10 KERAJAAN TERTUA DI NUSANTARA
DARI SEBELUM MASEHI
1. Kerajaan Kandis (sebelum Masehi)
Kerajaan ini diyakini berdiri sebelum Masehi, mendahului berdirinya kerajaan Moloyou atau Dharmasraya.
Dua tokoh yang sering disebut sebagai raja kerajaan ini adalah Patih dan Tumenggung.
Nenek
moyang Lubuk Jambi diyakini berasal dari keturunan waliyullah Raja
Iskandar Zulkarnain. Tiga orang putra Iskandar Zulkarnain yang bernama
Maharaja Alif, Maharaja Depang dan Maharaja Diraja berpencar mencari
daerah baru. Maharaja Alif ke Banda Ruhum, Maharaja Depang ke Bandar
Cina dan Maharaja Diraja ke Pulau Emas (Sumatra).
Ketika
berlabuh di Pulau Emas, Maharaja Diraja dan rombongannya mendirikan
sebuah kerajaan yang dinamakan dengan Kerajaan Kandis yang berlokasi di
Bukit Bakar/Bukit Bakau. Daerah ini merupakan daerah yang hijau dan
subur yang dikelilingi oleh sungai yang jernih.
2. Kerajaan Salakanagara (130-362 M)
Kerajaan
ini adalah kerajaan yang pertama di daerah Jawa Barat yang pernah
tercatat oleh sejarah. Salakanagara, berdasarkan Naskah Wangsakerta
Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara (yang disusun sebuah panitia dengan
ketuanya Pangeran Wangsakerta) diperkirakan merupakan kerajaan paling
awal yang ada di Nusantara).
Nama
ahli dan sejarawan yang membuktikan bahwa tatar Banten memiliki
nilai-nilai sejarah yang tinggi, antara lain adalah Husein
Djajadiningrat, Tb. H. Achmad, Hasan Mu’arif Ambary, Halwany Michrob dan
lain-lainnya. Banyak sudah temuan-temuan mereka disusun dalam
tulisan-tulisan, ulasan-ulasan maupun dalam buku. Belum lagi nama-nama
seperti John Miksic, Takashi, Atja, Saleh Danasasmita, Yoseph Iskandar,
Claude Guillot, Ayatrohaedi, Wishnu Handoko dan lain-lain yang menambah
wawasan mengenai Banten menjadi tambah luas dan terbuka dengan
karya-karyanya dibuat baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.
Pendiri
Salakanagara, Dewawarman adalah duta keliling, pedagang sekaligus
perantau dari Pallawa, Bharata (India) yang akhirnya menetap karena
menikah dengan puteri penghulu setempat.
3. Kerajaan Melayu Tua Jambi (Abad ke-2 M)
Dharmasraya
merupakan nama ibukota dari sebuah Kerajaan Melayu di Sumatera, nama
ini muncul seiring dengan melemahnya kerajaan Sriwijaya setelah serangan
Rajendra Coladewa raja Chola dari Koromandel pada tahun 1025.
Dalam
naskah berjudul Chu-fan-chi karya Chau Ju-kua tahun 1225 disebutkan
bahwa negeri San-fo-tsi memiliki 15 daerah bawahan, yaitu Che-lan
(Kamboja), Kia-lo-hi (Grahi, Ch'ai-ya atau Chaiya selatan Thailand
sekarang), Tan-ma-ling (Tambralingga, selatan Thailand), Ling-ya-si-kia
(Langkasuka, selatan Thailand), Ki-lan-tan (Kelantan), Ji-lo-t'ing
(Cherating, pantai timur semenanjung malaya), Tong-ya-nong (Terengganu),
Fo-lo-an (muara sungai Dungun, daerah Terengganu sekarang), Tsien-mai
(Semawe, pantai timur semenanjung malaya), Pa-t'a (Sungai Paka, pantai
timur semenanjung malaya), Pong-fong (Pahang), Lan-mu-li (Lamuri, daerah
Aceh sekarang), Kien-pi (Jambi), Pa-lin-fong (Palembang), Sin-to
(Sunda), dan dengan demikian, wilayah kekuasaan San-fo-tsi membentang
dari Kamboja, Semenanjung Malaya, Sumatera sampai Sunda.
4. Kerajaan Sekala Brak (Abad ke-3 M)
Sekala
Brak (Baca: Sekala Bekhak) adalah sebuah kerajaan yang bercirikan Hindu
dan dikenal dengan Kerajaan Sekala Brak Hindu yang setelah kedatangan
Empat Umpu dari Pagaruyung yang menyebarkan agama Islam kemudian berubah
menjadi Kepaksian Sekala Brak, terletak di kaki Gunung Pesagi (gunung
tertinggi di Lampung) Yang menjadi cikal-bakal suku bangsa etnis Lampung
saat ini.
5. Kerajaan Kutai Martadipura (350-400 M)
Kutai
Martadipura adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang memiliki
bukti sejarah tertua. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan
Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Nama Kutai diambil . Nama Kutai
diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat ditemukannya
prasasti yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut. Tidak ada
prasasti yang secara jelas menyebutkan nama kerajaan ini dan memang
sangat sedikit informasi yang dapat diperoleh.
6. Kerajaan Tarumanegara (358-669 M)
Tarumanagara
atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di
wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. Taruma
merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang meninggalkan
catatan sejarah. Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak di
sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu Kerajaan Taruma
adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.
