid ini dibangun di tepi sungai di Kecamatan Kesehatan.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">7. Masijd Menara Kudus (1549)</strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;"><a href="http://triscbn.files.wordpress.com/2012/09/slide7.jpg" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><img alt="" class="wp-image-1710 alignleft" height="395" src="http://triscbn.files.wordpress.com/2012/09/slide7.jpg?w=530&h=395" style="border: 0px; display: inline; float: left; height: auto; margin-bottom: 12px; margin-right: 12px; max-width: 100%;" title="Slide7" width="530" /></a> </strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Mesjid Menara Kudus (disebut juga sebagai Mesjid Al Aqsa dan Mesjid Al Manar) adalah mesjid yang dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 1549 masehi atau tahun 956 hijriah dengan menggunakan batu dari Baitul Maqdis dari Palestina sebagai batu pertama dan terletak di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Mesjid ini berbentuk unik, karena memiliki menara yang serupa bangunan candi. Masjid ini adalah perpaduan antara budaya Islam dengan budaya Hindu.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">8. Masjid Agung Banten (1552-1570)</strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;"><a href="http://triscbn.files.wordpress.com/2012/09/slide8.jpg" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><img alt="" class="wp-image-1711 alignleft" height="396" src="http://triscbn.files.wordpress.com/2012/09/slide8.jpg?w=531&h=396" style="border: 0px; display: inline; float: left; height: auto; margin-bottom: 12px; margin-right: 12px; max-width: 100%;" title="Slide8" width="531" /></a> </strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Masjid Agung Banten termasuk masjid tua yang penuh nilai sejarah. Setiap harinya masjid ini ramai dikunjungi para peziarah yang datang tak hanya dari Banten dan Jawa Barat, tapi juga dari berbagai daerah di pulau Jawa.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Masjid Agung Banten terletak di kompleks bangunan masjid di Desa Banten Lama, sekitar 10 km sebelah utara Kota Serang. Masjid ini dibangun pertama kali oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama Kasultanan Demak. Ia adalah putra pertama Sunan Gunung Jati.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Salah satu kekhasan yang tampak dari masjid ini adalah adalah atap bangunan utama yang bertumpuk lima, mirip pagoda china. Ini adalah karya arsitektur china yang bernama Tjek Nan Tjut. Dua buah serambi yang dibangun kemudian menjadi pelengkap di sisi utara dan selatan bangunan utama.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Di masjid ini juga terdapat komplek makam sultan-sultan banten serta keluarganya. Yaitu makam Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar. Sementara di sisi utara serambi selatan terdapat makam Sultan Maulana Muhammad dan Sultan Zainul Abidin, dan lainnya.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Masjid Agung Banten juga memiliki paviliun tambahan yang terletak di sisi selatan bangunan inti masjid agung. Paviliun dua lantai ini dinamakan Tiyamah. Berbentuk persegi panjang dengan gaya arsitektur belanda kuno. Bangunan ini dirancang oleh seorang arsitek belanda bernama Hendick Lucasz Cardeel. Biasanya, acara-acara seperti rapat, dan kajian Islami dilakukan di sini.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Menara yang menjadi ciri khas sebuah masjid juga dimiliki Masjid Agung Banten. Terletak di sebelah timur masjid, menara ini terbuat dari batu bata dengan ketinggian kurang lebih 24 meter, diameter bagian bawahnya kurang lebih 10 meter. Untuk mencapai ujung menara, ada 83 buah anak tangga yang harus ditapaki dan melewati lorong yang hanya dapat dilewati oleh satu orang. Dari atas menara ini, pengunjung dapat melihat pemandangan di sekitar masjid dan perairan lepas pantai, karena jarak antara menara dengan laut hanya sekitar 1,5 km.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Dahulu, selain digunakan sebagai tempang mengumandangkan azan, menara yang juga dibuat oleh Hendick Lucasz Cardeel ini digunakan sebagai tempat menyimpan senjata.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">9. Masjid Mantingan (1559)</strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;"><a href="http://triscbn.files.wordpress.com/2012/09/slide9.jpg" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><img alt="" class="wp-image-1712 alignleft" height="396" src="http://triscbn.files.wordpress.com/2012/09/slide9.jpg?w=530&h=396" style="border: 0px; display: inline; float: left; height: auto; margin-bottom: 12px; margin-right: 12px; max-width: 100%;" title="Slide9" width="530" /></a> </strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Masjid Mantingan adalah masjid kuno di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Jepara, Jawa Tengah. Masjid ini dilaporkan didirikan di Kesultanan Demak pada tahun 1559. Didirikan oleh ubin lantai tinggi ditutup dengan cina buatan sendiri, dan juga kereta api-undakannya. Semua didatangkan dari Makao. Bubungan atap bangunan gaya termasuk china. Dinding luar dan dalam dihiasi dengan piring tembikar bergambar biru, sedang dinding sebelah tempat imam dan pendeta itu dihiasi dengan relief persegi bergambar margasatwa, dan penari penari diukir di batu kuning tua. Pengawasan pekerjaan konstruksi masjid ini tak lain adalah Babah Liem Mo Han. Di dalam kompleks masjid terdapat makam Sultan Hadlirin, suami dari Kanjeng Ratu Kalinyamat dan adik ipar Sultan Trenggono, penguasa terakhir Demak. Selain itu ada juga makam Waliullah Mbah Abdul Jalil, yang disebut sebagai nama lain Syekh Siti Jenar.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">10. Masjid Al-Hilal Katanga (1603)</strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;"><a href="http://triscbn.files.wordpress.com/2012/09/slide10.jpg" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><img alt="" class="wp-image-1713 alignleft" height="398" src="http://triscbn.files.wordpress.com/2012/09/slide10.jpg?w=531&h=398" style="border: 0px; display: inline; float: left; height: auto; margin-bottom: 12px; margin-right: 12px; max-width: 100%;" title="Slide10" width="531" /></a> </strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Masjid ini dibangun pada tahun 1603 masehi pada masa pemerintahan Taja Gowa-24, Aku Manga’ragi Daeng-Manrabbiakaraeng Lakiung, Sultan Alauddin. Kemudian pada tahun 1605 m, masjid ini benar-benar dirubah untuk diberi nama Masjid Katangka. Masjid berukuran 14,1 x struktur 14,4 meter dan sebuah bangunan tambahan 4,1 x 14,4 meter. Tinggi bangunan 11,9 meter dan 90 meter dinding tebel, bahan baku dari batu bata dengan atap ubin dan lantai porselen. Lokasi di Katangka, Gowa.</div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;">11. Masjid Tua Palopo (1604)</strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<strong style="border: 0px; color: black; font-family: inherit; font-style: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-shadow: rgb(204, 255, 255) 2px 2px 2px; vertical-align: baseline;"><a href="http://triscbn.files.wordpress.com/2012/09/slide11.jpg" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #835504; font-family: inherit; font-style: inherit; font-weight: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline;"><img alt="" class="wp-image-1714 alignleft" height="395" src="http://triscbn.files.wordpress.com/2012/09/slide11.jpg?w=531&h=395" style="border: 0px; display: inline; float: left; height: auto; margin-bottom: 12px; margin-right: 12px; max-width: 100%;" title="Slide11" width="531" /></a> </strong></div>
<div style="background-color: white; border: 0px; color: #333333; font-family: Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; font-size: 14px; line-height: 22px; margin-bottom: 12px; margin-top: 12px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
Madjid Tua Palopo, didirikan oleh Raja Luwu bernama Sultan Abdullah Matinroe pada tahun 1604 m, masjid yang memiliki luas 15 m2 ini diberi nama Orang Tua, karena usia yang sudah tua. Sedangkan nama Palopo diambil dari kata dalam bahasa bugis dan luwu memiliki dua arti, yaitu: Pertama, penganan yang terbuat dari campuran beras ketan dan air gula. Kedua, memasukkan pasak dalam lubang tiang bangunan. Kedua makna memiliki hubungan dengan proses pembangunan Masjid tua Palopo ini.</div>
Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-33689415895943140172014-06-03T06:55:00.001-07:002014-06-03T06:55:46.064-07:00MASJID JAMI TUA PALOPO<a href="http://wisatasejarah.files.wordpress.com/2009/09/kota-palopo2.jpg" sl-processed="1" style="border: 0px; color: #4b82e2; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 23.399999618530273px; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="" class="alignright size-medium wp-image-1046" height="184" src="http://wisatasejarah.files.wordpress.com/2009/09/kota-palopo2.jpg?w=300&h=184" style="-webkit-box-shadow: rgb(204, 204, 204) 4px 4px 12px; border-color: rgb(221, 221, 221) rgb(204, 204, 204) rgb(204, 204, 204) rgb(221, 221, 221); border-style: solid; border-width: 1px; box-shadow: rgb(204, 204, 204) 4px 4px 12px; display: inline; float: right; height: auto; left: -4px; margin: 0.5em 0px 1.625em 1.666em; max-width: 100%; outline: 0px; padding: 3px; position: relative; vertical-align: baseline;" title="kota palopo" width="300" /></a><span style="background-color: white; color: #333333; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 23.399999618530273px;">Pembangunan masjid dimulai pada sekitgar abad ke-16 tahun 1604 M oleh ulama yang berasal dari minangkabau, Sumatra “Datuk Sulaiman bergelar Datuk Pattimang”. Ukuran bangunan utama 11, 9 meter x 11,9 meter dan tinggi 3,64 meter, dinding masjid menggunakan batu setebal 0,94 meter yang direkatkan dengan putuh telur. Atap bersusun tiga dan dipuncaknya terdapat tempayan kramik sebagai mustaka yang mengandung falsafah LUWU, yaitu lampu, tongeng, benteng dan allele. Sedangkan mustaka adalah refresentasi dari sifat tuhan yang maha adil. Tiang utama sebagai penopang atap bermakna payung yang mengembang sebagai konsep tegaknya addatuang, dengan tinggi 8,5 meter dan diameter 90 cm dengan baha kayu cengaduri. Konstruksi masjid sangat unik karena terdapatperpaduan unsur Beni Cina-Vietnam melalui arsitek POEMANTE. Luas lahan 1.680 m2. Pemugaran pertama tahu 1951 dengan mengganti lantai dengan tegel yang didatangkan dari Singapura. Kemudian pemugaran ketiga tahun 1981 yaitu memperbaiki pada bagian-bagian yang rusak, lalu pemugaran keempat dan kelima dengan melakukan penambahan luas bangunan. Lokasi masjid Berada di kota Palopo.</span>Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-47901775189552909652014-02-28T09:50:00.004-08:002014-02-28T12:09:09.575-08:00Masyarakat Adat Desa Ciptagelar, Sukabumi-Jabar<h1 class="post-title title title-large entry-title">
</h1>
<hr class="hr-thin-bottom" />
<br />
<div class="post-thumbnail-wrapper">
<a class="swipebox" href="http://www.wacananusantara.org/wp-content/uploads/2012/05/Masyarakat-Adat-Desa-Ciptagelar-Sukabumi-Jabar.jpg" rel="bookmark" title="Tautan dari Masyarakat Adat Desa Ciptagelar, Sukabumi-Jabar">
<img alt="wacananusantara.org | Masyarakat Adat Desa Ciptagelar, Sukabumi-Jabar" class="attachment-vw_large wp-post-image" src="http://www.wacananusantara.org/wp-content/uploads/2012/05/Masyarakat-Adat-Desa-Ciptagelar-Sukabumi-Jabar.jpg" height="359" width="640" /> </a>
</div>
<div class="post-content clearfix">
<b>Sejarah dan letak geografis Desa Ciptagelar</b><br />
<i>a. Letak geografis </i><br />
Jawa Barat terkenal dengan alam pegunungannya yang indah dan sejuk.
