Cinta Budaya
Gideon Guruh Satrio Prihantoro, mahasiswa FISKOM yang menjadi ketua panitia kegiatan ini mengatakan, bahwa seni macapat atau puisi tradisional Jawa merupakan salah satu bagian dari kebudayaan Indonesia yang sudah mulai terlupakan oleh anak muda jaman sekarang. Melalui kegiatan ini, penyelenggara ingin mensosialisasikan seni macapat sebagai salah satu bagian dari budaya Indonesia kepada para generasi muda
“Melalui kegiatan ini kami ingin para generasi muda yang ikut serta dapat lebih mengenal seni macapat sebagai salah satu budaya bangsa Indonesia, dan semoga kegiatan ini dapat menumbuhkan kesadaran serta kecintaan mereka terhadap budayanya. Dengan tumbuhnya rasa cinta terhadap budaya maka akan timbul kesadaran untuk ikut serta memelihara dan melestarikan kebudayaan bangsa,” imbuh Gideon.
Acara ini merupakan bagian dari mata kuliah Manajemen Pertunjukan. Dimana sebagai tugas akhirnya, dalam sebuah kelompok mahasiswa diminta untuk merencanakan dan menyelenggarakan sebuah pertunjukan.
Pembantu Rektor IV UKSW, Dra. Martha Nandari S. Handoko, MA yang turut hadir pada kegiatan ini sebagai wakil pimpinan UKSW memberikan apresiasi yang sangat besar kepada para mahasiswa FISKOM atas diselenggarakannya kegiatan ini.
“Penting bagi kita untuk melestarikan budaya kita sendiri, kegiatan ini mengingatkan kita untuk melestarikan budaya-budaya lokal di tengah-tengah perkembangan global,” tutur Martha Nandari dalam sambutannya.
Aksi Teatrikal
Kegiatan ini diisi oleh penampilan dari mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dan siswa-siswi dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 8 Salatiga yang tergabung dalam ekstra kurikuler karawitan.
Dua buah lagu atau tembang macapat dengan diiringi alunan gamelan yang seluruhnya dimainkan oleh siswa-siswi SMP Negeri 8 Salatiga menjadi pembuka pagelaran ini. Setelah dibuka oleh penampilan siswa-siswi SMP Negeri 8 Salatiga, seorang perempuan dengan suara merdu melantunkan sebuah tembang macapat sambil berjalan pelan memasuki panggung.
Selanjutnya munculah enam orang penari yang keluar dari belakang panggung. Para penari ini bergerak mengikuti alunan-alunan tembang macapat yang dilantukan oleh seorang perempuan. . Tarian-tarian inilah bentuk teatrikal dari tembang macapat yang dinyanyikan. Gerakan-gerakan dalam tarian yang ditampilkan menggambarkan makna dari kalimat-kalimat puisi macapat tersebut.
Perempuan pelantun tembang macapat dan enam orang penari ini merupakan mahasiswa ISI Surakarta. Sebanyak enam tembang macapat dilantunkan dan diterikalkan oleh mahasiswa ISI Surakarta. Tembang-tembang macapat yang ditampilkan berisi tentang perjalanan kehidupan seorang manusia, mulai dari lahir, tumbuh dewasa, mengalami kisah percintaan sampai pada kembali ke sang pencipta.
Setelah penampilan dari para mahasiswa ISI Surakarta, dua buah tembang macapat dari siswa-siswi SMP Negeri 8 Salatiga menjadi sajian penutup dari kegiatan ini.
Selain dihadiri oleh civitas akademika UKSW, kegiatan ini dihadiri pula oleh anggota DPRD Jawa Tengah Drs. Giri Dahono, B.A., M.Si., Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Salatiga, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kota Salatiga, Paguyuban Seni Permadani, Persatuan Perdalangan Indonesia (PEPADI) Salatiga, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Salatiga, dan beberapa tamu undangan dari Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas sederajat di Salatiga. (dan/upk_bphl/foto:dan).
0 komentar:
Posting Komentar