Bila
menilik dari catatan sejarah ataupun prasasti yang ada, tidak ada
penjelasan atau catatan yang pasti mengenai siapakah yang pertama
kalinya mendirikan kerajaan Tarumanegara. Raja yang pernah berkuasa dan
sangat terkenal dalam catatan sejarah adalah Purnawarman. Pada tahun 417
ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga (Kali Bekasi)
sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang prabu
mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum
brahmana.
Bukti
keberadaan Kerajaan Taruma diketahui dengan tujuh buah prasasti batu
yang ditemukan. Empat di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak
Banten. Dari prasasti-prasasti ini diketahui bahwa kerajaan dipimpin
oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M dan beliau
memerintah sampai tahun 382 M. Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman ada
di sekitar sungai Gomati (wilayah Bekasi). Kerajaan Tarumanegara ialah
kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara.
7. Kerajaan Barus (Abad ke-6 M)
Kesultanan
Barus merupakan kelanjutan kerajaan di Barus paska masuknya Islam ke
Barus. Islam masuk ke Barus pada awal-awal munculnya agama Islam di
semenanjung Arab.
Dalam
sebuah penggalian arkeologi, ditemukan Makam Mahligai sebuah perkuburan
bersejarah Syeh Rukunuddin dan Syeh Usuluddin yang menandakan masuknya
agama Islam pertama ke Indonesia pada Abad ke VII Masehi di Kecamatan
Barus.
Kuburan
ini panjangnya kira-kira 7 meter dihiasi oleh beberapa batu nisan yang
khas dan unik dengan bertulisan bahasa Arab, Tarikh 48 H dan Makam
Mahligai merupakan Objek Wisata Religius bagi umat Islam se-Dunia yang
Letaknya 75 Km dari Sibolga dan 359 Km dari Kota Medan.
Raja pertama yang menjadi muslim adalah Raja Kadir yang kemudian diteruskan kepada anak-anaknya yang kemudian bergelar Sultan.
Raja
Kadir merupakan penerus kerajaan yang telah turun-temurun memerintah
Barus dan merupakan keturunan Raja Alang Pardosi, pertama sekali
mendirikan pusat Kerajaaannya di Toddang (tundang), Tukka, Pakkat - juga
dikenal sebagai negeri Rambe, yang bermigrasi dari Balige dari marga
Pohan.
Pada
abad ke-6, telah berdiri sebuah otoritas baru di Barus yang didirikan
oleh Sultan Ibrahimsyah yang datang dari Tarusan, Minang, keturunan
Batak dari kumpulan marga Pasaribu, yang akhirnya membentuk Dulisme
kepemimpinan di Barus.
8. Kerajaan Kalingga (Abad ke-6 M)
Kalingga
adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Tengah, yang pusatnya
berada di daerah Kabupaten Jepara sekarang. Kalingga telah ada pada abad
ke-6 Masehi dan keberadaannya diketahui dari sumber-sumber Tiongkok.
Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima, yang dikenal memiliki
peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.
Putri
Maharani Shima, Parwati, menikah dengan putera mahkota Kerajaan Galuh
yang bernama Mandiminyak, yang kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan
Galuh.
Maharani
Shima memiliki cucu yang bernama Sanaha yang menikah dengan raja ketiga
dari Kerajaan Galuh, yaitu Brantasenawa. Sanaha dan Bratasenawa
memiliki anak yang bernama Sanjaya yang kelak menjadi raja Kerajaan
Sunda dan Kerajaan Galuh (723-732 M).
Setelah
Maharani Shima meninggal di tahun 732 M, Sanjaya menggantikan buyutnya
dan menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi
Mataram, dan kemudian mendirikan Dinasti/Wangsa Sanjaya di Kerajaan
Mataram Kuno.
Kekuasaan di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban.
Kemudian
Raja Sanjaya menikahi Sudiwara puteri Dewasinga, Raja Kalingga Selatan
atau Bumi Sambara, dan memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran.
9. Kerajaan Kanjuruhan (Abad ke-6M)
Kanjuruhan adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Timur, yang pusatnya berada di dekat Kota Malang sekarang. Kanjuruhan diduga telah berdiri pada abad ke-6 Masehi (masih sezaman dengan Kerajaan Taruma di sekitar Bekasi dan Bogor sekarang). Bukti tertulis mengenai kerajaan ini adalah Prasasti Dinoyo. Rajanya yang terkenal adalah Gajayana. Peninggalan lainnya adalah Candi Badut dan Candi Wurung.
10. Kerajaan Sunda (669-1579 M)
Kerajaan
Sunda (669-1579 M), menurut naskah Wangsakerta merupakan kerajaan yang
berdiri menggantikan kerajaan Tarumanagara. Kerajaan Sunda didirikan
oleh Tarusbawa pada tahun 591 Caka Sunda (669 M). Menurut sumber sejarah
primer yang berasal dari abad ke-16, kerajaan ini merupakan suatu
kerajaan yang meliputi wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Banten,
Jakarta, Provinsi Jawa Barat , dan bagian barat Provinsi Jawa Tengah.
Berdasarkan naskah kuno primer Bujangga Manik (yang menceriterakan perjalanan Bujangga Manik, seorang pendeta Hindu Sunda yang mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di Pulau Jawa dan Bali pada awal abad ke-16), yang saat ini disimpan pada Perpustakaan Boedlian, Oxford University, Inggris sejak tahun 1627), batas Kerajaan Sunda di sebelah timur adalah Ci Pamali ("Sungai Pamali", sekarang disebut sebagai Kali Brebes) dan Ci Serayu (yang saat ini disebut Kali Serayu) di Provinsi Jawa Tengah.
1 komentar:
ada yang mengatakan kerajaan tertua nusantara adalah salakanegara, abad pertama Masehi
Posting Komentar