Selain itu Jawa Barat juga terkenal memiliki banyak desa adat. Salah
satunya dalah desa adat Ciptagelar (Kampung Ciptagelar, Desa Sirna Rasa,
Kecamatan Cisolok, Sukabumi). Terletak di lereng bukit selatan Gunung
Halimun dan Taman Nasional Gunung Halimun.<br />
Kampung Ciptagelar yang luasnya hanya sekitar empat hektar. Berjarak
sekitar 44 kilometer dari Pelabuhan Ratu ke arah Cisolok. Sekitar 200 km
dari Jakarta. Dan persis di berbatasan dengan tapal batas kawasan Taman
Nasional Gunung Halimun (TNGH). Untuk mencapai kampung itu para
pendatang harus melalui jalan tanah berbatu kasar sepanjang 14
kilometer. Dengan medan jalan yang menurun dan menanjak sangat tajam
dari lereng satu ke lereng lain di Gunung Halimun.<br />
<i>b. Sejarah Desa Ciptagelar</i><br />
Dalam bahasa Sunda, kata <i>kasepuhan</i> mengacu pada golongan
masyarakat yang masih hidup dan bertingkah-laku sesuai dengan aturan
adat istiadat lama. Masyarakat Kampung Ciptagelar menyebut diri mereka
sebagai kaum Kasepuhan Pancer Pangawinan. Serta merasa kelompoknya
sebagai keturunan Prabu Siliwangi. Perihal nama Pacer Pangawinan,
berasal dari kata <i>pancer</i> yang bearti asal-usul atau sumber. Sementara kata <i>pangawinan</i> berasal dari kata <i>ngawin</i>, yang artinya “membawa tombak saat upacara perkawinan”. Tetapi, kata “<i>pangawinan</i>” dalam konteks ini, mungkin bersangkut paut dengan “<i>bareusan pangawinan</i>“, barisan tombak, pasukan khusus Kerajaan Sunda yang bersenjata tombak. (Kusnaka Adimihardja, 1992).<br />
<b><i>Bukti sejarah</i></b><br />
Sejauh ini bukti sejarah, menurut Djuanda, memang masih banyak pihak
yang meragukan keberadaan warga desa Cipagelar tersebut memiliki
hubungan erat dengan Raja Pajajaran Prabu Siliwangi. Tapi, jika melihat
situs yang berada di sekitar kampung Pangguyangan <span style="line-height: 1.5em;">diduga kuat berkaitan peninggalan Kerajaan Pajajaran</span><span style="line-height: 1.5em;">. Apalagi, di sekitar situs tersebut tumbuh pohon hanjuang (pajajaran). </span><br />
<span style="line-height: 1.5em;">Situs yang ditemukan di
perkampungan tersebut, jika dilihat dari ilmu arkeologi diyakini tempat
pemujaan animis. Di sana, terdapat situs megalitik, batu <i>jolang</i> (tempat pemandian), <i>salak datar, tugu gede, cungkuk,</i> batu kursi dan batu <i>dakon</i> (alat perhitungan tanggal/ilmu bintang).</span><br />
Perkampungan tersebut, papar Djuanda, menurut cerita legenda
merupakan salah satu tempat pelarian keturunan dan pengikut Kerajaan
Pajajaran. Sekitar tahun 1300, saat Prabu Siliwangi dan pengikutnya
dikejar-kejar pasukan dari Kerajaan Banten dan mencoba melarikan diri ke
Pulau Christmas (Australia) lewat Pantai Tegal Buleud, Kabupaten
Sukabumi. Tapi itu gagal dilakukan Prabu Siliwangi dan pengikutnya,
karena ombak Samudra Hindia saat itu sedang pasang. Tanpa memikir
panjang, Prabu Siliwangi meminta pada keturunan dan pengikutnya untuk
mencari jalan masing-masing. Demi menyelamatkan diri.<br />
Dari sekian banyak pengikut dan keturunan Prabu Siliwangi, mereka
akhirnya berpencar. Sebagian di antaranya, cerita Djuanda, melarikan
diri ke Urug ( Bogor ), dan sebagian lagi lari ke Citorek (Banten),
Sirna Rasa dan Ciganas (Sukabumi). Sedangkan, Prabu Siliwangi ke arah
utara pantai Tegal Buleud.<br />
Berdirinya desa Ciptagelar tidak terlepas dari yang sifatnya mitos
dan tradisi yang melekat pada penduduk tradisional sebagaimana mestinya.
Penduduk desa Ciptagelar merupakan penduduk pindahan dari desa
Ciptarasa. Perpindahan ini didahului oleh sebuah mimpi atau wangsit yang
diterima oleh Abah Anom. Maka tepatnya bulan Juli 2001, Abah Anom
bersama belasan baris kolot (pembantu sesepuh girang) menjalankan
wangsit tersebut.<br />
Beberapa rumah baris kolot beserta seluruh isinya dibawa pindah.
Lokasi baru tempat tinggal Abah Anom beserta baris kolot-nya bukan
daerah yang baru dibuka. Abah Anom pindah ke tempat yang telah ada
penduduknya dan kampungnya bernama Sukamulya. Oleh Abah Anom kemudian
diganti menjadi Ciptagelar.<br />
Abah Anom atau yang bernama asli Bapak Encup Sucipta sebagai pucuk
pimpinan kampung adat memberi nama Ciptagelar sebagai tempat pindahnya
yang baru. Arti dari kata Ciptagelar sendiri artinya terbuka atau
pasrah. Kepindahan Kampung Ciptarasa ke kampung Ciptagelar lebih
disebabkan karena “perintah leluhur” yang disebut wangsit. Wangsit ini
diperoleh atau diterima oleh Abah Anom setelah melalui proses ritual
beliau yang hasilnya tidak boleh tidak, mesti dilakukan. Oleh karena
itulah kepindahan kampung adat bagi warga Ciptagelar merupakan bentuk
kesetiaan dan kepatuhan kepada leluhurnya.<br />
<b>Kebudayaan desa Ciptagelar</b><br />
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kebudayan merupakan hasil
dari cipta rasa manusia. Sedangkan menurut Konjaraningrat kebudayaan
adalah “daya budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa. Kebudayan menurut
J.J Honigmann dibedakan atas gejala-gejalanya yang terdiri dari<br />
<ol>
<li>Wujud kebudayan yang terdiri dari ide, gagasan, norma-norma dan sebagainya.</li>
<li>Kebudayan sebagai aktivitas tindakan manusia yang terpola</li>
<li>Wujud kebudayaan yang merupakan hasil dari karyanya.</li>
</ol>
Secara umum kebudayaan memiliki kesamaan di dunia ini. Maka untuk itu
Konjaraningrat membagi kebudayaan kedalam tujuh unsur. Yaitu bahasa,
sistem pengetahuan, Organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan
teknologi, sistem mata pencarian hidup, sistem religi dan kesenian. Dari
ketujuh unsur kebudayan yang dikemukakan oleh Koenjaraningrat, kami
mencoba melihat kebudayaan yang muncul dalam sebuah masyarakat desa
Cipta Gelar.<br />
<b><i>Bahasa </i></b><br />
Bahasa merupakan alat komunikasi manusia <span style="line-height: 1.5em;">satu sama lain </span><span style="line-height: 1.5em;">baik
secara lisan maupun tulisan. Bahasa manusia yang digunakan di dunia ini
sangat bermacam-macam, bahkan di Indonesia sendiri sangat banyak sekali
ragam </span><span style="line-height: 1.5em;">bahasa.</span><span style="line-height: 1.5em;"> Mmerupakan
hasil daya kreasi manusia yang menggunakannya. Jawa Barat merupakan
suatu wilayah yang kebanyakannya mengunakan bahasa sunda tidak
terkecuali di Desa Ciptagelar. Mereka dalam kehidupan sehari-harinya
banyak menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa komunikasi antar
individu.</span><br />
Bahasa Sunda merupakan bahasa yang diciptakan dan digunakan oleh
orang Sunda dalam berbagai keperluan komunikasi dalam kehidupan mereka.
Tidak diketahui kapan bahasa ini lahir. Pastinya Bahasa Sunda telah
digunakan secara lisan oleh masyarakat Sunda jauh sebelum naskah-naskah
sunda kuno atau prasasti Kerajaan-kerajaan sunda diciptakan.<br />
<b><i>Sistem Pendidikan dan Pengetahuan </i></b><br />
Masuknya peralatan modern ke desa Ciptagelar tidak menghilangkan
tradisi lama nenek moyak mereka. Terutama dalam bidang pengetahuan
pertanian. Tradisi bertanam mereka masih memegang tradisi leluhur. Tanpa
obat-obatan kimiawi dan selalu berhasil panen setiap tahun. Dengan
memberikan kesempatan untuk bernapas sejenak kepada bumi yang
menghidupkan padi-padian maka yang terjadi adalah panen yang selalu
berhasil dan leuit-leuit (tempat penyimpanan padi) yang tidak pernah
dihampiri hama.<br />
Bagi orang Sunda yang hidup di pedesaan, <i>leuit</i> memang bukan sesuatu yang asing. Meski sekarang fungsinya sudah tergerus zaman. Di masa lalu, <i>leuit</i>
punya peran vital, sebagai gudang penyimpanan gabah atau beras hasil
panen. Pada saat musim paceklik, simpanan gabah itu ditumbuk untuk
kemudian dijadikan pemenuhan makan sehari-hari.<br />
Di zaman modern sekarang <i>leuit</i> nyaris punah. Apalagi di
daerah perkotaan, orang lebih menyukai sesuatu yang serba instan.
Dikatakan “nyaris punah”, karena memang masih ada sebagian warga yang
tetap mempertahankan fungsi <i>leuit.</i> Salah satunya adalah warga
adat yang menempati kaki Gunung Halimun, sebuah kawasan yang jadi simpul
perbatasan tiga kabupaten, Sukabumi, Bogor, dan Lebak (Banten). Bagi
mereka yang memang jauh dari ingar-bingar dan gemerlap kota, keberadaan <i>leuit</i> sangat vital sebagai <i>bumper</i> ketahanan pangan warga.<br />
Saking pentingnya, ketika seorang bayi lahir, maka yang pertama dijadikan “hadiah” adalah membangun <i>leuit.</i> Begitu juga saat seseorang menikah, yang pertama harus diurus adalah <i>leuit.</i>
“Orang kota, kalau anak lahir biasanya langsung dibelikan boks bayi.
Tapi bagi warga Kampung Adat Halimun, yang pertama diberikan kepada bayi
baru lahir adalah <i>leuit”</i>.<br />
<i> Leuit </i>biasanya dibangun tidak jauh dari rumah pemiliknya.
Ukurannya bervariasi, bergantung status sosial pembuatnya. Bagi
kebanyakan warga, ukurannya biasanya 4 x 5 meter, sedangkan bagi orang
kaya bisa lebih luas lagi, 8 x 10 meter. “Sebenarnya ukurannya bukan
dalam meter, tapi daya tampung. Satu <i>leuit</i> bisa menampung 500 – 1.000 ikat <i>pare gede</i> (jenis padi yang biasa ditanam warga setempat),” katanya. Jika dikonversikan, satu ikat <i>pare gede</i> setara dengan 5 kg. Jadi, <i>leuit</i> yang dibangun warga bisa menampung 2,5 ton sampai 5 ton padi.<br />
Bagi penduduk setempat, tidak ada jenis padi yang ditanam selain <i>pare gede</i>.
