Seperti kelompok etnis lainnya di tanah air, masyarakat
Ternate juga pernah berada pada fase ‘kerajaan’. Ketika struktur sosial
masyarakat dipengaruhi secara kuat oleh faktor genalogi atau garis
keturunan. Dahulu, struktur sosial di Ternate, setidaknya terbagi ke
dalam tiga golongan, yakni; “Jou”, “Dano”, dan “Bala”. Hari ini, meski
penggolongan sejenis itu semakin lesap, namun semangat
superioritas-inferioritas berbasis garis keturunan ini masih terasa.
Penjabaran dari ketiga golongan di atas adalah sebagai berikut:
Selain pembagian struktur sosial di atas, masyarakat Ternate juga mengenal konsep kekerabatan besar. Membagi warga Ternate ke dalam 4 kelompok kekerabatan berdasarkan wilayah. Kelompok-kelompok tersebut adalah:
Sumber Rujukan:
Doa, Busranto Latif. 2008. Stratifikasi Sosial Masyarakat Adat di Ternate.
(http://www.busranto.blogspot.com/2009/10/sekilas-tentang-cakalele-hasa-salai-jin.html, diakses pada 31 Desember, 2012, 09.47 WIB)
Mayasari, Afrilia. 2011. Distribusi Kekuasaan Politik pada Etnis Tradisional Ternate.
(http://affrealyaams.blogspot.com/2011/10/kontribusi-politik-pada-etnis.html, diakses pada 31 Desember, 2012, 09.44 WIB)
__________. 2012. Suku Ternate.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Ternate, diakses pada 31 Desember, 2012, 09.44 WIB)
Penjabaran dari ketiga golongan di atas adalah sebagai berikut:
- Jou, merupakan sebutan untuk golongan istana. Terdiri dari sultan dan keluarganya, sampai tiga turunan satu garis lurus langsung. Sebutan bagi seorang pemangku golongan ini, adalah Jou Kolano (Yang Mulia Sultan). Sedangkan sebutan untuk permaisuri Sultan adalah Jo-Boki, (singkatan dari kata Jou ma-Boki). Sementara sebutan untuk anak putra Sultan adalah Kaicili Putra, dan Boki Putri (Putri Sultan).
- Dano, merupakan sebutan untuk golongan keluarga cucu sultan. Serta anak-anak yang dilahirkan dari putri sultan dengan orang dari luar lingkungan istana atau dari kalangan masyarakat biasa. Golongan ini juga termasuk keturunan dari kakak maupun adik kandung Sultan.
- Sementara Bala, atau terkadang disebut Bala Kusu se-Kano-Kano, adalah mereka yang berada di luar kedua golongan di atas, alias rakyat biasa.
Selain pembagian struktur sosial di atas, masyarakat Ternate juga mengenal konsep kekerabatan besar. Membagi warga Ternate ke dalam 4 kelompok kekerabatan berdasarkan wilayah. Kelompok-kelompok tersebut adalah:
- Soa Sio, yakni komunitas atau kelompok kekerabatan besar yang terbagi lagi dalam beberapa soa/marga. Soa Sio terdiri dari 9 kelompok soa/marga yang berada di wilayah pusat kesultanan.
- Sangaji, yakni komunitas atau kelompok kekerabatan pada beberapa distrik di negeri seberang/di luar pulau Ternate.
- Heku, yakni komunitas atau kelompok kekerabatan masyarakat Ternate yang wilayahnya mulai dari Ake Santosa (sekarang Kelurahan Salero) ke arah Utara, hingga ke pulau Hiri, termasuk Halmahera).
- Cim, yakni kelompok kekerabatan atau komunitas masyarakat Ternate yang wilayahnya dari Ake Santosa ke Salatan, hingga mencapai batas desa Kalumata.
Sumber Rujukan:
Doa, Busranto Latif. 2008. Stratifikasi Sosial Masyarakat Adat di Ternate.
(http://www.busranto.blogspot.com/2009/10/sekilas-tentang-cakalele-hasa-salai-jin.html, diakses pada 31 Desember, 2012, 09.47 WIB)
Mayasari, Afrilia. 2011. Distribusi Kekuasaan Politik pada Etnis Tradisional Ternate.
(http://affrealyaams.blogspot.com/2011/10/kontribusi-politik-pada-etnis.html, diakses pada 31 Desember, 2012, 09.44 WIB)
__________. 2012. Suku Ternate.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Ternate, diakses pada 31 Desember, 2012, 09.44 WIB)
0 komentar:
Posting Komentar