Semasa Tahun 20.000 – 2.000 SM.
Sejak ribuan tahun purbakala yang menjadi
urat nadi hubungan laut antara dunia Barat dan dunia Timur adalah jalur
pelayaran dan perdagangan lewat: Selat Malaka, Laut Jawa, Selat
Karimata, Laut Sunda, sampai di Laut Cina Selatan. Pada jaman dahulu
kala sampai abad ke-14 M, Semenanjung Malaya masih merupakan satu
semenanjung tanah daratan kering memanjang sampai di ujungnya di wilayah
Belitung (Pulau Belitung sekarang).
Pulau Jawa dan pulau Sumatra masih
merupakan satu pulau yang panjang yang tersambung bersatu oleh sejalur
tanah daratan kering di kawasan Panaitan (Pulau Panaitan sekarang) dan
Ujung Kulon antara Lampung dan Jawa Barat. Pelabuhan Palembang masih
terletak di tepi laut terbuka luas, yaitu Selat Malaka, dan tidak
seperti sekarang berada di pedalaman sejauh 50 km dari tepi pantai.
Begitu pula pelabuhan Jambi di Muara Tembesi (Muara Sabak) yaitu muara
sungai Batanghari, masih terletak di tepi pantai laut terbuka Selat
Malaka. Gunung Muria (Jepara) di Jawa Tengah masih merupakan suatu pulau
terpisah dari daratan pulau Jawa.
Di kawasan sepanjang jalur perairan
Nusantara ini, sejak ribuan tahun dahulu kala, telah bertumbuhan ratusan
kerajaan-kerajaan kecil dan besar. Pelayaran dan perdagangan
antar-pulau Nusantara dan dengan negeri-negeri luar di mancanegara telah
berkembang ramai. Bahan-bahan dan barang- barang dagangannya
diantaranya ialah: padi-padian, emas, perak, timah (bahan untuk
perunggu), lada atau merica, rempah- rempah, alat-alat besi dan
perunggu, gading gajah, dan banyak lagi lain-lainnya.
Kawasan Nusantara yang sangat strategis,
subur makmur dan kayaraya ini selalu menjadi pusat perebutan kekuasaan
diantara kerajaan-kerajaan pribumi Nusantara sendiri.
ORANG ASING PERTAMA DI NUSANTARA.
0 komentar:
Posting Komentar