Untuk jenis ini, biasanya panen satu tahun sekali. Meski begitu, tiap
kali panen jarang gagal seperti yang biasa terjadi di daerah lain. Dalam
satu kali musim panen, satu hektare sawah bisa menghasilkan sekira 5
ton lebih gabah. Pola tanam yang dianutnya dengan sistem pola tanam
serentak. Tujuannya agar bisa mengurangi serangan hama. Meski satu tahun
sekali, hasilnya cukup untuk dua tahun.<br />
Dalam pandangan saya sistem ketahanan pangan <i>leuit</i> yang
masih dianut oleh warga adat Gunung Halimun, sangat bagus. Model
tersebut bisa dijadikan contoh masyarakat modern, sehingga saat terjadi
kekosongan suplai beras di pasar, masyarakat tidak kelabakan. “Saya
kira, negara juga patut bercermin kepada kaum adat tadi, bagaimana
mengatur tata niaga beras jangan sampai terus mengandalkan impor beras
saja,”. Dalam hal ini masyarakat Ciptagelar pengetahuan tentang
bagaimana cara memenuhui kebutuhan hidupnya sangat patut untuk kita
contoh mereka tidak tergantung kepada orang lain atau pemerintah sendiri
tetapi mereka hidup mandiri.<i> </i><br />
<b><i>Pemerintahan </i></b><br />
Abah anom sebagai kepala adat disana memliki peranan dan pengaruh
sangat penting dalam masyarakatnya. Di Desa Ciptagelar tidak nampak
adanya organisasi sosial yang modern seperti di daerah perkotaan, namun
ketika ada kegiatan mereka secara sukarela membatu.<br />
Gaya kepemimpinan Abah Anom sebagai seorang ketua adat dapat
tergambarkan sebagai berikut, gaya kepemimpinan Abah Anom yang santun
dan contoh laku hidup yang diterapkannya membuat ia menjadi panutan
warga dalam kehidupan sehari-hari. Harmonisasi alam dan manusia adalah
satu dari sekian banyak kearifan hidup yang dijalaninya. Bijak dalam
memperlakukan alam, tak terjebak nafsu untuk menguras apa yang ada di
depan mata, ia membawa warganya pada hidup yang relatif tak pernah
kekurangan.<br />
Salah satu bentuk pertanggungjawaban Abah Anom sebagai pemimpin
masyarakat, di wujudkan dengan adanya pelaporan pertanggungjawaban
setiap selesai upacara “Seren Taun”. Sesudah prosesi upacara tersebut,
Abah Anom memberikan laporan pertanggungjawaban dalam bahasa Sunda
kepada para sesepuh adat, disaksikan beberapa pejabat daerah serta
ribuan warga.<br />
Sistem organisasi kemasyarakatan di kampung ciptagelar telah berjalan
dengan baik hal ini didasari karena warga menyakini bahwa Abah telah
memikirkan kesejahteraan warganya. Abah dikenal memiliki banyak pembantu
atau mentri yang tersebar dari pusat hingga berbagai daerah. Secara
struktural tertinggi, kasepuhan ini dipimpin oleh kolot girang. Ia
didampingi sesepuh induk yang dijabat oleh Marjuhi. Marjuhi merupakan
mediator untuk mempertemukan para kolot lembur dengan Abah Anom. Jika
ada persoalan adat atau persoalan warga, misalnya konflik tanah, maka
biasanya akan ditangani terlebih dulu oleh kolot lembur di daerah. Jika
gagal, masalah tersebut dapat dibawa ke sesepuh induk. Marjuhi sebagai
sesepuh induk akan berusaha menyelesaikan persoalan itu. Jika tidak
bisa, maka Abah Anom yang akan menjadi penentu. Tapi selama ini jarang
ada konflik karena warga memegang teguh aturan adat, menurut Marjuhi. Di
tingkat pusat maupun daerah juga ada fungsi-fungsi untuk menjalankan
roda tata kelola adat.<br />
Perangkat lain yang menopang berjalannya roda pemerintahan desa adat
Ciptagelar yang berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing adalah
adanya mabeurang (dukun bayi), bengkong (dukun sunat), paninggaran
(memagari lahan pertanian secara gaib dari serangan hama), juru do’a,
juru pantun, dukun jiwa, dukun tani, juru sawer untuk menjalankan fungsi
keamanan atau ronda. Selain itu di beberapa kampung ada juga pengawal
atau ajudan yang berfungsi untuk membantu membawakan barang bawaan kolot
lebur jika bepergian dinas. Dan juga terdapat apa yang disebut pujangga
keraton, yaitu Ki Radi namanya berusia sekitar 50 tahun, ia bertugas
membunyikan kecapi buhun sambil berpantun, pada malam kedua perayaan
seren taun ketika para pengunjung sudah banyak yang pulang, isi
pantunnya tersebut menuturkan asal-usul perjalanan hidup.<br />
Abah Anom juga memiliki perangkat untuk rakyat, mereka bekerja lintas
administrasi desa. Dalam satu wilayah kampung adat bisa menaungi dan
mengayomi beberapa desa. Di di kampong Ciptagelar ini tidak ada konflik
antara otoritas pemerintah desa dengan pemerintahan adat. Dari sektor
kependudukan, Abah Anom juga memiliki biro statistika yang bisa mengecek
jumlah penduduk serta angka mortalitas dan natalitas. Penghitungan
jumlah penduduk dibarengkan dengan pengumpulan dana untuk keperluan adat
yang disebut <i>pongokan. </i>Tidak hanya jumlah penduduk, jumlah
pongokan juga dihitung secara beraturan yang dipungut berdasarkan
perhitungan jumlah hewanpiaraan dan kendaraan yang dimiliki warga.
Kepemilikan hewan dan kendaraanmempengaruhi jumlah dana yang ditarik
dari masing-masing keluarga. Sebab,dana seren taun ini juga berasal dari
<i>pajak ingon</i> (hewan peliharaan) dan pajak kendaraan.<i> </i><br />
<b><i>Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi </i></b><br />
Dalam pembangunan jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya, warga
Kasepuhan Ciptagelar juga melakukannya dengan tenaga mereka sendiri.
Dalam laporan kepada warganya itu, Abah Anom menyampaikan selesainya
beberapa proyek pembangunan jalan dan jembatan yang menelan biaya hingga
ratusan juta rupiah. Hebatnya, seluruh biaya pembangunan itu sepenuhnya
swadaya masyarakat adat Kasepuhan tersebut. Kegiatan-kegiatan yang ada
itu tidak terlalu banyak membutuhkan uang, tetapi tenaga. Untuk
pembangunan jalan, misalnya, bantuan warga bukan berbentuk uang, tetapi
tenaga.<br />
Alat penerangan yang ada disana ternyata sudah menggunakan listrik
yang dibuat oleh sekelompok orang yang merasa prihatin terhadap
daerah-daerah terpencil seperti desa Ciptagelar. Listrik yang ada disana
bukan listrik dari PLN namun listrik yang dibuat secara swadaya
masyarakat dan bantuan donatur. Dengan adanya listerik maka tidak
menuntut kemungkinan masuknya berbagai alat komunikasi seperti televisi
radio komunitas. Peralatan pertanian yang digunakan disana masih sangat
sederhana sekali mereka masih menggunakan kerbau sebagai alat untuk
membajak tanah.<br />
<b><i>Sistem Mata Pencarian Hidup</i></b><br />
Bagaimana warga di desa Ciptagelar berusaha hidup mandiri, sebanyak
mungkin melepas ketergantungan kepada pihak lain, namun di sisi lain
menjunjung tinggi kegotongroyongan di dalam “keluarga” sendiri adalah
hal yang sudah semakin hilang di sekeliling kita. Meskipun mereka hidup
dari hasil bersawah dan atau berladang yang panen hanya sekali setahun,
di keluarga Kesatuan Adat Banten Kidul itu tak terdengar ada kabar
tentang kekurangan pangan, apalagi kelaparan. Bahkan, lumbung-lumbung
gabah tidak pernah kosong sepanjang tahun.<br />
Pekerjaan masyarakat Kasepuhan rata-rata adalah bertani dan bercocok
tanam padi, pekerjaan lainnya adalah beternak dan berkebun, bila sawah
dalam masa <i>Boyor</i> / berair cukup akan dipakai untuk memelihara
ikan, dan apabila kurang air akan ditanami tanaman yang berjangka
pendek. Pekerjaan lainnya adalah sebagai buruh, tukang, kuli bangunan
dan pedagang, bagi warga yang tinggal di kampung akan bekerja di kebun,
membuat kerajinan anyaman, menanam pisang, membuat gula dll.<br />
Istilah maro system bagi dua untuk pemilik dan penggarap, baik
pertanian ataupun peternakan, dan istilah bawon hanya berlaku saat panen
padi, seperti jika seseorang ikut memanen dari lima ikat (sunda:
pocong) maka dia akan mendapat satu pocong, begitu juga berlaku ketika
menumbuk padi.<br />
Selesai panen, setiap keluarga menyisihkan dua pocong untuk
diserahkan ke sesepuh girang sebagai tatali setiap habis panen, padi
tersebut biasanya disimpan di lumbung kesatuan, dan padi itu juga
berfungsi sebagai cadangan bila datang musim <i>paceklik</i>, dan bisa dipinjam oleh siapapun, dan dikembalikan dengan jumlah yang sama.<br />
Di Kasepuhan Ciptagelar ada satu Lumbung komunal yang beri nama <i>leuit Si Jimat</i>, lumbung ini dipergunakan untuk upacara adat di acara Seren Taun setiap tahunnya sebagai tempat penyimpanan <i>indung pare</i>.<br />
Peraturan adat melarang untuk menjual beras sebagai makanan pokok,
juga hasil olahan dari beras juga dilarang untuk di jual, tetapi
masyarakat diijinkan menjual padi apabila ada kelebihan cadangan, hal
ini biasanya dilakukan untuk pembangunan sarana dan prasarana warga
Kasepuhan, seperti pembangunan jalan, jembatan, saluran air dsb.<br />
<b><i>Sistem Religi </i></b><br />
Sistem religi di Desa Ciptagelar sebenarnya beragama Islam, namun
unsur animisme dan dinasmisme masih sangat kental, terutama sangat
terlihat pada saat adanya upacara-upacara adat. Contohnya masyarakat
disana masih percaya kepada hal-hal yang sifatnya magis, tahayul dan
lain-lain.<br />
Sebagai perangkat nilai yang dimiliki masyarakat adalam memandang dan
memanfaatkan lingkungan banyak dipengaruhi oleh adat istiadat dan
lingkungan dimana mereka tinggal, contoh pemahaman masyarakat akan
system pertanian yang menyelaraskan dengan alam dan tidak mau menanam
padi jenis unggul versi pemerintah, karena;<br />
a) upacara adat mengharuskan menggunakan padi local<br />
b) padi jenis unggul [pemerintah] tidak dapat tumbuh dengan baik di daerah lembab dan terlalu dingin.<br />
c) padi jenis lokal berbatang panjang sehingga memudahkan di<i>etem</i>, mudah pengeringan dan penyimpannya, tahan sampai waktu lebih dari 5 tahun dan tidak rontok.<br />
d) melestarikan adat leluhur, ada sekitar 43 jenis <i>pare rurukan</i> (padi pokok) dan 100 jenis padi hasil silang dari <i>pare rurukan</i>.<br />
e) dengan menanam padi setahun sekali, juga menghentikan siklus
hama wereng yang biasanya jatuh apada bulan dan musim yang sudah
diperhitungkan<br />
f) untuk menentukan masa tanam didasarkan pada perhitungan
dengan menggunakan perhitungan bintang [seperti yang diungkapkan olek
Kusnaka Adimiharja.1992] yaitu;<br />
· <i>Tanggal Kerti Kana Beusi, tanggal Kidang turun Kijang</i> , untuk menyiapkan alat-lat pertanian,<br />
· <i>Kidang Ngarangsang Ti Wetan, Kerti ngagoredag ka kulon </i>untuk lahan mulai digarap.<br />
Pengetahuan tentang hutan di masyarakat adat Kasepuhan di bagi 3 golongan, yaitu;<br />
Hutan Tua (<i>Leuweung Kolot</i>), Hutan asli dengan kerimbunan dan kerapatan tinggi dan banyak satwa, tidak boleh dieksploitasi.<br />
Hutan Titipan / Kramat (<i>leuweung Titipan</i>), Hutan Kramat yang
harus dijaga oleh setiap orang dan tidak boleh digunakan tanpa seijin
sesepuh girang, memungkinkan digunakan hasil hutannya bila ada wangsit
dari leluhur.<br />
Hutan Sempalan / bukaan (<i>leuweung Sampalan</i>), Hutan bukaan
yang boleh dieksploitasi untuk ladang, menggembalakan ternak, mencari
kayu bakar dan ditanami berbagai tanaman kayu dan buah-buahan yang
hasilnya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.<br />
Aturan-aturan adat dan upacara adat yang berkaitan dengan padi selalu disertai dengan upacara ritual;<br />
Ritual: <i>Ngaseuk</i><br />
Upacara prosesi menanam padi, memohon keselamatan dan keamanan dalam
menanam padi, prosesi selamatan dengan kegiatan hiburan seperti wayang
golek, Jipeng, Topeng, dan Pantun Buhun. Diawali oleh sesepuh girang
berziarah ke pemakaman leluhur yang tersebar di wilayah Lebak, Bogor dan
Sukabumi.<br />
Ritual: <i>Sapang Jadian Pare</i><br />
Satu minggu setelah tumbuhnya penanaman padi. Memohon ijin kepada
sang ibu untuk ditananmi padi, dan restu leluhur dan Sang pencipta agar
padi tumbuh dengan baik.<br />
Ritual: <i>Salametan Pare nyiram, mapag pare beukah</i><br />
Selamatan padi keluar bunga, memohon padi tumbuh dengan baik dan terhindar dari hama:<br />
a. Ritual: <i>Sawenan</i><br />
Upacara setelah padi keluar, memberikan pengobatan padi dengan tujuan
agar padi selamat dan terisi dengan baik dan terhindar dari hama.<br />
b. Ritual: <i>Mipit Pare</i><br />
Diadakan saat akan memotong padi baik dihuma maupun dipesawahan,
dengan memohon kepada sang Pencipta agar diberikan hasil panen yang
banyak dan meminta ijin untuk pemotongan padi kepada leluhur.<br />
c. Ritual: <i>Nganyaran / Ngabukti</i><br />
Upacara ritual saat padi ditumbuk dan dimasak pertama kali, sementara itu warga menunggu sampai emak selesai dengan ritualnya.<br />
d. <i>Ritual Ponggokan</i><br />
Seminggu sebelum Seren Taun, baris kolot berkumpul untuk membahas
jumlah jiwa dihitung berdasarkan pajak /jiwa Rp.150,- dan rumah
Rp.250,- (data th 1997)<br />
Kemudian menyerahkan biaya Seren Taun yang telah disepakati sebelumnya dan membahas biaya Seren Taun yang akan datang.<br />
e. Ritual: <i>Seren Taun</i><br />
Adalah puncak acara dari segala kegiatan masyarakat Kasepuhan yang
dilakukan hanya di kampung gede setiap tahunnya. Upacara besar dalam
menghormati leluhur dan Dewi Sri, dengan segala bentuk seni dan kesenian
dari yang sangat <i>buhun</i> (lama) sampai seni yang modern
sekalipun di tampilkan untuk masyarakat, dan padi di bawa dan diarak dan
diiringi oleh semua orang, untuk kemudian dan disimpan di lumbung
komunal <i>Leuit Si Jimat</i>.<br />
Selain upacara yang terkait dengan padi, ada upacara lain yang dilakukan yaitu;<br />
selamatan <i>14 bulan purnama</i><br />
upacara <i>Nyawen</i> – bulan safar (pemasangan jimat kampong)<br />
selamat <i>Rosulan</i> (permohonan)<br />
selamatan <i>Beberes</i> (menghindarkan masalah karena pelanggaran)<br />
sedekah <i>Maulud dan Rewah</i> ( saling mengirim makanan )<br />
<b><i> Kesenian</i></b><br />
Seren tahun merupakan salah satu tradisi warga desa adat Ciptagelar,
yang bertujuan soal prilaku, ulah, dan langkah warga kasepuhan selalu
dalam kaidah adat yang santun. Ini penting, katanya, agar setiap
keinginan yang dicita-citakan bisa tercapai. Pertanian subur, panen
melimpah, dan hidup tenteram. Dalam acara seren tahun ini mereka
biasanya menggelar berbagi kesenian seperti jaipongan, wayang
golek, debus, semua ini merupakan bentuk syukuran rakyat kepada sang
pencipta atas rizki yang telah diberikan kepada mereka selain itu mereka
juga meminta agar kedepannya panen mereka lebih baik lagi. Selain
pentas kesenian pada malam itu juga tidak sedikit orang datang ke Abah
Anom yang mana para warga ingin menyampaikan keluh kesahnya sambil
meminta wejangan.<br />
Selesai atraksi ini dimulailah upacara seren taun, diawali pembacaan
do’a dan renungan oleh pemuka masyarakat di depan leuit (lumbung)
keramat. Usai sesi yang penuh ritual ini, abah dan istri serta anggota
inti, menaiki tangga lumbung dan masuk ke dalamnya. Sepanjang acara ini
asap menyan menebarkan kesan magis. Sesudah keluarga inti kasepuhan
kembali ke panggung, padi yang digotong tadi mulai dimasukkan dengan
cara dilempar. Acara selanjutnya adalah pidato pertanggungjawaban yang
intinya nyoreang alam katukang, nyawanan bakal katukang. Yang kira-kira
artinya, kecukupan di tahun yang sudah-sudah bagaimana, lalu di tahun
mendatang apa yang harus dilakukan.<br />
<b>Simpulan</b><br />
<b> </b>Kebudayaan merupakan hasil dari cipta dan karsa
manusia dalam bermasyarakat yang dilakukan secara sadar baik oleh
kelompok maupun individu. Suatu kelompok masyarakat akan membentuk
sebuah kebudayaan yang di dalamnya memiliki karakteristik tertentu
sebagai ciri atau identitas masyarakat tersebut, sistem budaya
masyarakat tersebut terangkum dalam tujuh unsur kebudayaan yang biasanya
akan nyata terlihat dalam masyarakat yang masih berada di wilayah
pedesaan. Masyarakat desa Ciptagelar memiliki ciri khas keunikan
tersendiri sebagai masyarakat pedesaan, terutama dalam menahan derasnya
kemajuan jaman dan moderenisasi.<br />
Dalam sistem kehidupan sosialnya masyarakat desa Ciptagelar masih
mempertahankan tradisi lamanya yaitu masih menjunjung tinggi nilai-nilai
kehidupan sosial dalam bermasyarakat. Masyarakat Ciptagelar walaupun
sudah mengenal yang teknologi modern seperti Televisi, Radio dll, namun
mereka tetap memprtahankan tradisi lamanya, seperti dalam hal menyimpan
padi. Mereka menyimpan padi di tempat yang dinamakan leuit atau lumbung
padi. Penggunaan leuit ini untuk menyimpan padi setelah panen agar
ketika musim tidak panen mereka tidak kekurangan makanan.<br />
Keunikan lain yang ada di desa Ciptagelar adalah acara seren tahun
dimana acara ini diadakan setahun sekali setelah panen. Acara <i>Seren Taun</i>
ini merupakan pesta rakyat yang dilakukan untuk penyimpanan padi ke
tempatnya (leuit). Dalam acara ini biasanya di lakukan berbagai hiburan
rakyat seperti jaipongan wayang golek dll. Dalam upacara <i>Seren Taun </i>ini
dapat dilihat berberapa wujud nyata yang merepresentasikan tujuh unsur
kebudayaan yang ada dalam suatu masyarakat, yaitu sistem religi adanya
unsur-unsur magis dalam upacara, sistem kesenian adanya acara hiburan
rakyat atau kesenian tradisional, dan juga unsur sistem organisasi atau
sistem pemerintahan dengan adanya acara laporan pertanggungjawaban dari
kepala adat. Dalam unsur kebudayaan lainnya, masyarakat Ciptagelar masih
merupakan salah satu desa adat yang masih teguh memegang tardisinya
seperti, bentuk rumah, sistem kepemimpinan, cara bertani, kesenian, cara
penyimpanan padi, dan lain-lain.<br />
<br />
<b>Sumber Rujukan:</b><br />
Koentjaraningrat. 1981. <i>Metode-Metode Penelitian Masyarakat</i>. Jakarta : PT. Gramedia.<br />
_____ . 2000. <i>Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan</i>. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.<br />
_____ . 1987. <i>Sejarah Teori Antropologi I</i>. Jakarta: UI-Press.<br />
_____ . 1980. <i>Pengantar Ilmu Antropologi</i>. Jakarta: Aksara Baru.<br />
Soekanto, Soerjono. 1990. <i>Sosiologi Suatu Penghantar</i>. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.<br />
…………………….. (Aug 15, ’07).Kasepuhan Cipta Gelar Halimun. [Online].
Tersedia. http://dweepitt.multiply.com/journal/item/8. 25 Februari 2008.<br />
Permanasari, Indira dan Amir Sodikin. (2005). [Online]. Tersedia.
http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0508/24/humaniora/1998005.htm. 20
Maret 2008<br />
.<br />
Susanto, Arif .(…….). Seren Taun – Kedamaian “Negeri di Awan. [Online].
Tersedia. http://www.garudamagazine.com/department.php?id=77<br />
. 20 Maret 2008.<br />
…………………… (……). Cipta Gelar Gunung Halimun. [Online]. Tersedia.
http://dweeand.blogs.friendster.com/my_journey/2007/08/cipta_gelar_gun.html.
25<br />
Februari 2008<br />
……………………..(……….) .Leuit”, Kearifan Warga Kaki G. Halimun. [Online].
Tersedia.http://dweeand.blogs.friendster.com/my_journey/2007/08/sekilas_tentang.html<br />
25 februari 2008<br />
………………… (……….).Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar.[Online]. Tersedia.
http://bandungheritage.org/index.php?option=com_content&task=view&id=54&Itemid=49&limit=1&limitstart=5
20 Maret 2008.<br />
……………….. (…………).Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar. [Online]. Tersedia.
http://dieny-yusuf.com/2007/03/02/kampung-gede-kasepuhan-ciptagelar/<br />
. 20 Maret 2008.<br />
………………….. (2008). Tentang Kebudayaan Kasepuhan . [Online] Tersedia. http://ciptagelar.multiply.com/journal/item/5 [31 08-09]</div>
Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-19429412563884742222014-02-28T09:49:00.000-08:002014-02-28T12:09:41.009-08:00Pu Sindok (Sri Isanawikramma Dharrmotunggadewa)<h1 class="post-title title title-large entry-title">
</h1>
<hr class="hr-thin-bottom" />
<div class="post-thumbnail-wrapper">
<a class="swipebox" href="http://www.wacananusantara.org/wp-content/uploads/2012/05/Pu-Sindok.jpg" rel="bookmark" title="Tautan dari Pu Sindok (Sri Isanawikramma Dharrmotunggadewa)">
<img alt="wacananusantara.org | Pu Sindok (Sri Isanawikramma Dharrmotunggadewa)" class="attachment-vw_large wp-post-image" src="http://www.wacananusantara.org/wp-content/uploads/2012/05/Pu-Sindok.jpg" height="359" width="640" /> </a>
</div>
<div class="post-content clearfix">
<b>Pendiri Wangsa Isana</b><br />
<img alt="Pu Sindok" class="alignleft size-medium wp-image-8966" src="http://www.wacananusantara.org/wp-content/uploads/2012/05/Pu-Sindok-300x300.png" height="300" width="300" />Pu
Sindok (sering ditulis Mpu Sindok) sebenarnya merupakan kerabat
Kerajaan Medang i Bhumi Mataram di Jawa Tengah (lazim disebut Kerajaan
Mataram Kuno). Dirinya menjabat sebagai Rakryan Mapatih i Hino pada masa
pemerintahan Rakai Sumba Dyah Wawa (928-929) Masehi. Sebelum masa Rakai
Dyah Wawa, <span style="line-height: 1.5em;">Pu Sindok telah menjabat sebagai Rakryan Mapatih i Halu. Y</span><span style="line-height: 1.5em;">akni pada masa pemerintahan Rakai Layang Dyah Tlodhong atau Tulodong (919-?). </span><br />
<span style="line-height: 1.5em;">Jabatan-jabatan seperti itu
dipastikan hanya boleh diduduki oleh keluarga atau kerabat istana. Putra
mahkota, menantu raja, adik, paman, kemenakan, apa siapa pun asal masih
memiliki hubungan darah dengan raja. Dengan demikian, Pu Sindok sejak
lahir berdarah bangsawan.</span><br />
Wangsa yang didirikan Pu Sindok disebut Wangsa Isana. Istilah Wangsa
Isana tertera dalam Prasasti Pucangan, prasasti yang dikeluarkan Raja
Airlangga pada 963 Saka (1041 M). Prasasti berbahasa Sansekerta ini
dimulai dengan penghormatan terhadap Brahma, Wisnu, Siwa, kemudian
disusul dengan penghormatan terhadap <span style="line-height: 1.5em;">pribadi </span><span style="line-height: 1.5em;">Raja
Airlangga. Selanjutnya dimuat silsilah Raja Airlangga, mulai dari Raja
Sri Isanatungga atau Pu Sindok. Sri Isanatunggawijaya, yang menikah
dengan Sri Lokapala, dan memiliki anak bernama Sri
Makutawangsawarddhana, dan disebut sebagai keturunan Wangsa Isana.
Dengan membaca teks Prasasti Pucangan, dapat diperoleh keterangan bahwa
pendiri Wangsa Isana adalah Pu Sindok Sri Isanawikramma
Dharrmotunggadewa.</span><br />
Posisi Pu Sindok dalam silsilah keluarga raja-raja yang memerintah di
Mataram memang dipenuhi kontroversi. Poerbatjaraka menilai bahwa Pu
Sindok adalah menantu Dyah Wawa. Berdasarkan pada Prasasti Cunggrang
yang menyebut “<i>sang siddha dewata rakryan bawa yayah rakryan binihaji sri parameswari dyah kebi</i>”
(yang telah diperdewakan, Rakryan Bawa, ayah Sri Parameswari Dyah Kebi.
Dengan demikian Rakryan Bawa diidentifikasikan oleh Poerbatjaraka
sebagai Rakai Sumba Dyah Wawa.<br />
Poerbatjaraka juga mengemukakan alasan lain, bahwa Pu Sindok bergelar <i>abhiseka</i> yang mengandung unsur kata <i>dharma. </i>Menurutnya
sebagai petunjuk bahwa raja yang gelarnya seperti itu, mendapat takhta
dari perkawinan. Selain itu tertulis juga nama Rakryan Bawang Dyah
Srawana yang bisa juga dianggap ayah Dyah Kebi.<br />
Akan tetapi, Stutterheim membantah pendapat Poerbatjaraka dengan
mengatakan bahwa; nama Bawa harus dibaca Bawang, karena jelas ada <i>anuswara</i> di atas huruf <i>/wa/.</i>
Lagi pula, Raja Wawa tak pernah bergelar Rakai atau Rakryan Wawa,
melainkan Rakai Sumba atau Rakai Sumba Pangkaja Dyah Wawa. Selain itu,
kata /<i>kbi</i>/ pada prasasti itu harus diartikan “nenek”.<br />
Jadi, Sutterheim menyimpulkan bahwa yang diperdewakan di Cunggrang
tak lain adalah Rakryan Bawang Pu Partha. Nama itu selalu muncul dalam
prasasti-prasati keluaran Rakai Kayuwangi, ayah dari nenek Pu Sindok.
Sementara Nenek Pu Sindok adalah permaisuri Daksa. Disebut dalam
Prasasti Limus (Sugih Manek) bertahun 837 Saka (915 M). Jadi, Pu Sindok
adalah cucu Daksa. Dengan begitu, Pu Sindok memang pewaris sah dari
Kerajaan Medang di Bhumi Mataram di Jawa Tengah, tanpa harus menikah
dengan seorang putri raja mana pun.<br />
<b>Maharaja di Tamwlang</b><br />
Pada masa pemerintahan Dyah Wawa, antara 928-29 M, terjadi sebuah
bencana besar: meletusnya Gunung Merapi. Letusan gunung ini membawa
malapetaka yang mematikan: gempa bumi, banjir lahar, hujan abu, dan
batu-batuan yang menimpa apa pun di sekitarnya. Termasuk wilayah Bhumi
Mataram yang berada di sebelah barat daya gunung tersebut. Kerusakan
akibat letusan Merapi yang melanda ibukota Medang, yakni Bhumi Mataram.
Kerabat istana dan rakyat yang selamat akhirnya mengungsi ke wilayah
timur.<br />
Ada pendapat yang menyebutkan bahwa Bhumi Mataram itu terletak di
sekitar Magelang (hingga kini masih terdapat sebuah desa bernama
Medangan), Jawa Tengah. Ada pula yang menduga di sekitar Yogyakarta. Dan
ada pula yang menganggap bahwa wilayah Temanggung, Magelang, Bantul,
Sleman, dan Klaten (kelimanya berada di Magelang dan Yogyakarta)
merupakan wilayah kekuasaan Bhumi Mataram.<br />
Di wilayah timur, ada wilayah Kanuhuruhan yang penguasanya tunduk
kepada Bhumi Mataram. Maka, Pu Sindok pun leluasa membangun ibu kota
baru di Tamwlang, <span style="line-height: 1.5em;">sekarang </span><span style="line-height: 1.5em;">sekitar Jombang, Jawa Timur. Keterangan tentang ibu kota di Tamwlang ini terdapat pada Prasasti Turyyan. </span><br />
<span style="line-height: 1.5em;">Sesuai pengetahuan kosmogonis pada
masa itu, Pu Sindok merasa perlu mendirikan wangsa baru dengan
tempat-tempat pemujaan baru. Karena menilai peristiwa meletusnya Gunung
Merapi sebagai kehancuran dunia (</span><i style="line-height: 1.5em;">pralaya</i><span style="line-height: 1.5em;">)
pada akhir masa Kaliyuga. Dalam dunia kosmogonis masyarakat Jawa silam,
bila seorang raja hancur oleh serangan raja lain atau oleh bencana
alam, maka periode itu disebut </span><i style="line-height: 1.5em;">pralaya</i><span style="line-height: 1.5em;"> dan telah ditentukan oleh Dewa.</span><br />
Rupanya, kerajaan baru yang didirikan Pu Sindok tetap bernama Medang I
Bhumi Mataram, seperti yang termaktub dalam Prasasti Paradah yang
bertarikh 865 Saka (943 M), dan Prasasti Anjukladang yang bertahun 859
Saka (937 M). Prasasti Turyyan bertahun 851 Saka (929 M) memberitakan
bahwa ibukota pertama dari Medang versi Pu Sindok adalah Tamwlang (“<i>sri maharaja makadatwan I tamwlang</i>”).<br />
Di sini jelas bahwa Pu Sindok telah mengangkat diri sebagai raja baru
yang berpusat di Tamwlang. Kini, di Kab. Jombang, Jawa Timur, terdapat
Desa Tambelang di wilayah kecamatan Tambelang. Nama desa atau kecamatan
itu kemungkinan besar dulunya bernama Tamwlang. Tak ada data tertulis
lain yang menyebut nama Tamwlang selain prasasti ini. Setelah dari
Tamwlang, berdasarkan Prasasti Paradah dan Prasasti Anjukladang, ibukota
kerajaan berpindah ke Watugaluh, masih sekitar Jombang.<br />
<b>Pindah ke Watugaluh</b><br />
Prasasti Anjukladang bertarikh 937 M, menginfromasikan bahwa istana
Medang dipindahkan ke wilayah Watugaluh, di tepi Kali Brantas, masih di
sekitar Jombang. Kini kita bisa menemukan sebuah kecamatan bernama
Megaluh. Hingga kepindahan ke Watugaluh pun, Pu Sindok tak berniat
mendirikan kerajan baru. Ini terlihat dari kalimat pada Prasasti Turyyan
bahwa “<i>Kita prasiddha mangraksa kadatwan rahyangta i Bhumi Mataram i Watugaluh</i>”. Tulisan ini menunjukkan bahwa ibukota telah berpindah dari Tamwlang ke Watugaluh.<br />
Prasati Paradah juga mengatakan: “<i>mdang i bhumi mataram i watugaluh</i>.” Maka dari situ tak berlebihan bila kita menyebut kerajaan dengan ibu kota baru ini dengan sebutan <i>“Medang i Bhumi Mataram i Watugaluh”</i>.
Bisa diartikan sebagai “Medang (yang dulu) di Bhumi Mataram (sekarang
berada) di Watugaluh”. Atau bisa juga sebagai kerajaan “Medang i Bhumi
Mataram” (dengan ibu kota baru) di Watugaluh”.<br />
Pembacaan J.G. de Casparis terhadap Prasasti Anjukladang melahirkan
dugaan bahwa pernah ada serbuan dari Malayu ke Jawa. Diberitakan,
tentara Malayu bergerak sampai dekat Nganjuk, Jawa Timur, namun berhasil
dihalau oleh pasukan Mataram di bawah komando <span style="line-height: 1.5em;">langsung </span><span style="line-height: 1.5em;">Pu
Sindok , ketika itu belum menjadi raja. Mungkin masih berada di
Tamwlang atau mungkin pula masih menjadi pejabat di Bhumi Mataram. </span><br />
<span style="line-height: 1.5em;">Atas jasanya yang begitu besar
terhadap kerajaan, Pu Sindok diangkat menjadi raja (apakah ketika masih
di Tamwlang atau sudah Watugaluh?). Namun, teks pada Prasasti
Anjukladang belum terbaca seluruhnya. Dalam transkripsi Casparis, yang
lebih komplit pembacaannya ketimbang transkripsi Brandes, diterangkan
bahwa di tempat Sang Hyang Prasada itu dibangun pula </span><i style="line-height: 1.5em;">jayastambha</i><span style="line-height: 1.5em;">, yaitu tugu kemenangan.</span><br />
Hampir tidak adanya prasasti mengenai peristiwa politik/militer pada
masa Pu Sindok, bukan berarti bahwa pada masa pemerintahan Pu Sindok
tidak ada penaklukan atau peperangan terhadap /dari kerajaan lain.
Prasasti Waharu dan Sumbut memungkinkan bahwa pernah terjadi peperangan
sebagai usaha penaklukan Pu Sindok terhadap kerajaan-kerajaan kecil.
Pun, fakta bahwa pusat pemerintahan selalu berpindah-pindah
menggambarkan bahwa pada masa Pu Sindok banyak terjadi penyerang musuh
ke dalam ibu kota tersebut.<br />
<b>Wafat</b><br />
Pu Sindok wafat pada 947 M dan didharmakan atau candikan di <i>sang hyang dharma ring isanabhawana</i>
atau Isanabajra, yang hingga kini belum berhasil ditemukan. Prasasti
Pucangan memberitakan, Pu Sindok digantikan oleh putrinya, Sri Isana
Tunggawijaya. Sri Isana Tunggawijaya ini memerintah bersama suaminya,
Sri Lokapala. Pasangan suami-istri ini kelak memiliki putra bernama Sri
Makutawangsawarddhana.<br />
Ada satu hal yang menarik bahwa nama Mataram hingga zaman Singhasari
dan Majapahit dan sesudahnya masih dipakai sebagai nama
kerajaan-bawahan. Bahkan <span style="line-height: 1.5em;">oleh Panembahan Senopati pada abad ke-17 pun </span><span style="line-height: 1.5em;">dijadikan nama kerajaan Islam. Sedangkan nama Medang sebagai nama daerah kurang begitu popular. (</span><i style="text-align: right;">Yusandi)</i><br />
<b><br />
</b></div>
Asharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8885129312806367278.post-76635440729358134872014-02-28T09:48:00.000-08:002014-02-28T12:09:49.308-08:00Upacara Tarik Batu di Tana Toraja dan Sumba Barat<h1 class="post-title title title-large entry-title">
</h1>
<hr class="hr-thin-bottom" />
<br />
<div class="post-thumbnail-wrapper">
<a class="swipebox" href="http://www.wacananusantara.org/wp-content/uploads/2012/08/Tarik-Batu.jpg" rel="bookmark" title="Tautan dari Upacara Tarik Batu di Tana Toraja dan Sumba Barat">
<img alt="wacananusantara.org | Upacara Tarik Batu di Tana Toraja dan Sumba Barat" class="attachment-vw_large wp-post-image" src="http://www.wacananusantara.org/wp-content/uploads/2012/08/Tarik-Batu.jpg" height="359" width="640" /> </a>
</div>
<b>Upacara Tarik Batu di Tana Toraja dan Sumba Barat: Refleksi Status Sosial dalam Tradisi Megalitik</b><br />
Oleh: <i>Retno Handini*</i><br />
<b>Abstrak</b><br />
Tana Toraja (Sulawesi Selatan) dan Sumba Barat (Nusa Tenggara Timur)
telah lama dikenal sebagai wilayah yang kaya akan tinggalan megalitik
baik megalitik yang telah mati maupun masih hidup. Budaya ini sangat
terkait dengan kepercayaan masyarakatnya tentang pemujaan leluhur, yang
dikenal sebagai Aluk Todolo di Toraja dan Marapu di Sumba Barat.
Pemujaan leluhur inilah yang menjadi konsepsi dasar atas pendirian
bangunan-bangunan megalitik di kedua daerah tersebut, yang masih
dilakukan hingga saat ini. Upacara tarik batu menjadi essensi penting
dalam pendirian bangunan megalitik, baik di Toraja maupun di Sumba
Barat. Mereka mencari batu bahan dasar bangunan dari daerah sekitarnya,
dan memahatnya menjadi bentuk yang diinginkan. Saat penyelenggaraan,
batu tersebut ditarik bersama-sama oleh ratusan bahkan ribuan orang
secara komunal menuju ke tempat baru yang diinginkan.<br />
Sudah pasti bahwa upacara tarik batu yang menghabiskan biaya sangat
besar ini mencerminkan status sosial yang tinggi dari keluarga
penyelenggaranya. Dalam kasus pendirian menhir di Toraja, hanya bisa
dilakukan oleh keluarga bangsawan yang kaya karena mensyaratkan
penyelenggaraan upacara rapasan sapurandanan dimana minimal mereka harus
mengorbankan 24 ekor kerbau, seekor diantaranya adalah kerbau belang
(tedong bonga). Situasi di Sumba Barat juga sama, dimana upacara tarik
batu hanya dapat dilakukan kalangan tertentu karena mahalnya biaya
pelaksanaan. Paper ini akan membahas hubungan antara pemujaan leluhur di
Toraja dan Sumba Barat, dalam kaitannya dengan upacara tarik batu yang
mengiringi pendirian sebuah bangunan megalitik. Dalam hal ini, latar
belakang sosial keluarga yang melaksanakan upacara tersebut memainkan
peran sangat penting di dalamnya.<br />
<b> A. Pendahuluan<br />
</b><br />
Dalam khasanah persebaran budaya megalitik di Indonesia, daerah Tana
Toraja di Sulawesi Selatan dan Sumba Barat di Nusa Tenggara Timur, sudah
lama dikenal sebagai wilayah yang kaya akan peninggalan megalitik.
Budaya megalitik tua dan megalitik muda menyatu dalam keseharian
penduduknya. Dengan latar belakang konsepsi religi yang dipandang
sebagai warisan nenek moyang yang harus dipegang teguh. Seperti di Nias,
ragam budaya megalitik beserta unsur-unsur prasejarah di kedua daerah
tersebut telah sanggup menembus batas periode waktu secara teoritis, dan
berlangsung hingga kini sebagai sebuah tradisi.<br />
Di sinilah faktor menarik dari keberadaan bangunan-bangunan megalitik
di Tana Toraja dan Sumba Barat. Benda-benda budaya tersebut bukanlah
benda-benda mati (dead monuments), akan tetapi merupakan benda-benda
yang masih hidup (living monuments), yang melekat erat dengan ritme
religi masyarakatnya pada saat ini. Pemujaan arwah para leluhur
(ancestor worship) tetap merupakan inti dari setiap pendirian bangunan
megalitik tersebut, yang bersumber dari kepercayaan asli masyarakat. Di
Toraja, kepercayan tersebut disebut aluk todolo, sementara di Sumba
Barat, mereka menyebutnya marapu. Aluk todolo mempunyai makna percaya
kepada para lelulur, di mana Tuhan (Puang Matua) menjalankan segalanya.
Nama Toraja sendiri berasal dari kata ‘To’ yang berarti orang, dan
‘riaja’ yang berarti pegunungan, sehingga Toraja berarti orang yang
berasal dari gunung. Gunung dianggap sebagai tempat suci, tempat
bersemayam para leluhur. Sementara marapu bertumpu pada pemujaan arwah
nenek moyang dan meyakini roh leluhur sebagai penghubung antara mereka
yang masih hidup dengan Sang Pencipta. Dalam kepercayaan marapu, Tuhan
disebut Amawolu amarawi yang secara harfiah berarti yang membuat dan
yang menciptakan. Penganut marapu percaya adanya Dewa-Dewa yang hidup di
sekeliling mereka. Mereka juga percaya bahwa arwah nenek moyang yang
telah meninggal dunia masih tetap hidup, sehingga mereka memperlakukan
arwah nenek moyang secara istimewa. Perlakuan istimewa tersebut antara
lain diwujudkan dalam bentuk pemberian sesaji secara berkala yang
dipersembahkan pada roh leluhur. Keberadaan ruang marapu di atap rumah
sebagai tempat sesaji untuk para Dewa juga merupakan salah satu contoh
kongkrit adanya kepercayaan pada roh leluhur.<br />
Di antara ritme modernisasi yang menjangkau setiap sudut wilayah
Nusantara saat ini, pendirian bangunan megalitik yang masih terus
berlangsung merupakan salah satu kekayaan budaya tersendiri di Tana
Toraja dan Sumba Barat. Batu-batu besar dikerjakan di tempat, kemudian
ditarik beramai-ramai oleh masyarakat hingga mencapai tempat pendirian
bangunan yang diinginkan yang dapat mencapai kiloan meter jaraknya.
Inilah dedikasi mereka terhadap arwah para leluhurnya, yang tidak sirna
setelah puluhan generasi. Ciri khas megalitik di Tana Toraja dan Sumba
Barat semakin terasa dengan adanya upacara persembahan kepada arwah
leluhur yang tercermin dari upacara-upacara ritual yang terus
berlangsung hingga saat ini.<br />
Tulisan ini bertutur tentang upacara tarik batu di Tana Toraja dan
Sumba Barat dalam rangka mendirikan bangunan-bangunan megalitik, sebagai
pengejawantahan sikap religi mereka terhadap arwah leluhur. Upacara ini
sendiri merupakan rangkaian prosesual dari upacara penguburan tradisi
megalitik, yang berlangsung secara eksotis, karena sudah jarang terjadi
dan berlangsung di tengah masyarakat modern, yang dibalut pekat dalam
tatanan budaya megalitik, budaya batu besar yang berasal dari akhir masa
prasejarah. Sebelum menginjak pada upacara tarik batu tersebut,
terlebih dahulu akan diuraikan jenis-jenis bangunan megalitik di kedua
daerah tersebut, demi diperolehnya gambaran yang lebih intens tentang
pemujaan arwah leluhur, benda-benda megalitik, dan upacara tarik batu
dalam proses pendirian bangunan-bangunan batu besar tersebut.<br />
<b>B. Peninggalan Megalitik di Tana Toraja dan Sumba<br />
</b><br />
Beberapa tinggalan khas budaya megalitik dapat ditemukan di Tana Toraja
saat ini, seperti batu tegak (menhir), kubur batu, lumpang batu, umpak
batu, dan tempayan batu (Soejono, 1984). Dari berbagai jenis tersebut,
menhir yang dalam istilah lokal disebut simbuang merupakan tinggalan
yang mendominasi temuan megalitik di Tana Toraja. Simbuang didirikan
dalam rangkaian upacara penguburan sebagai lambang si mati sekaligus
sebagai monumen agar generasi penerus tetap menghormati dan melanjutkan
tradisi mengagungkan para leluhur.<br />
Bentuk menhir umumnya persegi panjang atau bulat oval dan meruncing
diatasnya. Bentuk tersebut ada yang diperoleh secara alami, namun
kebanyakan dibentuk dengan cara dipahat sampai menjadi bentuk yang
diinginkan. Menhir di Toraja hampir selalu berada di rante, yakni sebuah
tempat khusus yang diperuntukkan sebagai tempat upacara kematian satu
marga. Setiap keluarga besar memiliki rante masing-masing, sehingga
rante sering dianggap sebagai perkampungan kecil. Rante menjadi bagian
integral dari tiga komponen penting dalam pemukiman tradisional Toraja,
yaitu rante (tempat upacara), liang (kuburan) dan tongkonan (rumah
adat). Setiap upacara kematian harus dilakukan di rante agar arwah si
mati dapat mencapai kesempurnaan. Di tengah hiruk pikuk modernisasi,
orang Toraja tetap setia menjalin hubungan baik dengan arwah nenek
moyangnya, demi menjaga keharmonisan hidup, di dunia dan akherat.<br />
Di lain pihak, tinggalan-tinggalan megalitik di Sumba Barat sebagian
besar berwujud kubur-kubur batu yang setidaknya terbagi menjadi lima
tipe yakni kubur batu terbuat dari monolit batu berbentuk bejana
(kabang), peti kubur batu yang tersusun dari lempengan-lempengan batu
bertutup ganda (kuru kata), peti kubur batu yang tersusun dari
lempengan-lempengan batu bertutup tunggal (kuru lua), kubur dalam tanah
yang diberi tutup batu datar (watu manyoba), dan peti kubur batu
berkaki/dolmen (watu pawesi). Semua jenis batu kubur di Sumba Barat
selalu terdiri dari wadah dan tutup kecuali watu manyoba dimana wadah
kubur berupa liang tanah. Dalam kepercayaan Sumba Barat, wadah kubur
melambangkan perempuan sementara tutup kubur melambangkan laki-laki.<br />
Kubur batu di Sumba Barat hampir selalu berasosiasi dengan rumah
tempat tinggal, untuk menjaga kedekatan mereka dengan anggota keluarga
yang telah meninggal. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari adanya
anggapan bahwa roh leluhur dapat melindungi keluarganya yang masih
hidup. Letak kubur yang umumnya di depan rumah juga menjadikan keluarga
yang masih hidup senantiasa teringat kepada leluhurnya yang telah
meninggal dan memudahkan mereka untuk mengirim doa dan sesaji. Tata
letak peti kubur batu di Sumba Barat umumnya membentuk pola linear
(memanjang dengan orientasi utara-selatan, barat-timur), maupun
lingkaran (sirkular) dimana pada bagian tengahnya selalu terdapat tempat
khusus untuk pemotongan hewan korban dan kaduwatu yang berfungsi
sebagai pusat areal suci (Prasetyo, 1986). Sebuah kubur batu umumnya
ditempati sepasang suami istri, terkadang disertai dengan cucunya.
Jenazah seorang anak tidak boleh dikuburkan bersama orang tuanya, hal
ini didasari pandangan bahwa pada waktu hidup seorang anak yang telah
dewasa tidak boleh tinggal sekamar dengan orang tua, sehingga setelah
meninggal juga tidak boleh dimakamkan dalam kubur yang sama.<br />
Kubur-kubur batu di Sumba Barat dibuat dengan teknik pengerjaan yang
rumit dan teliti. Beberapa jenis kubur batu, terutama watu pawesi,
umumnya dipahat dengan sangat halus dan memiliki pola hias raya, yang
masing-masing memiliki makna filosofi sendiri. Hiasan marangga yang
berbentuk perhiasan dada dan mamuli yang berbentuk seperti vagina yang
distilir melambangkan kesuburan. Hiasan kerbau dan babi melambangkan
status sosial, hiasan gong (katala) melambangkan kekayaan, hiasan
kura-kura melambangkan kaum bangsawan. Hiasan buaya, anjing dan kuda
melambangkan penjaga kubur (Kapita, 1976). Hiasan-hiasan lain berupa
geometris dan sulur-suluran memiliki makna keindahan.<br />
<b>C. Upacara Tarik Batu<br />
</b><br />
Masyarakat Tana Toraja dan Sumba mengenal upacara tarik batu sebagai
bagian dari tradisi menghormati leluhur. Di Tana Toraja, obyek megalitik
yang ditarik adalah batu monolit calon sebuah menhir, yang didirikan
sebagai representasi (simbol) si mati. Sementara di Sumba Barat, obyek
megalitik yang ditarik adalah kubur batu yang merupakan tempat
bersemayam abadi jasad leluhur.<br />
Bahan batu diperoleh dengan cara penggalian di tempat tertentu di
Tana Toraja dan Sumba Barat, yang memang kaya akan berbagai jenis
batuan. Setelah menemukan sumber batuan yang tepat, beberapa pekerja
akan menatah dan memahat batu tersebut di tempat aslinya sesuai dengan
bentuk yang diinginkan. Pemahatan sebuah batu menjadi menhir di Tana
Toraja relatif lebih sederhana dibanding pemahatan sebuah batu kubur di
Sumba Barat yang bisa memakan proses berbulan-bulan sampai membentuk
batu kubur yang indah. Lamanya pengerjaan memahat menhir maupun batu
kubur tergantung besar kecilnya ukuran dan pola hiasnya. Setelah
pembuatan menhir atau kubur batu selesai, langkah selanjutnya adalah
penarikan batu dari lokasi asal menuju rante di Tana Toraja atau menuju
rumah sang pemilik kubur di Sumba Barat.<br />
Prosesi penarikan menhir maupun kubur batu dari tempat asal menuju
lokasi baru merupakan fenomena yang sangat menarik. Ratusan atau bahkan
ribuan orang bekerja secara gotong royong menarik batu yang beratnya
bisa mencapai puluhan ton. Mereka bekerja tanpa imbalan uang, namun
penyelenggara upacara berkewajiban menyediakan konsumsi makanan selama
upacara berlangsung dan menyediakan hadiah daging bagi para penarik
batu.<br />
<b>Tarik batu di Tana Toraja</b><br />
Orang Toraja percaya, bahwa sebelum resmi dimakamkan, orang yang telah
meninggal dianggap sakit dan dibaringkan dalam tempat tidur. Jenazah
kemudian disuntik formalin agar tidak membusuk, dimasukkan dalam peti
mati dan disimpan di kamar. Setelah beberapa waktu, jenazah baru
“dikuburkan”. Upacara penguburan, yang disebut rambu solok merupakan hal
yang sangat penting dalam siklus kehidupan warga Toraja yang terkesan
mewah dan eksotis. Solok memiliki arti harafiah matahari yang condong ke
barat. Hal ini berarti, upacara rambu solok hanya boleh dilaksanakan
setelah jam duabelas siang, saat matahari mulai condong ke barat,
sebagai lambang dari kematian. Orang Toraja menganggap, seseorang telah
benar-benar meninggal apabila telah dilaksanakan upacara rambu solok
untuk menyempurnakan perjalanan arwah si mati ke alam baka yang kekal.<br />
Batu yang tinggi dan panjang dari pegunungan di Tana Toraja, adalah
batu yang cocok dibuat menhir. Sekali batu dipilih, keramatpun segera
masuk ke dalamnya. Ada batu yang secara alami langsung dijadikan menhir
tanpa proses lanjut, namun ada juga yang harus dipahat dan dihaluskan di
lokasi asal sebelum ditarik ke rante. Saat upacara tarik batu (meriuk
batu) hampir seluruh kerabat dan warga desa terlibat dalam acara tarik
batu yang dipimpin oleh seorang pemangku adat. Kerbau pun segera
disembelih, darahnya ditampung pada bambu, dan dipercikkan pada batu
yang akan ditarik. Ini adalah simbol meminta ijin pada roh sang penguasa
batu sekaligus memberi “jiwa” pada batu, agar batu dapat ditarik dengan
lancar.<br />
Diletakkan di atas landasan kayu yang bergulir, prosesi pendirian
menhirpun segera dimulai. Batu kemudian ditarik para lelaki secara
bergantian, dalam formasi barisan. Jumlah penarik batu tergantung ukuran
batu, semakin besar dan berat batu yang ditarik, semakin banyak pula
jumlah tenaga yang dibutuhkan. Sepanjang perjalanan, iring-iringan
penarik batu meneriakkan yel-yel pembangkit semangat yang biasanya
berupa nyanyian atau syair-syair. Para wanita mengiringi rombongan
penarik batu sambil membagikan minuman dan makanan kecil.<br />
Sebagai gambaran, tarik batu menhir berukuran kecil yang berbobot
kurang dari 3 ton dapat dilakukan oleh sekitar dua ratus orang dalam
waktu 2 jam sejauh 3 km. Sesampainya menhir di rante, batu kemudian
ditanam secara berdiri. Pemimpin upacara melayangkan doa dan meresmikan
batu tersebut sebagai menhir (simbuang) orang yang diupacarakan. Sang
pendiri akan kekal menyatu dengan menhir. Keberadaan menhir simbuang
sangat penting dalam suatu proses daur hidup manusia Toraja dan
merupakan simbol status sosial, yang jelas menunjukkan kelas bangsawan
orang yang mendirikan dan memiliki menhir tersebut. Batu tegak itu
adalah pesan leluhur kepada para keturunannya di Tanah Toraja, bumi sang
orang-orang gunung, yang akan tetap hidup subur di setiap sanubari.<br />
Dalam suatu kepercayaan Toraja, tidak jarang orang yang masih hidup
sudah memilih batu untuk dijadikan menhir pada saat upacara
penguburannya, karena dia menginginkan menhir terbaik yang dapat
merefleksikan dirinya. Berbeda dari daerah Sumba Barat, acara pembagian
daging di Toraja dilakukan sebelum acara tarik batu. Dari bala’kaan,
Tominaa membagi daging secara tradisional yang merupakan simbol
penegasan hubungan darah. Sehingga tujuan pembagian daging adalah untuk
mempertegas silsilah atau memperkenalkan hubungan kekerabatan atau
mengingatkan asal dan ikatan kekeluargaan mereka.<br />
<b>Tarik batu di Sumba Barat</b><br />
Di Sumba Barat, persiapan upacara tarik batu dilakukan lebih rumit dan
memerlukan persiapan matang karena obyek yang ditarik adalah batu kubur
yang berukuran besar dan sangat berat. Di lokasi asal batu, beberapa
tukang kayu yang dalam istilah lokal disebut monipelu membuat kuda-kuda
(tenan) berupa dua gelondong kayu bulat utuh yang ukurannya disesuaikan
dengan batu yang akan ditarik. Kedua ujung kayu disatukan dan dibentuk
menyerupai kepala kuda. Walaupun tenan berbentuk kepala kuda, namun
secara simbolis tenan melambangkan perahu sebagai kendaraan yang akan
membawa kubur batu. Bahan kayu yang digunakan terbuat dari kayu kameti
yang bersifat lentur dan tidak mudah patah.<br />
Di atas tenan diberi kerangka kayu berbentuk empat persegi panjang
mengelilingi batu, sebagai tempat pegangan paaung watu dan untuk
meletakkan paji dan bendera. Paji adalah bentangan kain berwarna putih,
sedangkan bendera (regi khobu) berupa kain-kain tenun motif asli Sumba
yang merupakan sumbangan dari para kerabat. Paji dan bendera memiliki
makna untuk ”memayungi” kubur agar selalu dingin dan teduh. Di Sumba,
sesaat sebelum acara tarik batu dimulai, pemimpin proses tarik batu
(paaung watu), memberikan santan kelapa (way malala) yang dipercikkan ke
batu, sebagai simbol penyucian batu agar batu lebih mudah untuk
ditarik. Di atas batu juga disiapkan gong (katala) dan beduk (laba)
sebagai alat musik untuk memberikan semangat kepada para penarik batu.
Saat penarikan batu, sebagai alas digunakan balok-balok kayu bulat yang
disebut kalang sebagai landasan yang berfungsi sebagai roda. Kayu-kayu
bulat dengan diameter bervariasi tapi memiliki panjang rata-rata empat
meter diletakkan di sepanjang jalan yang akan dilalui batu. Alas kayu
itu tidak harus menutupi seluruh jalan, karena kayu yang telah dilalui
akan diambil dan dipasang kembali di depan hingga batu mencapai tempat
pendirian kubur.<br />
Tali untuk menarik batu umumnya terdiri dari 10 buah dengan tiga
jenis bahan yakni tali plastik (tambang), tali dari sulur pohon tuba
(tuwa) dan rotan (uwi). Masing-masing tali ditarik oleh 50-100 orang,
sehingga total penarik batu setidaknya melibatkan ratusan orang. Apabila
dihitung dengan orang-orang lain yang bergantian menarik, setidaknya
sebuah upacara tarik batu besar diikuti oleh seribu orang. Masing-masing
tali memiliki fungsi, tali yang berada di ujung luar sebelah kanan atau
kiri berfungsi sebagai kemudi untuk mengatur arah batu, sementara tali
lain berfungsi untuk menarik batu.<br />
Peran paaung watu sangat dominan, karena bertugas mengatur jalannya
upacara sambil senantiasa meneriakkan kata hutaya (semangat) setiap
saat. Terkadang untuk membangkitkan tenaga, dia meneriakkan kata
sindiran seperti mangumammi (perempuan kamu!), yang dijawab spontan oleh
massa, sambil mengerahkan segenap tenaga untuk menarik batu, dengan
teriakan munima (kami laki-laki!). Paaung watu adalah sang pemimpin dan
salah satu peletak sukses dalam upacara tarik batu, oleh karenanya, dia
harus memiliki kemampuan untuk mengatur dan memberi semangat kepada
massa penarik batu yang jumlahnya ribuan. Di sepanjang jalan yang
dilalui tersedia kendaraan yang membawa air minum kemasan maupun air
minum yang berasal dari mata air. Secara berkala mereka juga disiram air
untuk menghindari dehidrasi, karena panas matahari di daerah Sumba
Barat sangat terik.<br />
Dalam perjalanan menuju rumah si pemilik batu, tidak selamanya tarik
batu berjalan lancar. Terkadang massa tidak dapat selalu diarahkan
sehingga arah batu menjadi melenceng bahkan tidak jarang batu bisa
miring atau terbalik. Belum lagi halangan lain berupa rusaknya tenan
atau kayu-kayu kalang karena tidak kuat menahan beban batu. Jika
halangan tersebut dirasa sangat mengganggu sehingga tidak bisa
dilanjutkan, maka acara tarik batu akan ditunda pada hari lain. Hal ini
sangat merepotkan karena sulit sekali mengumpulkan ratusan atau ribuan
orang dalam hari yang sama.<br />
Jika perjalanan tarik batu lancar, sebuah kubur batu berbobot 12 ton
dapat ditarik seribu orang dalam waktu tujuh jam, dalam jarak 2,2
kilometer. Setelah batu kubur berada di depan rumah si pemilik, acara
selanjutnya menerima secara resmi sumbangan hewan-hewan dari para
kerabat yang umumnya berupa kerbau dan babi. Jika kerbau dan babi yang
disumbangkan berjenis kelamin jantan, maka para penerima tamu akan
membunyikan alat musik secara bertalu-talu. Sebaliknya jika hewan yang
disumbangkan berjenis kelamin betina, alat musik tidak dibunyikan.<br />
Setelah dilakukan pencatatan terhadap semua sumbangan yang diterima,
acara berikutnya adalah kelar lima, yakni pembagian daging hewan kepada
seluruh masyarakat yang telah bergotong royong menarik batu. Secara
harfiah kelar lima memiliki makna : membersihkan tangan yang luka karena
menarik batu. Acara kelar lima diadakan oleh keluarga sebagai ungkapan
terima kasih kepada setiap orang yang telah terlibat secara aktif pada
acara tarik batu. Berbeda dengan daerah lain, pemotongan hewan di Sumba
dilakukan dengan cara ditikam dengan tombak dan kemudian tombaknya
dilepaskan. Dari leher binatang tersebut akan menetes darah sampai
binatang tersebut tergelepar mati kekurangan darah.<br />
Pemilik acara juga wajib menyediakan makanan untuk segenap penarik
batu dan tamu-tamu yang hadir menyaksikan acara tarik batu. Menu utama
adalah nasi dan daging babi atau kerbau. Setelah acara tarik batu
selesai, belum berarti ritual persiapan kubur selesai. Pada umumnya,
saat ditarik, kubur batu belum diberi lubang jenazah dan belum dipasang
kaki-kaki kubur jika batu kubur berbentuk watu pawesi. Lubang jenazah
baru akan dibuat beberapa bulan setelah acara tarik batu selesai.
Biasanya pada saat itu sekaligus didirikan kaki-kaki batu untuk
menyangga kubur utama. Pekerjaan selanjutnya adalah memberikan hiasan
berupa menhir (kaduwatu) dan memahat pola hias sesuai yang dikehendaki.<br />
Bagi orang Sumba, menyiapkan kubur batu sebagai tempat peristirahatan
terakhir merupakan satu kebutuhan. Sungguh merupakan satu kebahagiaan
yang sempurna, jika pada saat hidupnya, orang Sumba melihat secara
langsung persiapan dan pembuatan makam sebagai tempat istirahat abadinya
kelak. Sebuah kubur batu yang megah dipercaya menjadi semacam kendaraan
yang akan mengantar si mati ke dunia yang kekal. Melihat sebuah kubur
yang kelak akan dipakai sebagai tempat jenazahnya, mendatangkan rasa
nyaman dan prestise tersendiri, terlebih jika kubur tersebut terbuat
dari monolith besar yang untuk menarik dan membuatnya menjadi kubur
memerlukan biaya yang sangat besar.<br />
<b><br />
D. Tradisi dari Sebuah Status Sosial<br />
</b><br />
Walaupun sampai sekarang belum ada pertanggalan absolut pasti tentang
kapan budaya megalitik mulai hadir di Tana Toraja dan Sumba Barat, namun
dalam konteks budaya prasejarah, kubur-kubur batu tersebut merupakan
kubur dari budaya megalitik muda, yang berkembang pesat di Indonesia
sejak menjelang tarikh Masehi. Eksistensinya jelas merupakan tradisi
tersendiri dari sebuah tata cara penguburan dari masa prasejarah,
khususnya pada masa perundagian. Ciri-ciri budaya megalitik yang
berintikan pemujaan kepada arwah leluhur (ancestor worship) itu tidak
hanya terlihat dari pendirian dan pemakaian kubur-kubur batu, tetapi
juga dapat dilihat dalam keseharian mereka. Rambu solok dan marapu yang
masih dianut sebagian besar orang Toraja dan Sumba saat ini, merupakan
kepercayaan asli yang bertumpu pada pemujaan arwah nenek moyang,
meyakini roh-roh leluhur sebagai penghubung antara mereka yang masih
hidup dengan Sang Pencipta. Inilah inti dari pendirian kubur-kubur batu
tersebut.<br />
Pada masyarakat yang mengagungkan para leluhur, upacara kematian
menduduki tempat yang istimewa. Mereka tidak segan mendedikasikan harta
benda yang dimiliki untuk memuliakan arwah leluhur. Memotong banyak
hewan kurban seperti kerbau dan babi hutan, telah menjadi sesuatu yang
esensi, yang diyakini akan memperlancar perjalanan arwah ke alam baka.
Di Tana Toraja, ketentuan adat menyatakan bahwa tidak semua orang berhak
mendirikan simbuang, kecuali kaum bangsawan, yang dilakukan pada saat
upacara kematian tingkat rapasan sapurandanan, yaitu upacara kematian
tingkat tertinggi. Upacara ini mensyaratkan memotong sekurang-kurangnya
24 ekor kerbau, satu ekor di antaranya harus dipotong menjelang acara
tarik batu. Sehingga terkadang terdapat sebuah ironi, misalnya keluarga
bangsawan, namun apabila secara ekonomi dia tidak kaya, maka hanya
sanggup menyelenggarakan upacara penguburan yang sederhana. Pendirian
menhir simbuang di Tana Toraja yang merupakan bagian dari rangkaian
upacara rambu solok adalah sebuah contoh refleksi dari almarhum, dimana
menhir tersebut diberi nama sesuai nama pemiliknya. Menhir simbuang
adalah wakil si mati di dunia, sehingga si mati seakan-akan tetap berada
di tengah-tengah kerabat, ketika arwahnya telah abadi di alam baka.
Dari fungsi praktis untuk mengikat hewan kurban, akhirnya menhir
simbuang menjelma menjadi simbol status sosial bagi pendirinya.<br />
Upacara tarik batu, baik di Tana Toraja maupun Sumba merupakan
refleksi status sosial si mati, karena memakan biaya yang amat besar.
Hanya keluarga bangsawan dan memiliki kekayaan materi berlebih yang
mampu menyelenggarakan upacara tersebut. Selain itu, penyelenggara acara
hampir pasti merupakan tokoh yang disegani di daerahnya, sehingga dapat
dengan mudah mengumpulkan ratusan bahkan ribuan orang untuk terlibat
dalam acara tarik batu. Terdapat dua sisi yang cukup signifikan dalam
setiap upacara tarik batu tersebut. Selain sebagai status sosial sang
penyelenggara, upacara tersebut juga merupakan “dharma” warga setempat
dalam dedikasi mereka kepada arwah leluhur. Setiap anggota masyarakat,
tanpa ada paksaan, akan bekerja bersama-sama dalam mendirikan bangunan
megalitik. Rasa solidaritas adalah inti dari upacara tarik batu ini,
karena mereka beranggapan bahwa dengan cara seperti ini akan diperoleh
ketentraman dan kesuburan yang dilimpahkan oleh nenek moyangnya
(Atmosudiro, 1981). Oleh karena itu, upacara tarik batu identik dengan
biaya upacara yang sangat besar, yang hanya dapat dilaksanakan oleh
orang-orang kaya dengan status sosial tinggi. Semakin raya upacara ini
dilaksanakan, semakin tinggi pula status sosial yang akan didapat sang
penyelenggara.<br />
<b><br />
<i>Sumber Rujukan</i> :<br />
</b><br />
Atmosudiro, Sumiati, 1981. “Bangunan megaltik, salah satu cerminan
solidaritas Masa Perundagian”, Berkala Arkeologi II (1). Yogyakarta :
Balai Arkeologi Yogyakarta.<br />
Kapita, Oe, H. 1976. Sumba dengan adat Istiadatnya. Jakarta<br />
Kapita, Oe.H. 1976. Sumba di Dalam Jangkauan Jaman.Waingapu. BPK Gunung Mulia.<br />
Prasetyo, Bagyo. 1986. “Tata Letak Tempat Penguburan pada Pemukiman
Masyarakat Tradisi Megalitik Sumba Barat: Suatu Tinjuan Etnoarkeologi”.
Pertemuan Ilmiah Arkeologi IV. Jakarta. Proyek Penelitian Purbakala
Jakarta.<br />
Soejono, R.P. (ed) 1984. Sejarah Nasional Indonesia I, Jakarta. Balai PustakaAsharihttp://www.blogger.com/profile/04602596766452419686noreply@blogger.com0